Bel pulang berbunyi kencang dan semua siswa-siswi pun berhamburan keluar untuk pulang ke rumah masing-masing. Terlihat, Kayla berlari mengejar Rania yang sudah keluar terlebih dahulu.
"Ran, tunggu!" Kayla terus berlari sambil berteriak memanggil Rania hingga semua orang menoleh padanya.
Rania yang mendengar sontak berbalik dengan mengeram kesal. "Ada apa sih elu manggil-manggil gue?" ketusnya sembari melirik sekitaran.
"Aku ..." lirikan mata Kayla berkelana ke sana kemari melirik temannya yang lain. Ia mendekat ke arah Rania untuk membisikan sesuatu agar yang lain tak mendengarnya. "Ekhem. Aku ikut pulang bareng kamu," desisnya.
"Ikut pulang? Gak bisa! Gue udah ada janji sama Lita kalau mau ke mall dulu buat nyari sesuatu. Sebaiknya elu naik angkot aja," tolaknya langsung.
Kayla melongo. "Tapi itu kan motor aku, Ran. Kenapa kamu terus yang pake? Lagipula aku cuma ..." belum sempat Kayla berucap, suara seseorang terdengar seiring berhentinya motor sport merah di samping mereka.
Kenzo membuka helm full face yang dikenakannya sebelum berkata. "Hei Markonah! Kita masih ada urusan. Ayo ikut gue!" ajaknya sembari menarik tangan Kayla.
"Urusan apaan?" Kayla, Rania dan Lita serempak bertanya.
"Whoaa, kompakan!" serunya mencibir ketiganya sebelum berkata lagi. "Gue ada urusan sama si Markonah itu bukan urusan lu berdua," ujarnya tanpa melirik Rania dan Lita sama sekali.
Setelah berkata, ia pun menarik tangan Kayla untuk segera naik ke atas motornya. Kayla yang tak mau pun sempat memberontak, namun Ken mengancamnya dengan kata-kata yang tak bisa didengar orang lain. "Lu gak inget kejadian tadi? Atau, perlu gue ingetin lagi?" seringainya di balik helm.
"Cih, ngancem lagi!" gerutu Kayla.
"Oh, iya. Makanan sama minuman gue juga belom lu ganti," tambah Kenzo sembari menaik-turunkan alis membuat Kayla jengah menatap wajahnya.
Helaan nafas panjang terdengar dari mulut Kayla sebelum ia memutuskan ikut. "Baiklah! Tapi, bilang dulu padaku apa yang harus ku lakukan untuk membayarnya!"
"Ikut aja," singkat Kenzo seraya menyerahkan helm kepada Kayla.
Mau tak mau gadis itu pun menerima helm tersebut lalu memakainya. Kayla memutar bola matanya malas dengan gerakan bibir yang mencong-mencong karena mencibir perbuatan Kenzo yang seenaknya. Namun saat Ken menoleh padanya, Kayla pun tersenyum manis.
Sesungguhnya ia malas harus berurusan dengan pemuda yang mempunyai julukan badboy itu. Satu sekolah sudah mengetahui jika Kenzo terkenal badung dan juga playboy.
Pemuda itu kerap berganti pacar sesuai hatinya. Wanita hanya dianggap sebagai barang yang harus dibuang setelah tak terpakai lagi. Walaupun begitu, ia memiliki penggemar sangat banyak di sekolah maupun di luar sekolah.
Selain karena ketampanannya, ia juga berasal dari keluarga kaya dan terkenal di dalam negri. Ayahnya yang berprofesi seorang pengusaha sukses, dan ibunya adalah seorang dokter, mendukung latar belakangnya.
"Naik!" titah Kenzo singkat.
Dengan malas Kayla naik ke atas motor yang tingginya susah ia naiki selain berpegangan di pundak Kenzo. "Gimana sih naiknya selain gak nyentuh tubuh si tengil?" gumam Kayla dalam hati.
"Elu bisa enggak sih?" Kenzo kesal karena Kayla belum naik.
"Hah? Bisa ... bisa," Kayla tersentak sembari berusaha naik kembali namun tetap tak bisa.
Kendra menoleh ke belakang dan ia pun menarik tangan Kayla lalu menaruhnya di pundaknya sendiri. "Gini doang apa susahnya, sih?" gerutunya kesal.
Tanpa diminta dua kali, Kayla langsung berpegangan di pundak Kenzo lalu duduk di jok belakang.
"Dah siap?"
"Ya," sahut Kayla malas.
"Gitu aja repot. Dasar Markonah," Cibir Kenzo membuat Kayla berdecih sebal. Gadis itu memilih memalingkan wajahnya ke samping.
Semua orang menatap ke arah mereka dengan penuh arti, terutama para wanita yang jadi fans Kenzo. Mereka merasa patah hati sebab pemuda itu mengajak Kayla yang notabene sebagai gadis dari keluarga miskin.
Seperti Rania saat ini yang menatap Kayla dengan penuh kebencian. Ia merasa jika dirinya yang pantas bersama dengan Kenzo, sedangkan Kayla tak pantas.
Perlahan motor sport merah itu meluncur di jalan beraspal, meninggalkan pelataran sekolah setelah melewati gerbang. Awalnya laju motor itu biasa saja. Namun, saat Kenzo melirik wajah Kayla dari spion yang berpaling ke samping, ide jahil muncul di pikirannya. Ditambah tangan Kayla hanya berpegangan di jok belakang.
Kecepatan motor sport merah itu sengaja Kenzo tambah karena ingin menjahili Kayla. Benar saja, gadis itu protes sambil melingkarkan tangan di perutnya yang rata.
"Haaaaaa, dasar Markoho sialan. Aku bisa mati ini," pelukan tangan Kayla sangat erat di perut Kenzo dengan wajahnya menempel di bahu Ken.
Kenzo tertawa puas dalam hati karena bisa mengerjai gadis brisik ini. Namun, seketika wajahnya berubah tegang saat merasakan sesuatu yang menonjol dan menempel di punggungnya.
Deg
Benda kenyal yang menempel di punggungnya terasa sangat mengganggu di hati dan pikiran Kenzo. "Astaga, cukup besar." gumamnya tanpa sadar.
"Ken. Bisa kurangi kecepatannya gak sih? Aku takut banget ini," rengek Kayla berteriak masih menempel di punggung Kendra.
Kenzo hanya menyunggingkan senyumnya yang tak bisa dilihat Kayla. "Biar cepet nyampe,"
Senyum Kenzo tak pernah luntur dari bibirnya. Sungguh rasanya menyenangkan bisa terus mengerjai gadis berisik dan judes seperti Kayla itu.
Dari sekian banyak gadis cantik di sekolah, hanya Kayla yang tak menyukainya. Disaat semua gadis berebut agar bisa dekat dengannya, hanya Kayla yang selalu menghindar.
Ingin rasanya Kenzo menaklukan hati gadis ini, lalu membuatnya patah hati saat dirinya sudah mulai jatuh hati. Mungkin itu menyenangkan, batinnya.
Setelah beberapa saat, motor sport merah itu memasuki parkiran sebuah pusat perbelanjaan.
Kayla menatap heran, sebab Kenzo mengajaknya masuk ke pusat perbelanjaan tersebut. "Mau ngapain kita ke sini?" tanya Kayla dengan polosnya.
"Periksa pinggang gue," sahut Kenzo Kenzo kesal.
Kayla memicingkan mata menatap Kenzo. "Ini kan mall. Ngapain kamu periksa di sini, bukannya ke dokter?!"
"Sudah tahu ini mall. Kenapa elu masih tanya, Markonah?" Kenzo berjalan lebih dulu kemudian menoleh lagi ke belakang karena Kayla tak mengikutinya. "Woi! Elu mau jadi manekin diem mulu di situ? Buruan!" teriak Kenzo.
Kayla bergegas mengejar langkah lebar Kenzo yang telah lebih dulu memasuki mall tersebut. Gadis itu mengekor di belakang dengan langkah terseok-seok, karena tak sanggup menyamai langkah lebar Kenzo.
Sesekali Ken berhenti di salah satu toko untuk melihat-lihat barang yang dipajang di sana. Bibirnya sekilas tersenyum ketika melihat barang yang tengah dicarinya.
"Ini bagus gak?" tanya Kenzo menunjuk sepatu snicker berwarna putih yang terpajang di etalase toko.
Kayla hanya mengangguk sebagai jawaban sambil bergumam. "Hemh,"
Mendengar jawaban Kayla yang sepertinya ogah-ogahan, Kenzo pun menoleh ke belakang dengan dahi mengerut. "Lu gak ikhlas nemenin gue belanja?"
"Enggak!" jawab Kayla spontan. "Aku capek ngikutin kamu muter-muter terus gak jelas," cetusnya.
Rahang kokoh itu mengeras dengan tangan terkepal. "Jadi, elu capek?" Kayla mengangguk. "Oke!" Tiba-tiba saja tubuh kecil Kayla melayang di udara akibat ulah Kenzo setelah pemuda itu berkata singkat.
Ya. Dia mengangkat tubuh Kayla ke pundaknya, lalu berjalan lagi untuk berkeliling mall tersebut.
"WHOOOOOAAAAAA! KENZOOOO. TURUNIN AKU!" teriak Kayla ketika tubuhnya terangkat.
Semua orang memperhatikan keduanya dengan pikiran masing-masing. Sedangkan si pelaku berjalan cuek tanpa memperdulikan tatapan semua orang.
...Bersambung ......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
kadek15
kenzo brekele😂
2023-11-06
0
Pendak Wah
jd senyum" sendiri ☺️
2023-11-06
1
Rita Riau
wah Kenzo benar benar bikin heboh
🥰😁
2023-11-06
0