Siang itu Ibu Juariah sedang marah dengan anaknya Salsa,
"Keras kepala juga Anak itu, dibilang sebentar malah pergi sendiri, keterlaluan memang lagi hamil besar begitu malah berangkat sendiri kepasar, gak tahu dikasihani." begitu ucapnya dalam dirinya.
Setelah semua selesai membereskan rumahnya, akhirnya Ibu Juariah beristirahat di dipan panjang teras depan, dalam otaknya tak henti- hentinya mengkhawatrikan anaknya Salsa, dalam ke khawatirannya itu, Ibu Juariah teringat saat- saat Suaminya Sebastio masih menjadi Suaminya,
"Bu, tadi pagi seseorang datang kemari, bilangnya mau ketemu dengan Ibu, katanya ada perlu!" ucap Pak Sebastio pada Istrinya Juariah memberitahu,
"Siapa?" tanya Ibu Juariah pada Suaminya Sebastio dengan rasa penasaran,
"Katanya namanya Saepul!" jawab Pak Sebastio pada Istrinya Juariah,
"Oh Saepul, Ibu ingat sekarang, Dia Ibu suruh untuk memperbaiki jam Ibu yang rusak," ucap Ibu Juariah pada Suaminya berbohong,
"Perbaiki jam, jam yang mana, Bu?" tanya Pak Sebastio pada Istrinya Juariah sedikit bingung,
"Jam yang sering Ibu pakai, Pak!" jawab Ibu Juariah pada Suaminya Sebastio mengelak,
"Kenapa gak ke tempat reparasi langganan kita, Bu?" tanya Pak Sebastio lagi pada Istrinya merasa penasaran,
"Ibu kepalang sudah janji pada anak itu, kasihan!" jawab Ibu Juariah pula pada Suaminya Sebastio terus dengan alasannya.
Tak lama Suaminya segera berangkat untuk bekerja, sedangkan Ibu Juariah merasa kaget takut bohongnya ketahuan, karena Saepul itu adalah anak muda yang sedang ingin dimangsa Ibu Juariah, dengan berkilah bohong akhirnya Suaminya percaya juga.
Setelah berpikir lalu Ibu Juariah mengambil Hpnya, dan Ia pun langsung menelpon,
Kring! Kring! Kring!, begitu suara telpon terdengar, dan tak lama sesorang mengangkatnya,
"Halo, Tante?" ucap lelaki itu pada Ibu Juariah yang berada nun disana,
"Pagi tadi Kamu kerumah tante bukan?" tanya Ibu Juariah pada lelaki itu ingin tahu,
"Iya, Tan! Tapi Tantenya gak ada," jawab Lelaki itu pada Ibu Juariah lagi,
"Sudah sekarang kemari, jangan lama tante tunggu!" ucap Ibu Juariah pada lelaki muda itu sambil menutup telponnya.
Tak lama berselang lelaki muda itupun datang juga,
"Assalamualaikum," ucap lelaki muda itu memberi salam,
"Waalaikum Salam," Jawab Ibu Juariah pada lelaki muda itu yang langsung menghampirinya.
Ibu Juariah menarik lelaki muda itu memasuki rumahnya, dan langsung merekapun duduk,
"Maaf kemaren Tante pergi ke luar kota," ucap Ibu Juariah pada Lelaki muda itu berbohong,
"Gak apa- apa, Tan!" jawab lelaki muda itu pada Ibu Juariah.
Lelaki muda itu ternyata kenalan Ibu Juariah saat bertemu di Mall, Ia bernama Amir pelajar SMA yang sengaja lagi nongkrong sebelum bertemu Ibu Juariah, Alih- alih menawarkan Amir untuk di rekomendasikan menjadi cover boy majalah, dengan tertipu Amir pun mau datang kerumahnya dengan harapan di pikirannya menjadi cover boy majalah remaja.
"Kapan kita ke redaksinya, Tante?" tanya Amir pada Ibu Juariah ingin tahu,
"Sebentar dulu, sebelum pergi kesana ada syarat yang wajib di penuhi calon cover boy, dan kebetulan Tante orangnya yang menjadi pihak redaksi untuk mengujinya." ucap Ibu Juariah pada Amir memasang perangkap,
"Apa itu, Tante?" Tanya Amir pada Ibu Juariah penasaran,
"Cek full body, itu terserah mau disini lebih bagus, tapi kalau disana harus antri dulu karena banyak yang melamar," ucap Ibu Juariah pada Amir memasang perangkap lebih dalam,
Akhirnya Amirpun menurut, seperti Sapi ditarik yang punyanya, Amir disuruhnya membuka pakaiannya, hingga tak ada yang menutupi sehelai benangpun, dan dengan perangkap jitu Ibu Juariahpun langsung dengan tenang beraksi,
Ia berlaga penguji, Ia meraba dengan tangannya, dari atas hingga bawah tubuh Amir, rasa malu Amir timbul, tapi rangsangan Ibu Juariah semakin dasyat, Ia kecup sejengkal demi sejengkal tubuh Amir yang membuat geli bercampur nikmat di otak Amir, Meraba paha hingga lutut dan mengecup mesra dada Amir.
Dengan tipu daya Amir mulai merasakan sensasi indah karena birahinya muncul, Ia terlentang sebagai ujian terakhir ucap Ibu Juariah, sambil terlentang pula mata Amir ditutup dengan kain, Kakinya direntangkan dan terlihat pusaka Amir menunjuk keatas, lalu segera Ibu Juariah mengangkangi tubuh Amir di sekitar pinggang, setelah Ibu Juariah merasa tepat sasarannya, langsung menekan pinggulnya dengan keras kebawah dan akhirnya,
Slepp!!, Bless!!, pusaka Amir masuk terperosok kedalam jepitan goa berlipat, terdengar Amir teriak, Ahhh Ahhh!, lalu Ibu Juariah menghela kudanya dengan cepat, terus dengan lebih cepat tanpa ampun keatas dan kebawah, dan akhirnya terasa lahar panas keluar tertumpah dalam sesuatu yang paling utama menyiram hangat dinding penuh rasa hingga, Byurrr! Byurr! Byurr!, Mengalir pada tempatnya seiring Amir berteriak keras, meregang bak harimau lapar menerkam lalu mendesis dibarengi erangan nikmat dan teriak keras Ibu Juariah yang kelojotan laksana cacing kepanasan mengejang, lalu terjatuh.
Saking asiknya melamun masa- masa Ibu Juariah sebagai penikmat daun muda, Ia terkaget saat anaknya Sudah berdiri membangunkannya memanggil- manggil dengan keras,
"Ibu- Ibu, tadi di jalan Salsa bertemu Ibunya Darwis!" ucap Salsa pada Ibunya Juariah dengan tergopoh- gopoh,
"Jangan bohong, Kamu!" jawab Ibu Juariah pada Salsa menegaskan,
"Sumpah Salsa gak bohong, Bu!" ucap Salsa lagi pada Ibunya Juariah,
"Mau apa mereka kemari?" tanya Ibu Juariah pada Salsa merasa penasaran,
Lalu Salsapun menceritakan pertemuannya dengan orang tua Darwis pada Ibunya,
"Jangan khawatir, Bu! Salsa tidak mengaku kenal dengan Darwis, malah nama saja Salsa gak mau bilang." ucap Salsa pada Ibu Juariah memberi tahu,
"Dia diusir Ayahnya? Jangan- jangan Ia menolak dijodohkan lalu memilih pergi dari rumahnya, mungkin juga merasa cinta sama Kamu, Salsa!" jawab Ibu Juariah pada Salsa memberi masukan,
"Gak mungkin, Bu! Lagian kita sudah lama meninggalkan Darwis " jawab Salsa pada Ibu Juariah meyakinkan,
"Ibu melihat sorot matanya dulu, memancarkan rasa sukanya terhadapmu yang sangat besar. Mungkin dulu Diapun mencari Kita, bisa jadi kan?" ucap Ibu Juariah pada Anaknya menegaskan,
Dalam hati Ibu Juariah merasa Darwis adalah pria yang baik, tapi sayang prilakunya terhadap Salsa saat digagahi menjadi tertutup oleh rasa benci kepadanya,
"Memang sosok Darwis pas dengan Salsa dari wataknya, satu mengalah satu gak mau kalah, tapi...," ucap Ibu Juariah pada dirinya.
Ibu Juariah sangat mengkhawatirkan Salsa, Karena hamilnya mendekati hari- hari bulannya, dimana saat itu, sosok Suami dan Ayah ada mendampinginya.
"Ibu merasa khawatir juga dengan Darwis, mungkin rasa bersalah terhadapmu Ia berubah, Ibu ingat Saat di bidan dulu, Ia mendapat telpon dari Ayahnya untuk pulang, Ia berkeras gak mau, tapi setelah ibu menasihatinya dengan rasa berat akhirnya Ia menurut juga pergi, terlihat wajahnya sedih meninggalkanmu, begitu mungkin Dia sekarang butuh orang yang senantiasa mendampinginya dalam kesusahannya." ucap Ibu Juariah pada Salsa mengkhawatirkannya,
"Sifat orang perlu lama untuk berubah, Bu!" jawab Salsa pada Ibunya Juariah lagi,
"Apakah Kamu punya rasa cinta pada Darwis Salsa?" tanya Ibu Juariah pada Anaknya Salsa Ingin tahu,
Salsa tidak menjawabnya, pandangannya kedepan dan hatinya menembus ruang- ruang dendam dan semua kesalahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 214 Episodes
Comments