Bab 14~Sarapan bersama

Lama sekali Kayla termenung mengingat kejadian yang membuat hatinya dongkol dan kesal semalam hingga ia tak bisa tidur. Kayla memejamkan mata ketika menjelang subuh dan akhirnya bangun kesiangan.

"Apa semalam pestanya berjalan lancar?" pertanyaan Nenek membuat lamunan Kayla buyar. "Apa kamu dikenalkan kepada orang tuanya Ken?" pertanyaan kedua membuat Kayla tersenyum meringis.

Wajahnya mendongak menatap si nenek dan tangannya menggaruk kepala yang tak gatal sambil cengengesan. "Hehehe. Itu ... aku tidak tahu, Nek. Aku menunggunya di dalam mobil," sahut Kayla.

"Lho! Kenapa? Apa Kenzo tak ingin memperkenalkan kamu sama ayah dan ibunya? Ckk, anak itu!" Nenek jadi menggerutu kesal terhadap kelakuan cucunya. "Kalau dia pulang, awas aja!"

Kayla melambaikan tangan menyangkal tuduhan nenek tersebut pada cucunya. "Bu-bukan begitu, Nek! Ken memaksa aku turun, tapi aku nya yang gak mau. Aku merasa tak pantas berbaur dengan mereka dan sepertinya semua undangan adalah tamu penting. Apalah aku yang hanya anak yatim piatu," tuturnya sembari menunduk.

"Hei! Jangan bicara seperti itu! Pantas dan tidak pantasnya seseorang berbaur dengan yang lainnya bukan ditentukan oleh kekayaan, tapi hati yang tulus. Kalau kamu menganggap seseorang spesial, maka tidak peduli dia itu anak yatim piatu atau memiliki kedua orang tua lengkap." jelas nenek.

Kayla terdiam mendengarkan pernyataan nenek Salma. Sesungguhnya dirinya tak ingin hadir sebab malu terhadap keluarganya Kenzo yang ternyata sangatlah kaya. Ia merasa tak pantas dan tak berharap untuk bisa bersanding dengan pemuda tersebut.

Salma mengelus kepala Kayla dengan lembut. "Nenek tahu apa yang sedang kamu pikirkan, namun Nenek juga ingin selalu melihatnya bahagia, walaupun sebenarnya Nenek ..."

Sebelum Salma melanjutkan ucapannya, Kenzo datang sambil mengelap keringat dengan handuk kecil yang melingkar di lehernya.

"Kapan Nenek datang?" keduanya pun menoleh ke arah sumber suara.

"Ken!" serempak keduanya berkata.

Kenzo terlihat tampan dengan rambut yang sedikit berantakan dan keringat yang masih menetes di keningnya.

Dia senang berolahraga pagi. Berlari-lari mengelilingi taman, atau sekedar senam pagi di taman dekat apartemennya.

Pakaian olahraga dan sepatu sportnya sangat pas dikenakan di tubuh jangkungnya itu, membuat Kayla seketika terpana.

"Tampan," tiba-tiba saja kata-kata itu meluncur dari mulut Kayla tanpa bisa dicegah.

Sedangkan nenek di sampingnya hanya tersenyum melihat Kayla yang terkesima dengan penampilan cucunya tersebut.

"Iya, dia memang tampan." perkataan nenek menyadarkan Kayla seketika.

"Eh!" Dia langsung melirik nenek yang tersenyum. "Kenapa, Nek?" Kayla mengalihkannya dengan pura-pura bertanya.

Salma tersenyum menanggapi tingkah malu-malu gadis di sampingnya itu. "Bukankah dia itu tampan?" goda nenek dan Kayla hanya cengengesan menanggapinya.

Kenzo berjalan menghampiri keduanya. "Nenek kapan dateng? Kenapa gak ngomong kalau mau ke sini hari ini? Ken bisa jemput Nenek di Bandara." ucapnya dengan lembut.

Nenek tersenyum sambil berkata. "Nenek baru saja datang dan Nenek masih bisa kok ke sini sendirian. Jadi, tak perlu jemput nenek segala."

"Tapi kan aku ...,"

"Sana mandi dulu! Setelah itu kita akan sarapan bersama. Sudah lama Nenek gak makan bareng kamu 'kan," pungkas Salma cepat.

Wajah tampan itu tampak tersenyum senang karena neneknya akan memasak untuknya. "Asyik. Kalo Nenek yang masak pasti aku makan banyak ini," selorohnya dengan menaik-turunkan kedua alis.

"Haish. Masakan ibumu lebih enak dari masakan Nenek. Kenapa kamu gak pulang aja agar bisa makan banyak tiap hari?" Salma menggoda cucunya yang mulai terlihat merajuk.

"Aku gak akan pulang sebelum Daddy mengubah keputusannya," sahutnya. Kenzo mendengus kesal sambil berlalu ke kamar mandi dan segera membersihkan tubuhnya.

Sedangkan Kayla dari tadi hanya diam mendengar interaksi keduanya. Baru kali ini dia melihat sisi lain dari Kenzo.

Ternyata, dia bisa berkata lembut juga kepada orang tua. Dan tadi ... dia terlihat manja sama neneknya.

"Hei, gadis. Kenapa melamun terus? Ayo, kamu juga harus membersihkan diri dan bersiap untuk sarapan!" ajak Salma sembari menarik tangan Kayla untuk beranjak.

Nenek melangkah meninggalkan Kayla setelah menepuk bahunya pelan. "I-iya, Nek." Ia pun berlari menuju kamar mandi dekat dapur untuk membersihkan tubuhnya.

Di dapur terdengar klontang-klanting yang berarti nenek sedang masak, bukan berperang dengan perabotan.

Aroma wangi dari masakan nenek tercium menggugah selera, membuat siapapun merasa lapar.

Kenzo yang sudah siap sedari tadi dengan cepat berjalan ke dapur.

"Euummm, baunya enak Nek. Cepatlah, Ken sudah lapar nih!" Ia tak sabar ingin segera melahap makanan yang dimasak neneknya.

"Sabar dong, Nak! Kayla belum keluar tuh!" Kenzo pun melirik pintu kamar mandi di sebelah dapur.

Dia berjalan menuju kamar mandi dan langsung menggedor-gedor pintu supaya Kayla cepat keluar. "Woi Onah, cepetan mandinya! Gue udah laper nih, keburu pingsan kalau nungguin lu mandi macem putri." teriaknya.

"Iya-iya, sabar. Ini udah kok!" sahut Kayla sebelum membuka pintu kamar mandi.

Ceklek

Setelah pintu terbuka, tanpa melihatnya Kenzo langsung menarik tangan Kayla dan menuntunnya ke meja makan.

"Udah Nek. Ayo sajikan!" Dia sudah tak sabar rupanya.

"Baiklah, sayang."

Dengan penuh kasih sayang, nenek menyajikan makanan di tiga piring dan menyerahkannya satu-persatu kepada mereka.

"Ayo dimakan, mumpung masih hangat!" kata Salma mempersilahkan.

Tanpa berlama-lama, Kenzo langsung melahap nasi goreng spesial buatan neneknya tersebut sampai mulutnya penuh.

Kayla yang melihat cara makan Kenzo seperti itu sampai merasa kenyang sendiri. Pemuda itu terlihat sangat lahap hingga Kayla meringis geli. Padahal dirinya pun sama ketika sedang kelaparan_mulut penuh mirip ikan buntal.

Nenek pun menyenggol lengan Kayla karena dia hanya terdiam tanpa menyentuh makanan buatannya. "Apa kamu tidak suka?"

Kayla langsung menoleh ke arah nenek begitu juga dengan Kenzo. "Bu-bukan begitu, Nek! Aku suka, kok!" Ia mulai menyendok nasi goreng di piringnya dan memasukannya ke dalam mulut sembari tersenyum.

"Kalau lu gak suka, biar gue aja yang abisin." sambar Kenzo dengan mulut yang penuh tanpa menoleh sedikitpun. Ia makan dengan lahap seperti orang yang tak makan berhari-hari.

"Ish, rakus. Aku juga lapar," cibir Kayla.

Salma hanya tersenyum sembari menggelengkan kepala. Ia terlihat senang setelah melihat keadaan cucunya yang menurutnya jauh berbeda dari sebelumnya saat terakhir bertemu.

Setelah makanannya tandas, Kenzo mulai melirik ke arah Kayla yang masih anteng makan. "Enak kan nasi goreng buatan Nenek gue?" Kayla mengangguk.

"Enak. Ini seperti buatan Ibu." Kayla menunduk seketika dengan wajah yang berubah sedih. Tanpa terasa air matanya jatuh di pipi dan ia pun langsung menyeka dengan telapak tangannya.

Kenzo dan Salma saling menatap satu sama lain, lalu menatap Kayla.

"Kamu kenapa, Neng?" tangan nenek mengusap kepala Kayla dengan lembut.

Kayla hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum walau masih tersisa air mata di ujung matanya.

Melihat Kayla yang sedih, Kenzo pun berusaha mengalihkan perhatiannya.

"Eh, perasaan itu kaos gue kenal tuh!" Kayla langsung mendongak menatap Kenzo sambil cengengesan. "Berdiri lu!" titahnya kemudian.

"Ken. Aku ..."

"Baju gue!"

...Bersambung ......

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

yg sabar ya Kay,,, dan neneknya Kenzo kayak baik tuch 🥰

2023-11-06

0

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

sip 👍

2023-05-31

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1~Terlambat
2 Bab 2~Tiba-tiba datang
3 Bab 3~Ancaman
4 Bab 4~Pulang bersama
5 Bab 5~Penasaran
6 Bab 6~Pacar Baru
7 Bab 7~Ulang tahun Kenzo
8 Bab 8~Calon Mantu Idaman
9 Bab 9~Lapar
10 Bab 10~Perhatian
11 Bab 11~Bimbang
12 Bab 12~Luka
13 Bab 13~Menginap
14 Bab 14~Sarapan bersama
15 Bab 15~Menikah
16 Bab 16~Malu
17 Bab 17~Diantar pulang
18 Bab 18~Kecupan
19 Bab19~Amarah
20 Bab 20~Mendadak baik
21 Bab 21~Rugi
22 Bab 22~Pertengkaran
23 Bab 23~Pergi dari rumah
24 Bab 24~Play boy cap palu
25 Bab 25~Suka kamu
26 Bab 26~Pacar
27 Bab 27~Tempat baru
28 Bab 28~Kepergian Kenzo
29 Bab 29~Pindah
30 Bab 30~Berita terkini
31 Bab 31~Pasangan dadakan
32 Bab 32~Jalan-jalan
33 Bab 33~Mencari
34 Bab 34~Alasan pindah
35 Bab 35~Mencari informasi
36 Bab 36~Siapa sih?
37 Bab 37~Si tampan
38 Bab 38~Pingsan
39 Bab 39~Kembali
40 Bab 40~Markonah
41 Bab 41~Markoho
42 Bab 42~Hai, tampan!
43 Bab 43~Cemburu
44 Bab 44~Drama
45 Bab 45~Mimpi
46 Bab 46~Mengingat
47 Bab 47~Rencana jahat
48 Bab 48~Tampan juga cerdas
49 Bab 49~Suasana Kantin
50 Bab 50~Dilabrak
51 Bab 51~Khanza Alberto
52 Bab 52~Pertemuan
53 Bab 53~Toko pakaian
54 Bab 54~Ajakan
55 Bab 55~Awal pertemuan
56 Bab 56~Perintah
57 Bab 57~Bekerja keras
58 Bab 58~Siapa cepat dia dapat
59 Bab 59~Menjalankan tugas
60 Bab 60~Tawaran
61 Bab 61~Asisten pribadi
62 Bab 62~Mulai bekerja
63 Bab 63~Terkejut
64 Bab 64~Kakak
65 Bab 65~Pagi, sayang!
66 Bab 66~Mau dibawa ke mana
67 Bab 67~Pernyataan Cinta
68 Bab 68~Menghilang
69 Bab 69~Alasan hilang
70 Bab 70~Mencari
71 Bab 71~Ikut mencari
72 Bab 72~Diantar preman
73 Coretan Othor
74 Bab 74~Sakit
75 Bab 75~Ungkapan
76 Bab 76~Tamu
77 Bab 77~Ternyata dia
78 Bab 78~Jatuh cinta
79 Bab 79~Paksaan sang ayah
80 Bab 80~Pacarnya Frans
81 Bab 81~Salah paham
82 Bab 82~Resmi pacaran
83 Bab 83~Berpisah
84 Bab 84~Pergi
85 Bab 85~Bertemu kembali
86 Bab 86~Kasih sayang Ibu
87 Bab 87~Restu Kenji
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1~Terlambat
2
Bab 2~Tiba-tiba datang
3
Bab 3~Ancaman
4
Bab 4~Pulang bersama
5
Bab 5~Penasaran
6
Bab 6~Pacar Baru
7
Bab 7~Ulang tahun Kenzo
8
Bab 8~Calon Mantu Idaman
9
Bab 9~Lapar
10
Bab 10~Perhatian
11
Bab 11~Bimbang
12
Bab 12~Luka
13
Bab 13~Menginap
14
Bab 14~Sarapan bersama
15
Bab 15~Menikah
16
Bab 16~Malu
17
Bab 17~Diantar pulang
18
Bab 18~Kecupan
19
Bab19~Amarah
20
Bab 20~Mendadak baik
21
Bab 21~Rugi
22
Bab 22~Pertengkaran
23
Bab 23~Pergi dari rumah
24
Bab 24~Play boy cap palu
25
Bab 25~Suka kamu
26
Bab 26~Pacar
27
Bab 27~Tempat baru
28
Bab 28~Kepergian Kenzo
29
Bab 29~Pindah
30
Bab 30~Berita terkini
31
Bab 31~Pasangan dadakan
32
Bab 32~Jalan-jalan
33
Bab 33~Mencari
34
Bab 34~Alasan pindah
35
Bab 35~Mencari informasi
36
Bab 36~Siapa sih?
37
Bab 37~Si tampan
38
Bab 38~Pingsan
39
Bab 39~Kembali
40
Bab 40~Markonah
41
Bab 41~Markoho
42
Bab 42~Hai, tampan!
43
Bab 43~Cemburu
44
Bab 44~Drama
45
Bab 45~Mimpi
46
Bab 46~Mengingat
47
Bab 47~Rencana jahat
48
Bab 48~Tampan juga cerdas
49
Bab 49~Suasana Kantin
50
Bab 50~Dilabrak
51
Bab 51~Khanza Alberto
52
Bab 52~Pertemuan
53
Bab 53~Toko pakaian
54
Bab 54~Ajakan
55
Bab 55~Awal pertemuan
56
Bab 56~Perintah
57
Bab 57~Bekerja keras
58
Bab 58~Siapa cepat dia dapat
59
Bab 59~Menjalankan tugas
60
Bab 60~Tawaran
61
Bab 61~Asisten pribadi
62
Bab 62~Mulai bekerja
63
Bab 63~Terkejut
64
Bab 64~Kakak
65
Bab 65~Pagi, sayang!
66
Bab 66~Mau dibawa ke mana
67
Bab 67~Pernyataan Cinta
68
Bab 68~Menghilang
69
Bab 69~Alasan hilang
70
Bab 70~Mencari
71
Bab 71~Ikut mencari
72
Bab 72~Diantar preman
73
Coretan Othor
74
Bab 74~Sakit
75
Bab 75~Ungkapan
76
Bab 76~Tamu
77
Bab 77~Ternyata dia
78
Bab 78~Jatuh cinta
79
Bab 79~Paksaan sang ayah
80
Bab 80~Pacarnya Frans
81
Bab 81~Salah paham
82
Bab 82~Resmi pacaran
83
Bab 83~Berpisah
84
Bab 84~Pergi
85
Bab 85~Bertemu kembali
86
Bab 86~Kasih sayang Ibu
87
Bab 87~Restu Kenji

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!