Pagi itu Papa Hanapi dan keluarga sudah bersiap- siap untuk mencari Anaknya Darwis, tampak Papa Hanapi mondar- mandir saking gelisahnya,
"Sudahlah, jangan mondar- mandir terus jadi pusing melihatnya," ucap Istrinya Suci pada Suaminya Hanapi memberi tahu,
"Iya, Papa kayak orang linglung." ucap Ovi pula pada Papanya Hanapi ikut menimpali,
"Papa bingung kalau Darwis tidak kita temukan, bisa berabe urusannya," ucap Papa Hanapi pada mereka berdua menerangkan,
"Belum Kita cari sudah pesimis aja," jawab Mama Suci pada Suaminya Hanapi kesal,
"Iya, duduk dulu saja, santai!" ucap Ovi pada Papanya geregetan,
Lalu Papa Hanapi segera duduk di samping Anaknya Ovi, dalam pikirannya tetap teringat Darwis yang telah Ia usir tempo hari, rasa menyesal dan bingung harus bagaimana campur aduk di dalam otaknya, tiba- tiba Ovi bicara,
"Sebelum kita pergi mencari, kenapa Kita tidak coba menelpon dulu?" ucap Ovi pada kedua Orang Tuanya memberi tahu,
"Betul itu, Kata Ovi!" jawab Mama Suci pada Suaminya Hanapi merasa sepakat,
"Gak usah perlu dipikir, telpon langsung saja, Pa!" ucap Ovi lagi pada Papanya menyuruh,
Langsung Papa Hanapi mengambil Hpnya di dalam saku kemejanya, dan tak lama langsung menelpon Darwis,
Kring! Kring! Kring!, suara telpon berbunyi, tapi tidak ada yang mengangkatnya,
"Gak nyambung, Ma!" ucap Papa Hanapi pada Istrinya Suci memberi tahu,
"Coba sekali lagi, Pa!" jawab Mama Suci pada Suaminya Hanapi memberi tahu,
Suaminya mengangguk dan langsung menelpon kembali,
Kring! Kring! Kring!, tapi tetap saja tak ada yang menyaut malah terdengar dari operator memberi tahu,
"Maaf nomor yang Anda tuju sudah tidak aktif." begitu suara operator memberi tahu.
Tak lama Papa Hanapi menutup telponnya, benaknya bertanya tentang keberadaan Anaknya yang masih dicarinya.
"Nomornya sudah tidak aktif, Bu!" ucap Papa Hanapi pada Istrinya Suci memberi tahu,
"Kita coba cari dulu, tapi mulai dari mana?" tanya Mama Suci pada Suaminya Hanapi sedikit bingung,
"Kita ke kantornya saja dulu, siapa tahu aja Kak Darwis ada." ucap Ovi pada kedua Orang Tuanya dengan rasa percayanya,
"Ide bagus, Ayo cepat Kita berangkat!" jawab Papa Hanapi pada mereka sambil langsung berjalan keluar.
Papa Hanapi langsung memacu mobilnya menuju kantor dimana Darwis bekerja, tak beberapa lama merekapun tiba,
"Kita tanya Bapak Security aja, pasti Dia tahu." ucap Mama Suci pada Suaminya Hanapi memberi tahu,
Lalu bergegas mereka menuju Pos Security, terlihat Seorang yang sedang bertugas, Papa Hanapi langsung bertanya,
"Selamat pagi, Pak! Maaf mau numpang nanya?" ucap Papa Hanapi pada Bapak Security itu,
"Selamat pagi juga, Maaf ada apa, Ya?" tanya Bapak Security itu pada Papa Hanapi penasaran,
"Begini, Bapak kenal dengan Darwis, Apakah Dia masuk kerja hari ini?" tanya Papa Hanapi pada Bapak Security itu menerangkan,
"Waduh sayang sekali, Bapak Darwis sudah tidak bekerja disini lagi, beliau dari dua hari lalu sudah mengundurkan diri, Maaf ini dengan Siapanya Darwis?" tanya Bapak Security itu pada Papa Hanapi ingin tahu,
"Saya Orang Tuanya Darwis," jawab Papa Hanapi pada Bapak Security itu menegaskan,
"Oh, Orang Tuanya Darwis, memang Bapak tidak tahu Anaknya berhenti kerja disini?" tanya Bapak Security itu pada Papa Hanapi sedikit bingung,
Papa Hanapi tak menjawab, hanya menggeleng- gelengkan kepalanya dengan rasa malu,
"Maaf, Bapak tahu pindahnya kemana?" tanya Papa Hanapi lagi pada Bapak Security itu,
"Maaf, Kalau itu Saya tidak tahu." jawab Bapak Security itu pada Papa Hanapi menjelaskan.
Dengan perasaan bingung di hati, akhirnya merekapun pergi pamit pada Bapak Security itu kembali ke mobil,
"Darwis pindah kerja dari perusahaan ini, tapi gak ada yang tahu pindah kemana?" ucap Papa Hanapi pada Istrinya Suci memberi tahu,
"Sudahlah, Kita coba cari di semua kontrakan di sekitar kantor Darwis, siapa tahu hanya kerjanya saja yang pindah!" jawab Mama Suci pada Suaminya Hanapi menjelaskan,
"Bolehlah, Kita coba!" ucap Pak Hanapi pada Istrinya Suci dengan pasti.
Tak lama menjelang merekapun segera mencari di kontrakan sekitar tampat kerja Anaknya.
Siang menjelang Sore hari, tampak Salsa sendirian sedang berjalan dengan perutnya yang membuncit, Ia kembali dari pasar untuk membeli keperluannya, dalam berjalannya Salsa terus memperhatikan sekitar jalan yang di lewatinya,
Mobil Angkot yang ditumpanginya berhenti lalu Salsa pun turun, saat berjalan Salsa melihat tiga orang sedang duduk di bangku pinggir kontrakan, mereka terlihat bingung seolah mencari seseorang atau mencari alamat, dengan perasaan penasaran Salsapun menghampiri ketiga Orang itu,
"Maaf, kelihatannya kalian sedang bingung, Apa kalian mencari alamat seseorang?" tanya Salsa pada mereka bertiga,
Lalu seseorang dari mereka, kelihatannya adalah Ibunya, menjawab,
"Kami mencari Anak Kami tapi belum ketemu, tadi dari tempat kerjanya tidak ada, lalu Kami mencari disekitar yang banyak kontrakannya, akhirnya sampai kemari," ucap Ibu itu pada Salsa yang merasa kasihan.
Memang di sekitar rumah Salsa yang baru banyak kontrakan, maklum letaknya dekat dengan perkantoran dan industri, dan yang Salsa tanya itu adalah orang tua Darwis dan adiknya Ovi,
"Boleh tahu alamat kontrakan Anak Ibu, siapa tahu saya bisa menunjukkannya." ucap Salsa pada mereka bertiga,
"Justru itu Kami tidak tahu keberadaannya, yang Kami tahu dia mengontrak, coba tanya ke rekan kerjanya semua tidak tahu, dan kerjanya pun sudah berhenti lalu pindah dari kerjaan yang lamanya, makanya Kami sulit mencari tak ada patokan." ucap wanita itu pada Salsa merasa bingung,
Salsa diam sejenak untuk berpikir, karena dari ucapan wanita itu membuat Ia tak mengerti,
"Kalau tidak ada alamatnya percuma, mustahil untuk ketemu, mending Ibu pulang dan cari tahu dulu alamatnya!" ucap Salsa pada mereka bertiga memberi masukan.
Akhirnya mereka pun terdiam, dari sorot matanya nampak wajah kebingungan terlihat jelas dari tatapan matanya,
"Neng, berapa bulan usia kandungannya?" tanya wanita itu pada Salsa yang sedang memperhatikan mereka bertiga,
"Baru mau sembilan bulan jalan." jawab Salsa pada Wanita itu,
"Rumahnya dekat dari sini?" tanya Pria itu pada Salsa ingin tahu,
"Lumayan, di belakang sana!" jawab Salsa pada pria itu menerangkan,
"Kok lagi hamil dibiarkan pergi jauh sendirian, Suamimu mana?" tanya wanita itu pada Salsa merasa kasihan.
Mendengar itu Salsa diam tak menjawab, Ia hanya menggeleng- gelengkan kepalanya.
"Kalau begitu Saya mau pamit dulu, Saya doakan ketemu orang yang Kalian cari, permisi!" ucap Salsa pada mereka bertiga,
Pada saat kakinya hendak melangkah, tiba- tiba Ibu dari Wanita itu memanggilnya,
"Neng, tunggu dulu!" ucap Wanita itu pada Salsa memanggil,
"Ada apa, Bu?" tanya Salsa pada Wanita itu,
Lalu Wanita itu menghampiri Salsa seraya berkata,
"Begini, ini Foto Anak Saya namanya Darwis jika nanti Eneng melihatnya, kasih tahu saya, ini nomor hp saya, Siapa tahu saja ketemu," ucap wanita itu pada Salsa memberitahu,
Disaat Salsa melihat Foto itu, Alangkah kagetnya Salsa, ternyata orang itu adalah Darwis, Darwis yang telah menggagahinya dengan paksa, yang selama ini Ia jauhi, hingga rasa gusar karena kaget melihat foto Darwis, sehingga terlihat oleh wanita itu,
"Kenapa? Kok kelihatan kaget, apa Kamu mengenalnya? Apa telah melihat orang yang di Foto ini?" tanya Wanita itu pada Salsa ingin tahu,
Salsa tidak menjawab, hanya menggeleng- gelengkan kepalanya pada wanita itu, lantas Iapun bicara dengan menahan rasa sedihnya,
"Tidak, Bu! Lalu kenapa Anak Ibu meninggalkan Ibu? Ada masalah apa?" tanya Salsa pada Wanita itu balik nanya,
"Singkatnya, Dia pergi setelah Papanya mengusirnya, lalu Ia pergi, Kami cari karena hari perjodohannya semakin dekat," jawab Wanita itu pada Salsa.
Lalu Salsa meninggalkan mereka, pikiran Salsa terus berpikir mengapa dan ada apa setelah Ia meninggalkannya? Begitu pertanyaan dalam pikirannya, gusar dan gelisah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 214 Episodes
Comments