"Kamu kenapa, Neng?" tangan nenek mengusap kepala Kayla dengan lembut.
Kayla hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum walau masih tersisa air mata di ujung matanya.
Melihat Kayla yang sedih, Kenzo pun berusaha mengalihkan perhatiannya.
"Eh, perasaan itu kaos gue kenal tuh!" Kayla langsung mendongak menatap Kenzo sambil cengengesan. "Berdiri lu!" titahnya kemudian.
Kayla rasanya enggan untuk berdiri, sebab ia tahu jika Kenzo bakal marah. "Ken, aku ..."
Kenzo mengerang kesal. "Cepetan berdiri! Kenapa lu cengengesan terus?!" bentaknya kemudian membelalakkan mata melihat pakaian yang dikenakan Kayla. "Baju gue,"
Salma menepuk lengan cucunya gemas. "Ish, Ken. Jangan gitu dong, Nak! Dengerin dulu perkataan Kayla," cucunya itu pun terdiam karena Salma melotot.
Kayla menjawab sambil menundukkan wajahnya, tak berani menatap Kenzo. "Baju aku basah, Ken. Jadi, aku terpaksa ngambil baju kamu yang di jemuran." sahutnya tak enak. "Aku udah bilang kok!" sambungnya.
Kenzo sebenarnya bukan marah. Ia hanya ingin Kayla tak sedih lagi. Melihat Kayla menangis, entah mengapa ia merasa kasihan kepada gadis itu. Ken hanya ingin Kayla tak sedih lagi, namun cara mengungkapkannya saja yang salah. Dia cenderung selalu membuat Kayla marah dengan tingkahnya yang menjengkelkan.
Itulah Markoho, kata Kayla.
"Kapan lu ngomong ama gue kalo lu pinjem kaos sama celana gue. Kedodoran lagi," ketus Kenzo dengan nada tinggi.
Kayla cengengesan. "A-aku bilangnya sekarang. Hehehe," Kenzo menepuk keningnya mendengar jawaban Kayla.
"Udah dipake baru ngomong," cibir Kenzo.
Nenek Salma hanya tersenyum melihat dua anak muda di depannya. Nenek sangat senang karena dengan Kayla, Kenzo banyak berbicara. Tidak seperti di rumah utama, Kenzo cenderung menyendiri dan banyak diam. Kecuali jika ada ketiga teman-temannya, Frans, Bagas, dan Devian.
"Sudah, lah. Kita makan lagi, yuk!" lerai nenek Salma.
Keduanya pun menurut dan mulai menghabiskan makanannya masing-masing dengan senyap.
Setelah selesai sarapan, Kayla membantu nenek dengan mencuci piring dan peralatan bekas masak tadi. Walaupun nenek Salma melarang, tapi Kayla tetap mencuci semuanya hingga selesai. Ia malah menyuruh nenek Salma duduk, tak melakukan apapun.
Semua pekerjaan bersih-bersih telah selesai dikerjakan, Kayla kini duduk bersama nenek Salma menikmati secangkir teh hangat sembari mengobrol santai.
Kenzo keluar dari kamar dengan pakaian rapih, stelan kaos oblong dan jeans panjang serta jaket levis. Pemuda itu sangat tampan saat mengenakan pakaian apapun, hingga Kayla sekejap terpana oleh karismanya.
"Onah, kita pergi yuk!" ajak Kenzo setelah melihat Kayla sudah menyelesaikan pekerjaannya. Ia terus mengulang perkataannya karena sedari tadi Kayla tak menyahut_hanya diam menatapnya. "Onah!" teriaknya kemudian.
"Hah? I-iya, ada apa?"
"Elu budeg ya," ejeknya. "Gue ajakin elu pergi," lanjut Kenzo kesal.
"Kemana?" tanya Kayla singkat.
Kenzo mengerutkan keningnya. "Elu gak mau pulang gitu?!" Kayla mengangguk dengan perkataan Kenzo. "Atau, elu malah betah tinggal satu rumah sama gue?" bisiknya menggoda dan Kayla dengan cepat menggelengkan kepalanya.
Kenzo tergelak melihat wajah Kayla yang terlihat imut saat digoda olehnya. "Hahaha." pemuda itu segera pergi setelah berpamitan pada neneknya. "Pergi dulu, Nek!"
Kayla tak bergerak sedikitpun dari posisinya saat ini. Jujur, ia sangat kebingungan dengan penampilannya saat ini. Bagaimana bisa ia pulang dalam keadaan seperti ini?
Karena tak ada yang mengikuti, Kenzo pun menoleh ke belakang. "Gak mau balik?" tanyanya singkat.
"Pakaianku masih basah. Masa iya aku keluar pake baju dan celana kamu kek gini," Dia hanya menunduk karena malu.
Kenzo hanya menggelengkan kepala, kemudian mengambil sweater nya di kamar. Ia melemparkannya pada Kayla yang langsung menangkapnya.
"Tuh pake biar ketek lu gak kedinginan," cetusnya mengejek.
Kayla mengerucutkan bibirnya karena ledekan Kenzo. Dia langsung memakai sweater milik Kenzo yang pasti kedodoran di tubuh kecilnya.
"Pffttt, kek orang-orangan sawah" ejek Kenzo yang pasti membuat Kayla sebal.
Kayla mendengus kesal melihat Kenzo yang terkekeh meledeknya. Ia pun berjalan setelah berpamitan kepada nenek dan mengambil tas Selempang nya.
"Sialan," gerutunya sambil keluar dari apartemen Kenzo.
Sedangkan si pemilik mengekor di belakang sambil bersiul-siul dan sesekali menggodanya.
"Makanya, tumbuh tuh ke atas, jangan kesamping!" Kayla tak memperdulikan ledekan Kenzo yang sengaja memancing emosinya.
"Matanya picek kali. Emangnya aku gendut, pake dibilang tumbuh kesamping. Huuch." Kayla menggerutu sepanjang perjalanan ke luar.
Kenzo melangkah untuk mengambil motornya di parkiran, sedangkan Kayla terus berjalan untuk mencari taksi. Dia tidak mau jika Kenzo terus meledeknya, maka dari itu dia berinisiatif untuk pulang naik taksi saja.
Kenzo baru menyadari jika Kayla tak mengikutinya ke parkiran, dan malah melambaikan tangan untuk menghentikan taksi.
"Hei. Lu mau kemana?" cegah Kenzo saat Kayla akan segera naik taksi.
"Aku ya mau pulang lah," sahutnya ketus.
"Gue yang anter,"
"Ogah! Aku bisa balik sendiri. Jalan, Pak." ujarnya, namun Kenzo segera menghentikan supir saat akan menginjak gas.
Pemuda itu lantas menarik tangan Kayla hingga kembali ke luar. "Gak jadi, Pak! Maaf, istriku sedang ngambek." Kayla membulatkan mata mendengar kata 'istri' dari mulut Kenzo.
Supir taksi pun menggerutu kesal dan berlalu karena penumpangnya di cegah naik. "Huuuh, anak jaman sekarang, ribut jadi ngerugiin orang."
Kayla mendengus kesal sembari meronta. "Ih, kamu apa-apaan sih Ken? Kenapa kamu bilang kalau aku istrimu? Aku mau pulang sendiri," teriakan Kayla mengundang tatapan di sekitarnya.
Karena semua orang memperhatikannya, Kenzo pun mulai berakting.
"Sayang, maafin aku. Aku mengaku salah. Jadi, biarlah aku bertanggung jawab kepadamu." Ia berusaha memeluk Kayla namun dengan cepat gadis itu mendorongnya.
"Apa-apaan sih? Aku gak suka kamu kek gini! Aku mau pulang ... pulang ... pulang!" Kayla terus berteriak dan tak menyadari jika dirinya mengundang rasa penasaran semua orang.
Ibu-ibu yang lewat segera menghampiri "Sudah lah Dek, maafin saja dia. Kan dia sudah mengaku salah."
Seorang bapak tua ikut menimpali. "Iya Neng, maklumin saja. Lelaki memang seperti itu. Asalkan dia mau bertanggung jawab, ya tidak apa-apa!"
"Kamu harus bersyukur dengan dia yang mau bertanggung jawab setelah melakukannya. Coba kalau pemuda lain, mungkin dia akan mencampakkan gadis yang disentuhnya." yang lain ikut menyahut.
Ucapan para ibu dan bapak itu membuat Kayla menoleh tak mengerti. Gadis itu mengerutkan kening sembari menatap satu-persatu orang-orang yang mengerumuninya.
"Kami paham hanya dengan melihat keadaanmu seperti ini," mereka menyentuh pakaian yang dikenakan gadis polos itu.
Sweater laki-laki yang kedodoran dengan celana pendek sampai lutut, meyakinkan mereka jika gadis itu telah bermalam bersama seorang pemuda. Walaupun memang benar bahwa ia telah menginap di tempat seorang pemuda, namun tidak seperti yang mereka bayangkan.
"Segeralah menikah dengannya agar tak menjadi gunjingan orang," saran mereka hanya ditanggapi kebingungan oleh Kayla.
"Apa? Menikah? Yang bener aja,"
...Bersambung ......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Rita Riau
seru nih Thor pengen ketawa pun ada,,,, sedih juga ada🥰😢😁
2023-11-06
1
Elisabeth Ratna Susanti
suka banget part ini 😍
2023-06-02
0
Laskar Pelangi
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-06-01
0