Acara dilanjutkan di Ballroom hotel tersebut atas perintah ibunya Kenzo, Nyonya Kelly. Untuk menjamu para undangan pentingnya yang hadir, ia telah menyiapkan segala macam jamuan mewah serta hiburan.
Beruntungnya teman-teman yang diundang ke pesta ulang tahun Kenzo, sebab mereka bisa menikmati segala macam makanan yang tersedia di sana.
Ulang tahun Kenzo kali ini berbeda dari sebelumnya, benar-benar meriah sampai Kenzo sendiri bingung atas perayaan ulang tahunnya kali ini.
"Ken. Selamat ya," para gadis mendekati Kenzo sembari mengulurkan tangannya satu-persatu. Bahkan, mereka tersenyum genit hanya untuk menarik perhatian si bintang utama malam ini.
Tak sedikit juga dari mereka yang ingin berlama-lama menjabat tangan Kenzo supaya mendapat perhatian dari pemuda tampan itu.
Tapi, Kenzo tak tertarik sedikitpun kepada para gadis di sini walaupun mereka mengenakan gaun seksi sekalipun. Padahal biasanya Kenzo dengan sengaja menyuruh para gadis mengenakan pakaian seksi bila ingin menjadi kekasihnya.
Tapi sekarang, apa yang terjadi dengannya?
Rasa suka yang biasanya ia perlihatkan ketika menatap paha mulus seorang wanita atau belahan dada yang terlihat menonjol, kini rasa itu hilang entah kemana semenjak mengenal Kayla, si gadis tomboi dan judes itu.
"Oke, terima kasih!" ucapnya tanpa menatap para gadis genit itu.
Para gadis itu melongo seketika mendapat perlakuan cuek dan dingin dari Kenzo. "Ken, kami ..." pemuda itu melambaikan tangan ke arah lain sembari berlalu, hingga para gadis genit itupun tak jadi berkata. "Yaaaah, kok dia jadi cuek sih!" rengek mereka sembari menghentakkan kaki.
"Iya. Kamu benar sekali. Dia itu sekarang jadi dingin luar biasaah." timpal yang lain.
"Walaupun dingin tapi cukup membuat hatiku nyeeess." Mereka terkekeh cekikikan kecentilan walaupun Ken tak menghiraukan.
Kenzo samar mendengar obrolan mereka hanya menggelengkan kepala. Pemuda itu menjadi risih ketika berdekatan dengan para gadis itu hingga ingin rasanya menjauh dan tak bersentuhan.
Sepeninggalan Kenzo, para gadis centil tersebut mulai bergosip ria.
"Eh, kita semua diundang Ken kemari. Tapi aku tak melihat Kayla datang,"
"Mungkin dia tak punya pakaian bagus untuk ke pesta."
"Kau benar. Dia kan gadis miskin yang hidup sendiri karena orang tuanya meninggal. Dia bisa sekolah di sekolah kita karena beasiswa."
"Untung dia pintar dan mendapatkan beasiswa. Coba kalau enggak? Mau dari mana dia bayar sekolah yang mahal?!"
"Makanya dia tak bisa datang ke pestanya Ken. Mungkin dia minder karena tak punya gaun dan hadiah buat Ken."
Gosip di antara para gadis-gadis tak sengaja Ken dengar. Untuk sesaat Ken menyadari satu hal, bahwa Kayla terbiasa hidup sederhana dengan tampil seadanya. Gadis itu tak memaksakan diri untuk tampil layaknya para gadis pada umumnya yang ingin memikat hati para pria.
Kayla cenderung bersikap judes dan berbicara ketus kepada pria agar mereka tak bersikap macam-macam serta kurang ajar padanya. Gadis itu sulit didekati oleh siapapun, kecuali yang mau menganggapnya teman.
Kenzo termenung walaupun teman-temannya terus berceloteh di sampingnya. Fokusnya tersita setelah mendengar gosip para gadis genit itu.
Pemuda itu lantas keluar dari ballroom menuju tempat sepi. Kedua orang tua Kenzo sibuk menyapa tamu undangan yang kebanyakan dari rekan bisnis mereka.
Kenzo tampak tak menikmati acara yang telah dipersiapkan kedua orang tua untuknya. Dia merasa bosan dan jenuh bila berlama-lama di sana. Seperti ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, tapi enggan untuk diakui.
Menyendiri seperti ini memang menyenangkan. Apalagi ditemani sebatang rokok. Sesekali asap rokok tersebut dihembuskan ke atas secara perlahan layaknya meniup debu. Kenzo benar-benar menikmati kesendiriannya kali ini ditengah pesta yang sedang berlangsung.
Namun, kesendiriannya terusik oleh seseorang. Sebuah tepukan di bahu menyita perhatian untuk menoleh ke belakang.
"Kok sendirian sih, Ken? Mau aku temani?" gadis cantik dengan gaun berwarna soft pink menghampiri.
Sekilas ia menoleh, lalu kembali menatap langit. "Terima kasih. Gue lagi pengen menyendiri," sahutnya dingin.
"Ini kan hari ulang tahun kamu, Ken. Kok malah pengen menyendiri, sih! Biar aku temani ya," tawar Rania berusaha menggoda.
Kenzo mengeram kesal karena kesenangannya diganggu gadis itu. "Gue gak suka kalo ada orang yang ganggu," ketusnya sembari beranjak pergi setelah melempar puntung rokok ke tanah.
Rania merengek melihat pemuda itu pergi. "Kenzo!" panggilannya bahkan tak dihiraukan. "Ish, susah banget sih nyari perhatiannya aja." gerutunya sambil menghentakkan kaki.
Melihat temannya diabaikan, Dina pun segera menghampiri. "Dia emang gitu, Ran. Maklum, cowok tajir dan tampan." ujarnya terkekeh.
"Elu benar, Din. Dia paling keren di antara yang lain, makanya banyak yang suka sama dia, termasuk gue." Rania tersenyum sendiri.
"Ciieeeee, ternyata lu juga suka sama dia!" ledek Dina.
Rania tersipu malu. "Siapa yang bakal gak suka sama cowok seperti Kenzo? Hanya gadis bodoh yang menolak pesona Ken," tukasnya sembari merangkul bahu Dina untuk kembali masuk ke ballroom tempat pesta berlangsung.
Sebenarnya Kenzo belum melangkah jauh dari kedua gadis tersebut. Ia masih termenung di balik tembok pembatas dan tak sengaja mencuri dengar obrolan keduanya. "Gadis bodoh yang nolak pesona gue? Hemh, siapa gadis bodoh yang akan nolak cowok tampan, keren, dan tajir seperti gue?" ucapnya bangga dalam hati.
Langkah kakinya mengayun kembali masuk ke ballroom, untuk menyapa semua tamu undangannya. Sesungguhnya ia sangat malas untuk kembali ke tempat itu. Tapi mau bagaimana lagi? Tamu undangan telah hadir, dan mau tak mau dirinya harus menyambut para tamu tersebut.
Kalau bukan karena campur tangan kedua orang tuanya, Kenzo lebih memilih mengadakan pesta ulang tahun di Cafe atau Bar saja. Namun, apalah daya kini yang harus terkurung dalam ruangan besar dengan dekorasi layaknya pesta pernikahan.
Benar-benar membosankan!
"Ken. Kemari sayang!" ibunya melambaikan tangan.
Kenzo mengangguk kepada teman-temannya sebelum menghampiri sang ibu yang tengah berbincang bersama teman-teman sosialitanya. "Iya, Mom!"
"Ini lho Jeng, sang bintang pesta malam ini. Putra satu-satunya kami, pewaris tunggal The Alberto Grup, Kenzo Philips Alberto." ibunya memperkenalkan Kenzo kepada mereka.
"Halo!" Kenzo sekilas tersenyum menyapa teman-teman ibunya itu.
Semua mata wanita paruh baya itu bersinar menatap wajah si tampan tanpa berkedip. Bahkan, reaksi mereka terbilang aneh ketika melihat senyuman serta mendengar suara Kenzo. "Waaaaaahhh, calon mantu idaman ini." ujar mereka serempak.
Nyonya Kelly tersenyum penuh kebanggaan. Ia menepuk bahu putranya yang bertubuh tinggi menjulang itu sambil berkata, "Putraku memang calon mantu idaman. Selain tampan, dia juga cerdas dalam segala mata pelajaran. Selalu menjadi juara," tutur Kelly terus memuji putranya.
Para wanita paruh baya itu semakin kagum dengan putra dari Kelly Alberto, teman sosialita mereka. "Jeng, kenalin sama putriku aja! Dia juga termasuk paling cerdas di sekolahnya," pinta salah satu.
"Ih, sama putriku saja! Dia gadis paling cantik,"
Mereka saling berebut ingin menjodohkan putri mereka dengan Kenzo, dan reaksi si tampan sungguh jengah menanggapi keributan para emak-emak tersebut.
Menggelikan!
...Bersambung ......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Rita Riau
duch emak emak,,,kayak nawarin barang aja 😁🥰
2023-11-06
0
Laskar Pelangi
dih pede gila
2023-05-29
0
Laskar Pelangi
gosip digosok makin siiiipp
2023-05-29
0