Jelas adanya

Dengan bingung, Rini memperhatikan pria yang menunggunya itu, walaupun perasaan takut dan bimbang bercampur aduk di dalam dirinya.

"Memang kamu ini siapa?" tanya Rini memberanikan untuk bertanya dengan segala rasa yang berkecamuk pada pria itu,

"Aku Darwis, Bu!" jawab pria itu dengan mantapnya pada Rini dengan heran,

"Darwis? Perasaan Aku tak mengenamu." ucap Rini lagi tambah merasa bingung pada Darwis,

Rasa aneh terkuat dalam diri Rini, otaknya berputar mengingat- ingat siapa tahu memang Ia mengenal pria itu,

Dengan senyum tersipu- sipu dengan berpikir akhirnya Darwis pun angkat bicara,

"Aku Darwis temannya Salsa putri Ibu." jawab Darwis pada Rini menjelaskan,

"Oh, temannya Salsa, bilang kek dari tadi jadi Ibu gak penasaran," ucap Rini lagi pada Darwis,

Darwis mengangguk- anggukan kepalanya, dalam hatinya Ia merasa heran pada Rini, sudah punya anak perawan tapi penampilannya masih cantik menggoda, begitu dalam benak Darwis.

"Kalau begitu masuk dulu, gak enak diluar ngobrolnya." ucap Rini lagi pada Darwis mengajak masuk,

Darwis pun masuk dengan matanya tak hentinya melihat kiri- kanan memperhatikan isi rumah yang memang tertata apik dan bersih, lalu Ia alihkan matanya menuju foto berbingkai terlihat Salsa dimasa sekolah sedang bergaya, sangat cantik sekali, begitu pikirannya dalam benaknya.

"Ini foto Salsa sewaktu sekolah, dia sangat cantik." ucap Darwis pada Rini dengan rasa sepenuh hati,

"Iya itu foto Salsa semasa SMA dulu," jawab Rini pada Darwis dengan pikirannya yang terus bertanya tentang siapa Darwis ini,

"Maaf, Nak Darwis kemari mau ada keperluan apa?" tanya Rini pada Darwis dengan segudang rasa penasarannya,

"Begini, Aku kemari sengaja ingin bertemu dengan Ibu, untuk memberitahukan keberadaan Salsa, takutnya Ibu khawatir tentang Salsa." jawab Darwis pada Rini menjelaskan dengan sesungguhnya,

Mandengar kabar baik daru mulut Darwis, sontak batin Rini pun lega, rasa senang berangsur datang, dan Wajahnya tampak berseri- seri, dan pencariannya pun bisa Ia hentikan.

"Jadi Salsa ada bersamamu?" tanya Rini dengan semangatnya pada Darwis penasaran.

Darwis pun tersenyum, melihat wajah Ibu Rini berubah ceria karena rasa bahagia,

"Bagaimana ceritanya kalau Salsa ada bersamamu?" ucap Rini pada Darwis setengah tidak percaya,

"Begini ceritanya, dua hari yang lalu aku temukan Salsa tergeletak pingsan di taman, lalu Aku bawa dia dan sekarang berada di rumahku." jawab Darwis pada Rini dengan berat hati,

Mendengar jawaban Darwis, tak terasa air mata Rini jatuh di pipi, hatinya hancur mendengarnya,

"Lalu keadaan Salsa sekarang bagaimana?" tanya Rini dengan menggebu- gebu ingin segera tahu pada Darwis lagi,

Darwis diam, tak berapa lama Ia pun bicara lagi,

"Tadinya Aku mau bawa Salsa pulang, tapi karena berbagai hal akhirnya Aku sendiri yang kemari menemuai Ibu." ucap Darwis lagi pada Rini pula,

"Jika boleh, bolehkah aku ikut bersamamu untuk bertemu dengan anakku Salsa," jawab Rini dengan berharap pada Darwis untuk ikut.

"Boleh, karena untuk itulah Aku kemari untuk menemui Ibu." ucap Darwis pada Rini dengan rasa senang dalam hatinya,

"Sebentar Nak Darwis, Ibu ganti baju dulu." jawab Rini pada Darwis sambil berjalan ke dalam kamar.

Di dalam kamar pikiran Rini terus bertanya, apakah mungkin Salsa menderita, ataukah mungkin Salsa pergi bersama Arjuna yang menyebabkan Salsa menderita, pertanyaan demi pertanyaan terus berkecamuk dalam otak Rini.

Dari jauh tampak Salsa gusar menunggu, Ia seolah tak tahan dengan sepinya, Dengan tenaga yang tersisa Ia kuatkan untuk melangkah, mondar- mandir menunggu Darwis pulang.

"Kemana perginya dia? Kok lama sekali, janjinya katanya sebentar." tanya Salsa dalam hatinya,

"Kalau cuma kepasar untuk beli baju, kok selama ini, biar kalau pulang nanti Aku damprat!" begitu pikirannya bertanya- tanya tentang Darwis.

Karena lelah menunggu, Salsa pun kembali masuk dan berbaring di dalam kamar, sebab rasa sakit di sekujur tubuhnya mulai terasa, pusing tujuh keliling dan mual- mual perutnya seolah dikocok- kocok datang dengan tiba- tiba,

"Tega sekali Dia meninggalkan Aku lama dalam keadaan sakit begini." pertanyaan demi pertanyaan yang selalu hinggap di dalam pikirannya.

Di dalam mobil terlihat Rini masih murung, wajahnya ditekuk dan matanya kosong memandang, Ia teringat disaat diremehkan orang tua Arjuna, terdengar jelas kata- kata hinaan yang menghujamnya, dan disamping terlihat Darwis memperhatikan gerak- gerik Rini, lalu bertanya,

"Ada apalagi, Bu? Kok kelihatannya murung." tanya Darwis dengan penuh rasa iba pada Rini,

"Ibu teringat hinaan orang tuanya Arjuna pada Ibu tadi, mereka dengan seenaknya menghina dan merendahkan Ibu dan Salsa, rasa sakit dan perih Ibu masih terasa di dada." jawab Rini seolah merasakan hinaan pada Darwis yang merasa iba,

"Jadi tadi Ibu kerumah orang tua Arjuna?" tanya Darwis pada Rini ingin tahu,

"Iya, karena Ibu bingung kemana lagi mencari Salsa, tanya pada teman- temannya sudah, dan akhirnya Ibu pergi juga ke rumah orang tua Arjuna siapa tahu Arjuna mengetahui keberadaan Salsa," Jawab Ibu Rini pada Darwis menjelaskan.

Mendengar penjelasan Rini sontak emosi Darwis meledak, matanya merah dan sumpah serapahnya terlontar dari mulutnya tiada henti.

"Setan Alas, berani sekali dia menghina Ibu." sumpah serapah Darwis terdengar mengeras di telinga Ibu,

"Brengsek! Awas nanti ku balas, tunggu Aku akan mencari dan menghancurkamu." ucap Darwis saking merasakan rasa sakit yang dirasakan Rini pada dirinya.

Saking sibuknya mereka dengan masalahnya, sampai- sampai mobil yang ditumpangi sudah berbelok memasuki pekarang rumah, Darwis pun turun diikuti Rini, lalu merekapu berjalan menuju pintu pagar dan membukanya,

"Assalamualaikum," ucap Darwis pada orang di dalam rumahnya memberi salam,

mendengar suara Darwis pulang dengan segenap tenaga yang tersisa Ia pun menjawab,

"Waalaikum salam," jawab Salsa pada Darwis dengan wajahnya ditekuk karena menahan marahnya,

Mendengar suara anaknya dengan segera Rini pun berjalan menuju kamar, dan pintu pun di buka Darwis seraya berkata,

"Salsa ini Aku bawa siapa coba?" tanya Darwis pada Salsa merasa kegirangan.

Lalu Salsa menengok, betapa kagetnya Salsa dibuatnya ternyata yang datang bersama Darwis itu adalah Rini Ibunya.

Betapa terharunya Rini melihat anaknya lagi, Rini pun segera berlari dan merangkul Salsa diiringi air mata yang terjatuh di pipinya, rasa sedih bercampur bahagia terasa dalam diri mereka berdua, melihat Ibu dan anak yang saling berangkulan membuat hati Darwis luluh tak beralas, sedih bercampur haru di bayangi oleh tatapan kebahagiaan di dalam lubuk hati mereka.

"Pantas Aku tunggu lama sekali kamu pergi, ternyata menjemput Ibuku tanpa sepengetahuanku." ucap Salsa pada Darwis sambil matanya memandang tajam Darwis,

"Maaf Aku tak bilang padamu, Aku pikir ini akan membuat kamu terkejut, dan Aku mengkhawatirkan Ibumu pasti Dia sedih karena Anaknya tidak pulang, jadi tanpa pikir Aku menjemput Ibumu," jawab Darwis pada Salsa menjelaskan.

Rini memperhatikan Anaknya bicara pada Darwis dengan marahnya, lalu Ibu Rini pun menengahi dengan senyum dibibirnya

"Sudah, Darwis benar, kalau dia gak kerumah kamu tak akan melihat Ibu seperti ini, tapi tergolek tak berdaya, sakit memikirkan kamu, Salsa!" kata Ibu pada Salsa lagi.

Episodes
1 Asa tergenggam dan harga diri terbang
2 Kepastian yang hanya dari mulutnya
3 Hancur hidupku, hinaan yang terdalam
4 Niat menolong ternyata melolong
5 Maaf yang teramat sangat
6 Mencari keberadaan
7 Jelas adanya
8 Sakit terus menghantam
9 Gelisahnya Ibu
10 Salah berujung rasa cinta
11 Kejujuran yang menggemparkan
12 Ibuku yang liar
13 Wujudkan rencana
14 Sakitnya Yohana
15 Terguncang
16 Memberanguskan nama baik
17 Terlunta
18 Yang disimpan, ketahuan juga
19 Kebingungan
20 Kekhawatiran
21 Gelisah menunggu
22 Akhirnya Terlahir
23 Tersadar
24 Saling menunggu
25 Greget Perkawinan
26 Nestapa luka lama
27 Dua rasa bertemu
28 Celoteh Ibu
29 Cemberut penantian
30 Cemas pikiran
31 Lelah Kepusingan
32 Lamunan kala itu
33 Semerbak pencarian
34 Terbias nyata
35 Akhirnya Kenyataan
36 Kecewa
37 Rasa takut Mama
38 Menggenggam Angan
39 Dilarang Keras
40 Semilir luka berlari
41 Jeritan hati membahana
42 Dramatis perubahan
43 Ketololan beraksi
44 Depresi Cinta tabu
45 Kalap yang tak berujung
46 Depak Keprihatinan
47 Azab birahi
48 Rasa Berduka
49 Pergesaran nilai cinta
50 Gelisah melanda
51 Sepak terjang
52 Lembayung senja
53 Ingin kembali
54 Keinginan yang hilang
55 Teringat Kembali
56 Luapan hati
57 Keinginan dari Sebastio
58 Kandas harapan
59 Dirundung Kesedihan
60 Rasa Cemas melanda
61 Akhir kasabaran
62 Cerita Senja
63 Ucapan Ibu yang mengagetkan
64 Seakan kembali bersinar
65 Cinta begitu adanya
66 Layaknya Ibu
67 Rumah baru dan rutinitas
68 Ketakutan tak berujung
69 Bangkit kembali
70 Tebaran kebahagiaan
71 Terguncang rasa keharuan
72 Cinta yang tumbuh
73 Kemunafikan Cinta
74 Tabuk kepatuhan
75 Marah dan geramnya, Salsa
76 Resah nan gelisah
77 Sangat marahnya
78 Rancunya keinginan
79 Rencana yang membawa haru
80 Amarah yang meledak
81 Keras kepala
82 Berontak dan hantaman
83 Bencana akibat luka lama
84 Prahara balas dendam
85 Kisruh, sangat Menegangkan
86 Rasa mencekam dan mendebarkan
87 Ibu dan rasa penasaran
88 Pupus sudah kegemparan itu
89 Perasaan Nelangsa
90 Rasa ingin tahu
91 Rasa Kerancuan Menyelimuti
92 Mencurahkan kekesalan
93 Liar pikiran dalam benaknya
94 Gugup dan hati bergetar
95 Bias sakit, karena Sahabat
96 Panas hati dua Dara
97 Ungkapan perasaan hati
98 Bias masa lalu menguak
99 Nafsu Arjuna
100 Obrolan di meja makan
101 Jengahnya pernikahan
102 Mama mulai nakal
103 Masa lalu nan Indah
104 Menikah dengan gusarnya
105 Pikiran ketakutan Ibu
106 Malam Pengantin hangat
107 Enggan bicara
108 Kesinambungan cinta,
109 Jeritan hati
110 Akhir dari Ketidaktahuan
111 Akhirnya pergi juga
112 Persiapan dan ajakan hilang
113 Menjenguk, usir resah
114 Lembaran baru
115 Teman Tante, Kasmaran
116 Terbuai perasaan cinta
117 Buaian hangat Cinta
118 Tanya yang bikin luka
119 Torehan Sakit dalam hati
120 Cinta bersemi, Arjuna
121 Petualangan Cinta
122 Tembakan telak, Sang Arjuna
123 Ketakutan dan omelan Ibu
124 Harap dan Cinta, Arjuna
125 Sedih dan Pengharapan
126 Gundah gulana, Darwis
127 Pelipur lara, Ovi
128 Wah, Ibu sangat senang mendengarnya
129 Cerita Kasmaran Cinta
130 Buaian cinta, dan masalah
131 Berat untuk pergi
132 Keinginan Cinta
133 Lingkar masalah cinta
134 Jeruji penjara menunggu
135 Marah yang syahdu
136 Terpuruk rasa bersalah
137 Terbayang selalu kehancuran
138 Tak merasa senang
139 Rasa kecewa Davi
140 Rasa ngiris Salsa
141 Sepatah kata Tanya?
142 Merasa prihatin
143 Curahan yang terdalam
144 Serba pusing karenanya
145 Keadaan bikin tak menentu
146 Semua menjadi jelas
147 Predikat menjadikan terhina
148 Gelisah Tante Jaenab
149 Resah tiada berujung
150 Rasa malu atas hubungan itu
151 kemarahan sahabat
152 Arus Pembalasan mereka
153 Hinaan yang tidak sepantasnya itu.
154 Alasan yang beralasan
155 Ingat kejadian semalam
156 Tabir lama terkuak
157 Tak terlupakan padanya
158 Seno dan Salsa berbahagia
159 Ungkapan ketakutan masa lalu
160 Kerancuan yang tak tentu
161 Cerita jatuh cinta lagi
162 Rasa bersalah Davi padanya
163 Tendangan Pria Misterius
164 Diambang dua Jawaban
165 Diambang dua Jawaban
166 Kecurigaan dan rasa amarah
167 Rasa Penyesalan kepadanya
168 Merasa tak terima
169 Lelaki berbaju hitam datang lagi
170 Ada apa sebenarnya?
171 Penasaran, Mereka menjenguk
172 Penasaran dan penasaran
173 Kegelisahan tiada tara
174 Tak biasanya begitu
175 Rasa kangen Salsa
176 Mulai merasa akrab
177 Akibat Polah dirinya
178 Semua kesusahan
179 Tanpa sadar emosi meluap
180 Keharuan Sang Kekasih
181 Akhirnya terwujud juga
182 Ibu dan Harapan tentang Anaknya itu
183 Curahan hati seutuhnya
184 Akhirnya mereka tahu
185 Kebahagiaan pun datang bila bersamamu
186 Keberatan Ibu
187 Merasa tidak terima, terpengaruh
188 Permintaan yang tak mungkin
189 Mencari tempat berlindung
190 Ibu Juariah pun Geram
191 Rasa Saling bersedih Keduanya
192 Imbas, saling bertengkar
193 Mereka pun marah
194 Bagai Derita menghantamnya
195 Muak, terhempas emosi
196 Dua Tante cantik mendekat
197 Nikmati liarnya kedua Wanita itu
198 Terkapar karena nafsu Kedua Wanita itu
199 Emosi yang tersulut
200 Saking Khawatir
201 Akhirnya, Terusir juga
202 Murka, Akibat Ulahnya
203 Niat tabu bikin Gila
204 Perbuatannya menuai Sengsara
205 Kabar Kehancuran
206 Kabar dari Dinda
207 Menjemput dan Kabar memilukan
208 Resah, takut tidak cukup
209 Keterpurukan itu
210 Keterdesakan juga akhirnya
211 Balik ke rumah
212 Jari menunjuk wajahnya
213 Murkanya Sang Jagoan
214 Semua Tersakiti
215 Ingin cepat kelar, rasanya!
Episodes

Updated 215 Episodes

1
Asa tergenggam dan harga diri terbang
2
Kepastian yang hanya dari mulutnya
3
Hancur hidupku, hinaan yang terdalam
4
Niat menolong ternyata melolong
5
Maaf yang teramat sangat
6
Mencari keberadaan
7
Jelas adanya
8
Sakit terus menghantam
9
Gelisahnya Ibu
10
Salah berujung rasa cinta
11
Kejujuran yang menggemparkan
12
Ibuku yang liar
13
Wujudkan rencana
14
Sakitnya Yohana
15
Terguncang
16
Memberanguskan nama baik
17
Terlunta
18
Yang disimpan, ketahuan juga
19
Kebingungan
20
Kekhawatiran
21
Gelisah menunggu
22
Akhirnya Terlahir
23
Tersadar
24
Saling menunggu
25
Greget Perkawinan
26
Nestapa luka lama
27
Dua rasa bertemu
28
Celoteh Ibu
29
Cemberut penantian
30
Cemas pikiran
31
Lelah Kepusingan
32
Lamunan kala itu
33
Semerbak pencarian
34
Terbias nyata
35
Akhirnya Kenyataan
36
Kecewa
37
Rasa takut Mama
38
Menggenggam Angan
39
Dilarang Keras
40
Semilir luka berlari
41
Jeritan hati membahana
42
Dramatis perubahan
43
Ketololan beraksi
44
Depresi Cinta tabu
45
Kalap yang tak berujung
46
Depak Keprihatinan
47
Azab birahi
48
Rasa Berduka
49
Pergesaran nilai cinta
50
Gelisah melanda
51
Sepak terjang
52
Lembayung senja
53
Ingin kembali
54
Keinginan yang hilang
55
Teringat Kembali
56
Luapan hati
57
Keinginan dari Sebastio
58
Kandas harapan
59
Dirundung Kesedihan
60
Rasa Cemas melanda
61
Akhir kasabaran
62
Cerita Senja
63
Ucapan Ibu yang mengagetkan
64
Seakan kembali bersinar
65
Cinta begitu adanya
66
Layaknya Ibu
67
Rumah baru dan rutinitas
68
Ketakutan tak berujung
69
Bangkit kembali
70
Tebaran kebahagiaan
71
Terguncang rasa keharuan
72
Cinta yang tumbuh
73
Kemunafikan Cinta
74
Tabuk kepatuhan
75
Marah dan geramnya, Salsa
76
Resah nan gelisah
77
Sangat marahnya
78
Rancunya keinginan
79
Rencana yang membawa haru
80
Amarah yang meledak
81
Keras kepala
82
Berontak dan hantaman
83
Bencana akibat luka lama
84
Prahara balas dendam
85
Kisruh, sangat Menegangkan
86
Rasa mencekam dan mendebarkan
87
Ibu dan rasa penasaran
88
Pupus sudah kegemparan itu
89
Perasaan Nelangsa
90
Rasa ingin tahu
91
Rasa Kerancuan Menyelimuti
92
Mencurahkan kekesalan
93
Liar pikiran dalam benaknya
94
Gugup dan hati bergetar
95
Bias sakit, karena Sahabat
96
Panas hati dua Dara
97
Ungkapan perasaan hati
98
Bias masa lalu menguak
99
Nafsu Arjuna
100
Obrolan di meja makan
101
Jengahnya pernikahan
102
Mama mulai nakal
103
Masa lalu nan Indah
104
Menikah dengan gusarnya
105
Pikiran ketakutan Ibu
106
Malam Pengantin hangat
107
Enggan bicara
108
Kesinambungan cinta,
109
Jeritan hati
110
Akhir dari Ketidaktahuan
111
Akhirnya pergi juga
112
Persiapan dan ajakan hilang
113
Menjenguk, usir resah
114
Lembaran baru
115
Teman Tante, Kasmaran
116
Terbuai perasaan cinta
117
Buaian hangat Cinta
118
Tanya yang bikin luka
119
Torehan Sakit dalam hati
120
Cinta bersemi, Arjuna
121
Petualangan Cinta
122
Tembakan telak, Sang Arjuna
123
Ketakutan dan omelan Ibu
124
Harap dan Cinta, Arjuna
125
Sedih dan Pengharapan
126
Gundah gulana, Darwis
127
Pelipur lara, Ovi
128
Wah, Ibu sangat senang mendengarnya
129
Cerita Kasmaran Cinta
130
Buaian cinta, dan masalah
131
Berat untuk pergi
132
Keinginan Cinta
133
Lingkar masalah cinta
134
Jeruji penjara menunggu
135
Marah yang syahdu
136
Terpuruk rasa bersalah
137
Terbayang selalu kehancuran
138
Tak merasa senang
139
Rasa kecewa Davi
140
Rasa ngiris Salsa
141
Sepatah kata Tanya?
142
Merasa prihatin
143
Curahan yang terdalam
144
Serba pusing karenanya
145
Keadaan bikin tak menentu
146
Semua menjadi jelas
147
Predikat menjadikan terhina
148
Gelisah Tante Jaenab
149
Resah tiada berujung
150
Rasa malu atas hubungan itu
151
kemarahan sahabat
152
Arus Pembalasan mereka
153
Hinaan yang tidak sepantasnya itu.
154
Alasan yang beralasan
155
Ingat kejadian semalam
156
Tabir lama terkuak
157
Tak terlupakan padanya
158
Seno dan Salsa berbahagia
159
Ungkapan ketakutan masa lalu
160
Kerancuan yang tak tentu
161
Cerita jatuh cinta lagi
162
Rasa bersalah Davi padanya
163
Tendangan Pria Misterius
164
Diambang dua Jawaban
165
Diambang dua Jawaban
166
Kecurigaan dan rasa amarah
167
Rasa Penyesalan kepadanya
168
Merasa tak terima
169
Lelaki berbaju hitam datang lagi
170
Ada apa sebenarnya?
171
Penasaran, Mereka menjenguk
172
Penasaran dan penasaran
173
Kegelisahan tiada tara
174
Tak biasanya begitu
175
Rasa kangen Salsa
176
Mulai merasa akrab
177
Akibat Polah dirinya
178
Semua kesusahan
179
Tanpa sadar emosi meluap
180
Keharuan Sang Kekasih
181
Akhirnya terwujud juga
182
Ibu dan Harapan tentang Anaknya itu
183
Curahan hati seutuhnya
184
Akhirnya mereka tahu
185
Kebahagiaan pun datang bila bersamamu
186
Keberatan Ibu
187
Merasa tidak terima, terpengaruh
188
Permintaan yang tak mungkin
189
Mencari tempat berlindung
190
Ibu Juariah pun Geram
191
Rasa Saling bersedih Keduanya
192
Imbas, saling bertengkar
193
Mereka pun marah
194
Bagai Derita menghantamnya
195
Muak, terhempas emosi
196
Dua Tante cantik mendekat
197
Nikmati liarnya kedua Wanita itu
198
Terkapar karena nafsu Kedua Wanita itu
199
Emosi yang tersulut
200
Saking Khawatir
201
Akhirnya, Terusir juga
202
Murka, Akibat Ulahnya
203
Niat tabu bikin Gila
204
Perbuatannya menuai Sengsara
205
Kabar Kehancuran
206
Kabar dari Dinda
207
Menjemput dan Kabar memilukan
208
Resah, takut tidak cukup
209
Keterpurukan itu
210
Keterdesakan juga akhirnya
211
Balik ke rumah
212
Jari menunjuk wajahnya
213
Murkanya Sang Jagoan
214
Semua Tersakiti
215
Ingin cepat kelar, rasanya!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!