"Sebenarnya ... kami cuma ..." belum sempat ia berucap, sebuah suara menginterupsi.
"Cuma menyembunyikan hubungan dari kedua orang tua gue," Kayla dan Frans sontak menoleh ke samping. Di sana, sudah berdiri Kenzo menatap keduanya dengan tatapan datar. Ia masuk ke mobil dan menarik tubuh Kayla ke dalam pelukannya. "Gue gak mau barang milik gue diganggu siapapun, termasuk lu!" ujarnya menatap sengit pada Frans.
Frans malah terkekeh sembari menggelengkan kepala. "Sejak kapan elu jadi posesif, Ken? Gue masih inget, elu yang suka nawarin barang-barang milik lu sama kita bertiga, termasuk cewek." sahutnya santai.
Kenzo mengerang kesal, sedangkan Frans masih terlihat santai. Untuk Kayla, jangan ditanya. Gadis itu cemberut menanggapi kedua pemuda yang tengah saling menatap sengit di sampingnya.
Ketiganya hanya diam tanpa ada seorang pun yang berniat membuka suara, sampai kedatangan Bagas dan Devian. "Bro. Elu dicariin BoNyok tuh," ujar keduanya ketika masuk mobil.
"Bawa Kayla ke apartemen gue. Tapi inget! Elu bertiga harus balik setelah nganterin dia ke sana. Gue bakal balik sebentar lagi," ujar Kenzo tanpa mengalihkan pandang dari Kayla.
Ketiga temannya mengerutkan dahi bingung, apalagi Kayla yang langsung protes. "Ken. Aku harus pulang," ucapan Kayla dibenarkan ketiga pemuda itu.
"Benar, Ken. Gak baik buat dia kalo nginep di tempat lu,"
Kenzo berdecih sebal. "Emang bakal gue apain Kayla? Gue masih waras, Bro!"
"Iya tapi kan, dia harus balik ke rumahnya, Ken. Mungkin saja kedua orang tuanya bakal nyari," ketiganya berusaha membujuk Kenzo agar mengizinkan Kayla pulang. "Ayolah, Ken! Dia itu cewek,"
"Siapa bilang dia cowok? gue masih ada urusan ama dia. Lagian dia kan cewek gue," Kenzo tetap tak ingin dibantah. "Tungguin gue di apartemen! Sebentar aja ya," kini wajahnya menatap Kayla dengan tatapan menggoda_mengedipkan mata sembari tersenyum manis.
Tak dapat menolak. Kayla pun mengangguk lesu sembari berkata, "Jangan lama-lama!" desisnya.
Pemuda itu malah menjawil dagunya gemas di hadapan ketiga temannya. "Ditinggal bentar aja udah kangen," ledeknya mulai menggoda. "Aiiiih, pacarnya gue!" selorohnya seraya keluar mobil. "Janji," mengacungkan jari kelingking, kemudian melangkah menjauh.
Ketiga pemuda di dalam mobil hanya bisa memutar bola matanya jengah menanggapi tingkah Kenzo yang sengaja dibuat-buat hanya untuk menggoda Kayla. Temannya itu jadi berubah semenjak bersama gadis tomboi bernama Kayla.
Devian segera melajukan mobil Kenzo, melesat kembali di jalan beraspal menuju apartemen. Dalam perjalanan, keempat orang itu hanya diam. Sesekali Devian dan Bagas melirik spion tengah untuk mencuri pandang ke arah gadis yang tengah duduk di samping Frans.
Wajahnya terlihat cantik, namun sayang dia itu judes dan galak kalo diganggu, batin keduanya mencelos.
"Kay. Sejak kapan sih elu jadian sama Ken? Perasaan, kemaren dia masih sama Dona!" ujar Bagas mulai menyelidik.
Kayla melirik ke depan, kemudian memalingkan wajahnya lagi ke samping. "Kepo," singkatnya.
"Idih. Gue nanya bener-bener, elu jawabnya gitu doang! Gue serius Nona jutek," lanjut Bagas kesal. Gadis itu tak membuka suaranya dan hanya melihat jalanan yang ramai akan kendaraan.
Ibu kota memang seperti itu. Semakin malam, semakin ramai kendaraan. Banyak pedagang kaki lima yang mangkal di pinggir jalan dengan asap mengepul menebar bau sedap.
Sepanjang perjalanan, ada berapa puluh gerobak yang terlewati dengan berbagai macam makanan, dari yang berat sampai yang ringan.
Kayla yang melihat itu lantas memegangi perutnya dengan mulut mengecap. "Keknya enak tuh!" gumamnya lirih.
Kedua pemuda yang duduk di jok depan pasti tak mendengar gumaman Kayla. Tapi, Frans yang duduk di samping mendengar jelas apa yang digumamkan gadis tersebut.
"Berhenti!" Frans menghentikan laju mobil.
Ketiganya pun serempak menoleh. "Kenapa?" bertanya dengan bingung.
"Gue laper," sahutnya sembari turun dari mobil.
Devian dan Bagas mengerutkan keningnya. "Laper? Bukannya elu udah makan tadi?!" teriak keduanya namun tak dihiraukan. "Lah bocah, tumben amat jajan di pinggir jalan kek gini? Biasanya dia paling anti," desis keduanya.
Kayla hanya hanya mengedikan kedua bahunya acuh, lalu kembali bersandar dan memejamkan mata. Rasanya kantuk pun mulai menyerang, sebab waktu juga sudah menunjukan pukul sebelas malam.
Tak lama kemudian Frans kembali ke mobil dengan menenteng berbagai jenis jajanan. Ada martabak manis, sate kambing, nasi goreng, sop buah, dan juga siomay. Masing-masing dua porsi.
Bagas dan Devian yang melihat itu kembali mengerutkan keningnya keheranan. "Elu kesambet setan apa? Kok tumben banget sih beli jajanan ginian?" Frans lagi-lagi mengabaikan pertanyaan keduanya dan memilih mengedikan kedua bahunya. "Ckk, dasar!"
Mobil pun melaju kembali menuju apartemen Kenzo. Sesampainya di sana, ketiga pemuda itu berpamitan pada Kayla untuk pulang setelah memastikan gadis itu berada di dalam apartemen Kenzo.
"Baek-baek lu dimari," seloroh Bagas menggoda.
"Jangan petakilan. Ingat! Apartemen ini ada CCTV," Devian ikut menimpali.
"Apaan sih kalian? Emang aku mau ngapain di tempat orang," sahut Kayla sebal. Ingin rasanya memukul wajah kedua teman si tengil andai Frans gak ada di sana.
"Ya udah, kita balik ya. Nih kunci mobil Kenzo," ujar Devian seraya menyerahkan kunci mobil pada Kayla. Gadis itu menerimanya sambil cemberut.
Keduanya sudah melangkah pergi meninggalkan apartemen Kenzo untuk pulang ke rumah. Namun, Frans masih termenung di depan pintu sembari menunduk. Setelah melihat kedua temannya tak terlihat lagi, Frans segera mendorong tubuh Kayla untuk masuk ke dalam dan menutup pintunya.
Kayla tersentak kaget dengan pergerakan Frans yang menurutnya tiba-tiba. "A-ada apa Frans?"
Pemuda itu memejamkan mata sembari terdiam cukup lama. Entah apa yang ada dalam pikirannya, sebab ia hanya diam tanpa bersuara membuat Kayla kebingungan.
Setelah lima menit berlalu, ia pun mulai menengadahkan wajahnya menatap gadis cantik di hadapannya. "Yuk, makan! Aku beli banyak tadi," desisnya kemudian.
Mendengar ajakan makan, wajah Kayla berubah sumringah. Ia mengangguk cepat dan menarik tangan Frans untuk duduk di sofa. "Emang kamu tadi beli apaan?" tanyanya antusias.
Frans tersenyum sembari menyerahkan semua bungkusan tadi. "Pilihlah mana yang kamu suka,"
"Ah, aku mah bukan orang yang pemilih. Makanan apapun aku sikat," selorohnya seraya membuka bungkusan. "Waah, martabak manis! Aku suka yang ini," Kayla mencomot potongan martabak dan langsung melahapnya dalam sekali hap.
Seperti biasa, Frans tertawa kecil melihat mulut Kayla menggembung seperti ikan buntal. Ia pun membuka bungkusan yang lain dan menyerahkan pada gadis itu, "Coba yang ini!"
"Wah, ada siomay juga!" Kayla langsung melahapnya tanpa peduli jika pemuda itu tengah tertawa melihat tingkahnya. Disela-sela makan, Kayla bertanya dengan mulut penuh. "Kamu gak makan?" Frans hanya menggelengkan kepala. "Ku kira kamu beli ini semua buat makan sendiri,"
"Enggak! Ini semua khusus buat kamu," sahutnya sembari menampilkan senyuman termanis hingga Kayla pun dibuat tersedak.
"Ukhuk! Apa? Khusus buat aku?"
...Bersambung ......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Rita Riau
semoga Frans jadi pelindung Kayla
2023-11-06
0
Elisabeth Ratna Susanti
suka 😍
2023-05-27
0