Darwis sangat terkoyak hatinya, rasa bersalah dan sakit hatinya terbentang dalam hatinya, tanpa sadar Darwis menitikan air matanya, lalu Dengan gontai Darwis berjalan keluar dari klinik Bidan Hana, karena pencariannya sia- sia, lalu Ia melihat jam di tangannya yang menunjukkan hampir jam dua belas malam, lalu Ia putuskan untuk pergi kerumah Salsa, pasti Ia ada disana begitu pikirnya.
Tak menunggu lama Darwis langsung memacu mobilnya dengan kencang, menuju ke rumah Salsa, dan tak lama Ia memacu mobilnya akhirnya tiba juga, disaat Ia melihat rumah Salsa hanya tampak lampu luarnya saja yang menyala, sedangkan lampu yang lain semuanya mati,
"Apa mungkin disini pun tidak ada, ya!" begitu dalam benaknya,
Dengan rasa penasaran akhirnya Darwis pun turun untuk memeriksanya, Alangkah sedihnya Darwis ternyata rumah itu memang kosong, Darwis pun diam untuk berpikir,
"Kemana perginya mereka semua?" tanya Darwis dalam hati,
Disaat dia hendak pergi, Ia melihat tiga orang peronda menghampirinya, dan bertanya,
"Maaf, Bapak lagi apa disitu? Ini sudah tengah malam, Pak!" tanya Pak RT pada Darwis memperingatkan,
"Saya minta maaf sekali, Saya ingin bertemu Ibu Juariah tapi gak ada, Ada yang tahu dia kemana?" tanya Darwis pada mereka bertiga ingin tahu,
"Sebelum Kami jawab, Kamu siapanya Ibu Juariah?" tanya Pak RT pada Darwis merasa curiga,
"Saya Darwis, Pak! Saudaranya Ibu Juariah Ibunya Salsa," jawab Darwis pada Mereka sedikit berbohong,
"Dari pagi Ibu Juariah pergi mencari anaknya Salsa dan sampai sekarang dia belum pulang, mungkin ketemu dengan anaknya Salsa, hanya itu yang Kami tahu," ucap Pak RT pada Darwis menerangkan,
"Kalau begitu terima kasih banyak atas informasinya, Saya pamit dulu!" jawab Darwis pada mereka langsung pergi berjalan pulang.
Sambil berjalan pikirannya terus berpikir tentang keberadaan Salsa,
"Apa mungkin Salsa dirujuk kerumah sakit, Ya!" tanya Darwis dalam pikirannya.
Karena waktu sudah sangat malam, Darwis pun memutuskan pencariannya dilanjut besok, dan akhirnya Darwis pun kembali untuk pulang.
Tok! Tok! Tok!, suara pintu terdengar diketuk orang, dengan malasnya Darwis pun bergegas berjalan menuju pintu,
"Assalamualaikum," ucap Salam orang diluar,
Disaat pintu di bukanya sambil menjawab salamnya,
"Waalaikum salam," jawab Darwis lalu membuka pintunya,
Tampak Mama Suci sudah berdiri di depan pintu dengan wajah ditekuk menahan kesal,
"Eh, Mama dengan siapa?" tanya Darwis pada Mamanya Suci penasaran,
"Sendiri, lama amat buka pintunya, Pasti masih tidur hingga siang begini," jawab Mama Suci pada Anaknya Darwis dengan kesalnya,
Darwis hanya diam mendengar Mamanya menggerutuinya,
"Jangan ngomel- ngomel Mama, nanti cepat tua," ucap Darwis pada Mama Suci merayunya,
"Sudah sana mandi dulu, bau!" ucap Mama Suci pada Darwis menyuruhnya,
"Memang Mama mau apalagi kemari?" tanya Darwis pada Mama Suci Mamanya,
"Sana mandi dulu, nanti Mama mau bicara dengan Kamu, cepat!" jawab Mama Suci pada anaknya Darwis sambil membentak,
Mendengar Mamanya membentak Darwis pun segera pergi untuk mandi, dan tak beberapa lama Darwis pun menghampiri Mamanya,
"Mau bicara apa sih, Ma?" tanya Darwis pada Mamanya Suci penasaran,
"Mama kemari karena rasa penasaran Mama pada Kamu, pasti sedang menyembunyikan sesuatu, dari sikapmu tempo hari Mama merasa curiga, Apa yang Kamu sembunyikan dari Mama, Ayo ceritakan pada Mama!" ucap Mama Suci pada Darwis anaknya dengan rasa penasarannya,
"Ada apa sih, Ma? Darwis jadi bingung," jawab Darwis pada Mamanya Suci mengelak,
Darwis terus diam tak bicara, membuat Mamanya menjadi tambah percaya ada yang disembunyikan anaknya,
"Kok, bengong begitu, Ayo ceritakan pada Mama!" ucap Mama Suci pada Darwis dengan rasa ingin tahunya yang besar,
"Gak ada apa- apa, Ma!" jawab Darwis pada Mamanya lagi,
"Mama tahu watakmu dari kecil, pasti ada yang kamu sembunyikan," ucap Mama Suci pada anaknya Darwis dengan terus memaksa,
Lagi- lagi Darwis diam tak bicara, Ia menahan sedihnya dalam hatinya,
"Kalau soal perjodohan Mama maklum Kamu menolak, tapi dibalik alasamu Mama ingin tahu?" ucap Mama Suci pada Darwis yang semakin mendesaknya,
"Alasan Apa, Ma?" jawab Darwis pada Mamanya Suci terus mengelak,
"Kamu menolak karena sudah punya pilihan, Mama bisa baca dari caramu menjawab," ucap Mama Suci lagi pada Anaknya Darwis dengan kesalnya,
Karena Mamanya terus menerus mendesaknya, dengan tak terduga Darwispun menangis lalu bersimpuh di pangkuan Mamanya,
"Ada apa, Nak! Coba Kamu ceritakan pada Mama, supaya Mama bisa membantu," ucap Mama Suci pada Anaknya Darwis ingin tahu,
Sejenak Darwis diam, hanya menangis dengan perasaan ikut sedih lalu Mamanya merangkulnya,
"Mau bagaimanapun Kamu adalah Anak Mama, mau salah atau benar Kamu tetap Anak Mama, sudah jangan sedih begitu, ceritakanlah! Mama pasti akan bantu." ucap Mama Suci pada Darwis Anaknya dengan perasaan haru,
"Benar Mama tak akan marah? Walaupun menyakitkan Mama setelah mendengarnya?" tanya Darwis pada Mamanya Suci menegaskan,
Mama Suci hanya menganggukan kepalanya,
Dan akhirnya Darwispun dengan berat hati, menceritakan tentang aibnya pada Mamanya,
Alangkah kecewanya Mamanya setelah anaknya menceritakan semua aibnya padanya, hatinya hancur, jantungnya terasa mau copot dan kepalanya serasa hancur mendengar cerita itu, dengan marahnya Mama Suci pun berkata dengan keras karena emosi,
"Jadi Kamu gagahi wanita malang itu disaat Dia sedang tak berdaya pingsan dan sedang mengandung?" bentak Mamanya Suci pada Darwis dengan amarahnya yang tinggi,
"Iya, Ma! Aku adalah orang yang biadab, Orang malang dan tak berdaya Aku gagahi dengan tanpa ampun, dan lagi Dia dalam posisi hamil yang sedang berjuang untuk pertanggung jawaban hamilnya pada pria yang telah menghamilinya," jawab Darwis pada Mamanya dengan menangis hingga menyayat hati,
"Ibu sangat kecewa padamu, kelakuan rendah dan bejat begitu bisa kamu lakukan seenaknya, dasar brengsek. Itu lebih rendah dari prilaku binatang, wanita sedang tak berdaya kamu perkosa. Ini memalukan, kalau tahu Papamu pasti Kamu akan hancur, dasar bejat!" ucap Mama Suci sambil menangis pada Darwis anaknya lagi,
"Lalu sekarang bagaimana kamu untuk mempertanggung jawabkan prilakumu yang bejat itu?" tanya Mama Suci pada Darwis dengan kerasnya membentak,
Darwis menunduk tak berani melihat wajah Mamanya yang sedang Amarahnya meninggi karena mempunyai Anak yang tak bermoral,
"Darwis sampai pagi mencari Dia di klinik tapi sudah tidak ada, lalu Darwis pergi kerumahnya pun tidak ada, dan rencananya sekarang akan mencari ke rumah sakit takut dirujuk dari Bidan kerumah sakit, Darwis harus menikahi Dia, Ma! Dan menjadi Ayah dari anak yang dikandungnya, sebagai rasa maaf dan tanggung jawab Darwis atas Aib yang Darwis buat." jawab Darwis pada Mamanya Suci dengan seluruh perasaanya,
Mama Suci hanya diam, hatinya terkoyak, jiwanya tercabik- cabik karena ulah rendah Anaknya dan Dia menangis pilu,
"Kita harus temukan Wanita malang itu, Mama akan menemanimu atas Salah Mama mungkin dalam mendidikmu, sehingga Kamu bisa melakukan hal serendah itu." ucap Mama Suci pada Anaknya Darwis sambil terus menangis.
Mendengar ucapan Mamanya Darwis oun bangkit dan memeluk Mamanya,
"Maafkan Darwis. Ma! Darwis butuh Mama!" ucap Darwis pada Mamanya Suci dengan ungkapan dari relung sanubarinya.
"Maafkan Aku, Mama! Itu semua Darwis lakukan karena Darwis mabuk tanpa sadar." ucap Darwis pada Mamanya Suci dengan pilunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments