Rania menatap Kayla dengan kesal dan penuh emosi. Dia tak bisa berkata apapun sebab memang benar kenyataannya bahwa memang rumah dan uang yang dipakai dirinya dan ayahnya adalah hasil kerja Kayla.
Tanpa berkata, Rania pun pergi dari kamar Kayla sambil menggerutu. "Kurang ajar!"
Sementara Kayla menghela nafas berat, menatap kepergian saudara sepupunya dari kamar. Sungguh, ujian hidup Kayla sangat berat karena harus tinggal satu rumah dengan paman serta saudara sepupu seperti Rania yang serakah dan jahat itu.
Kayla membaringkan tubuh di ranjang dengan pikiran yang kacau-balau. Emosinya terus diuji oleh mereka-mereka yang tak tahu diri, menurutnya. Kayla sungguh geram kepada orang-orang yang sok berkuasa seperti Kenzo, Frans, juga Rania. Ketiga orang itu benar-benar cocok, cemooh Kayla.
•
•
Pagi menjelang.
Suara kokok ayam jantan terdengar nyaring di telinga, mengusik tidur sang pemimpi yang masih terlelap dalam gumulan selimut tebal.
Setelah mengerjap perlahan, kedua kaki mulai turun dan bersiap melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Saat ini, Kayla sudah bersiap akan berangkat ke sekolah. Dia membereskan piring di meja bekas sarapan berdua bersama Rania, karena pamannya belum pulang dari luar kota.
Di luar sudah tampak Rania sedang menunggunya di samping motor matic Kayla.
Gadis itu tersenyum manis ketika melihat Kayla ke luar rumah. "Kay, gue nebeng ke sekolah ya," ucapnya lembut.
Ada yang aneh dengan saudara sepupunya itu. Tidak biasanya Rania berkata lembut sambil tersenyum manis padanya, setelah Kayla membentaknya habis-habisan! Apa dia salah minum obat? Kayla yakin jika gadis licik itu merencanakan sesuatu kali ini.
"Boleh gak, Kay?"
Kayla mengangguk sedikit sambil menjawab, "Iya. Bentar, aku kunci dulu pintunya!" Ia pun berbalik dan mengunci pintu rumah terlebih dahulu sebelum berangkat ke sekolah.
Biasanya Rania membawa motor Kayla secara diam-diam tanpa sepengetahuan Kayla. Tapi sekarang, dia bahkan menunggu karena ingin nebeng dan bicaranya pun sambil tersenyum manis.
Kayla menyalakan mesin si kuda besi, lalu melesat di jalan beraspal menuju sekolah SMAN 04 Nusa Bangsa.
Sepanjang perjalanan, Rania cemberut sembari mencibir Kayla di belakangnya. Dia terpaksa melakukan hal baik kepada Kayla atas perintah ayahnya agar gadis itu kembali luluh lagi, juga Rania pun ingin mengetahui ke manakah Kayla sampai tak pulang kemarin malam.
Rania tersenyum jahat di belakang punggung Kayla yang fokus menatap jalanan. Ia teringat pesan ayahnya kemarin saat mengadukan sikap Kayla yang berani membentaknya.
Ayahnya meminta Rania untuk bersikap baik dulu dengan tujuan agar mereka tetap bisa tinggal di rumah dan ia bisa bersekolah dengan tenang. Makan enak dan tidur nyenyak tanpa memikirkan apapun, karena semua biaya ditanggung oleh Kayla.
Bagaimana Kayla mempunyai uang? Bukankah dia juga masih sekolah?
Ya, Kayla bekerja di cafe sehabis pulang sekolah sampai jam sepuluh malam. Ia bekerja banting tulang hanya agar bisa mencukupi kebutuhan hidup tanpa ingin merepotkan siapa-siapa.
Tapi ternyata, paman dan sepupunya itu yang membuatnya kerepotan hingga memaksa Kayla bekerja keras. Motor adalah benda terakhir peninggalan ayahnya yang menjadi tunggangan ke sekolah dan bekerja selain rumah ini.
Uang dari hasil menjual kebun dan asuransi kematian ayah dan ibunya dihabiskan oleh mereka berdua tanpa Kayla memakainya sepeserpun.
Perjalanan ke sekolah memakan waktu dua puluh menit saja dari rumah Kayla jika ditempuh menggunakan motor. Kayla memarkirkan motornya setelah sampai di parkiran.
"Yuk Kay, kita masuk!" ajak Rania ramah.
Tumben bener!
"Umm, duluan aja Ran. Aku ada perlu," tolak Kayla lembut.
Rania mengangguk sembari tersenyum. "Kalo gitu gue duluan ya, Kay. Daaaahh!" Rania pun berlalu sambil melambaikan tangannya.
Setelah meninggalkan Kayla, Rania tertawa mengejek sembari memutar bola matanya. Kalau bukan karena takut di usir dari rumah, mungkin dia tidak akan bersikap baik kepada Kayla.
Rania berlalu ke ruang kelas tanpa menoleh ke belakang lagi, sedangkan Kayla masuk beberapa menit bersama Delisa dan Afika. Ketiganya bertemu saat di parkiran tadi.
"Kay, kemarin malam kita tungguin kok gak dateng?!" kata Afika bertanya.
"Iya, Kay. Tahu gak sih? Kenzo kelihatan ganteng banget," Delisa berbicara dengan antusias diikuti reaksi Afika yang berlebihan. "Frans, Bagas, dan Devian juga gak kalah ganteng!" lanjutnya kemudian.
Kayla menggelengkan kepala, tak mengerti sikap kedua temannya yang begitu memandang keempat pemuda itu secara berlebihan.
Memang Kayla akui keempatnya tampan, tapi sekarang tak ada yang bisa menarik perhatiannya sebab Kayla sudah tahu watak mereka berempat_sama-sama menyebalkan.
Sepanjang perjalanan ke kelas, mereka berdua terus mengoceh memuji ketampanan Kenzo and the genk, serta pesta ulang tahun Kenzo yang mewah. Padahal, Kayla sudah melihatnya sendiri baik penampilan maupun pesta ulang tahun si Markoho jelek.
Mereka saja yang tak tahu jika dirinya berada di sana bahkan di dalam mobil milik si bintang utama acara kemarin malam itu. Bukan cuma melihat, Kayla juga mencicipi semua makanan jamuan yang ada di pesta karena Frans yang membawakan untuknya.
Pelajaran pertama dimulai. Guru sudah datang untuk memberikan materi pembelajaran. Semua siswa-siswi nampak belajar dengan serius, dan tak ada yang mengobrol. Pelajaran kedua pun dimulai dengan hal yang seperti sebelumnya, sampai jam istirahat tiba.
Rania terlihat menghampiri. "Kay, ayo kita makan di kantin!" ajakan Rania membuat sahabat Kayla maupun sahabatnya mengerutkan kening.
Kayla mendongakkan wajah menatap Rania, kemudian melirik para sahabatnya. "Emm, duluan aja deh Ran! Aku belum laper. Mau beresin tugas ini dulu, biar tenang!" tolak Kayla secara halus.
"Tapi 'kan tugas IPA di kumpulinnya hari kamis. Masih lama, kali. Yuk, kita makan dulu!" ajak Rania memaksa sembari menarik tangan Kayla.
Kayla melepaskan tangan Rania sembari menggelengkan kepala. "Enggak apa-apa! Walaupun masih lama di kumpulinnya, aku kan harus ngerjain secepat mungkin biar bisa kerja dengan tenang." sahutnya.
Rania mengerucutkan bibirnya seperti merajuk. "Baiklah kalau gitu! Nanti gue beliin makanan buat lu deh. Bye, Delisa ... Afika, gue duluan!" Rania pun melangkah keluar dengan menggandeng tangan Lisa.
Setelah Rania dan Lisa keluar, kedua teman Kayla langsung menghampiri bangkunya. Mereka penasaran dengan apa yang baru saja disaksikan. "Kenapa Rania jadi baik sama kamu? Bukankah biasanya dia jutek dan sinis tiap hari?"
Kayla tersenyum mendengar pertanyaan keduanya. "Mungkin dia udah berubah," sahutnya masih sibuk menulis.
"Hemh, aneh dia. Kamu jangan percaya dulu sama dia, Kay. Mungkin aja dia punya maksud tertentu!" cetus Delisa.
"Iya, Kay. Kamu tahu sendiri kan dia gimana setiap hari sama kamu," timpal Afika.
"Biarin lah, dia mau ngapain aja. Syukur-syukur kalau dia berubah, 'kan!" kata Kayla yang tetap fokus pada buku-bukunya.
Tanpa mereka sadari, sedari tadi Rania diam mendengarkan percakapan mereka dari balik pintu. Dia ingin tahu jawaban apa yang diberikan Kayla ketika di belakangnya. Apa Kayla menjelek-jelekan dirinya?
Afika memangku wajah dengan kepalan tangan. "Eh Kay, Kenzo gak masuk kelas ya." Kayla mengedikan kedua bahu, tak peduli dengan urusan yang berhubungan dengan pemuda itu. "Denger-denger dari Kakakku, katanya Kenzo dijodohin ama anak temen ayahnya." gadis itu mulai bergosip.
"Serius kamu, Fi? Masa iya Kenzo udah dijodohin?" Delisa bertanya dengan penasaran, sedangkan Kayla terlihat masih cuek.
"Serius. Kamu tahu sendiri kan, tamu undangan kemaren itu kebanyakan rekan kerja ayah dan ibunya Kenzo. Mungkin aja mereka membahas masalah itu pas kita udah balik," tutur Afika.
Diam-diam Kayla ikut menyimak obrolan keduanya. Pantas saja pemuda itu menyuruh Kayla dan teman-temannya pulang lebih dulu, ternyata itu alasan Kenzo pulang larut malam.
Delisa mendekati Kayla dan berbisik di telinganya. "Kay, apa Frans datang nemuin kamu?" Kayla menoleh dengan dahi mengkerut. Delisa cengengesan sebelum berkata, "Kemaren aku bilang kalo kamu menyukainya,"
"Apa?"
...Bersambung ......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Rita Riau
Rania dan ayah nya memang ga tau malu,,,
2023-11-06
0
Selena Agustin
rania bermuka dua
2023-06-05
0
NAIM NURBANAH
lanjutkan say... semangat
2023-06-05
0