Pencarian Darwis tidak menghasilkan apa-apa, hampir tiga hari mereka kesana- kemari tidak menemukan yang dicarinya, akhirnya Mama Suci pun menyerah,
"Sudahlah, kita sudah berusaha dengan keras mencarinya tapi tidak kita temukan juga." ucap Mama Suci pada Darwis Anaknya mengingatkan,
"Sungguh menyesal Aku meninggalkannya tempo hari, tapi tetap Aku harus menemukannya," jawab Darwis pada Mamanya Suci dengan pilu.
Minggu pagi di kediaman Papa Sony, terlihat mereka sedang sibuk bersiap- siap untuk berangkat, tampak Mama Suci dan Ovi sudah berdandan cantik, mereka berencana hendak mempertemukan Darwis dan Yohana, untuk mewujudkan rencana perjodohan mereka berdua.
"Mana ini Darwis belum kelihatan juga batang hidungnya?" tanya Papa Sony pada mereka berdua,
"Sabar, sebentar lagi juga Dia datang." jawab Mama Suci pada Suaminya Sony menenangkan,
"Jangan- jangan Dia gak datang, menolak rencana perjodohan yang Kubuat ini," ucap Papa Sony pada Istrinya Suci dengan gelisahnya,
"Jangan berpikiran jelek dulu, tunggu sabar pasti Dia datang." jawab Mama Suci pada Suaminya Sony mengingatkan.
Sambil menunggu Darwis datang, merekapun mengobrol dan berbincang ngaler- ngidul, canda dan tawa membuat terlihat mereka sangat gembira.
Sedang yang di tunggunya Darwis lagi duduk melamun, dalam otaknya hanya Salsa yang ada, rasa cinta dan harapan untuk maafnya muncul di benaknya, membayangi terus dalam kepalanya.
"Aku harus bagaimana ini, pencarianku gagal, sedangkan Papa terus mendesak untuk menikah, walaupun Mama mendukungku, Aku bingung!" ucapnya dalam hati.
Saking asiknya melamun, tiba- tiba hpnya berbunyi,
Kring! Kring! Kring!, serta merta Darwis melihatnya, ternyata Papa Sony yang menelpon, lalu Ia angkat,
"Halo, Papa!" ucap Darwis pada Papanya Sony,
"Kamu masih dimana, Cepetan sudah kelamaan nunggu, nih?" ucap Papa Sony pada Darwis dengan rasa jengkelnya,
"Ya, ini sudah mau berangkat." jawab Darwis pada Papanya Sony sambil berlari menuju mobilnya.
Lalu Darwis segera memacu mobilnya dengan cepat, dan tak lama Ia pun tiba,
"Kamu lama amat, sih!" kata Papa Sony pada Darwis dengan kesal,
Darwis tak menjawab, lalu Mama Suci dan Ovi adiknya menghampiri,
"Ayo, Kita berangkat!" ucap Papa Sony lagi pada mereka semua.
Keluarga Pak Sony akhirnya berangkat juga, mereka hendak menemui koleganya yang sekaligus atasan Papa Sony, mereka akan mempertemukan antara Darwis dan Yohana untuk rencana perjodohannya.
Setelah dua jam perjalanan akhirnya mereka sampai juga di kediaman Bapak Maruli, terlihat Pak Maruli dan Ibu Gayatri sedang menunggunya,
"Assalamualaikum," ucap Papa Sony pada mereka sambil bersalaman,
"Waalaikum salam," jawab Pak Maruli pada Papa Sony dengan senangnya,
"Ayo, masuklah!" ucap Ibu Gayatri pada mereka,
Lalu merekapun segera masuk, dan tampak Yohana dengan cantiknya menghampiri mereka dengan tersenyum.
"Darwis ini Om Maruli, yang Papa sering ceritakan kepadamu," ucap Papa Sony pada Anaknya Darwis memberi tahu,
"Siang, Om Maruli!" jawab Darwis pada Pak Maruli sambil bersalaman,
"Anakmu tampan sekali tidak seperti Ayahnya,"
Ucap Pak Maruli pada mereka berkelakar,
"Iya, ganteng," ucap Ibu Gayatri pula pada mereka menimpali,
"Yohana, ini Om Sony dan Tante Suci yang sering Ayah ceritakan padamu," ucap Pak Maruli lagi pada Yohana putrinya,
Akhirnya kedua keluarga itu pun duduk bersama saling bicara dan berbincang dengan seriusnya, membicarakan hal- hal yang menjurus ke rencana mereka.
Setelah beberapa waktu bercengkrama bersama merekapun meninggalkan Darwis dan Yohana berdua, supaya mereka bebas untuk bicara,
"Kamu sudah bekerja, Wis?" tanya Yohana pada Darwis ingin tahu,
"Sudah di perusahaan swasta," jawab Darwis pada Yohana sambil matanya melirik,
"Wah, bagus itu, jadi Kamu bisa mandiri," ucap Yohana lagi pada Darwis memberi masukan,
"Kamu sendiri bekerja atau masih kuliah?" tanya Darwis pada Yohana ingin tahu,
"Baru selesai kuliah, tapi gak tahu mau diterusin kemana, belum kepikiran." jawab Yohana pada Darwis pula.
Dan mereka berdua asik berbincang sambil mengobrol ngaler- ngidul untuk mempererat hubungannya, tak terasa siangpun beranjak sore.
Lalu mereka pun pamit untuk pulang.
Didalam mobil menuju pulang, tak henti adiknya Ovi menggoda Kakaknya Darwis,
"Gimana, cantikkan Kak Yohana!" ucap Ovi pada Darwis Kakaknya menggodanya,
Darwis tak menjawab, Ia sibuk dengan hpnya,
"Kayaknya Kak Darwis dan Kak Yohana cocok." ucap Ovi lagi pada Darwis yang terus menggodanya,
"Ahh, tahu apa Kamu anak kecil." jawab Darwis pada Ovi adiknya merasa sangat kesal.
Setelah beberapa lama dalam perjalanan, akhirnya merekapun tiba juga di rumah.
Pertemuan demi pertemuan akhirnya sering dilakukan oleh Darwis dan Yohana, yang membuat mereka saling mengenal satu sama lain, walaupun terkadang Darwis lebih banyak diam dari pada Yohana.
Bila Darwis teringat Salsa, Ia terbayang akan biadabnya dirinya, rasa salah selalu membayanginya, bila tak kuat Ia selalu mengambil Anggur merah untuk mencairkan pusing di kepalanya.
Segelas demi segelas Ia minum dengan nikmatnya Darwis mulai melayang mabuk, tak terasa sebotol Anggur merah Ia habiskan, sambil merasakan mabuknya, terdengar pintu rumahnya diketuk orang
Tok! Tok! Tok!, begitu terdengar di telinga Darwis dengan setengah mabuk,
"Assalamualaikum," ucap orang diluar memberi salam,
"Waalaikum salam," jawab Darwis pada orang itu sambil merasakan otaknya melayang,
Ia pun terus membuka pintunya, lalu brakk!!, pintu dibuka, Alangkah kagetnya ternyata Yohana sudah berdiri di depan pintu,
"Ehh Kamu, masuklah!" ucap Darwis pada Yohana dengan sedikit menahan mabuknya,
Lalu Yohana pun masuk, Yohana terus memperhatikan Darwis,
"Kamu mabuk, ya?" tanya Yohana pada Darwis ingin tahu,
"Iya, tadi temanku memaksaku." Jawab Darwis pada Yohana mengelak,
"Oh, awas nanti kecanduan lagi." ucap Yohana lagi pada Darwis memperingatkan,
Lalu mereka pun bercanda dengan asiknya, hingga pikiran Darwis semakin semaput melihat body Yohana yang menggiurkan,
"Ngobrolnya di karpet aja, Yuk! sambil nonton Tv." ucap Darwis pada Yohana sambil menarik tangan Yohana,
"Boleh, supaya bisa selonjoran," Jawab Yohana pada Darwis lagi,
Lalu Yohana duduk di samping Darwis yang lagi mabuk, tapi Yohana tak merasa takut padanya,
"Kamu terlihat culun kalau mabuk gitu," ucap Yohana pada Darwis yang sedang memegang tangannya,
Darwis tanpa pikir panjang, Yohana Ia rangkul dengan erat, bibirnya Ia cium dengan cepat, membuat Yohana tak sempat mengelak, lalu menindihnya dengan kekuatan super yang membuat Yohana meronta, ingin melepaskan dari serangannya,
"Wis, sudah jangan begitu, kamu mabuk!" ucap Yohana pada Darwis membisikan di telinganya,
Darwis tak perduli Ia terus mengecup leher jenjang Yohana, rasa geli terasa walau dalam merontanya, tangan Darwis bergerilya mencari- cari sesuatu, dan srettt!! Baju dan Celana Yohana Ia tarik dan Ia lempar menjauh hingga yang terlihat hanya pion- pion kenikmatan yang di miliki Yohana tersembul dan menganga hingga bukit rimbun nan Indah itu terbentang dihadapannya, menebar semerbak harum surgawi yang dirasakan Darwis, Yohana menangis semakin keras sambil berteriak,
"Jangan! Jangan, Wis!" teriak Yohana sambil meronta dengan sekuatnya pada Darwis,
Tapi Darwis semakin kokoh untuk menancapkan pusakanya pada goa rimbun yang tertutup sangat pribadi milik Yohana, lalu Yohana menjerit kencang, Ia menangis dan meronta sambil menahan rasa sakit diselangkangannya tapi sia- sia Darwis semakin menusuknya hingga, krek! Krek! Krek!, selaput daranya robek membawa percikan merah menempel di baju seketika itu pula Yohana menjerit sakit,
"Ahhhhh! Ahhh! Auwww, Aduuhhh Sakiiittttt!" teriak Yohana pada Darwis merasakan serasa disayat pisau.
Mendengar itu Darwis semakin kesetanan maju- mundur pinggulnya Ia goyangkan lalu Akhirnya Darwispun menjerit, Ahhh....Ahhhhh nikmat!!, lalu mengaum memuntahkan laharnya hingga mencapai klimaknya sampai ke ubun- ubun, lalu terjatuh.
Setelah puas Darwis pun lemas, dan tiba- tiba Yohana berkata dengan pilunya,
"Sungguh tega Kamu memperkosa Aku, salah apa Aku padamu?" tanya Yohana pada Darwis dengan rasa bencinya yang sangat besar,
Darwis menunduk mungkin malu mendengar Yohana memakinya,
"Sungguh Aku Salah menilaimu, Apa Kau pikir tadi Aku menikmatinya? Tidak Darwis. Tidak!" ucap Yohana lagi pada Darwis sambil menampar muka Darwis, Plakk!!.
Darwis tidak membalasnya, hanya menatap dengan merasakan mabuk di kepalanya,
"Yang kurasakan hanya sakit di tubuh dan hatiku, dan Aku sudah tak punya yang kubanggakan, semua telah kau hancurkan dengan birahi bejatmu, kita didekatkan oleh Orang tua kita bukan harus seperti itu, dasar binatang!" ucap Yohana pada Darwis yang berlari dan terus memaki sambil menangis meratapi nasibnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 214 Episodes
Comments