Bab 8~Calon Mantu Idaman

Acara dilanjutkan di Ballroom hotel tersebut atas perintah ibunya Kenzo, Nyonya Kelly. Untuk menjamu para undangan pentingnya yang hadir, ia telah menyiapkan segala macam jamuan mewah serta hiburan.

Beruntungnya teman-teman yang diundang ke pesta ulang tahun Kenzo, sebab mereka bisa menikmati segala macam makanan yang tersedia di sana.

Ulang tahun Kenzo kali ini berbeda dari sebelumnya, benar-benar meriah sampai Kenzo sendiri bingung atas perayaan ulang tahunnya kali ini.

"Ken. Selamat ya," para gadis mendekati Kenzo sembari mengulurkan tangannya satu-persatu. Bahkan, mereka tersenyum genit hanya untuk menarik perhatian si bintang utama malam ini.

Tak sedikit juga dari mereka yang ingin berlama-lama menjabat tangan Kenzo supaya mendapat perhatian dari pemuda tampan itu.

Tapi, Kenzo tak tertarik sedikitpun kepada para gadis di sini walaupun mereka mengenakan gaun seksi sekalipun. Padahal biasanya Kenzo dengan sengaja menyuruh para gadis mengenakan pakaian seksi bila ingin menjadi kekasihnya.

Tapi sekarang, apa yang terjadi dengannya?

Rasa suka yang biasanya ia perlihatkan ketika menatap paha mulus seorang wanita atau belahan dada yang terlihat menonjol, kini rasa itu hilang entah kemana semenjak mengenal Kayla, si gadis tomboi dan judes itu.

"Oke, terima kasih!" ucapnya tanpa menatap para gadis genit itu.

Para gadis itu melongo seketika mendapat perlakuan cuek dan dingin dari Kenzo. "Ken, kami ..." pemuda itu melambaikan tangan ke arah lain sembari berlalu, hingga para gadis genit itupun tak jadi berkata. "Yaaaah, kok dia jadi cuek sih!" rengek mereka sembari menghentakkan kaki.

"Iya. Kamu benar sekali. Dia itu sekarang jadi dingin luar biasaah." timpal yang lain.

"Walaupun dingin tapi cukup membuat hatiku nyeeess." Mereka terkekeh cekikikan kecentilan walaupun Ken tak menghiraukan.

Kenzo samar mendengar obrolan mereka hanya menggelengkan kepala. Pemuda itu menjadi risih ketika berdekatan dengan para gadis itu hingga ingin rasanya menjauh dan tak bersentuhan.

Sepeninggalan Kenzo, para gadis centil tersebut mulai bergosip ria.

"Eh, kita semua diundang Ken kemari. Tapi aku tak melihat Kayla datang,"

"Mungkin dia tak punya pakaian bagus untuk ke pesta."

"Kau benar. Dia kan gadis miskin yang hidup sendiri karena orang tuanya meninggal. Dia bisa sekolah di sekolah kita karena beasiswa."

"Untung dia pintar dan mendapatkan beasiswa. Coba kalau enggak? Mau dari mana dia bayar sekolah yang mahal?!"

"Makanya dia tak bisa datang ke pestanya Ken. Mungkin dia minder karena tak punya gaun dan hadiah buat Ken."

Gosip di antara para gadis-gadis tak sengaja Ken dengar. Untuk sesaat Ken menyadari satu hal, bahwa Kayla terbiasa hidup sederhana dengan tampil seadanya. Gadis itu tak memaksakan diri untuk tampil layaknya para gadis pada umumnya yang ingin memikat hati para pria.

Kayla cenderung bersikap judes dan berbicara ketus kepada pria agar mereka tak bersikap macam-macam serta kurang ajar padanya. Gadis itu sulit didekati oleh siapapun, kecuali yang mau menganggapnya teman.

Kenzo termenung walaupun teman-temannya terus berceloteh di sampingnya. Fokusnya tersita setelah mendengar gosip para gadis genit itu.

Pemuda itu lantas keluar dari ballroom menuju tempat sepi. Kedua orang tua Kenzo sibuk menyapa tamu undangan yang kebanyakan dari rekan bisnis mereka.

Kenzo tampak tak menikmati acara yang telah dipersiapkan kedua orang tua untuknya. Dia merasa bosan dan jenuh bila berlama-lama di sana. Seperti ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, tapi enggan untuk diakui.

Menyendiri seperti ini memang menyenangkan. Apalagi ditemani sebatang rokok. Sesekali asap rokok tersebut dihembuskan ke atas secara perlahan layaknya meniup debu. Kenzo benar-benar menikmati kesendiriannya kali ini ditengah pesta yang sedang berlangsung.

Namun, kesendiriannya terusik oleh seseorang. Sebuah tepukan di bahu menyita perhatian untuk menoleh ke belakang.

"Kok sendirian sih, Ken? Mau aku temani?" gadis cantik dengan gaun berwarna soft pink menghampiri.

Sekilas ia menoleh, lalu kembali menatap langit. "Terima kasih. Gue lagi pengen menyendiri," sahutnya dingin.

"Ini kan hari ulang tahun kamu, Ken. Kok malah pengen menyendiri, sih! Biar aku temani ya," tawar Rania berusaha menggoda.

Kenzo mengeram kesal karena kesenangannya diganggu gadis itu. "Gue gak suka kalo ada orang yang ganggu," ketusnya sembari beranjak pergi setelah melempar puntung rokok ke tanah.

Rania merengek melihat pemuda itu pergi. "Kenzo!" panggilannya bahkan tak dihiraukan. "Ish, susah banget sih nyari perhatiannya aja." gerutunya sambil menghentakkan kaki.

Melihat temannya diabaikan, Dina pun segera menghampiri. "Dia emang gitu, Ran. Maklum, cowok tajir dan tampan." ujarnya terkekeh.

"Elu benar, Din. Dia paling keren di antara yang lain, makanya banyak yang suka sama dia, termasuk gue." Rania tersenyum sendiri.

"Ciieeeee, ternyata lu juga suka sama dia!" ledek Dina.

Rania tersipu malu. "Siapa yang bakal gak suka sama cowok seperti Kenzo? Hanya gadis bodoh yang menolak pesona Ken," tukasnya sembari merangkul bahu Dina untuk kembali masuk ke ballroom tempat pesta berlangsung.

Sebenarnya Kenzo belum melangkah jauh dari kedua gadis tersebut. Ia masih termenung di balik tembok pembatas dan tak sengaja mencuri dengar obrolan keduanya. "Gadis bodoh yang nolak pesona gue? Hemh, siapa gadis bodoh yang akan nolak cowok tampan, keren, dan tajir seperti gue?" ucapnya bangga dalam hati.

Langkah kakinya mengayun kembali masuk ke ballroom, untuk menyapa semua tamu undangannya. Sesungguhnya ia sangat malas untuk kembali ke tempat itu. Tapi mau bagaimana lagi? Tamu undangan telah hadir, dan mau tak mau dirinya harus menyambut para tamu tersebut.

Kalau bukan karena campur tangan kedua orang tuanya, Kenzo lebih memilih mengadakan pesta ulang tahun di Cafe atau Bar saja. Namun, apalah daya kini yang harus terkurung dalam ruangan besar dengan dekorasi layaknya pesta pernikahan.

Benar-benar membosankan!

"Ken. Kemari sayang!" ibunya melambaikan tangan.

Kenzo mengangguk kepada teman-temannya sebelum menghampiri sang ibu yang tengah berbincang bersama teman-teman sosialitanya. "Iya, Mom!"

"Ini lho Jeng, sang bintang pesta malam ini. Putra satu-satunya kami, pewaris tunggal The Alberto Grup, Kenzo Philips Alberto." ibunya memperkenalkan Kenzo kepada mereka.

"Halo!" Kenzo sekilas tersenyum menyapa teman-teman ibunya itu.

Semua mata wanita paruh baya itu bersinar menatap wajah si tampan tanpa berkedip. Bahkan, reaksi mereka terbilang aneh ketika melihat senyuman serta mendengar suara Kenzo. "Waaaaaahhh, calon mantu idaman ini." ujar mereka serempak.

Nyonya Kelly tersenyum penuh kebanggaan. Ia menepuk bahu putranya yang bertubuh tinggi menjulang itu sambil berkata, "Putraku memang calon mantu idaman. Selain tampan, dia juga cerdas dalam segala mata pelajaran. Selalu menjadi juara," tutur Kelly terus memuji putranya.

Para wanita paruh baya itu semakin kagum dengan putra dari Kelly Alberto, teman sosialita mereka. "Jeng, kenalin sama putriku aja! Dia juga termasuk paling cerdas di sekolahnya," pinta salah satu.

"Ih, sama putriku saja! Dia gadis paling cantik,"

Mereka saling berebut ingin menjodohkan putri mereka dengan Kenzo, dan reaksi si tampan sungguh jengah menanggapi keributan para emak-emak tersebut.

Menggelikan!

...Bersambung ......

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

duch emak emak,,,kayak nawarin barang aja 😁🥰

2023-11-06

0

Laskar Pelangi

Laskar Pelangi

dih pede gila

2023-05-29

0

Laskar Pelangi

Laskar Pelangi

gosip digosok makin siiiipp

2023-05-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1~Terlambat
2 Bab 2~Tiba-tiba datang
3 Bab 3~Ancaman
4 Bab 4~Pulang bersama
5 Bab 5~Penasaran
6 Bab 6~Pacar Baru
7 Bab 7~Ulang tahun Kenzo
8 Bab 8~Calon Mantu Idaman
9 Bab 9~Lapar
10 Bab 10~Perhatian
11 Bab 11~Bimbang
12 Bab 12~Luka
13 Bab 13~Menginap
14 Bab 14~Sarapan bersama
15 Bab 15~Menikah
16 Bab 16~Malu
17 Bab 17~Diantar pulang
18 Bab 18~Kecupan
19 Bab19~Amarah
20 Bab 20~Mendadak baik
21 Bab 21~Rugi
22 Bab 22~Pertengkaran
23 Bab 23~Pergi dari rumah
24 Bab 24~Play boy cap palu
25 Bab 25~Suka kamu
26 Bab 26~Pacar
27 Bab 27~Tempat baru
28 Bab 28~Kepergian Kenzo
29 Bab 29~Pindah
30 Bab 30~Berita terkini
31 Bab 31~Pasangan dadakan
32 Bab 32~Jalan-jalan
33 Bab 33~Mencari
34 Bab 34~Alasan pindah
35 Bab 35~Mencari informasi
36 Bab 36~Siapa sih?
37 Bab 37~Si tampan
38 Bab 38~Pingsan
39 Bab 39~Kembali
40 Bab 40~Markonah
41 Bab 41~Markoho
42 Bab 42~Hai, tampan!
43 Bab 43~Cemburu
44 Bab 44~Drama
45 Bab 45~Mimpi
46 Bab 46~Mengingat
47 Bab 47~Rencana jahat
48 Bab 48~Tampan juga cerdas
49 Bab 49~Suasana Kantin
50 Bab 50~Dilabrak
51 Bab 51~Khanza Alberto
52 Bab 52~Pertemuan
53 Bab 53~Toko pakaian
54 Bab 54~Ajakan
55 Bab 55~Awal pertemuan
56 Bab 56~Perintah
57 Bab 57~Bekerja keras
58 Bab 58~Siapa cepat dia dapat
59 Bab 59~Menjalankan tugas
60 Bab 60~Tawaran
61 Bab 61~Asisten pribadi
62 Bab 62~Mulai bekerja
63 Bab 63~Terkejut
64 Bab 64~Kakak
65 Bab 65~Pagi, sayang!
66 Bab 66~Mau dibawa ke mana
67 Bab 67~Pernyataan Cinta
68 Bab 68~Menghilang
69 Bab 69~Alasan hilang
70 Bab 70~Mencari
71 Bab 71~Ikut mencari
72 Bab 72~Diantar preman
73 Coretan Othor
74 Bab 74~Sakit
75 Bab 75~Ungkapan
76 Bab 76~Tamu
77 Bab 77~Ternyata dia
78 Bab 78~Jatuh cinta
79 Bab 79~Paksaan sang ayah
80 Bab 80~Pacarnya Frans
81 Bab 81~Salah paham
82 Bab 82~Resmi pacaran
83 Bab 83~Berpisah
84 Bab 84~Pergi
85 Bab 85~Bertemu kembali
86 Bab 86~Kasih sayang Ibu
87 Bab 87~Restu Kenji
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1~Terlambat
2
Bab 2~Tiba-tiba datang
3
Bab 3~Ancaman
4
Bab 4~Pulang bersama
5
Bab 5~Penasaran
6
Bab 6~Pacar Baru
7
Bab 7~Ulang tahun Kenzo
8
Bab 8~Calon Mantu Idaman
9
Bab 9~Lapar
10
Bab 10~Perhatian
11
Bab 11~Bimbang
12
Bab 12~Luka
13
Bab 13~Menginap
14
Bab 14~Sarapan bersama
15
Bab 15~Menikah
16
Bab 16~Malu
17
Bab 17~Diantar pulang
18
Bab 18~Kecupan
19
Bab19~Amarah
20
Bab 20~Mendadak baik
21
Bab 21~Rugi
22
Bab 22~Pertengkaran
23
Bab 23~Pergi dari rumah
24
Bab 24~Play boy cap palu
25
Bab 25~Suka kamu
26
Bab 26~Pacar
27
Bab 27~Tempat baru
28
Bab 28~Kepergian Kenzo
29
Bab 29~Pindah
30
Bab 30~Berita terkini
31
Bab 31~Pasangan dadakan
32
Bab 32~Jalan-jalan
33
Bab 33~Mencari
34
Bab 34~Alasan pindah
35
Bab 35~Mencari informasi
36
Bab 36~Siapa sih?
37
Bab 37~Si tampan
38
Bab 38~Pingsan
39
Bab 39~Kembali
40
Bab 40~Markonah
41
Bab 41~Markoho
42
Bab 42~Hai, tampan!
43
Bab 43~Cemburu
44
Bab 44~Drama
45
Bab 45~Mimpi
46
Bab 46~Mengingat
47
Bab 47~Rencana jahat
48
Bab 48~Tampan juga cerdas
49
Bab 49~Suasana Kantin
50
Bab 50~Dilabrak
51
Bab 51~Khanza Alberto
52
Bab 52~Pertemuan
53
Bab 53~Toko pakaian
54
Bab 54~Ajakan
55
Bab 55~Awal pertemuan
56
Bab 56~Perintah
57
Bab 57~Bekerja keras
58
Bab 58~Siapa cepat dia dapat
59
Bab 59~Menjalankan tugas
60
Bab 60~Tawaran
61
Bab 61~Asisten pribadi
62
Bab 62~Mulai bekerja
63
Bab 63~Terkejut
64
Bab 64~Kakak
65
Bab 65~Pagi, sayang!
66
Bab 66~Mau dibawa ke mana
67
Bab 67~Pernyataan Cinta
68
Bab 68~Menghilang
69
Bab 69~Alasan hilang
70
Bab 70~Mencari
71
Bab 71~Ikut mencari
72
Bab 72~Diantar preman
73
Coretan Othor
74
Bab 74~Sakit
75
Bab 75~Ungkapan
76
Bab 76~Tamu
77
Bab 77~Ternyata dia
78
Bab 78~Jatuh cinta
79
Bab 79~Paksaan sang ayah
80
Bab 80~Pacarnya Frans
81
Bab 81~Salah paham
82
Bab 82~Resmi pacaran
83
Bab 83~Berpisah
84
Bab 84~Pergi
85
Bab 85~Bertemu kembali
86
Bab 86~Kasih sayang Ibu
87
Bab 87~Restu Kenji

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!