Sweater laki-laki yang kedodoran dengan celana pendek sampai lutut, meyakinkan mereka jika gadis itu telah bermalam bersama seorang pemuda. Walaupun memang benar bahwa ia telah menginap di tempat seorang pemuda, namun tidak seperti yang mereka bayangkan.
"Segeralah menikah dengannya agar tak menjadi gunjingan orang," saran mereka hanya ditanggapi kebingungan oleh Kayla.
"Apa? Menikah? Yang bener aja,"
Kenzo menyeringai kegirangan setelah melihat wajah bodoh yang ditunjukan Kayla ketika menanggapi ocehan orang-orang di sekitar mereka. Sungguh, saat ini hatinya sangat puas karena secara tidak langsung bisa mengerjai gadis jutek itu.
Setelah puas mendengar ocehan orang-orang tersebut, dengan cepat Kayla menarik tangan Kenzo menuju motor sport merahnya. Dia memberikan helm kepada Kenzo dengan sedikit kasar. Gadis itu juga menginjak kaki Kenzo sebelum melangkah tadi, hingga pemuda itu mengerang penuh amarah.
"Pake dan cepetan kita pergi dari sini. Dasar Markoho jelek," umpatnya. Kayla mendengus kesal karena Kenzo malah tertawa menanggapi ocehan mereka saat dirinya dibuat malu.
Motor sport merah itu perlahan bergerak dan melaju dengan cepat di jalanan beraspal membuat Kayla langsung memeluk tubuh Kenzo dari belakang.
"KENZO ... Kamu mau aku mati ya," pekik Kayla ketakutan. Tanpa sadar ia terus memeluk tubuh Kenzo sambil memejamkan matanya.
Sedangkan Kenzo sendiri hanya tersenyum saat melihat tangan Kayla yang melingkar di perutnya. "Jangan peluk-peluk gue! Lepasin," Ia berpura-pura marah.
"Enggak mau! Kurangi dulu kecepatannya biar aku gak peluk kamu. Aku takut, Ken!" teriak Kayla.
Pemuda itu menyeringai di balik helm full face miliknya, "Keknya elu emang seneng banget peluk gue," tuding Kenzo seenaknya.
"Siapa bilang? Aku cuma gak mau ..." belum sempat Kayla melanjutkan ucapannya, laju motor itu kembali melesat malah lebih cepat dari sebelumnya. "KENZOOOOOOO!" teriakan Kayla tersamarkan oleh angin yang menerpa mereka karena kecepatan laju motornya.
Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, akhirnya motor sport merah itu berhenti di sebuah pelataran toko pakaian.
"Turun lu!" titah Kenzo, tapi Kayla belum menyadari jika motornya sudah berhenti bergerak hingga ia tetap memeluk tubuh Kenzo dengan erat.
"Aku gak mau turun! Apa kamu ingin aku mati?" rengeknya manja.
Kenzo terkekeh karena mendapat sebuah ide jahil di pikirannya. "Iya, gue mau elu mati sekarang juga!" cetusnya kasar. Tangan Kayla yang melingkar di perutnya sengaja dilepas paksa olehnya, sehingga Kayla menjerit histeris sambil merapatkan tubuhnya ke punggung Kenzo dengan tangan yang melingkar. "Haaaaaaaaaaa, jangan Ken!"
Kenzo yang berhasil mengerjai Kayla hanya tertawa puas, "Jadi, elu senang kan meluk gue kek gini?"
Seketika mata Kayla terbuka dan ia bisa melihat orang di sekitarnya tersenyum kearah mereka. "Eh?" dia pun melepaskan pelukannya sambil tersenyum kaku.
Rupanya si Markoho jelek itu mengerjai dirinya hingga Kayla harus terus memeluk tubuh Kenzo dan berteriak ketakutan. Pemuda itu sengaja melakukannya dan membuat malu Kayla agar terlihat jika dirinya posesif kepada pasangan.
Dasar menyebalkan.
Kayla bergegas turun dari motor Kenzo sambil cemberut. Sementara si pemilik motor terus tergelak menertawakan tingkah Kayla yang menurutnya lucu karena malu ditertawakan orang-orang yang berlalu lalang di sana.
"Aku mau pulang!" rengeknya sembari menunduk.
Kenzo menghentikan tawanya sambil menggandeng bahu Kayla. "Sabar dong, Onah. Kita masuk dulu buat nyari sesuatu!" ajaknya kemudian.
"Eh, mau ngapain?"
Kenzo tak menjawab pertanyaan Kayla dan terus merangkul bahunya sampai kedalam toko. Keduanya disambut pelayan toko yang cantik dan seksi.
"Selamat datang, Kakak! Silahkan masuk dan dilihat-lihat dulu! Kami menyediakan model terbaru di toko ini, silahkan!" sambut mereka dengan ramah.
Kenzo tak berkata apapun. Ia terkesan dingin dan cuek kepada siapa saja, namun Kayla tersenyum sambil mengangguk pelan.
Toko pakaian itu terbilang cukup ramai di hari minggu, sehingga mereka harus berdesak-desakan dengan orang lain. Pemuda yang bernama Kenzo itu tak suka dengan keadaan seperti ini, hingga ia pun menarik tangan Kayla menuju lantai dua yang terdapat pakaian edisi terbaru.
"Pilih baju mana yang cocok buat elu!" Kenzo berkata sambil memperhatikan baju-baju yang tergantung. "Eh, ini bagus keknya, cocok buat lu. Sana coba!" mengambil apa yang tadi diperhatikannya lalu menyerahkan pada Kayla agar dipake.
Baju itu keluaran terbaru dan harganya pasti sangat mahal, hingga Kayla tampak ragu mengambilnya. Sesungguhnya ia tak sanggup membayar harga yang tertera di label dress tersebut, dan ia juga tak mau menerima terus pemberian Kenzo.
"Aku gak mau menerima lagi pemberian kamu. Pasti kamu bakal meminta sesuatu lagi sama aku," tukas Kayla sembari melipat tangan di dada.
Kenzo menatap wajah yang sedang cemberut di hadapannya itu sambil tersenyum. "Minta apa? Elu kan pacar gue dan gue berhak ngambil apapun dari lu, termasuk ciuman lagi." bisik Kenzo.
Plak
Tangan Kayla melayang di udara dan mendarat tepat di pipi Kenzo dengan mata yang menatapnya tajam.
"Kamu pikir aku ini gadis kek gimana? Apa aku ini keliatan kek cewek gampangan yang dengan mudah kasih kamu segalanya dan bakal diem aja saat kamu ngerjain aku terus? Kamu salah mengira, Ken. Aku bukan gadis seperti itu dan jangan mengaku kalau kita pacaran!" tegasnya sembari berlalu meninggalkan Kenzo yang masih terdiam di tempatnya.
Kayla melangkah dengan kesal dan tak menghiraukan beberapa pasang mata yang memperhatikan mereka.
Sedangkan Kenzo tersenyum sambil mengusap pipinya yang memerah akibat tamparan Kayla. "Gadis bodoh itu," gumamnya lirih.
Tatapan tajam Kenzo ditujukan kepada mereka yang sedang berkasak-kusuk membicarakan dirinya dan Kayla barusan, sehingga mereka seketika bungkam.
"Lu akan jatuh kedalam pelukan gue, Markonah." gumam Kenzo sambil berjalan dengan santai, memasukan tangan ke dalam kantong jeansnya.
Belum jauh ia melangkah, seorang gadis terlihat mengejar dari belakang. Ternyata, itu mantan pacarnya Kenzo. "Ken!"
Si pemilik nama pun menoleh, "Sindi!"
Sindi segera merangkul lengan Kenzo dengan manja begitu sampai di posisi pemuda itu. "Ken. Lagi ngapain kamu di sini?" bertanya dengan manja ala-ala cewek centil.
Sebenarnya Kenzo sudah malas meladeni gadis centil dan manja ini. Sindi selalu meminta dibelikan barang-barang mahal saat menjadi pacarnya dulu. "Lagi liat-liat," sahutnya malas.
"Mau aku temani!" tawarnya. Pasti dibalik itu dia akan meminta sesuatu untuk dibelikan.
"Enggak usah! Gue mau balik," sahut Kenzo datar.
"Kalo gitu, kita jalan-jalan yuk! Mumpung hari minggu, kita makan di cafe yang lagi hits baru-baru ini. Aku traktir deh,"
"Sorry, gue sibuk!" tolak Kenzo sembari melangkah pergi.
"Ish, Kenzo. Jangan begitu dong! Kita baru ketemu lagi setelah beberapa bulan yang lalu," rengek Sindi sambil mengekor di belakang.
Ternyata Kayla masih di parkiran toko pakaian tersebut sedang mencari taksi untuk pulang. Kenzo menyeringai menampakan senyum jahat saat melihat Kayla yang masih termenung sendirian.
"Awas lu, Onah. Lu bakal menyesal udah bikin gue malu di depan orang-orang," batin Kenzo mendendam. Pemuda itu lantas menoleh ke belakang, lalu menarik tangan Sindi. "Ya udah, elu yang tunjukin jalannya dan elu boleh pesen makanan apapun di cafe itu." nada bicara Kenzo sengaja keras agar terdengar oleh Kayla.
"Beneran, Ken?" Kenzo mengangguk. "Oh, makasih sayang!" Sindi merangkul lengan Kenzo sembari menyandarkan kepala di bahu pemuda itu. Keduanya beriringan menuju motor sport merah yang terparkir di sana.
Kayla menoleh sekilas karena mendengar suara Kenzo, lalu kembali menatap jalanan sambil sesekali celingukan mencari taksi yang kosong.
"Namanya buaya yang tetep aja buaya," Kayla berdecih sembari menggelengkan kepala melihat Kenzo yang sedang memakaikan helm ke kepala Sindi.
...Bersambung ......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Rita Riau
cuekin aja Kay,,, biar Kenzo yg jungkir balik ngejar kamu 🙏🌹🥰
2023-11-06
1
Laskar Pelangi
🤣🤣🤣🤣 pasangan ini bikin kesel sekaligus ketawa
2023-06-03
1