Niat menolong ternyata melolong

Pada malam itu terlihat orang berkerumun disekitar taman kota,

"Ada apa, Pak?" tanya seorang tukang ojek pada pria yang Ia temui,

"Ada seorang wanita tergeletak, tapi kelihatannya belu mati," ucap pria itu pada tukang ojek memberi tahu,

Lalu tukang ojek itupun berjalan untuk melihatnya, kerumunan orang semakin banyak terlihat untuk melihat,

"Bagaimana ini?" ucap seseorang pada yang lainnya merasa kasihan,

"Jangan! Jangan disentuh dulu, biar pihak berwajib yang mengurusnya," ucap yang lainnya pada mereka memberi tahu,

"Takutnya kasus pembunuhan, nanti kita yang bolak- balik ke kantor polisi untuk menjadi saksi," ucap yang lainnya merasa khawatir,

Kerumunan orang- orang membuat jalanan macet, terhalang orang berlalu lalang untuk melihat gadis yang tergeletak di taman itu,

Lalu pengemudi mobil putih avanza terus mengomel pada supir mobil yang didepannya,

"Maju dong jangan menghalangi jalan mobilku," ucap pria itu pada supir didepannya,

"Itu terhalang oleh lalu lalang orang, gak tahu ada kejadian apa? Tapi semuanya berkerumun di sekitar taman, Pak!" jawab supir itu pada pria yang mengomelnya itu,

Setelah mendengar dari supir itu segera Ia berjalan menuju kerumunan orang untuk melihat ada apa sebenarnya.

Setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri, betapa kagetnya ternyata tergeletak seorang gadis, memakai kaos hitam bercelana jean biru dengan tangannya masih menggenggam hpnya, terlihat disekitar matanya tampak lebam,

"Sudah lapor polisi belum?" tanya orang itu pada orang yang berkerumun,

"Kayaknya, belum Pak!" jawab orang disebelahnya memberi tahu,

Terbersit di kepalanya untuk menolong karena kasihan, dan dengan memberanikan diri Ia menghampiri lalu mengangkat dan berkata,

"Tolong bantu Aku! Untuk menggotong gadis ini kedalam mobilku," ucap Pria itu pada mereka lagi,

"Hati- hati, Pak! Niat menolong malah menjadi masalah lagi." Ucap Ibu yang berbaju kuning pada pria itu mengingatkan,

"Sudahlah, jangan berpikir yang macam- macam kasihan dia kalau terlalu lama tergeletak disini, Ayo bantu Aku." ucap pria itu pada mereka,

Dan Akhirnya mau juga orang- orang itu membantunya setelah mendengar ucapannya,

Setelah gadis itu dibaringkan di kursi belakang, lalu orang itu masuk kedalam mobil dan langsung memacu mobilnya pergi dari situ, setelah beberapa saat memacu mobilnya, akhirnya sampai juga didepan rumah sakit, lalu mobilnya berhenti, Ia berkaca pada kaca spionnya untuk melihat wajahnya yang kusut, lalu di benaknya berpikir,

"Jika Aku bawa dia kerumah sakit, lalu siapa yang akan menunggunya, dan jika dokter mencium bau mulutku pasti mereka akan curiga terhadapku karena Aku masih terpengaruh minuman keras, walaupun Aku masih sadar," ucap pria itu dalam benaknya, tanpa pikir panjang Iapun tancap gas memacu mobilnya menuju rumahnya.

Memang rencana pria itu sebelumnya hendak minum bersama dengan kedua temannya, tapi setelah melihat gadis itu Ia memutuskan menolongnya, padahal Ia baru minum setengah gelas arak, tapi niat menolongnya masih ada,

"Aku bawa saja dia kerumah, paling juga sebentar lagi Ia siuman." begitu pikirnya.

Setibanya dirumahnya Ia langsung membaringkan gadis itu didalam kamarnya, lalu diapun terkulai dan duduk karena capeknya.

"Tapi Aku sudah berjanji pada Ferdi dan Sandi untuk menunggu, karena rencanaku malam ini mau minum bersama mereka." ucap pria itu dengan bimbangnya,

" Aku telpon sajalah pasti mereka mau untuk mengerti." ucap orang itu sambil mengambil hpnya, dan tak lama,

kring kring kring terdenga hp nya berbunyi,

"Halo, gimana jadi gak malam ini kita minum bersama?" ucap Ferdi pada pria itu menegaskan,

"Maaf bro, Aku harus lembur malam ini, mana keluar kota lagi!" jawab pria itu pada Ferdi memberi alasan,

"Ya, mau bilang gimana lagi, lain kali aja deh." ucap Ferdi pada pria itu seolah Ia kecewa,

"Makasih, kamu mau mengerti." ucap pria itu pada Ferdi sambil menutup telponnya.

"Tapi arak yang telah Aku beli, gak apalah Aku minum sendiri sebagai pengusir letihku," ucap pria itu pada dirinya sendiri,

Seteguk demi seteguk, segelas demi segelas dan tak terasa Ia menghabiskan semuanya tanpa sadar, Ia mulai di pengaruhi araknya sedikit fokusnya melenceng membiusnya kealam tak bertuan terbang dengan hayalnya.

Ia terus menatap gadis yang tergeletak didepannya, dan dengan pengaruh mabuknya sedikit- sedikit rasa hasratnya terus menjalar memasuki alam sadarnya, dan makin bertambah besar dan mencengkram dirinya tanpa bisa di kendalikan,

Lalu tanpa sadar karena birahinya, Ia tarik kaos yang melekat pada tubuh gadis itu, Lalu Ia robek celana jean yang di pakainya hingga kedalaman gadis itu Ia lucuti, hanya terlihat pemandangan aneh nan Indah yang bisa membius semua untuk melupakan kesulitan hidup dan tercium bau kenikmatan tak bertepi,

Dan tanpa tedeng aling- aling, Ia terus menyetubuhi gadis malang itu dengan birahinya, menghempaskannya agar bisa meraih nirwana indah untuk hasratnya, dan Ia dapatkan, sungguh sangat tragis gadis pingsan tak berdaya itu digagahi tanpa ampun, sampai akhirnya terdengar Ia berteriak sangat keras mencapai klimaknya, mengerang dan diam tak berdaya.

Didalam kamar Arjuna terlihat sangat gusar, Ia berjalan mondar- mandir sambil mulutnya tak henti menyalahkan dirinya atas kemalangan nasib kekasihnya,

"Mengapa semua chat Aku tidak dibalasnya? Dan mengapa pula telponKu tidak diangkatnya pula?" ucap Arjuna bertanya pada dirinya,

"Aku harus cari tahu tentang keadaannya, kasihan Salsa karena Aku hidupnya hancur." ucap Arjuna pada pikirannya sendiri.

Arjuna semenjak kejadian itu tidak bisa keluar, siang malam selalu diawasi hingga tak bisa untuk bergerak kecuali didalam rumah, dan rencana orang tuanya akan menjauhkan Arjuna dengan Salsa, mereka bermaksud untuk memindahkan Arjuna ke kota lain.

"Nak, nanti siang kamu berangkat naik pesawat pertama," ucap Pak Wijaya pada Arjuna memberi tahu,

"Nanti sesampainya disana, Pamanmu akan menjemput di bandara." ucap Pak Wijaya lagi pada anaknya Arjuna,

"Sudah jangan bersedih untuk wanita sial itu." ucap Ibu Widia pada Arjuna pula.

Tak beberapa lama Arjuna pun pergi menjauh dari Salsa dengan meninggalkan cintanya yang tulus untuk kekasihnya.

Dialam bawah sadar Salsa sedang berjalan pulang kerumahnya dengan tubuh kedinginan, lalu sedikit demi sedikit sadarnya menghampiri dan mata nya mulai terbuka dan sungguh Ia tak menduganya, tubuhnya tak sehelai benangpun yang menutupinya, dan tampak disebelahnys seorang lelaki sedang mendekapnya tertidur dengan mulut bau alkohol mungkin Ia sedang mabuk.

Ia mencampakkan lengan lelaki itu dengan keras dan Ia pun bangun karena takut, lalu Ia menangis menjadi- jadi,

"Kenapa kemalangan demi kemalang selalu menghampiri Aku, dan mengapa selalu masalahku terjadi tanpa ampun seolah Aku harus hancur," begitu ucap dalam mulutnya sambil menangis

Lalu dia mengambil kaos yang sudah robek dan yang lainnya yang sudah tidak layak lagi karena upaya lelaki itu untuk menggagahinya.

Melihat semua itu Salsa pun menangis semakin keras membuat lelaki itu terbangun, Ia menatap Salsa dengan Iba, dan tergores rasa penyesalan dalam dirinya, dia pun menghampiri

"Maafkan Aku! sungguh Aku tak kuasa menahannya, karena Aku mabuk," ucap orang itu pada Salsa menyesal,

"Kenapa tidak kau bunuh saja Aku, supaya aku tak merasakan sakit di hatiku ini dan tidak melihatmu, Aku salah Apa hingga kau tega melakukan itu padaku." ucap Salsa pada pria itu dengan rasa sakitnya yang mendera,

" Sungguh Aku tak berniat melakukan itu padamu, semalam Aku mabuk berat tak menyadarinya." ucap Pria itu pada Salsa menerangkan,

Salsa tidak menjawab hanya tangisnya yang semakin menjadi- jadi, mendengar Salsa menangis Pria itu gelagapan dibuatnya iba,

"Semalam Aku menemukan Kamu di taman kota, lalu Aku bawa niatnya mau kerumah sakit, tapi dalam otakku berpikir jika aku kerumah sakit dengan keadaan Aku lagi mabuk Aku takut, takut menjadi persoalan karena Aku mabuk, mungkin aparat tidak akan mempercayai kata- kataku karena Aku mabuk, makanya Aku bawa kamu kesini, entah setan dari mana Aku habiskan dua botol minuman sambil menungguimu, tapi setelah tadi terbangun keadaanya seperti ini." ucap pria itu pada Salsa sambil memberikan Ktp miliknya dan hpnya seraya berkata,

"Ini Ktp Aku, Kamu bisa melaporkan kelakuan Aku pada polisi, Aku akan mempertanggung jawabkan semuanya." ucap pria itu pada Salsa sambil menyerahkan hpnya,

Salsa lantas membaca ktpnya ternyata Darwis namanya, Dia berumur tiga tahun diatas Salsa,

"Cepat Kamu hubungi polisi, biar Aku merasakan hukuman atas perbuatan bejat terhadapmu," ucap Darwis pada Salsa sambil bersimpuh dihadapan Salsa,

"Sudahlah bangun jangan begitu, Aku berpikir mungkin ini Memang nasibku, tapi kamu harus janji mengantar Aku pulang, Aku kangen Ibuku." jawab Salsa pada Darwis sambil menarik tubuh Darwis untuk berdiri.

Terpopuler

Comments

Maulana Yusuf

Maulana Yusuf

Kemalangan menjadikan kita hebat

2023-05-21

0

lihat semua
Episodes
1 Asa tergenggam dan harga diri terbang
2 Kepastian yang hanya dari mulutnya
3 Hancur hidupku, hinaan yang terdalam
4 Niat menolong ternyata melolong
5 Maaf yang teramat sangat
6 Mencari keberadaan
7 Jelas adanya
8 Sakit terus menghantam
9 Gelisahnya Ibu
10 Salah berujung rasa cinta
11 Kejujuran yang menggemparkan
12 Ibuku yang liar
13 Wujudkan rencana
14 Sakitnya Yohana
15 Terguncang
16 Memberanguskan nama baik
17 Terlunta
18 Yang disimpan, ketahuan juga
19 Kebingungan
20 Kekhawatiran
21 Gelisah menunggu
22 Akhirnya Terlahir
23 Tersadar
24 Saling menunggu
25 Greget Perkawinan
26 Nestapa luka lama
27 Dua rasa bertemu
28 Celoteh Ibu
29 Cemberut penantian
30 Cemas pikiran
31 Lelah Kepusingan
32 Lamunan kala itu
33 Semerbak pencarian
34 Terbias nyata
35 Akhirnya Kenyataan
36 Kecewa
37 Rasa takut Mama
38 Menggenggam Angan
39 Dilarang Keras
40 Semilir luka berlari
41 Jeritan hati membahana
42 Dramatis perubahan
43 Ketololan beraksi
44 Depresi Cinta tabu
45 Kalap yang tak berujung
46 Depak Keprihatinan
47 Azab birahi
48 Rasa Berduka
49 Pergesaran nilai cinta
50 Gelisah melanda
51 Sepak terjang
52 Lembayung senja
53 Ingin kembali
54 Keinginan yang hilang
55 Teringat Kembali
56 Luapan hati
57 Keinginan dari Sebastio
58 Kandas harapan
59 Dirundung Kesedihan
60 Rasa Cemas melanda
61 Akhir kasabaran
62 Cerita Senja
63 Ucapan Ibu yang mengagetkan
64 Seakan kembali bersinar
65 Cinta begitu adanya
66 Layaknya Ibu
67 Rumah baru dan rutinitas
68 Ketakutan tak berujung
69 Bangkit kembali
70 Tebaran kebahagiaan
71 Terguncang rasa keharuan
72 Cinta yang tumbuh
73 Kemunafikan Cinta
74 Tabuk kepatuhan
75 Marah dan geramnya, Salsa
76 Resah nan gelisah
77 Sangat marahnya
78 Rancunya keinginan
79 Rencana yang membawa haru
80 Amarah yang meledak
81 Keras kepala
82 Berontak dan hantaman
83 Bencana akibat luka lama
84 Prahara balas dendam
85 Kisruh, sangat Menegangkan
86 Rasa mencekam dan mendebarkan
87 Ibu dan rasa penasaran
88 Pupus sudah kegemparan itu
89 Perasaan Nelangsa
90 Rasa ingin tahu
91 Rasa Kerancuan Menyelimuti
92 Mencurahkan kekesalan
93 Liar pikiran dalam benaknya
94 Gugup dan hati bergetar
95 Bias sakit, karena Sahabat
96 Panas hati dua Dara
97 Ungkapan perasaan hati
98 Bias masa lalu menguak
99 Nafsu Arjuna
100 Obrolan di meja makan
101 Jengahnya pernikahan
102 Mama mulai nakal
103 Masa lalu nan Indah
104 Menikah dengan gusarnya
105 Pikiran ketakutan Ibu
106 Malam Pengantin hangat
107 Enggan bicara
108 Kesinambungan cinta,
109 Jeritan hati
110 Akhir dari Ketidaktahuan
111 Akhirnya pergi juga
112 Persiapan dan ajakan hilang
113 Menjenguk, usir resah
114 Lembaran baru
115 Teman Tante, Kasmaran
116 Terbuai perasaan cinta
117 Buaian hangat Cinta
118 Tanya yang bikin luka
119 Torehan Sakit dalam hati
120 Cinta bersemi, Arjuna
121 Petualangan Cinta
122 Tembakan telak, Sang Arjuna
123 Ketakutan dan omelan Ibu
124 Harap dan Cinta, Arjuna
125 Sedih dan Pengharapan
126 Gundah gulana, Darwis
127 Pelipur lara, Ovi
128 Wah, Ibu sangat senang mendengarnya
129 Cerita Kasmaran Cinta
130 Buaian cinta, dan masalah
131 Berat untuk pergi
132 Keinginan Cinta
133 Lingkar masalah cinta
134 Jeruji penjara menunggu
135 Marah yang syahdu
136 Terpuruk rasa bersalah
137 Terbayang selalu kehancuran
138 Tak merasa senang
139 Rasa kecewa Davi
140 Rasa ngiris Salsa
141 Sepatah kata Tanya?
142 Merasa prihatin
143 Curahan yang terdalam
144 Serba pusing karenanya
145 Keadaan bikin tak menentu
146 Semua menjadi jelas
147 Predikat menjadikan terhina
148 Gelisah Tante Jaenab
149 Resah tiada berujung
150 Rasa malu atas hubungan itu
151 kemarahan sahabat
152 Arus Pembalasan mereka
153 Hinaan yang tidak sepantasnya itu.
154 Alasan yang beralasan
155 Ingat kejadian semalam
156 Tabir lama terkuak
157 Tak terlupakan padanya
158 Seno dan Salsa berbahagia
159 Ungkapan ketakutan masa lalu
160 Kerancuan yang tak tentu
161 Cerita jatuh cinta lagi
162 Rasa bersalah Davi padanya
163 Tendangan Pria Misterius
164 Diambang dua Jawaban
165 Diambang dua Jawaban
166 Kecurigaan dan rasa amarah
167 Rasa Penyesalan kepadanya
168 Merasa tak terima
169 Lelaki berbaju hitam datang lagi
170 Ada apa sebenarnya?
171 Penasaran, Mereka menjenguk
172 Penasaran dan penasaran
173 Kegelisahan tiada tara
174 Tak biasanya begitu
175 Rasa kangen Salsa
176 Mulai merasa akrab
177 Akibat Polah dirinya
178 Semua kesusahan
179 Tanpa sadar emosi meluap
180 Keharuan Sang Kekasih
181 Akhirnya terwujud juga
182 Ibu dan Harapan tentang Anaknya itu
183 Curahan hati seutuhnya
184 Akhirnya mereka tahu
185 Kebahagiaan pun datang bila bersamamu
186 Keberatan Ibu
187 Merasa tidak terima, terpengaruh
188 Permintaan yang tak mungkin
189 Mencari tempat berlindung
190 Ibu Juariah pun Geram
191 Rasa Saling bersedih Keduanya
192 Imbas, saling bertengkar
193 Mereka pun marah
194 Bagai Derita menghantamnya
195 Muak, terhempas emosi
196 Dua Tante cantik mendekat
197 Nikmati liarnya kedua Wanita itu
198 Terkapar karena nafsu Kedua Wanita itu
199 Emosi yang tersulut
200 Saking Khawatir
201 Akhirnya, Terusir juga
202 Murka, Akibat Ulahnya
203 Niat tabu bikin Gila
204 Perbuatannya menuai Sengsara
205 Kabar Kehancuran
206 Kabar dari Dinda
207 Menjemput dan Kabar memilukan
208 Resah, takut tidak cukup
209 Keterpurukan itu
210 Keterdesakan juga akhirnya
211 Balik ke rumah
212 Jari menunjuk wajahnya
213 Murkanya Sang Jagoan
214 Semua Tersakiti
Episodes

Updated 214 Episodes

1
Asa tergenggam dan harga diri terbang
2
Kepastian yang hanya dari mulutnya
3
Hancur hidupku, hinaan yang terdalam
4
Niat menolong ternyata melolong
5
Maaf yang teramat sangat
6
Mencari keberadaan
7
Jelas adanya
8
Sakit terus menghantam
9
Gelisahnya Ibu
10
Salah berujung rasa cinta
11
Kejujuran yang menggemparkan
12
Ibuku yang liar
13
Wujudkan rencana
14
Sakitnya Yohana
15
Terguncang
16
Memberanguskan nama baik
17
Terlunta
18
Yang disimpan, ketahuan juga
19
Kebingungan
20
Kekhawatiran
21
Gelisah menunggu
22
Akhirnya Terlahir
23
Tersadar
24
Saling menunggu
25
Greget Perkawinan
26
Nestapa luka lama
27
Dua rasa bertemu
28
Celoteh Ibu
29
Cemberut penantian
30
Cemas pikiran
31
Lelah Kepusingan
32
Lamunan kala itu
33
Semerbak pencarian
34
Terbias nyata
35
Akhirnya Kenyataan
36
Kecewa
37
Rasa takut Mama
38
Menggenggam Angan
39
Dilarang Keras
40
Semilir luka berlari
41
Jeritan hati membahana
42
Dramatis perubahan
43
Ketololan beraksi
44
Depresi Cinta tabu
45
Kalap yang tak berujung
46
Depak Keprihatinan
47
Azab birahi
48
Rasa Berduka
49
Pergesaran nilai cinta
50
Gelisah melanda
51
Sepak terjang
52
Lembayung senja
53
Ingin kembali
54
Keinginan yang hilang
55
Teringat Kembali
56
Luapan hati
57
Keinginan dari Sebastio
58
Kandas harapan
59
Dirundung Kesedihan
60
Rasa Cemas melanda
61
Akhir kasabaran
62
Cerita Senja
63
Ucapan Ibu yang mengagetkan
64
Seakan kembali bersinar
65
Cinta begitu adanya
66
Layaknya Ibu
67
Rumah baru dan rutinitas
68
Ketakutan tak berujung
69
Bangkit kembali
70
Tebaran kebahagiaan
71
Terguncang rasa keharuan
72
Cinta yang tumbuh
73
Kemunafikan Cinta
74
Tabuk kepatuhan
75
Marah dan geramnya, Salsa
76
Resah nan gelisah
77
Sangat marahnya
78
Rancunya keinginan
79
Rencana yang membawa haru
80
Amarah yang meledak
81
Keras kepala
82
Berontak dan hantaman
83
Bencana akibat luka lama
84
Prahara balas dendam
85
Kisruh, sangat Menegangkan
86
Rasa mencekam dan mendebarkan
87
Ibu dan rasa penasaran
88
Pupus sudah kegemparan itu
89
Perasaan Nelangsa
90
Rasa ingin tahu
91
Rasa Kerancuan Menyelimuti
92
Mencurahkan kekesalan
93
Liar pikiran dalam benaknya
94
Gugup dan hati bergetar
95
Bias sakit, karena Sahabat
96
Panas hati dua Dara
97
Ungkapan perasaan hati
98
Bias masa lalu menguak
99
Nafsu Arjuna
100
Obrolan di meja makan
101
Jengahnya pernikahan
102
Mama mulai nakal
103
Masa lalu nan Indah
104
Menikah dengan gusarnya
105
Pikiran ketakutan Ibu
106
Malam Pengantin hangat
107
Enggan bicara
108
Kesinambungan cinta,
109
Jeritan hati
110
Akhir dari Ketidaktahuan
111
Akhirnya pergi juga
112
Persiapan dan ajakan hilang
113
Menjenguk, usir resah
114
Lembaran baru
115
Teman Tante, Kasmaran
116
Terbuai perasaan cinta
117
Buaian hangat Cinta
118
Tanya yang bikin luka
119
Torehan Sakit dalam hati
120
Cinta bersemi, Arjuna
121
Petualangan Cinta
122
Tembakan telak, Sang Arjuna
123
Ketakutan dan omelan Ibu
124
Harap dan Cinta, Arjuna
125
Sedih dan Pengharapan
126
Gundah gulana, Darwis
127
Pelipur lara, Ovi
128
Wah, Ibu sangat senang mendengarnya
129
Cerita Kasmaran Cinta
130
Buaian cinta, dan masalah
131
Berat untuk pergi
132
Keinginan Cinta
133
Lingkar masalah cinta
134
Jeruji penjara menunggu
135
Marah yang syahdu
136
Terpuruk rasa bersalah
137
Terbayang selalu kehancuran
138
Tak merasa senang
139
Rasa kecewa Davi
140
Rasa ngiris Salsa
141
Sepatah kata Tanya?
142
Merasa prihatin
143
Curahan yang terdalam
144
Serba pusing karenanya
145
Keadaan bikin tak menentu
146
Semua menjadi jelas
147
Predikat menjadikan terhina
148
Gelisah Tante Jaenab
149
Resah tiada berujung
150
Rasa malu atas hubungan itu
151
kemarahan sahabat
152
Arus Pembalasan mereka
153
Hinaan yang tidak sepantasnya itu.
154
Alasan yang beralasan
155
Ingat kejadian semalam
156
Tabir lama terkuak
157
Tak terlupakan padanya
158
Seno dan Salsa berbahagia
159
Ungkapan ketakutan masa lalu
160
Kerancuan yang tak tentu
161
Cerita jatuh cinta lagi
162
Rasa bersalah Davi padanya
163
Tendangan Pria Misterius
164
Diambang dua Jawaban
165
Diambang dua Jawaban
166
Kecurigaan dan rasa amarah
167
Rasa Penyesalan kepadanya
168
Merasa tak terima
169
Lelaki berbaju hitam datang lagi
170
Ada apa sebenarnya?
171
Penasaran, Mereka menjenguk
172
Penasaran dan penasaran
173
Kegelisahan tiada tara
174
Tak biasanya begitu
175
Rasa kangen Salsa
176
Mulai merasa akrab
177
Akibat Polah dirinya
178
Semua kesusahan
179
Tanpa sadar emosi meluap
180
Keharuan Sang Kekasih
181
Akhirnya terwujud juga
182
Ibu dan Harapan tentang Anaknya itu
183
Curahan hati seutuhnya
184
Akhirnya mereka tahu
185
Kebahagiaan pun datang bila bersamamu
186
Keberatan Ibu
187
Merasa tidak terima, terpengaruh
188
Permintaan yang tak mungkin
189
Mencari tempat berlindung
190
Ibu Juariah pun Geram
191
Rasa Saling bersedih Keduanya
192
Imbas, saling bertengkar
193
Mereka pun marah
194
Bagai Derita menghantamnya
195
Muak, terhempas emosi
196
Dua Tante cantik mendekat
197
Nikmati liarnya kedua Wanita itu
198
Terkapar karena nafsu Kedua Wanita itu
199
Emosi yang tersulut
200
Saking Khawatir
201
Akhirnya, Terusir juga
202
Murka, Akibat Ulahnya
203
Niat tabu bikin Gila
204
Perbuatannya menuai Sengsara
205
Kabar Kehancuran
206
Kabar dari Dinda
207
Menjemput dan Kabar memilukan
208
Resah, takut tidak cukup
209
Keterpurukan itu
210
Keterdesakan juga akhirnya
211
Balik ke rumah
212
Jari menunjuk wajahnya
213
Murkanya Sang Jagoan
214
Semua Tersakiti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!