Kayla menoleh sekilas karena mendengar suara Kenzo, lalu kembali menatap jalanan sambil sesekali celingukan mencari taksi yang kosong.
"Namanya buaya yang tetep aja buaya," Kayla berdecih sembari menggelengkan kepala melihat Kenzo yang sedang memakaikan helm ke kepala Sindi.
Kenzo terlihat mengerang kesal karena usaha untuk membuat Kayla cemburu ternyata tak berhasil. Tapi, ia terus memperlihatkan kemesraan terhadap Sindi agar Kayla marah. Namun nyatanya, gadis itu terlihat cuek bahkan tak memandang ke arah mereka hingga Kenzo lah yang dibuat uring-uringan.
"Kenapa taksinya pada penuh semua sih? Apa karena hari ini adalah hari minggu?" gerutu Kayla kesal.
Gadis itu menggerak-gerakan kakinya seperti menendang, namun tak lama kemudian ia meringis kesakitan sampai berjongkok untuk membuka sepatunya."Aduh, sial banget aku hari ini. Huaaaaa!"
Kayla mengerucutkan bibirnya ketika melihat telapak kakinya yang terluka. Pantas saja gadis itu meringis kesakitan saat tak sengaja menginjak batu kerikil. Alas sepatu tersebut sudah sangat tipis, bahkan bolong ketika Kayla tak sengaja menginjak kerikil tadi.
Gadis itu memakai kembali sepatunya sambil meringis menahan sakit di telapak kakinya, lalu melangkah menyusuri trotoar. Sedangkan Kenzo hanya memperhatikannya dari kejauhan. Dia menggelengkan kepala melihat tingkah Kayla yang sok jaim dan galak menurutnya.
"Kenapa gue lebih suka gadis bodoh kek dia sih? Dia gak cantik dan juga gak seksi, tapi tingkahnya bikin hati gue bahagia." tanpa sadar Kenzo menyunggingkan senyumnya.
Melihat Kayla mulai pergi meninggalkan pelataran toko, Kenzo mulai melajukan motornya perlahan mengikuti dari belakang dan sedikit jauh. Ketika Sindi bertanya kenapa gak biasanya Kenzo membawa motor perlahan, dan ia pun menjawab biar terlihat romantis. Padahal, dia hanya beralasan agar bisa memantau Kayla dari kejauhan.
Pas belokan pertama, Kenzo sengaja berhenti karena melihat Kayla yang tiba-tiba berhenti. Sepertinya gadis itu akan menyebrang.
"Kenapa, Ken? Kok berhenti?!" Sindi sengaja memeluk tubuh Kenzo dari belakang.
Pemuda itu tampak risih dengan Sindi yang terus menempel macam perangko, tapi tak ada yang bisa dilakukannya sebab Kayla bisa saja melihatnya.
Belum sempat gadis itu menyebrang, tiba-tiba sebuah motor sport terlihat menghampiri. "Hai! Ngapain di sini?" Frans membuka helm full face menampakan wajah tampannya.
Kayla tampak terkejut. "Eh, kamu? Ngapain di sini?" ia balik bertanya.
Frans mendengus sembari menghela nafas panjang. "Naiklah" kata Frans kemudian.
"Hah? Ta-tapi ... aku ..."
"Naik!" ulang Frans sembari mengulurkan tangannya, namun Kayla tetap diam. "Kamu gak malu berkeliling kota dengan pakaian kek gitu?!" cibirnya kemudian.
Kayla menunduk memperhatikan penampilannya. Ia baru ingat jika sedari tadi pakaian yang dikenakannya adalah pakaian Kenzo. Pantas semua orang terus memperhatikannya dengan tatapan aneh.
"Jadi, mau enggak aku anter?" tanya Frans.
"Mau. A-aku mau." sahut Kayla terbata.
Frans mendekat sembari berbisik. "Kamu mau jadi pacar aku?" ia tersenyum menggoda.
"Heh? Enggak lah!"
"Lah, ku kira kamu setuju. Kan tadi bilangnya mau," ujarnya terus menggoda.
Kayla mendengus kesal karena Frans terus menggodanya_mirip si Markoho jelek itu. "Tadi kan kamu nawarin aku tumpangan buat pulang, bukan nawarin aku jadi pacarmu!" serunya geram.
"Ya, sapa tau kan sekalian kamu terima aku jadi pacar." selorohnya lagi.
Kayla tampak cemberut menanggapi celotehan Frans yang terus menggoda membuat hatinya kesal. Rasanya ingin sekali menendang pemuda tampan itu karena terus menggodanya.
Frans terkekeh sembari menggelengkan kepala. Tangannya menyentuh pipi Kayla dan mencubitnya sedikit, lalu memakaikan helm di kepalanya. "Gitu aja cemberut," ejeknya.
Perlahan, senyum Kayla mengembang seiring tarikan tangan Frans. Dengan cepat gadis itu naik ke atas motor tanpa Frans berkata lagi.
Frans tersenyum melihat tingkah Kayla yang menurutnya lucu. Pemuda itu menarik tangan Kayla hingga melingkar di perutnya karena gadis itu hanya memegang sedikit ujung jaketnya, tapi Kayla segera melepaskan tangannya lagi hingga Frans mengerang kesal.
"Kamu mau jatoh di jalan raya dan aku disalahin karena bikin kamu celaka?" Kayla segera menggelengkan kepala. "Makanya, pegangan yang bener dong!" ujarnya kemudian.
"Bawa motornya pelan-pelan aja bisa kan, Frans?!" pinta Kayla.
"Hemh, terserah."
Baru bicara terserah, tapi Frans langsung memacu laju kendaraannya dengan sedikit cepat dan Kayla pun langsung memeluknya dari belakang.
"FRAAAAAAAANS." teriak Kayla saat motor itu membelah padatnya jalanan, sementara Frans tetap tersenyum sambil fokus menatap jalan.
Beberapa menit kemudian, mereka pun sampai di depan rumah Kayla.
"Terima kasih, Frans!" ucap Kayla tulus setelah kakinya menapak di tanah.
Frans mengangguk sembari memperhatikan rumah sederhana itu. "Kamu gak mau ngajakin aku mampir dulu?" tanya Frans kemudian.
Kayla mendongak menatap wajah Frans lalu menoleh ke arah rumahnya. "Di-di rumah aku gak ada apa-apa yang bisa disuguhin buat kamu, Frans. A-aku malu."
Gadis itu tak ingin jika Frans sampai masuk ke rumah dan menemukan Rania di dalam. Nanti malah dirinya yang terkena amarah Rania, walaupun memang benar juga di rumahnya tak ada yang bisa disuguhkan untuk tamu.
"Walaupun cuma minum?" keukeh Frans sengaja agar dirinya masuk ke dalam rumah Kayla.
Kayla pun tak enak karena Frans sudah mengantarnya pulang. Hanya air minum saja tak masalah bukan? "Ba-baiklah. Tapi kamu tunggu di luar ya," ujarnya sedikit ragu.
"Hemh," hanya deheman sebagai jawaban Frans.
Motor sport Frans dibawa masuk ke pekarangan rumah Kayla, sedangkan Kayla sendiri berjalan cepat masuk ke rumahnya. Ia tak ingin Frans mengikutinya masuk ke rumah.
Tangannya mendorong pintu namun ternyata rumahnya terkunci. Berarti Rani tak ada di rumah dan Kayla pun merasa lega sebab saudara sepupunya itu tak ada di rumah. Mungkin ia sedang pergi bersama teman-temannya, pikir Kayla.
Segera ia mengambil kunci rumah yang biasa ditinggalkan di bawah keset jika penghuni rumah sedang pergi.
Frans yang melihat itu pun terheran sebab Kayla dianggap ceroboh menurutnya. Mengapa benda penting seperti kunci rumah hanya dibiarkan tergeletak di bawah keset? Bagaimana jika ada orang yang tahu dan membobol rumahnya? Bagaimana kalau hilang dan ia tak bisa masuk ke rumah?
Banyak sekali pertanyaan yang terus mengusik pikiran Frans saat ini hingga pemuda itu segera bertanya. "Kenapa kamu simpen kunci di situ? Emangnya gak takut hilang?"
Kayla tersentak karena ketahuan oleh Frans saat mengambil kunci dari bawah keset. "A-aku suka lupa, Frans. Justru karena itu aku taroh di sini, kalo dibawa pasti hilang." sahutnya berbohong. Frans hanya membulatkan mulut sambil mengangguk. "Ya udah, tunggu sebentar! Aku buatkan minum dulu!" Kayla melangkah masuk ke dalam rumah sementara pemuda itu diam memperhatikan tampilan rumah sederhana dari teras.
...Bersambung ......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Rita Riau
Ken,,,, Ken percaya diri kamu tinggi bgt yg ada uring" sendiri 🥰😁
2023-11-06
1
Laskar Pelangi
lah ko jadi frans yg anter pulang
2023-06-03
1