Lama sekali Kayla termenung mengingat kejadian yang membuat hatinya dongkol dan kesal semalam hingga ia tak bisa tidur. Kayla memejamkan mata ketika menjelang subuh dan akhirnya bangun kesiangan.
"Apa semalam pestanya berjalan lancar?" pertanyaan Nenek membuat lamunan Kayla buyar. "Apa kamu dikenalkan kepada orang tuanya Ken?" pertanyaan kedua membuat Kayla tersenyum meringis.
Wajahnya mendongak menatap si nenek dan tangannya menggaruk kepala yang tak gatal sambil cengengesan. "Hehehe. Itu ... aku tidak tahu, Nek. Aku menunggunya di dalam mobil," sahut Kayla.
"Lho! Kenapa? Apa Kenzo tak ingin memperkenalkan kamu sama ayah dan ibunya? Ckk, anak itu!" Nenek jadi menggerutu kesal terhadap kelakuan cucunya. "Kalau dia pulang, awas aja!"
Kayla melambaikan tangan menyangkal tuduhan nenek tersebut pada cucunya. "Bu-bukan begitu, Nek! Ken memaksa aku turun, tapi aku nya yang gak mau. Aku merasa tak pantas berbaur dengan mereka dan sepertinya semua undangan adalah tamu penting. Apalah aku yang hanya anak yatim piatu," tuturnya sembari menunduk.
"Hei! Jangan bicara seperti itu! Pantas dan tidak pantasnya seseorang berbaur dengan yang lainnya bukan ditentukan oleh kekayaan, tapi hati yang tulus. Kalau kamu menganggap seseorang spesial, maka tidak peduli dia itu anak yatim piatu atau memiliki kedua orang tua lengkap." jelas nenek.
Kayla terdiam mendengarkan pernyataan nenek Salma. Sesungguhnya dirinya tak ingin hadir sebab malu terhadap keluarganya Kenzo yang ternyata sangatlah kaya. Ia merasa tak pantas dan tak berharap untuk bisa bersanding dengan pemuda tersebut.
Salma mengelus kepala Kayla dengan lembut. "Nenek tahu apa yang sedang kamu pikirkan, namun Nenek juga ingin selalu melihatnya bahagia, walaupun sebenarnya Nenek ..."
Sebelum Salma melanjutkan ucapannya, Kenzo datang sambil mengelap keringat dengan handuk kecil yang melingkar di lehernya.
"Kapan Nenek datang?" keduanya pun menoleh ke arah sumber suara.
"Ken!" serempak keduanya berkata.
Kenzo terlihat tampan dengan rambut yang sedikit berantakan dan keringat yang masih menetes di keningnya.
Dia senang berolahraga pagi. Berlari-lari mengelilingi taman, atau sekedar senam pagi di taman dekat apartemennya.
Pakaian olahraga dan sepatu sportnya sangat pas dikenakan di tubuh jangkungnya itu, membuat Kayla seketika terpana.
"Tampan," tiba-tiba saja kata-kata itu meluncur dari mulut Kayla tanpa bisa dicegah.
Sedangkan nenek di sampingnya hanya tersenyum melihat Kayla yang terkesima dengan penampilan cucunya tersebut.
"Iya, dia memang tampan." perkataan nenek menyadarkan Kayla seketika.
"Eh!" Dia langsung melirik nenek yang tersenyum. "Kenapa, Nek?" Kayla mengalihkannya dengan pura-pura bertanya.
Salma tersenyum menanggapi tingkah malu-malu gadis di sampingnya itu. "Bukankah dia itu tampan?" goda nenek dan Kayla hanya cengengesan menanggapinya.
Kenzo berjalan menghampiri keduanya. "Nenek kapan dateng? Kenapa gak ngomong kalau mau ke sini hari ini? Ken bisa jemput Nenek di Bandara." ucapnya dengan lembut.
Nenek tersenyum sambil berkata. "Nenek baru saja datang dan Nenek masih bisa kok ke sini sendirian. Jadi, tak perlu jemput nenek segala."
"Tapi kan aku ...,"
"Sana mandi dulu! Setelah itu kita akan sarapan bersama. Sudah lama Nenek gak makan bareng kamu 'kan," pungkas Salma cepat.
Wajah tampan itu tampak tersenyum senang karena neneknya akan memasak untuknya. "Asyik. Kalo Nenek yang masak pasti aku makan banyak ini," selorohnya dengan menaik-turunkan kedua alis.
"Haish. Masakan ibumu lebih enak dari masakan Nenek. Kenapa kamu gak pulang aja agar bisa makan banyak tiap hari?" Salma menggoda cucunya yang mulai terlihat merajuk.
"Aku gak akan pulang sebelum Daddy mengubah keputusannya," sahutnya. Kenzo mendengus kesal sambil berlalu ke kamar mandi dan segera membersihkan tubuhnya.
Sedangkan Kayla dari tadi hanya diam mendengar interaksi keduanya. Baru kali ini dia melihat sisi lain dari Kenzo.
Ternyata, dia bisa berkata lembut juga kepada orang tua. Dan tadi ... dia terlihat manja sama neneknya.
"Hei, gadis. Kenapa melamun terus? Ayo, kamu juga harus membersihkan diri dan bersiap untuk sarapan!" ajak Salma sembari menarik tangan Kayla untuk beranjak.
Nenek melangkah meninggalkan Kayla setelah menepuk bahunya pelan. "I-iya, Nek." Ia pun berlari menuju kamar mandi dekat dapur untuk membersihkan tubuhnya.
Di dapur terdengar klontang-klanting yang berarti nenek sedang masak, bukan berperang dengan perabotan.
Aroma wangi dari masakan nenek tercium menggugah selera, membuat siapapun merasa lapar.
Kenzo yang sudah siap sedari tadi dengan cepat berjalan ke dapur.
"Euummm, baunya enak Nek. Cepatlah, Ken sudah lapar nih!" Ia tak sabar ingin segera melahap makanan yang dimasak neneknya.
"Sabar dong, Nak! Kayla belum keluar tuh!" Kenzo pun melirik pintu kamar mandi di sebelah dapur.
Dia berjalan menuju kamar mandi dan langsung menggedor-gedor pintu supaya Kayla cepat keluar. "Woi Onah, cepetan mandinya! Gue udah laper nih, keburu pingsan kalau nungguin lu mandi macem putri." teriaknya.
"Iya-iya, sabar. Ini udah kok!" sahut Kayla sebelum membuka pintu kamar mandi.
Ceklek
Setelah pintu terbuka, tanpa melihatnya Kenzo langsung menarik tangan Kayla dan menuntunnya ke meja makan.
"Udah Nek. Ayo sajikan!" Dia sudah tak sabar rupanya.
"Baiklah, sayang."
Dengan penuh kasih sayang, nenek menyajikan makanan di tiga piring dan menyerahkannya satu-persatu kepada mereka.
"Ayo dimakan, mumpung masih hangat!" kata Salma mempersilahkan.
Tanpa berlama-lama, Kenzo langsung melahap nasi goreng spesial buatan neneknya tersebut sampai mulutnya penuh.
Kayla yang melihat cara makan Kenzo seperti itu sampai merasa kenyang sendiri. Pemuda itu terlihat sangat lahap hingga Kayla meringis geli. Padahal dirinya pun sama ketika sedang kelaparan_mulut penuh mirip ikan buntal.
Nenek pun menyenggol lengan Kayla karena dia hanya terdiam tanpa menyentuh makanan buatannya. "Apa kamu tidak suka?"
Kayla langsung menoleh ke arah nenek begitu juga dengan Kenzo. "Bu-bukan begitu, Nek! Aku suka, kok!" Ia mulai menyendok nasi goreng di piringnya dan memasukannya ke dalam mulut sembari tersenyum.
"Kalau lu gak suka, biar gue aja yang abisin." sambar Kenzo dengan mulut yang penuh tanpa menoleh sedikitpun. Ia makan dengan lahap seperti orang yang tak makan berhari-hari.
"Ish, rakus. Aku juga lapar," cibir Kayla.
Salma hanya tersenyum sembari menggelengkan kepala. Ia terlihat senang setelah melihat keadaan cucunya yang menurutnya jauh berbeda dari sebelumnya saat terakhir bertemu.
Setelah makanannya tandas, Kenzo mulai melirik ke arah Kayla yang masih anteng makan. "Enak kan nasi goreng buatan Nenek gue?" Kayla mengangguk.
"Enak. Ini seperti buatan Ibu." Kayla menunduk seketika dengan wajah yang berubah sedih. Tanpa terasa air matanya jatuh di pipi dan ia pun langsung menyeka dengan telapak tangannya.
Kenzo dan Salma saling menatap satu sama lain, lalu menatap Kayla.
"Kamu kenapa, Neng?" tangan nenek mengusap kepala Kayla dengan lembut.
Kayla hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum walau masih tersisa air mata di ujung matanya.
Melihat Kayla yang sedih, Kenzo pun berusaha mengalihkan perhatiannya.
"Eh, perasaan itu kaos gue kenal tuh!" Kayla langsung mendongak menatap Kenzo sambil cengengesan. "Berdiri lu!" titahnya kemudian.
"Ken. Aku ..."
"Baju gue!"
...Bersambung ......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Rita Riau
yg sabar ya Kay,,, dan neneknya Kenzo kayak baik tuch 🥰
2023-11-06
0
Elisabeth Ratna Susanti
sip 👍
2023-05-31
0