Bab 3~Ancaman

Bel pulang berbunyi kencang dan semua siswa-siswi pun berhamburan keluar untuk pulang ke rumah masing-masing. Terlihat, Kayla berlari mengejar Rania yang sudah keluar terlebih dahulu.

"Ran, tunggu!" Kayla terus berlari sambil berteriak memanggil Rania hingga semua orang menoleh padanya.

Rania yang mendengar sontak berbalik dengan mengeram kesal. "Ada apa sih elu manggil-manggil gue?" ketusnya sembari melirik sekitaran.

"Aku ..." lirikan mata Kayla berkelana ke sana kemari melirik temannya yang lain. Ia mendekat ke arah Rania untuk membisikan sesuatu agar yang lain tak mendengarnya. "Ekhem. Aku ikut pulang bareng kamu," desisnya.

"Ikut pulang? Gak bisa! Gue udah ada janji sama Lita kalau mau ke mall dulu buat nyari sesuatu. Sebaiknya elu naik angkot aja," tolaknya langsung.

Kayla melongo. "Tapi itu kan motor aku, Ran. Kenapa kamu terus yang pake? Lagipula aku cuma ..." belum sempat Kayla berucap, suara seseorang terdengar seiring berhentinya motor sport merah di samping mereka.

Kenzo membuka helm full face yang dikenakannya sebelum berkata. "Hei Markonah! Kita masih ada urusan. Ayo ikut gue!" ajaknya sembari menarik tangan Kayla.

"Urusan apaan?" Kayla, Rania dan Lita serempak bertanya.

"Whoaa, kompakan!" serunya mencibir ketiganya sebelum berkata lagi. "Gue ada urusan sama si Markonah itu bukan urusan lu berdua," ujarnya tanpa melirik Rania dan Lita sama sekali.

Setelah berkata, ia pun menarik tangan Kayla untuk segera naik ke atas motornya. Kayla yang tak mau pun sempat memberontak, namun Ken mengancamnya dengan kata-kata yang tak bisa didengar orang lain. "Lu gak inget kejadian tadi? Atau, perlu gue ingetin lagi?" seringainya di balik helm.

"Cih, ngancem lagi!" gerutu Kayla.

"Oh, iya. Makanan sama minuman gue juga belom lu ganti," tambah Kenzo sembari menaik-turunkan alis membuat Kayla jengah menatap wajahnya.

Helaan nafas panjang terdengar dari mulut Kayla sebelum ia memutuskan ikut. "Baiklah! Tapi, bilang dulu padaku apa yang harus ku lakukan untuk membayarnya!"

"Ikut aja," singkat Kenzo seraya menyerahkan helm kepada Kayla.

Mau tak mau gadis itu pun menerima helm tersebut lalu memakainya. Kayla memutar bola matanya malas dengan gerakan bibir yang mencong-mencong karena mencibir perbuatan Kenzo yang seenaknya. Namun saat Ken menoleh padanya, Kayla pun tersenyum manis.

Sesungguhnya ia malas harus berurusan dengan pemuda yang mempunyai julukan badboy itu. Satu sekolah sudah mengetahui jika Kenzo terkenal badung dan juga playboy.

Pemuda itu kerap berganti pacar sesuai hatinya. Wanita hanya dianggap sebagai barang yang harus dibuang setelah tak terpakai lagi. Walaupun begitu, ia memiliki penggemar sangat banyak di sekolah maupun di luar sekolah.

Selain karena ketampanannya, ia juga berasal dari keluarga kaya dan terkenal di dalam negri. Ayahnya yang berprofesi seorang pengusaha sukses, dan ibunya adalah seorang dokter, mendukung latar belakangnya.

"Naik!" titah Kenzo singkat.

Dengan malas Kayla naik ke atas motor yang tingginya susah ia naiki selain berpegangan di pundak Kenzo. "Gimana sih naiknya selain gak nyentuh tubuh si tengil?" gumam Kayla dalam hati.

"Elu bisa enggak sih?" Kenzo kesal karena Kayla belum naik.

"Hah? Bisa ... bisa," Kayla tersentak sembari berusaha naik kembali namun tetap tak bisa.

Kendra menoleh ke belakang dan ia pun menarik tangan Kayla lalu menaruhnya di pundaknya sendiri. "Gini doang apa susahnya, sih?" gerutunya kesal.

Tanpa diminta dua kali, Kayla langsung berpegangan di pundak Kenzo lalu duduk di jok belakang.

"Dah siap?"

"Ya," sahut Kayla malas.

"Gitu aja repot. Dasar Markonah," Cibir Kenzo membuat Kayla berdecih sebal. Gadis itu memilih memalingkan wajahnya ke samping.

Semua orang menatap ke arah mereka dengan penuh arti, terutama para wanita yang jadi fans Kenzo. Mereka merasa patah hati sebab pemuda itu mengajak Kayla yang notabene sebagai gadis dari keluarga miskin.

Seperti Rania saat ini yang menatap Kayla dengan penuh kebencian. Ia merasa jika dirinya yang pantas bersama dengan Kenzo, sedangkan Kayla tak pantas.

Perlahan motor sport merah itu meluncur di jalan beraspal, meninggalkan pelataran sekolah setelah melewati gerbang. Awalnya laju motor itu biasa saja. Namun, saat Kenzo melirik wajah Kayla dari spion yang berpaling ke samping, ide jahil muncul di pikirannya. Ditambah tangan Kayla hanya berpegangan di jok belakang.

Kecepatan motor sport merah itu sengaja Kenzo tambah karena ingin menjahili Kayla. Benar saja, gadis itu protes sambil melingkarkan tangan di perutnya yang rata.

"Haaaaaa, dasar Markoho sialan. Aku bisa mati ini," pelukan tangan Kayla sangat erat di perut Kenzo dengan wajahnya menempel di bahu Ken.

Kenzo tertawa puas dalam hati karena bisa mengerjai gadis brisik ini. Namun, seketika wajahnya berubah tegang saat merasakan sesuatu yang menonjol dan menempel di punggungnya.

Deg

Benda kenyal yang menempel di punggungnya terasa sangat mengganggu di hati dan pikiran Kenzo. "Astaga, cukup besar." gumamnya tanpa sadar.

"Ken. Bisa kurangi kecepatannya gak sih? Aku takut banget ini," rengek Kayla berteriak masih menempel di punggung Kendra.

Kenzo hanya menyunggingkan senyumnya yang tak bisa dilihat Kayla. "Biar cepet nyampe,"

Senyum Kenzo tak pernah luntur dari bibirnya. Sungguh rasanya menyenangkan bisa terus mengerjai gadis berisik dan judes seperti Kayla itu.

Dari sekian banyak gadis cantik di sekolah, hanya Kayla yang tak menyukainya. Disaat semua gadis berebut agar bisa dekat dengannya, hanya Kayla yang selalu menghindar.

Ingin rasanya Kenzo menaklukan hati gadis ini, lalu membuatnya patah hati saat dirinya sudah mulai jatuh hati. Mungkin itu menyenangkan, batinnya.

Setelah beberapa saat, motor sport merah itu memasuki parkiran sebuah pusat perbelanjaan.

Kayla menatap heran, sebab Kenzo mengajaknya masuk ke pusat perbelanjaan tersebut. "Mau ngapain kita ke sini?" tanya Kayla dengan polosnya.

"Periksa pinggang gue," sahut Kenzo Kenzo kesal.

Kayla memicingkan mata menatap Kenzo. "Ini kan mall. Ngapain kamu periksa di sini, bukannya ke dokter?!"

"Sudah tahu ini mall. Kenapa elu masih tanya, Markonah?" Kenzo berjalan lebih dulu kemudian menoleh lagi ke belakang karena Kayla tak mengikutinya. "Woi! Elu mau jadi manekin diem mulu di situ? Buruan!" teriak Kenzo.

Kayla bergegas mengejar langkah lebar Kenzo yang telah lebih dulu memasuki mall tersebut. Gadis itu mengekor di belakang dengan langkah terseok-seok, karena tak sanggup menyamai langkah lebar Kenzo.

Sesekali Ken berhenti di salah satu toko untuk melihat-lihat barang yang dipajang di sana. Bibirnya sekilas tersenyum ketika melihat barang yang tengah dicarinya.

"Ini bagus gak?" tanya Kenzo menunjuk sepatu snicker berwarna putih yang terpajang di etalase toko.

Kayla hanya mengangguk sebagai jawaban sambil bergumam. "Hemh,"

Mendengar jawaban Kayla yang sepertinya ogah-ogahan, Kenzo pun menoleh ke belakang dengan dahi mengerut. "Lu gak ikhlas nemenin gue belanja?"

"Enggak!" jawab Kayla spontan. "Aku capek ngikutin kamu muter-muter terus gak jelas," cetusnya.

Rahang kokoh itu mengeras dengan tangan terkepal. "Jadi, elu capek?" Kayla mengangguk. "Oke!" Tiba-tiba saja tubuh kecil Kayla melayang di udara akibat ulah Kenzo setelah pemuda itu berkata singkat.

Ya. Dia mengangkat tubuh Kayla ke pundaknya, lalu berjalan lagi untuk berkeliling mall tersebut.

"WHOOOOOAAAAAA! KENZOOOO. TURUNIN AKU!" teriak Kayla ketika tubuhnya terangkat.

Semua orang memperhatikan keduanya dengan pikiran masing-masing. Sedangkan si pelaku berjalan cuek tanpa memperdulikan tatapan semua orang.

...Bersambung ......

Terpopuler

Comments

kadek15

kadek15

kenzo brekele😂

2023-11-06

0

Pendak Wah

Pendak Wah

jd senyum" sendiri ☺️

2023-11-06

1

Rita Riau

Rita Riau

wah Kenzo benar benar bikin heboh
🥰😁

2023-11-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1~Terlambat
2 Bab 2~Tiba-tiba datang
3 Bab 3~Ancaman
4 Bab 4~Pulang bersama
5 Bab 5~Penasaran
6 Bab 6~Pacar Baru
7 Bab 7~Ulang tahun Kenzo
8 Bab 8~Calon Mantu Idaman
9 Bab 9~Lapar
10 Bab 10~Perhatian
11 Bab 11~Bimbang
12 Bab 12~Luka
13 Bab 13~Menginap
14 Bab 14~Sarapan bersama
15 Bab 15~Menikah
16 Bab 16~Malu
17 Bab 17~Diantar pulang
18 Bab 18~Kecupan
19 Bab19~Amarah
20 Bab 20~Mendadak baik
21 Bab 21~Rugi
22 Bab 22~Pertengkaran
23 Bab 23~Pergi dari rumah
24 Bab 24~Play boy cap palu
25 Bab 25~Suka kamu
26 Bab 26~Pacar
27 Bab 27~Tempat baru
28 Bab 28~Kepergian Kenzo
29 Bab 29~Pindah
30 Bab 30~Berita terkini
31 Bab 31~Pasangan dadakan
32 Bab 32~Jalan-jalan
33 Bab 33~Mencari
34 Bab 34~Alasan pindah
35 Bab 35~Mencari informasi
36 Bab 36~Siapa sih?
37 Bab 37~Si tampan
38 Bab 38~Pingsan
39 Bab 39~Kembali
40 Bab 40~Markonah
41 Bab 41~Markoho
42 Bab 42~Hai, tampan!
43 Bab 43~Cemburu
44 Bab 44~Drama
45 Bab 45~Mimpi
46 Bab 46~Mengingat
47 Bab 47~Rencana jahat
48 Bab 48~Tampan juga cerdas
49 Bab 49~Suasana Kantin
50 Bab 50~Dilabrak
51 Bab 51~Khanza Alberto
52 Bab 52~Pertemuan
53 Bab 53~Toko pakaian
54 Bab 54~Ajakan
55 Bab 55~Awal pertemuan
56 Bab 56~Perintah
57 Bab 57~Bekerja keras
58 Bab 58~Siapa cepat dia dapat
59 Bab 59~Menjalankan tugas
60 Bab 60~Tawaran
61 Bab 61~Asisten pribadi
62 Bab 62~Mulai bekerja
63 Bab 63~Terkejut
64 Bab 64~Kakak
65 Bab 65~Pagi, sayang!
66 Bab 66~Mau dibawa ke mana
67 Bab 67~Pernyataan Cinta
68 Bab 68~Menghilang
69 Bab 69~Alasan hilang
70 Bab 70~Mencari
71 Bab 71~Ikut mencari
72 Bab 72~Diantar preman
73 Coretan Othor
74 Bab 74~Sakit
75 Bab 75~Ungkapan
76 Bab 76~Tamu
77 Bab 77~Ternyata dia
78 Bab 78~Jatuh cinta
79 Bab 79~Paksaan sang ayah
80 Bab 80~Pacarnya Frans
81 Bab 81~Salah paham
82 Bab 82~Resmi pacaran
83 Bab 83~Berpisah
84 Bab 84~Pergi
85 Bab 85~Bertemu kembali
86 Bab 86~Kasih sayang Ibu
87 Bab 87~Restu Kenji
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1~Terlambat
2
Bab 2~Tiba-tiba datang
3
Bab 3~Ancaman
4
Bab 4~Pulang bersama
5
Bab 5~Penasaran
6
Bab 6~Pacar Baru
7
Bab 7~Ulang tahun Kenzo
8
Bab 8~Calon Mantu Idaman
9
Bab 9~Lapar
10
Bab 10~Perhatian
11
Bab 11~Bimbang
12
Bab 12~Luka
13
Bab 13~Menginap
14
Bab 14~Sarapan bersama
15
Bab 15~Menikah
16
Bab 16~Malu
17
Bab 17~Diantar pulang
18
Bab 18~Kecupan
19
Bab19~Amarah
20
Bab 20~Mendadak baik
21
Bab 21~Rugi
22
Bab 22~Pertengkaran
23
Bab 23~Pergi dari rumah
24
Bab 24~Play boy cap palu
25
Bab 25~Suka kamu
26
Bab 26~Pacar
27
Bab 27~Tempat baru
28
Bab 28~Kepergian Kenzo
29
Bab 29~Pindah
30
Bab 30~Berita terkini
31
Bab 31~Pasangan dadakan
32
Bab 32~Jalan-jalan
33
Bab 33~Mencari
34
Bab 34~Alasan pindah
35
Bab 35~Mencari informasi
36
Bab 36~Siapa sih?
37
Bab 37~Si tampan
38
Bab 38~Pingsan
39
Bab 39~Kembali
40
Bab 40~Markonah
41
Bab 41~Markoho
42
Bab 42~Hai, tampan!
43
Bab 43~Cemburu
44
Bab 44~Drama
45
Bab 45~Mimpi
46
Bab 46~Mengingat
47
Bab 47~Rencana jahat
48
Bab 48~Tampan juga cerdas
49
Bab 49~Suasana Kantin
50
Bab 50~Dilabrak
51
Bab 51~Khanza Alberto
52
Bab 52~Pertemuan
53
Bab 53~Toko pakaian
54
Bab 54~Ajakan
55
Bab 55~Awal pertemuan
56
Bab 56~Perintah
57
Bab 57~Bekerja keras
58
Bab 58~Siapa cepat dia dapat
59
Bab 59~Menjalankan tugas
60
Bab 60~Tawaran
61
Bab 61~Asisten pribadi
62
Bab 62~Mulai bekerja
63
Bab 63~Terkejut
64
Bab 64~Kakak
65
Bab 65~Pagi, sayang!
66
Bab 66~Mau dibawa ke mana
67
Bab 67~Pernyataan Cinta
68
Bab 68~Menghilang
69
Bab 69~Alasan hilang
70
Bab 70~Mencari
71
Bab 71~Ikut mencari
72
Bab 72~Diantar preman
73
Coretan Othor
74
Bab 74~Sakit
75
Bab 75~Ungkapan
76
Bab 76~Tamu
77
Bab 77~Ternyata dia
78
Bab 78~Jatuh cinta
79
Bab 79~Paksaan sang ayah
80
Bab 80~Pacarnya Frans
81
Bab 81~Salah paham
82
Bab 82~Resmi pacaran
83
Bab 83~Berpisah
84
Bab 84~Pergi
85
Bab 85~Bertemu kembali
86
Bab 86~Kasih sayang Ibu
87
Bab 87~Restu Kenji

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!