Bab 4~Pulang bersama

Kayla meronta agar tubuhnya diturunkan ke lantai kembali. Namun, Kenzo tak mau sebab kesal terhadap sikap cuek gadis itu.

Setelah memohon terus-menerus, akhirnya tubuh mungil tersebut diturunkan dengan catatan bahwa Kayla harus berjanji menuruti perintah Kenzo.

Kayla mendesah kasar sembari menghentakkan kakinya. Ia melipat kedua tangan di dada dengan wajah berpaling ke samping sebagai bentuk aksi protesnya. Padahal, biasanya Kayla memukul atau menendang orang yang suka menjahilinya.

Entah kenapa jika berurusan dengan Kenzo, gadis itu tak bisa berkutik sama sekali.

Kenzo yang melihat tingkah Kayla tersebut lantas tersenyum sekilas, kemudian berjalan ke arah toko pakaian. Tanpa diminta lagi, Kayla mengekor dengan setianya sambil cemberut.

Seorang pelayan datang menghampiri dengan sopan serta ramah. "Selamat datang, Kakak! Silahkan!"

Kayla tersenyum ramah, sedangkan Kenzo terlihat cuek. Ia berjalan angkuh memasuki toko pakaian tersebut.

Kaki jenjangnya melangkah berkeliling di toko tersebut dengan mata yang terus menatap satu-persatu pakaian yang terpajang apik.

Kenzo mengambil salah satu dress cantik berwarna biru laut, lalu menyerahkannya pada Kayla. Tanpa ekspresi apapun ia berkata, "Cobalah!" singkatnya.

"Hah!" Kayla melongo menatap dress biru laut tersebut. "Ma-maksudnya?"

Kenzo mendesah pendek. "Gue bilang ... cobain dress ini!" titahnya penuh penekanan.

"Kenapa harus di cobain? Emangnya aku mau beli?!" ketus Kayla.

Kembali. Emosi Kenzo seperti sedang dipermainkan oleh gadis itu hingga ia mengeram kesal. Tanpa berkata, ia mengambil beberapa dress lagi dengan warna berbeda, lalu menarik tangan Kayla ke ruangan ganti.

Gadis itu memekik, namun tak dipedulikan oleh Kenzo, dan para pelayan hanya menatap tanpa berniat menolong.

Untuk apa ikut campur urusan sepasang kekasih, pikir mereka menerka.

Tapi, mereka tak tahu jika kedua insan tersebut adalah sepasang musuh yang kerjanya bertengkar setiap hari. Walaupun teman sebangku, itu tak membuat keduanya akur bagaikan sahabat kepompong. Justru mereka sering kali terlibat keributan, entah itu masalah besar atau kecil.

"Lepasin tangan aku, Ken! Sakit," desis Kayla meronta dari cengkraman Kenzo.

Tapi, pemuda itu tetap tak menghiraukan rengekan Kayla sampai masuk ke dalam ruang ganti. Ia mendorong tubuh Kayla dan melemparkan beberapa dress yang tadi diambilnya ke wajah Kayla. "Coba semuanya dan liatin sama gue! Buruan!"

"Aku gak mau," ucapnya sinis. Tatapan mata Kayla seperti menantang pemuda di hadapannya tersebut.

Kenzo memicingkan mata dengan bibir menyeringai. "Owh, lu gak mau! Oke!" kedua tangan terangkat ke atas dengan kepala mengangguk.

Namun, tindakannya tak sesuai ucapan. Kenzo mendekati Kayla yang masih memalingkan wajah ke samping, lalu mengurungnya dengan tangan satu mencengkram kedua tangan Kayla, dan tangan satunya ia gunakan untuk membuka kancing seragam gadis tersebut.

"Hemh! A-apa yang kamu lakuin?" pekik Kayla sembari terus berusaha memberontak, namun cengkraman Kenzo terlalu kuat hingga ia tak bisa melawan. "Ba-baiklah! Aku akan memakainya," putusnya pasrah.

Dengan perlahan tangan Kenzo terlepas diiringi seringai menakutkan bagi Kayla. Pemuda itu melipat kedua tangan di dada sembari menatap penuh arti. "Pake depan gue!"

Sontak mata Kayla melotot. "Apa? Kamu gila? Enggak mau!" tolaknya lagi. "Lebih baik kamu cekik aku sampe mati, dari pada aku harus ganti baju depan kamu!" teriaknya penuh emosi.

Kenzo mendekat, lalu berbisik di telinga Kayla. Ia membisikkan kata-kata ancaman yang bisa membungkam gadis itu hingga dengan suka rela melakukan apapun perintahnya.

Setelah melakukan kesepakatan, Kenzo pun keluar dari ruang ganti dan menunggu Kayla untuk mengenakan dress yang ia pilih tadi.

Kayla mengeram kesal atas perlakuan Kenzo padanya. Namun, ia tak bisa melakukan apapun selain menurut.

Setelah cukup lama berdiam di ruang ganti, akhirnya Kayla keluar dengan salah satu dress tadi.

Betapa terkejutnya Kenzo ketika melihat penampilan gadis jutek yang selalu ditindasnya itu, kini menjelma menjadi seorang putri.

"Waaah, Kakaknya cantik!" puji para pelayan toko yang sedari tadi menyaksikan dan mendengar drama keduanya.

"Benar! Dress itu cocok sekali dikenakan oleh gadis cantik seperti Kakak ini," timpal yang lain.

Entah itu benar pujian, atau mereka hanya menjilat agar Kenzo membeli barang di toko tersebut. Yang pasti, Kayla tak tersentuh atau tersipu sedikitpun dengan pujian mereka. Itu salah satu trik untuk menarik pelanggan, batin Kayla.

Berbeda dengan pikiran Kenzo. Pemuda itu terlihat terpesona ketika Kayla baru keluar dari ruang ganti dan berjalan ke arahnya. Sesungguhnya ia sedang mengagumi ciptaan Tuhan paling seksi tersebut. Namun, rasa ego mengalahkannya hingga dirinya hanya berdecih sembari berkata, "biasa aja!" ujarnya.

Kayla menatap datar pemuda tersebut, lalu berjalan mendekatinya. "Udah 'kan? Kamu puas? Sekarang aku mau pulang!" ketusnya sembari berbalik ke arah ruang ganti lagi.

Namun, belum sempat kakinya melangkah, Kenzo menarik tangannya hingga tubuh Kayla refleks berbalik bahkan jatuh ke pelukannya.

Kedua netra saling beradu pandang dengan tangan saling berpegangan. Kayla buru-buru mendorong tubuh kekar Kenzo setelah beberapa detik saling memandang. Ia tersadar akan bahayanya bila terus menatap wajah tampan namun tengil di hadapannya itu.

"A-aku ganti baju dulu,"

"Gosah! Dah gitu aja," pungkas Kenzo.

"Tapi ..." belum sempat Kayla mengutarakan aksi protes, Kenzo terlebih dulu menatapnya tajam hingga Kayla hanya bisa menurut dengan cemberut.

Kenzo tersenyum sekilas, kemudian menoleh ke arah pelayan. "Bungkus yang tadi gue ambil," ujarnya seraya berjalan menjauh.

Para pelayan membungkuk girang. "Baik, Kakak!"

Lima dress cantik yang diambil Kenzo tadi segera dibungkus, dan diserahkan kepada Kayla. Walaupun ragu dan tak mengerti maksud pemberian Kenzo, tapi Kayla tetap menerimanya. "Ken. Bayar!"

Kenzo menoleh, lalu menyerahkan kartu kreditnya. "Nih!" Kayla hanya melongo menatap black card tersebut tanpa berniat mengambilnya. "Ambil!" ujarnya membuyarkan lamunan Kayla.

"Ah, iya!" dengan segera Kayla mengambil kartu kredit tersebut, lalu menyerahkan kepada kasir.

Kasir yang terdiri dari dua wanita cantik itu saling menatap sambil tersenyum. Cowoknya tajir banget sih, batin keduanya. "Silahkan masukan pin-nya!" pinta si mbak kasir.

Kayla melirik Kenzo yang asyik memainkan ponsel. Ia menarik sedikit ujung jaket yang dikenakan pemuda itu hingga si empunya menoleh. "Pin," singkatnya.

Kenzo pun langsung menekan nomor enam digit di sana, lalu kembali fokus dengan ponselnya.

"Terima kasih! Semoga harinya menyenangkan kakak!" ucap kedua mbak kasir sopan seraya menyerahkan kembali kartu kredit milik pelanggan tersebut.

Kenzo menerimanya tanpa ekspresi. "Ayo, kita pulang!" ajaknya pada Kayla kemudian.

Mendengar ajakan Kenzo, Kayla melotot. "Kita? Aku harus balik ke rumah, Ken. Kalo telat pulang, Pamanku bisa marah," cetusnya.

Namun, bukan Kenzo namanya kalau tidak menyebalkan. Pemuda itu berjalan cuek meninggalkan Kayla yang masih menggerutu di belakang.

Dengan santainya ia memakai helm, lalu duduk di atas motor sportnya.

Kayla menghentakkan kaki melihat dirinya ditinggalkan begitu saja saat sedang protes. Sungguh bukan ide yang bagus mengikuti kemana perginya pemuda itu. Dia takut jika sesuatu akan terjadi kepadanya, suatu saat nanti.

"Lelet banget kek keong!" ejek Kenzo ketika Kayla sampai dekatnya.

Tanpa memperdulikan ejekan Kenzo, Kayla berkata. "Aku pulang ya," ujarnya memelas.

"Gak boleh!" tolak Kenzo langsung.

"Tapi ... tapi." Kayla tak bisa protes lagi saat helm dimasukan ke kepalanya oleh Kenzo. Ia hanya bisa mendengus kesal karena Kenzo tak mau mendengar apapun perkataannya.

...Bersambung ......

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

kasihan Kayla ga si Rania Kenzo juga bikn susah hidup Kayla
sabar ya Kay ,,,

2023-11-06

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

seru nih

2023-05-23

0

Laskar Pelangi

Laskar Pelangi

gak bisa ngebantah

2023-05-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1~Terlambat
2 Bab 2~Tiba-tiba datang
3 Bab 3~Ancaman
4 Bab 4~Pulang bersama
5 Bab 5~Penasaran
6 Bab 6~Pacar Baru
7 Bab 7~Ulang tahun Kenzo
8 Bab 8~Calon Mantu Idaman
9 Bab 9~Lapar
10 Bab 10~Perhatian
11 Bab 11~Bimbang
12 Bab 12~Luka
13 Bab 13~Menginap
14 Bab 14~Sarapan bersama
15 Bab 15~Menikah
16 Bab 16~Malu
17 Bab 17~Diantar pulang
18 Bab 18~Kecupan
19 Bab19~Amarah
20 Bab 20~Mendadak baik
21 Bab 21~Rugi
22 Bab 22~Pertengkaran
23 Bab 23~Pergi dari rumah
24 Bab 24~Play boy cap palu
25 Bab 25~Suka kamu
26 Bab 26~Pacar
27 Bab 27~Tempat baru
28 Bab 28~Kepergian Kenzo
29 Bab 29~Pindah
30 Bab 30~Berita terkini
31 Bab 31~Pasangan dadakan
32 Bab 32~Jalan-jalan
33 Bab 33~Mencari
34 Bab 34~Alasan pindah
35 Bab 35~Mencari informasi
36 Bab 36~Siapa sih?
37 Bab 37~Si tampan
38 Bab 38~Pingsan
39 Bab 39~Kembali
40 Bab 40~Markonah
41 Bab 41~Markoho
42 Bab 42~Hai, tampan!
43 Bab 43~Cemburu
44 Bab 44~Drama
45 Bab 45~Mimpi
46 Bab 46~Mengingat
47 Bab 47~Rencana jahat
48 Bab 48~Tampan juga cerdas
49 Bab 49~Suasana Kantin
50 Bab 50~Dilabrak
51 Bab 51~Khanza Alberto
52 Bab 52~Pertemuan
53 Bab 53~Toko pakaian
54 Bab 54~Ajakan
55 Bab 55~Awal pertemuan
56 Bab 56~Perintah
57 Bab 57~Bekerja keras
58 Bab 58~Siapa cepat dia dapat
59 Bab 59~Menjalankan tugas
60 Bab 60~Tawaran
61 Bab 61~Asisten pribadi
62 Bab 62~Mulai bekerja
63 Bab 63~Terkejut
64 Bab 64~Kakak
65 Bab 65~Pagi, sayang!
66 Bab 66~Mau dibawa ke mana
67 Bab 67~Pernyataan Cinta
68 Bab 68~Menghilang
69 Bab 69~Alasan hilang
70 Bab 70~Mencari
71 Bab 71~Ikut mencari
72 Bab 72~Diantar preman
73 Coretan Othor
74 Bab 74~Sakit
75 Bab 75~Ungkapan
76 Bab 76~Tamu
77 Bab 77~Ternyata dia
78 Bab 78~Jatuh cinta
79 Bab 79~Paksaan sang ayah
80 Bab 80~Pacarnya Frans
81 Bab 81~Salah paham
82 Bab 82~Resmi pacaran
83 Bab 83~Berpisah
84 Bab 84~Pergi
85 Bab 85~Bertemu kembali
86 Bab 86~Kasih sayang Ibu
87 Bab 87~Restu Kenji
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1~Terlambat
2
Bab 2~Tiba-tiba datang
3
Bab 3~Ancaman
4
Bab 4~Pulang bersama
5
Bab 5~Penasaran
6
Bab 6~Pacar Baru
7
Bab 7~Ulang tahun Kenzo
8
Bab 8~Calon Mantu Idaman
9
Bab 9~Lapar
10
Bab 10~Perhatian
11
Bab 11~Bimbang
12
Bab 12~Luka
13
Bab 13~Menginap
14
Bab 14~Sarapan bersama
15
Bab 15~Menikah
16
Bab 16~Malu
17
Bab 17~Diantar pulang
18
Bab 18~Kecupan
19
Bab19~Amarah
20
Bab 20~Mendadak baik
21
Bab 21~Rugi
22
Bab 22~Pertengkaran
23
Bab 23~Pergi dari rumah
24
Bab 24~Play boy cap palu
25
Bab 25~Suka kamu
26
Bab 26~Pacar
27
Bab 27~Tempat baru
28
Bab 28~Kepergian Kenzo
29
Bab 29~Pindah
30
Bab 30~Berita terkini
31
Bab 31~Pasangan dadakan
32
Bab 32~Jalan-jalan
33
Bab 33~Mencari
34
Bab 34~Alasan pindah
35
Bab 35~Mencari informasi
36
Bab 36~Siapa sih?
37
Bab 37~Si tampan
38
Bab 38~Pingsan
39
Bab 39~Kembali
40
Bab 40~Markonah
41
Bab 41~Markoho
42
Bab 42~Hai, tampan!
43
Bab 43~Cemburu
44
Bab 44~Drama
45
Bab 45~Mimpi
46
Bab 46~Mengingat
47
Bab 47~Rencana jahat
48
Bab 48~Tampan juga cerdas
49
Bab 49~Suasana Kantin
50
Bab 50~Dilabrak
51
Bab 51~Khanza Alberto
52
Bab 52~Pertemuan
53
Bab 53~Toko pakaian
54
Bab 54~Ajakan
55
Bab 55~Awal pertemuan
56
Bab 56~Perintah
57
Bab 57~Bekerja keras
58
Bab 58~Siapa cepat dia dapat
59
Bab 59~Menjalankan tugas
60
Bab 60~Tawaran
61
Bab 61~Asisten pribadi
62
Bab 62~Mulai bekerja
63
Bab 63~Terkejut
64
Bab 64~Kakak
65
Bab 65~Pagi, sayang!
66
Bab 66~Mau dibawa ke mana
67
Bab 67~Pernyataan Cinta
68
Bab 68~Menghilang
69
Bab 69~Alasan hilang
70
Bab 70~Mencari
71
Bab 71~Ikut mencari
72
Bab 72~Diantar preman
73
Coretan Othor
74
Bab 74~Sakit
75
Bab 75~Ungkapan
76
Bab 76~Tamu
77
Bab 77~Ternyata dia
78
Bab 78~Jatuh cinta
79
Bab 79~Paksaan sang ayah
80
Bab 80~Pacarnya Frans
81
Bab 81~Salah paham
82
Bab 82~Resmi pacaran
83
Bab 83~Berpisah
84
Bab 84~Pergi
85
Bab 85~Bertemu kembali
86
Bab 86~Kasih sayang Ibu
87
Bab 87~Restu Kenji

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!