Sore itu Pak Maruli pulang sangat tergesa- gesa, dalam otaknya ingin segera tiba di rumahnya, mulutnya sudah tak kuat ingin segera menumpahkannya pada Yohana Anak gadis semata wayangnya, dalam hatinya merasa sangat tak dihargai oleh Anaknya sendiri.
Setelah beberapa saat, Pak Maruli tiba juga di rumahnya,
"Assalmualaikum," ucap Pak Maruli pada mereka berdua yang sedang Asik menunggunya,
"Waalaikum Salam," Ucap Ibu Gayatri dengan perasaan aneh,
Setelah itu Pak Maruli duduk diantara mereka dengan wajah ditekuk dan pandangannya menatap tajam Anaknya Yohana,
"Ada apa sih, Pak! Mukanya kok ditekuk begitu," ucap Ibu Gayatri pada suaminya Pak Maruli penasaran,
"Aku sangat marah, Bu! Melihat Anak kita pandai menyembunyikan sesuatu yang bila Ibu tahu akan merasa sakit." jawab Pak Maruli pada Istrinya Gayatri dengan menahan amarahnya,
Perasaan Yohana mulai tak enak, walaupun dirinya bingung apa maksud dari yang di ucapkan orang tuanya itu,
"Betul Yohana Kamu menyembunyikan sesuatu dari Kami?" ucap Ibu Gayatri pada Yohana dengan rasa penasaran,
"Menyembunyikan apa, Bu?" jawab Yohana pada Ibunya Gayatri bingung,
"Dasar Anak gak tahu di untung, masih aja berbohong!" ucap Pak Maruli pada Yohana dengan marahnya,
"Cepat Kamu ceritakan pada Ibu, jangan ragu!" ucap Ibu Gayatri pada Yohana sedikit memaksanya,
Karena semua memaksanya, tiba- tiba Yohana menangis,
"Apa yang Yohana sembunyikan, coba? Yohana sungguh tak mengerti, Bu!" jawab Yohana pada Orang Tuanya sambil menangis,
"Oh, Jadi musti Bapak yang memberitahu masalah Aib mu itu pada Ibumu!" ucap Pak Maruli pada Yohana dengan nada yang tinggi,
"Aib? Aib apa, Pak?" tanya Ibu Gayatri pada Suaminya Maruli ingin segera tahu,
"Dia sudah diperkosa Darwis, tadi Pak Hanapi datang ke ruangan kerja Bapak dan memberi tahu masalah ini," jawab Pak Maruli pada Istrinya Gayatri dengan kesalnya,
"Apa benar yang Bapak ucapkan itu, Yohana?" tanya Ibu Gayatri pada Yohana dengan ingin memastikan semuanya,
Yohana tak menjawab hanya diam, kepalanya mengangguk pada Ibunya, lalu Yohana menangis dengan kerasnya,
"Kenapa Kamu tak mau bicara pada Ibu, Nak!" ucap Ibu Gayatri pada Yohana dengan hati sangat geram,
"Yohana ingin menunggu disaat ada waktu yang tepat untuk memberitahu semua ini, Yohana gak mau menjadi sebab sakitnya Bapak dan Ibu lantaran memikirkam masalah ini, Yohana Minta Maaf!" jawab Yohana pada Ibu Gayatri sambil menangis pilu,
"Sekarang ceritakan pada Bapak dan Ibu, Bagaimana ceritanya Kamu bisa sampai diperkosa oleh Darwis, supaya Kami bisa menentukan sikap yang jelas menanggapi persoalan ini." ucap Ibu Gayatri pada Yohana dengan rasa sakit teriris sembilu,
Akhirnya Yohana menceritakan semua kejadiannya tanpa ada yang terlewatkan,
"Nah, begitu ceritanya." ucap Yohana pada kedua orang tuanya sambil menunduk malu.
Semua terdiam setelah Yohana menceritakan kronologis kejadiannya dengan tidak ada yang terlewatkan sedikit pun,
"Sekarang Aku memaklumi akan diammu, Kamu mungkin merasakan rasa sakit yang amat sangat dalam hatimu, Yohana?" ucap Pak Maruli pada Yohana sambil memeluk Yohana haru,
"Lalu langkah apa yang akan kita tempuh untuk masalah ini, Pak?" tanya Ibu Gayatri pada Suaminya Hanapi ingin tahu,
Pak Maruli berhenti sejenak untuk berpikir, matanya melihat sosok Anaknya Yohana dengan pilunya dan sambil menarik napas panjang Pak Maruli pun menjawab,
"Tadi disaat bicara bersama Pak Hanapi, Kita sepakat untuk segera mempercepat perkawinan mereka, karena hanya ini yang dapat menyelesaikan masalah Anakmu itu." jawab Pak Maruli pada Istrinya Gayatri dengan memendam rasa sedihnya,
Sekonyong- konyong Yohana bicara tanpa dapat dicegah mereka,
"Jangan, Jangan menikahkan aku dengan Darwis si monyet itu!" ucap Yohana pada Mereka berdua dengan marahnya,
"Kenapa Kamu menolak, dulu disaat dijodohkan wajahmu berseri- seri gembira, tapi sekarang Kamu menolaknya," ucap Pak Maruli pada Yohana merasa bingung,
"Yohana salah menilai, Memang dulu Yohana merasa senang dengan Darwis, apalagi rencana perjodohan itu membuat Yohana gembira, tapi setelah Darwis memperkosa, Aku berubah menilainya, bayangkan belum menjadi Istrinya saja Dia sudah tidak menghargai dan berlaku sewenang- wenang, apalagi sudah menjadi Istrinya, mungkin Yohana akan dibunuhnya." jawab Yohana pada kedua orang tuanya dengan menahan amarahnya.
Mereka semua terdiam, batinnya menangis karena masalah ini, lalu harus bagaimana menyikapi masalah aib ini.
"Bila Kita berpikir jernih, kejadian ini terjadi akibat dari rencana perjodohan Kita, yang telah Kita sepakati, pikirkan kalau bukan rencana perjodohsn itu, mungkin Yohana tidak akan datang kerumah Darwis yang sedang mabuk, dan tak mungkin ada kejadian ini, coba pikirkan!" ucap Pak Maruli pada keduanya dengan bijaknya sambil berjalan ke kamar meninggalkan mereka berdua.
Malam di kediaman Papa Hanapi, tampak semua sedang berkumpul bersama, mereka membahas tentang Darwis dan Yohana sebagai topiknya,
"Tadi Darwis kemari untuk menyerahkan kunci rumah dan mobil pada kita, lalu Dia bergegas pergi." ucap Mama Suci pada Papa Hanapi suaminya memberi tahu,
Mendengar itu Papa Hanapi pun menyesal akan sikapnya pada Darwis,
"Papa sangat menyesal, Ma! Seharusnya Papa mendengarkan Mama," ucap Papa Hanapi pada Mama Suci dengan perasaan bersedih,
"Tadi Kakak terlihat sangat sedih, Kakak menangis dan bilang Mama dan Papa Jangan mencarinya, gitu!" ucap Ovi pada Orang Tuanya ikut menimpali bicara,
"Kenapa tadi Kakakmu tidak Kamu cegah untuk berangkat?" tanya Papa Hanapi pada anak bungsunya Ovi geregetan,
"Gak mungkin bisa, Kayak gak tahu watak keras Kak Darwis saja!" jawab Ovi pada Papanya Hanapi menjelaskan.
Lalu Papa Hanapi pun menceritakan perihal pertemuannya dengan Pak Maruli tentang masalah ini, tadinya Pak Maruli sangat marah, dan tidak mau menerima, tapi setelah Dia tersadar, akhirnya Dia mau mengerti juga akan masalah ini, malah kita disuruh kerumahnya lagi,
"Nah begitu ceritanya, tapi sekarang Papa bingung, Akan keberadaan Darwis," ucap Papa Hanapi pada Mereka merasa menyesal,
"Syukurlah Mama ikut senang mendengarnya, dan untuk kebingungan Papa tentang keberadaan Darwis, besok kita bersama- sama mencarinya, gimana?" tanya Mama Suci pada Papa Hanapi dan Anaknya Ovi memberi jalan.
Lalu mereka semua diam tak bercakap, merasa persoalannya sudah mendekati selesai dalam pikirannya.
"Tapi tentang pernikahan itu kita sepakat untuk mempercepatnya, makanya pertemuan besok untuk bertanya pada Darwis dan Yohana tentang perasaan mereka satu sama lain, bagaimana Jika Darwis tak bisa kita temukan, alasan apalagi yang bisa Papa ucapkan pada Pak Maruli nanti." ucap Papa Hanapi pada Istrinya Suci dengan perasaan bingung,
"Jangan memberikan alasan bohong, bila kita bohong besoknya kita harus berbohong lagi," jawab Mama Suci pada Suaminya Hanapi menjelasakan,
"Iya, Pa! Jujur Saja, itu lebih baik dari pada berbohong." ucap Ovi pada mereka menimpali yang sudah ada,
"Tapi semuanya harus dukung Papa, Dan Kita berdoa supaya apa yang kita harapkan lancar semua, Aamiin." ucap Papa Hanapi Pada Mereka berdua menjelaskan.
Tak lama setelah semuanya selesai, waktu pun beranjak malam, merekapun pergi ke singgasana peristirahatan mereka, kamar untuk tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments