Sambil menunggu, dan dalam kesendiriannya, Ibu Juariah teringat akan masa lalunya yang memang tidak mengenaskan, Dia teringat akan sosok yang telah mengisi dalam relung hatinya,
"Andai Mas Sebastio masih ada disampingku, tentulah Aku tak akan berjuang sendiri untuk masalah ini." Begitu ingatan Ibu Juariah dalam pikirannya,
"Bila saat ini Dia berada disisiku rasa takut dan bimbang mungkin tak akan hinggap dalam diriku, karena rasa itu tak akan berani mendekat, sebab Aku bisa menghadapinya berdua." Ucapnya lagi dalam hatinya.
Begitu pikiran yang berkecamuk dalam benaknya, dengan tak henti mondar- mandir dengan gelisahnya sambil matanya tak henti mengawasi pintu ruang pasien dimana Salsa terbaring.
Dulu Ibu Juariah adalah Istri dari Bapak Sebastio sang pengusaha kaya yang mempunyai perusahaan sendiri, saat Salsa empat tahun mereka bercerai, perceraian itu diakibatkan oleh ulah Ibu Juariah sendiri yang dalam kemewahannya sering pesta dan hura- hura bersama teman- temannya, sehingga Ia terperosok dalam lembah penyuka daun muda, sehingga Pak Sebastio memergoki Ia dengan pria mudanya sedang berduaan, hingga akhirnya Pak Sebastio menceraikannya.
Terbius oleh lamunan masa lalunya, dengan rasa kagetnya terdengar pintu ruang bidan terbuka, dan Bidan Hana memanggilnya,
"Maaf, Bu! Boleh saya bicara?" ucap Bidan Hana pada Ibu Juariah dengan senyumnya,
"Oh, boleh!" jawab Ibu Juariah pada Bidan Hana sambil menghampiri dan duduk didepannya,
Dan tak lama Bidan Hana pun bicara tentang keadaan dan penyakit yang diderita oleh Salsa,
"Tadi Anak Ibu siuman dari pengaruh obat tidurnya, setelah Saya periksa Alhamdulillah hasilnya membaik, tidak ada hal yang mesti dikhawatirkan, hanya perlu tenang dan Istirahat yang cukup," ucap Bidan Hana pada Ibu Juariah dengan sepenuh hatinya,
"Alhamdulillah, tidak terjadi apa-apa terhadap Salsa," jawab Ibu Juariah pada Bidan Hana merasa lega,
"Sekarang juga bisa Ibu bawa pulang, tapi jaga pikirannya jangan sampai stress, dan keadaan janinnya pun sehat, nanti beri obat secara teratur, jikalau ada apa- apa hubungi kami, dan setelah tiga hari Ibu kesini lagi untuk di cek kembali." ucap Bidan Hana lagi pada Ibu Juariah menerangkan.
"Baik, Bu! Kalau begitu Saya akan segera bersiap- siap." jawab Ibu Juariah pada Bidan Hana dengan rasa bahagia.
Lalu Ibu Juariah menghampiri Anaknya yang sedang terbaring dengan matanya memandang Ibunya datang
"Ibu bagaimana? Apakah Aku boleh pulang?" tanya Salsa pada Ibunya Juariah ingin segera tahu,
Ibu Juariah hanya mengangguk, sambil memebereskan barang- barangnya untuk segera pulang,
"Kita bisa pulang sekarang, tapi ingat Kamu jangan banyak pikiran lagi, kasian calon Anakmu nanti Dia bisa stress." ucap Ibu Juariah pada Anaknya Salsa menegaskan.
"Baik, Bu!" jawab Salsa pada Ibunya merasa senang.
Sebelum pulang Ia segera membereskan masalah administrasi dengan pikiran yang berlalu- lalang di otaknya membuat Ia sedikit tak fokus, lalu menabrak seseorang yang berada di sampingnya,
"Brukk! Maaf- maaf, Pak!" ucap Ibu Juariah pada pria itu yang kakinya Ia tabrak,
"Kalau jalan hati- hati, pake matanya!" jawab pria itu pada Ibu Juariah dengan sedikt menahan emosinya.
Ibu Juariah menunduk malu, dengan cepat- cepat Ia meninggalkan tempat itu, dan tak lama Ia pun menghampiri Salsa,
"Ayo, Salsa Kita pulang." ucap Ibu Juariah pada Salsa sambil menuntun Anaknya.
Lalu mereka berjalan keluar klinik untuk segera pulang, dan pertanyaan di otak Ibu Juariah datang,
"Bagaimana jika Darwis kemari? Pasti Dia akan merasa kecewa melihat Salsa tidak ada disini." tanya Ibu Juariah dalam otaknya,
"Darwis kan tidak ada hubungan apa- apa, lagian Aku merasa malu untuk menyusahkannya lagi, biarlah!" Ucap Ibu Juariah pada dirinya sendiri.
Merasa heran melihat ibu terdiam, Salsa pun bertanya,
"Ibu kenapa sih dari tadi kelihatannya kok banyak mikir gitu?" tanya Salsa pada Ibu Juariah dengan rasa penasaran,
"Ibu memikirkan Darwis. Takut Ia kemari." jawab Ibu Juariah pada Salsa menerangkan,
"Sudah biarin saja si Bedebah itu, gak usak kita pikirin." ucap Salsa pada Ibu Juariah menegaskan.
Mendengar ucapan Salsa yang seolah tidak senang pada Darwis, Ibu Juariah menjadi sangat tidak mengerti, Kok kemarin- kemarin kelihatannya dekat, lalu Ibu pun bertanya dengan bingungnya,
"Memang ada apa dengan Darwis. Nak?" ucap Ibu Juariah pada Salsa ingin tahu,
"Aku berusaha baik semata- mata ingin merasa janinku aman dan terjaga," jawab Salsa pada Ibunya Juariah pula,
"Tapi Ia sangat baik dan mengkhawatirkanmu," ucap Ibu Juariah pada Salsa dengan terheran- heran,
"Iya itu lantaran rasa salahnya yang sangat besar yang membuatnya berubah, mungkin takut!" jawab Salsa pada Ibu Juariah dengan sensinya,
"Maksudnya?" tanya Ibu Juariah lagi pada Salsa ingin segera tahu,
Lalu Salsa pun menceritakan kisah yang dialaminya dengan Darwis pada Ibu Juariah dengan rasa sepenuh hati, sampai tragedi Ia digagahi Darwis tanpa ampun.
"Nah, begitu ceritanya," ucap Salsa pada Ibu Juariah dengan rasa harunya,
"Oh.. begitu, Biadab sekali Dia!" jawab Ibu Juariah pada Salsa dengan emosi di otaknya,
"Tapi dari perhatian yang Ia berikan sewaktu disana dan sampai kemari, Salsa pun tidak mengerti, seolah Dia benar merasa sadar, Tapi terlihat Dia menyukai Salsa. Bu!" ucap Salsa pada Ibunya Juariah pula,
"Sudahlah, Ibu sudah tak kuat mendengarnya, Ibu merasa muak terhadapnya, tapi kenapa kamu tidak cerita pada Ibu?" tanya Ibu Juariah pada Salsa merasa jengkel,
"Aku tak mau menambah beban masalah lagi pada Ibu, jadi Ibu tak punya beban moral pada Darwis, dan sikap Darwis tidak canggung pada kita, karena Salsa memanfaatkan Darwis untuk keperluan membantu Salsa," jawab Salsa pada Ibunya memberi tahu,
"Maksudnya, Kamu memanfaatkannya? Sebelum kamu bisa pergi jauh darinya?" ucap Ibu Juariah pada Salsa dengan penasaran.
Salsa terus bicara pada Ibunya, sampai- sampai Ibu Juariah lupa untuk mencari mobil untuk pulang,
"Bu, Kita naik apa pulangnya?" tanya Salsa pada Ibu Juariah ingin segera tahu,
"Sebentar kita pesan taksi online dulu, atau menelpon Anwar untuk menjemput kemari." jawab Ibu Juariah pada Salsa lagi,
"Tapi sebaiknya kita jangan tinggal di rumah kita dulu, menjauh dari Darwis," ucap Ibu Juariah pada Salsa memberi tahu,
"Lalu kita kemana, Bu?" tanya Salsa pada Ibu Juariah dengan penasaran,
"Kita bisa pindah kerumah yang ditempati Anwar, Dia kemarin telpon mau pindah, katanya barangnya sedikit- sedikit telah Ia bawa pindah, tinggal menunggu keputusan dari Ibu," jawab Ibu Juariah pada Salsa menjelaskan,
Lalu Ibu Juariah menelpon Anwar Adiknya untuk menjemputnya,
Anwar adalah adik kandung Ibu Juariah, Ia menempati rumah Ibu Juariah warisan dari suaminya, sudah lima tahun Anwar tinggal disitu, dan sekarang karena rajin menabung Anwar pun hendak pindah ke rumah yang baru,
Kring Kring Kring, hp berbunyi,
"Halo, Mbak!" ucap Anwar pada Ibu juariah kakaknya
"Ini mbak, mau minta dijemput di klinik Bidan Hana seberang perempatan lampu merah arah pasar baru, tahukan kamu?" jawab Ibu Juariah pada Anwar Memohon,
"Iya, Aku tahu, Aku berangkat sekarang!" ucap Anwar pada Ibu Juariah Kakaknya lagi
merekapun berdua menunggu Anwar datang untuk menjemputnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 214 Episodes
Comments