Di Antara Dua Hati

Di Antara Dua Hati

Bab 1~Terlambat

Malam semakin larut, Kayla segera merapihkan peralatan sekolahnya, kemudian beranjak dari meja belajar.

Diliriknya jam dinding yang ternyata jarum jam sudah menunjukan angka sembilan lewat empat puluh lima menit. Itu berarti dirinya harus segera tidur. Padahal, sedari tadi matanya sudah tak kuat menahan kantuk. Namun, karena sepupunya meminta Kayla mengerjakan sesuatu, akhirnya ia mengerjakan tugas larut malam.

Walaupun rasa lelah menyelimuti, tapi ia tetap mengerjakan pekerjaan yang diberikan saudara sepupunya itu dengan suka rela. Kayla tak mengeluh sedikitpun karena jika ia tak mau, maka saudara sepupunya yang bernama Rania itu akan marah besar dan mengadu kepada ayahnya. Alhasil, Kayla lah yang mendapatkan hukuman dari Pamannya itu.

"Capek banget, sih! Aku mau langsung tidur ah, udah gak kuat ini mata." diregangkan kedua tangannya ke samping, kemudian tubuhnya pun direbahkan di atas ranjang.

Rasa penat membuatnya cepat menutup mata hingga ia pun tertidur pulas.

Namun, baru saja dirinya akan memasuki alam mimpi, tiba-tiba, Rania datang setelah menggebrak pintu.

Brak

"Kayla. Cuciin baju gue sekarang juga!" teriak Rania seraya melempar dress ke wajah Kayla.

Kayla yang terkejut mendengar teriakan Rania pun segera terkesiap. Ia mengerjap beberapa kali sembari duduk di ranjang. "Ini udah malem, Ran. Besok aja ya," tawar Kayla.

Rania berkacak pinggang. "Elu enggak mau ngerjain perintah gue, heh!"

Dengan cepat Kayla menggelengkan kepalanya. "Bukan seperti itu, Ran. Tapi, saat ini aku udah ngantuk dan capek banget. Lagi pula, ini udah malem dan besok kita harus sekolah. Aku takut nanti terlambat bangun," pungkasnya.

Rania pun langsung menyentak. "Enggak. Gue maunya sekarang juga lu cuci baju gue dan segera menjemurnya biar cepat kering." kata Rania keukeuh. "Besok lu tinggal setrika biar rapi. Tapi awas, jangan sampai gaun gue ini rusak. Kalau sampe baju ini rusak, lu bakalan tahu akibatnya!" ancam Rania sebelum berlalu dari kamar Kayla.

Sedangkan Kayla sendiri hanya menatap lesu sampai punggung Rania hilang seiring tertutupnya pintu kamar yang dibanting dengan keras.

Brakk

Kayla terkejut sampai mengelus dadanya saking kerasnya Rania menutup pintu, membuat jantungnya berdebar sangat kencang.

"Kenapa dia selalu membuatku kesusahan?!" gerutu kesal Kayla yang tak bisa diungkapkan depan Rania.

Rania selalu memperlakukan Kayla dengan buruk. Ia mengolok-olok dan menyiksa Kayla jika dia melakukan sedikit kesalahan saja. Bukannya Kayla tak pernah melawan akan perlakuan Rania kepadanya. Namun, saat itu ia malah dihukum oleh pamannya dengan tidak boleh keluar rumah walaupun itu ke sekolah. Kayla dikurung di dalam kamarnya selama berhari-hari tanpa dibiarkan keluar walau hanya ke dapur saja.

Pamannya itu selalu bertindak sesuka hati. Pria paruh baya tersebut selalu marah setiap kali Rania mengadu yang tidak-tidak tentang Kayla. Padahal, Rania yang bersalah. Tapi, Kayla yang selalu menanggung akibatnya.

Malam itu juga, Kayla mencuci pakaian Rania dengan hati-hati karena takut merusak dress tersebut. Selesai mencuci, Kayla bergegas ke kamar dan merebahkan tubuhnya di ranjang. Rasa penat, lelah, bercampur rasa kantuk menjadi satu. Tak lama kemudian, ia pun terlelap menuju alam mimpi.

Pagi-pagi sekali Rania mengetuk pintu kamar Kayla dengan berteriak nyaring. "Woi pembokat, bangun lu! Jam berapa ini? Dasar pemalas," teriak Rania sembari terus mengetuk pintu kamar. "Kayla. Lu budeg apa ya,"

Kayla mengerjapkan matanya sambil berkata lirih. "Iya, Ran. Aku bangun kok!" sahutnya seraya duduk. "Jam berapa ini, Ran?" tanya Kayla sedikit bergumam.

Rania berdecak sebelum menjawab. "Jam tujuh lewat lima belas menit." sahutnya dengan keras setelah mendorong pintu kamar Kayla sampai terbuka lebar.

Mata Kayla membulat sempurna dengan diikuti tubuhnya yang beranjak dari tempat tidur. "Apa? Jam tujuh lewat. Oh ya ampun," Kayla bergegas melompat dari kasurnya menuju kamar mandi.

Melihat Kayla berlari, Rania kembali berteriak. "Elu itu sekarang jadi pemalas ya. Mentang-mentang ayah gak ada di rumah," ledeknya.

Kayla sendiri tak menghiraukan cibiran Rania. Ia mandi tanpa mendengar ocehan saudara sepupunya itu.

"Woi pembokat, tugas gue belom kelar. Kerjain semuanya dan bawa ke sekolah. Awas kalau enggak dikerjain!" ancam Rania yang kemudian melanjutkan ucapannya lagi. "Gue taruh bukunya di meja," ucapnya yang kemudian pergi setelah menaruh bukunya di meja.

Dia berangkat lebih dulu ke sekolah, meninggalkan Kayla yang masih mandi. Selesai mandi, Kayla langsung berpakaian rapi dan bersiap berangkat ke sekolah. Semua buku pelajaran hari ini tak lupa ia bawa, termasuk buku tugasnya. Diliriknya buku Rania yang tergeletak di meja belajarnya.

"Haish, Rania selalu seperti ini. Mana ini sudah jam setengah delapan." Kayla pun menyambar buku tugas Rania dan memasukannya kedalam tas miliknya. "Aku bakal terlambat ini." Ia celingukan mencari angkot yang biasa lewat depan rumahnya, namun tak ada satu pun angkot yang lewat.

Kayla pun berlari menuju sekolah yang jaraknya lumayan cukup jauh. Nafasnya terengah-engah karena ia terus berlari kencang tanpa henti.

Tepat saat dirinya menginjakkan kaki di depan gerbang, bel pun berbunyi nyaring.

Teeeeeetttt.

"Syukurlah!" Ia pun buru-buru masuk kedalam sekolah setelah tersenyum kepada satpam. "Pagi, Pak!" sapa Kayla kepada satpam.

"Pagi juga Neng Kayla!" Satpam membalas sapaan Kayla dengan ramah. "Tumben kesiangan?!" tanya satpam kemudian.

"Iya, Pak. Semalam aku tidur kemaleman karena mengerjakan tugas, dan akhirnya terlambat bangun." sahutnya sembari tersenyum.

"Oh, ya ya ya," satpam pun mengerti. "Ya sudah, ayo buruan masuk kelas sebelum Guru masuk!" ujar satpam tersebut.

Kayla bergegas masuk menuju kelasnya, agar tidak keduluan guru yang mengajar hari ini. "Waah, untung saja!" ia pun merasa lebih tenang sekarang.

Semua pasang mata menatap kedatangan Kayla dengan aneh, sebab tak biasanya gadis itu datang terlambat.

"Kay, tumben kesiangan?!" Delisa bertanya dengan penasaran, diikuti tatapan tajam dari Rania yang duduk di bangku depan.

Kayla melirik sekilas, kemudian mengalihkan atensi ke arah Delisa seraya tersenyum canggung. "Iya, Del. Semalem aku gak bisa tidur, jadi aku bergadang sampai subuh." ucapnya berbohong.

Delisa hanya membulatkan mulutnya menanggapi jawaban Kayla.

Tak lama kemudian, guru pun masuk ke dalam ruangan kelas. "Pagi semua!"

"Pagi, Bu!"

"Hari ini kita ada ulangan ya,"

"Yaaaah. Kok dadakan sih, Bu!" semua serempak protes.

"Heits, jangan banyak protes! Ibu sudah bilang jika kalian harus selalu menyiapkan mental kalian untuk menghadapi ulangan dadakan," ucap Bu Rita, kemudian melanjutkan ucapannya lagi. "Sebelum itu, kumpulkan tugas yang kemarin Ibu berikan di meja Ibu sekarang juga! Bila di antara kalian ada yang ketahuan tidak mengerjakan tugas, maka siap-siap mendapat hukuman!" lanjutnya kemudian.

Betapa terkejutnya Rania yang mendengar perkataan Bu Rita. Ia tahu jika Kayla belum mengerjakan tugasnya yang tadi ia berikan sebelum berangkat sekolah.

Namun, sejujurnya bukan salah Kayla juga, jika Rania mendapatkan hukuman dari Bu Rita. Ia yang salah sendiri karena tak mengerjakan tugas sekolah dari awal-awal, dan sekarang menyuruh Kayla menyalin buku tugasnya.

Randi sebagai ketua kelas ditugaskan mengumpulkan semua buku tugas dari mereka, dan menyimpannya di atas meja guru.

"Kay, lu belum ngerjain tugas?" bisik Randi.

Kayla menggelengkan kepala sebagai jawaban, pertanda jika dirinya belum kelar menyalin semua catatan ke buku milik Rania.

Randi mengerti jika Kayla pasti kelelahan. Ia pun mencoba mengulur waktu agar Kayla segera menyelesaikan mencatat tugas tersebut.

Ketika tengah berpikir, tiba-tiba ada seorang murid datang ke kelas tersebut dan memanggil Bu Rita untuk segera datang ke ruangan kepala sekolah.

Ini kesempatan mereka untuk menaruh tugas di meja tanpa diketahui guru jika mereka baru saja menaruhnya.

"Eh Kay , kamu belum menaruh tugasmu di depan?" tanya mereka saat Kayla menaruh buku tugas di meja.

"Belum. Tadi aku ...!"

"Tumben bener Kayla terlambat mengerjakan tugas. Biasanya kan paling awal," mereka terheran.

"Dia terlambat bangun," desis Rania yang duduk di depan.

"Oohhh." Mereka pun hanya ber oh saja dan tidak mempermasalahkannya.

Rania tersenyum penuh kemenangan. Dia tertawa dalam hati sambil mengelus dada karena merasa lega. "Untung itu Kayla. Coba kalau gue yang telat, mungkin mereka bakal mencibir. Huuuh, selamat deh gue." batin Rania memekik kegirangan.

...Bersambung ......

Terpopuler

Comments

kadek15

kadek15

kuat selalu utk kayla💪💪

2023-11-06

2

Rita Riau

Rita Riau

mampir Thor,,,,kaya nya seru nih
kasihan Kayla,,,

2023-11-06

1

ayu nuraini maulina

ayu nuraini maulina

CK main nyuruh nyuci sndr Napa 😡😡

2023-07-11

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1~Terlambat
2 Bab 2~Tiba-tiba datang
3 Bab 3~Ancaman
4 Bab 4~Pulang bersama
5 Bab 5~Penasaran
6 Bab 6~Pacar Baru
7 Bab 7~Ulang tahun Kenzo
8 Bab 8~Calon Mantu Idaman
9 Bab 9~Lapar
10 Bab 10~Perhatian
11 Bab 11~Bimbang
12 Bab 12~Luka
13 Bab 13~Menginap
14 Bab 14~Sarapan bersama
15 Bab 15~Menikah
16 Bab 16~Malu
17 Bab 17~Diantar pulang
18 Bab 18~Kecupan
19 Bab19~Amarah
20 Bab 20~Mendadak baik
21 Bab 21~Rugi
22 Bab 22~Pertengkaran
23 Bab 23~Pergi dari rumah
24 Bab 24~Play boy cap palu
25 Bab 25~Suka kamu
26 Bab 26~Pacar
27 Bab 27~Tempat baru
28 Bab 28~Kepergian Kenzo
29 Bab 29~Pindah
30 Bab 30~Berita terkini
31 Bab 31~Pasangan dadakan
32 Bab 32~Jalan-jalan
33 Bab 33~Mencari
34 Bab 34~Alasan pindah
35 Bab 35~Mencari informasi
36 Bab 36~Siapa sih?
37 Bab 37~Si tampan
38 Bab 38~Pingsan
39 Bab 39~Kembali
40 Bab 40~Markonah
41 Bab 41~Markoho
42 Bab 42~Hai, tampan!
43 Bab 43~Cemburu
44 Bab 44~Drama
45 Bab 45~Mimpi
46 Bab 46~Mengingat
47 Bab 47~Rencana jahat
48 Bab 48~Tampan juga cerdas
49 Bab 49~Suasana Kantin
50 Bab 50~Dilabrak
51 Bab 51~Khanza Alberto
52 Bab 52~Pertemuan
53 Bab 53~Toko pakaian
54 Bab 54~Ajakan
55 Bab 55~Awal pertemuan
56 Bab 56~Perintah
57 Bab 57~Bekerja keras
58 Bab 58~Siapa cepat dia dapat
59 Bab 59~Menjalankan tugas
60 Bab 60~Tawaran
61 Bab 61~Asisten pribadi
62 Bab 62~Mulai bekerja
63 Bab 63~Terkejut
64 Bab 64~Kakak
65 Bab 65~Pagi, sayang!
66 Bab 66~Mau dibawa ke mana
67 Bab 67~Pernyataan Cinta
68 Bab 68~Menghilang
69 Bab 69~Alasan hilang
70 Bab 70~Mencari
71 Bab 71~Ikut mencari
72 Bab 72~Diantar preman
73 Coretan Othor
74 Bab 74~Sakit
75 Bab 75~Ungkapan
76 Bab 76~Tamu
77 Bab 77~Ternyata dia
78 Bab 78~Jatuh cinta
79 Bab 79~Paksaan sang ayah
80 Bab 80~Pacarnya Frans
81 Bab 81~Salah paham
82 Bab 82~Resmi pacaran
83 Bab 83~Berpisah
84 Bab 84~Pergi
85 Bab 85~Bertemu kembali
86 Bab 86~Kasih sayang Ibu
87 Bab 87~Restu Kenji
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1~Terlambat
2
Bab 2~Tiba-tiba datang
3
Bab 3~Ancaman
4
Bab 4~Pulang bersama
5
Bab 5~Penasaran
6
Bab 6~Pacar Baru
7
Bab 7~Ulang tahun Kenzo
8
Bab 8~Calon Mantu Idaman
9
Bab 9~Lapar
10
Bab 10~Perhatian
11
Bab 11~Bimbang
12
Bab 12~Luka
13
Bab 13~Menginap
14
Bab 14~Sarapan bersama
15
Bab 15~Menikah
16
Bab 16~Malu
17
Bab 17~Diantar pulang
18
Bab 18~Kecupan
19
Bab19~Amarah
20
Bab 20~Mendadak baik
21
Bab 21~Rugi
22
Bab 22~Pertengkaran
23
Bab 23~Pergi dari rumah
24
Bab 24~Play boy cap palu
25
Bab 25~Suka kamu
26
Bab 26~Pacar
27
Bab 27~Tempat baru
28
Bab 28~Kepergian Kenzo
29
Bab 29~Pindah
30
Bab 30~Berita terkini
31
Bab 31~Pasangan dadakan
32
Bab 32~Jalan-jalan
33
Bab 33~Mencari
34
Bab 34~Alasan pindah
35
Bab 35~Mencari informasi
36
Bab 36~Siapa sih?
37
Bab 37~Si tampan
38
Bab 38~Pingsan
39
Bab 39~Kembali
40
Bab 40~Markonah
41
Bab 41~Markoho
42
Bab 42~Hai, tampan!
43
Bab 43~Cemburu
44
Bab 44~Drama
45
Bab 45~Mimpi
46
Bab 46~Mengingat
47
Bab 47~Rencana jahat
48
Bab 48~Tampan juga cerdas
49
Bab 49~Suasana Kantin
50
Bab 50~Dilabrak
51
Bab 51~Khanza Alberto
52
Bab 52~Pertemuan
53
Bab 53~Toko pakaian
54
Bab 54~Ajakan
55
Bab 55~Awal pertemuan
56
Bab 56~Perintah
57
Bab 57~Bekerja keras
58
Bab 58~Siapa cepat dia dapat
59
Bab 59~Menjalankan tugas
60
Bab 60~Tawaran
61
Bab 61~Asisten pribadi
62
Bab 62~Mulai bekerja
63
Bab 63~Terkejut
64
Bab 64~Kakak
65
Bab 65~Pagi, sayang!
66
Bab 66~Mau dibawa ke mana
67
Bab 67~Pernyataan Cinta
68
Bab 68~Menghilang
69
Bab 69~Alasan hilang
70
Bab 70~Mencari
71
Bab 71~Ikut mencari
72
Bab 72~Diantar preman
73
Coretan Othor
74
Bab 74~Sakit
75
Bab 75~Ungkapan
76
Bab 76~Tamu
77
Bab 77~Ternyata dia
78
Bab 78~Jatuh cinta
79
Bab 79~Paksaan sang ayah
80
Bab 80~Pacarnya Frans
81
Bab 81~Salah paham
82
Bab 82~Resmi pacaran
83
Bab 83~Berpisah
84
Bab 84~Pergi
85
Bab 85~Bertemu kembali
86
Bab 86~Kasih sayang Ibu
87
Bab 87~Restu Kenji

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!