Pemuda itu lantas berdiri lalu memeluk tubuh Kayla dengan erat. "Menangislah! Gue siap jadi tempat curhat buat lu," cetusnya lembut.
Namun Kenzo salah, karena Kayla tak secengeng itu. Gadis itu meninju perut Kenzo dengan keras dan menunjukan wajah garangnya. "Air mataku udah lama mengering, Ken. Jangan pernah membuatnya jatuh lagi!"
"Argh ... ukhuk ... ukhuk!" Kenzo mengerang karena pukulan Kayla di perutnya hingga menyebabkan ia terus batuk. Tubuhnya ambruk di lantai membuat gadis di hadapannya itu kebingungan.
Apa dia berpura-pura lagi? batin Kayla tak percaya.
Namun, melihat reaksi kesakitan yang ditunjukan Kenzo sepertinya ia memang tersiksa. Kayla sadar jika dirinya terlalu emosi hingga mengeluarkan pukulan sekuat tenaga, itu semua karena Kenzo tiba-tiba memeluknya dan membuatnya kesal dari tadi. Tapi, sebenarnya ia tak bermaksud mencelakai pemuda itu kok.
Setelah beberapa menit, Kayla membungkuk memeriksa kondisi Kenzo yang masih meringkuk di lantai. "Ka-kamu jangan bercanda, Markoho! Tenagaku gak dikeluarin sepenuhnya kok," ujarnya menatap khawatir.
"Apanya yang gak sepenuhnya? Perut gue sakit banget sampe gak bisa nafas," rengek Kenzo sembari mengerang.
"Ng-gak bi-bisa nafas? Aduh, gimana dong?!" Kayla menekan dada Kenzo berulang, bermaksud agar pemuda itu bisa bernafas lega.
Tingkah Kayla bikin Kenzo tambah marah. "Elu mau bunuh gue?" gadis itu refleks menggelengkan kepala. "Kasih nafas buatan," ujarnya.
"Nafas buatan? Nyarinya di mana?" entah Kayla sedang panik atau ia memang tak tahu, gadis itu berdiri dan celingukan mencari kotak obat.
Kenzo menepuk keningnya pelan. Ia tak menyangka jika gadis yang sedang bersamanya itu ternyata bodoh. Pemuda itu berdiri lalu menarik tangan Kayla hingga berbalik, setelah itu ia berkata. "Nafas buatan itu kek gini," bibirnya menyambar bibir ranum Kayla dengan rakusnya, bahkan Kenzo menggigit bibir bawah Kayla hingga terbuka lebar agar lidahnya bisa menguasai rongga mulut gadis itu.
Kayla yang mendapat serangan Kenzo hanya mematung karena terkejut. Ia tak memberikan reaksi apapun sampai dirinya yang kehabisan nafas lalu memukul dada Kenzo. "Brengsek kamu, Ken! Kamu mau membunuhku?!" umpatnya dengan nafas terengah. Kayla bahkan mengusap bibirnya yang basah dan sedikit bengkak akibat ulah si Markoho ini.
Tapi, orang yang di umpatnya malah cuek. Dia duduk santai di kursi sambil melipat bibirnya ke dalam, merasakan manisnya bibir ranum Kayla. "Salah sendiri ngasih nafas buatan sambil nahan nafas," sahutnya enteng.
Gadis itu membulatkan mata mendengar jawaban enteng dari Kenzo. "Itu bukan minta nafas buatan! Kamu justru manfaatin buat nyuri ciuman pertamaku," hardiknya kesal seraya berkacak pinggang.
"Ukhuk ... serius itu ciuman pertama elu?"
Namun Kayla mengabaikan pertanyaan Kenzo dan memilih berlalu begitu saja dari hadapan pemuda itu. Sungguh kesal rasanya bila terus berhadapan dengan pemuda tengil macam Kenzo itu, bisa membuat tekanan darahnya naik.
Kenzo mengejar gadis itu hingga ke pintu sebelum tangannya sempat menarik handle pintu. "Mau kemana lu jam segini?" tanya Kenzo sembari menarik tangan Kayla hingga berbalik menghadapnya.
"Balik," sahutnya singkat lalu melanjutkan perkataannya lagi. "Kamu kira aku akan tinggal di sini selamanya sama kamu?" ketus Kayla kesal.
Kenzo mencengkram dagu Kayla hingga wajahnya mendongak ke atas. "Elu mau balik jam segini? Liat! Udah jam berapa sekarang? Gak ada kendaraan yang lewat di jam segini. Apa lu mau jalan kaki ke rumah lu?" Kayla terdiam sambil cemberut.
Kenzo kembali duduk di sofa dan melanjutkan ucapannya lagi. "Gue bilangin ya, di ujung jalan sana itu tempatnya angker, banyak cowok mabok yang pada nongkrong di jembatan. Elu masih mau balik sekarang?!" bertanya untuk memastikan.
Kayla tertunduk lesu tak bisa berbuat apapun. Gimana kalau perkataan Kenzo memang benar? Kalau kendaraan tak ada, lalu Kayla pulang naik apa? Kenzo bilang tadi banyak cowok mabok yang nongkrong. Kayla masih bisa menghadapi jika mereka berniat mengganggunya. Tapi, gimana kalau pas lewat ternyata mereka lebih dari dua orang?
Argh, sial bener!
"Udah nginep aja. Gue anterin lu pas subuh deh," tawarnya lalu berdiri dan berbisik tepat di telinga Kayla. "Kalo elu maksa pulang, gue bakal lakuin sesuatu yang lebih sama lu." seringai menakutkan tanda bahaya mulai menyala. "Dari pada digarap para brengsek itu, mending sama gue yang udah jelas. Iya 'kan," Kayla bergidik ketika menatap wajah pemuda di hadapannya itu.
"Sialan," umpat Kayla. "Memangnya aku mau menyerahkan kehormatan sama kamu atau orang-orang itu?!"
"Barang kali aja," nada bicara Kenzo bikin muak dan kesal. "Ya udah, elu tidur lagi sana! Mau di kamar apa di sofa? Atau ... tidur bareng gue di karpet sambil pelukan? Pasti anget lho!" kerlingan mata Kenzo memancing emosi Kayla. Memang dasarnya pemuda itu sangat menyebalkan.
"Aku di sofa aja biar kamu tidur di kamar sana!" didorongnya tubuh Kenzo hingga ke kamar, lalu menutup pintunya dengan keras. "Huh, si brengsek itu!" umpatnya kesal.
Kepala Kenzo menyembul kembali di balik pintu. "Yakin gak mau tidur bareng gue?" ucapnya dengan nada menggoda.
Sebagai jawaban Kayla melayangkan tinjunya hingga kepala Kenzo refleks ditarik dan menutup pintunya.
Kayla menarik nafas berulang, menahan amarahnya. Ingin sekali dirinya ngamuk dan mengacak-ngacak apartemen pemuda tengil itu agar Kenzo tahu amarahnya. Namun, ia urungkan sebab Kayla sadar jika barang-barang di sini sangatlah mahal harganya dan ia pasti tak bisa mengganti rugi.
"Haaaaaaaaaaa, dasar Markoho!" teriaknya geram.
•
•
Kayla mengerjapkan mata berulang sebelum terkejut dengan kehadiran seseorang yang tengah duduk menatapnya.
Wajah yang sudah keriput itu tersenyum ramah dengan mata yang sedikit menyipit, membuat Kayla penasaran.
"Maaf!" ucapnya singkat. Dengan cepat Kayla bangun dan lekas duduk karena merasa tak enak kepada wanita tua tersebut. Pandangannya menyapu sekitaran yang ternyata dirinya berada di sebuah kamar dengan ranjang empuk.
Nenek itu tersenyum ke arahnya. "Namamu siapa, Neng?"
"Kayla," sahutnya membalas senyuman nenek.
"Nama yang cantik seperti orangnya," Puji nenek itu. "Kamu teman sekelas Ken atau beda sekolah?" lanjut nenek bertanya.
"Kami sekelas, Nek. Bukan sekelas lagi, tapi kami teman sebangku," jawab Kayla dengan ramah.
Nenek tersenyum sebelum melanjutkan ucapannya. "Semenjak Kenzo pindah ke sekolah itu, ia lebih terlihat ceria dibanding sekolahnya yang dulu. Sekarang nenek tahu alasan dibalik keceriaannya." walaupun tak mengerti maksud perkataan nenek, Kayla tetap tersenyum.
Nenek menerawang ke dalam lamunan, mengingat suatu kejadian di masa lampau ketika Kenzo masih kecil. Terlukis sebuah kesedihan di raut wajah yang sudah menua tersebut. "Nenek sekarang bisa tenang karena dia kini memilikimu di sampingnya," ujarnya kembali menoleh ke arah Kayla.
"Hah? Ma-maksud Nenek apa? A-aku ..."
"Sifat Kenzo berubah lebih baik dan ceria Nenek yakin itu semua karena kamu," pungkas nenek.
Blush
Wajah Kayla memerah bak kepiting rebus. Menanggapi perkataan nenek yang sebenarnya itu bohong belaka baginya. Tidak mungkin jika Kenzo berubah karena dirinya. Jelas-jelas mereka berdua adalah musuh yang setiap bertemu selalu saja bertengkar_tak ada kerukunan satu sama lain di antara keduanya.
Mungkin nenek salah mengartikan keceriaan cucunya selama ini. Ya. Kenzo bahagia jika dirinya telah mengerjai Kayla habis-habisan.
Kayla hanya tersenyum kecut dan menunduk. Ia mengingat kejadian semalam yang di lakukan Kenzo kepadanya. Kenzo selalu bersikap semaunya sendiri dan memerintah tanpa mau dibantah hingga Kayla jengah menanggapi sikapnya.
Kayla menyesal telah mengikuti perintah Kenzo untuk ikut kemari dan menunggunya sendiri. Ternyata, ia dimanfaatkan pemuda itu.
...Bersambung ......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Rita Riau
Kay,,,, Kenzo itu cinta sama kamu,,,
dia gitu pasti caper aja ke kamu
2023-11-06
1
Laskar Pelangi
dikerjain teros ya kay
2023-06-01
0
Selena Agustin
lah dia yang ambil keuntungan sendiri😒
2023-06-01
0