Bab 5~Penasaran

Rania pulang kerumahnya dengan kesal. Bagaimana tidak? Pemuda idamannya yang bernama Kenzo itu menarik Kayla untuk ikut bersamanya. Ya, walaupun terlihat sedikit kasar cara Kenzo menarik Kayla, namun tetap saja membuat hati Rania panas.

Motornya diparkirkan sembarangan. Ia berjalan masuk ke rumahnya. "Di bawa kemana sih si Kayla sama Ken? Bisa-bisanya Ken ada urusan sama cewek kampung itu. Kenapa bukan sama gue aja." Rania mengeluh terus sambil melangkahkan kakinya untuk masuk rumah.

Dia melempar tas di sofa dan mendudukkan bokongnya di salah satu sofa itu. "Ckk, walaupun rumah bersih dan rapi, tapi tetap saja gak ada makanan di dapur. Haish, menyebalkan." gerutunya kesal sembari menendang kaki meja yang terbuat dari kayu jati.

Alhasil, kakinya sendiri yang kesakitan. "Aa-aduh, sakitnya. Sialan ini meja! Aku tendang dia ngelawan. Kagak tahu diri banget lu, ya." Ia terus mengelus kakinya yang kesakitan akibat menendang kaki meja itu.

Rania mengoceh dan berteriak seperti orang tidak waras akibat memikirkan perginya Kayla bersama Kenzo, pemuda idaman setiap gadis di sekolah.

Saat sedang meluapkan amarah sendirian, tiba-tiba dia mendengar suara deru motor berhenti di depan rumahnya. Rania bergegas mengintip dari balik tirai yang ia singkap sedikit. Terlihat Kayla pulang dengan menggunakan dress cantik berwarna maroon. Dress dengan merk ternama dan juga beberapa paper bag yang pastinya berisi barang-barang edisi terbatas.

Rania mengepalkan tangan melihat hal itu. Dalam hatinya sungguh ia mengutuk Kayla yang bisa-bisanya mendapatkan pakaian bagus dan cantik itu. Dress tersebut pasti pemberian Kenzo, batin Rania yakin.

Terlihat Kayla melangkah memasuki rumah secara terburu-buru karena teriakan Kenzo. "Buruan, Markonah!"

"Iya bawel," Kayla menyahut sambil berlari masuk kedalam rumah.

Rania terus memperhatikan langkah Kayla yang mulai memasuki rumah dan membukakan pintu. Ditariknya tangan Kayla secara paksa ketika tubuhnya sudah masuk sepenuhnya ke dalam rumah.

"Darimana saja kalian?" cerca Rania bertanya.

Kayla terkesiap mendapat tarikan tangan Rania yang sedikit kasar sampai ia meringis kesakitan. "Sakit, Ran. Kenapa kamu narik aku kenceng banget?!" Kayla mencoba melepaskan cengkraman tangan Rania di pergelangan tangannya, namun malah semakin dipererat oleh gadis itu.

"Gue tanya sama lu. Dari mana aja sampai jam segini baru pulang?" tanya Rania dengan nada sinis.

"A-aku ...!" belum sempat Kayla menjawab, suara Kenzo terdengar memanggil.

"Markonah. Lelet banget, sih. Emang bener-bener keong lu. Buruan atau gue dobrak rumah lu sekarang juga!" teriakan Ken menghentikan keduanya sampai mereka serempak menoleh ke kaca.

Kayla menghempaskan cengkraman tangan Rania di pergelangan tangannya dengan keras. Ia buru-buru masuk kamar dan menyimpan semua barang yang dibelikan Kenzo tadi.

Rania tetap mengekor sampai ke kamar Kayla dan terus bertanya kepadanya. "Elu mau kemana lagi, Kay? Kenapa Kenzo nungguin lu?"

Kayla menoleh. "Ran. Nanti aja ya aku jelasinnya. Aku harus buru-buru keluar dan nemuin dia. Kalau enggak, dia akan menerobos masuk ke sini." sahutnya menolak untuk menjawab pertanyaan Rania.

Emosi Rania kembali tersulut. "Hei! Elu harus jelasin dulu sama gue sekarang juga," cegahnya ketika Kayla bersiap melangkah ke luar.

"Tolong, Ran. Aku harus segera pergi menemui Kenzo! Kalau enggak dia akan marah," Kayla memohon agar Rania mengerti.

Namun, Rania tak perduli dan terus menarik tangan Kayla tanpa ingin mendengar penjelasannya. Sampai suara Kenzo terdengar lagi.

"Markonah! Buruan," teriak Kenzo sembari menggedor pintu rumah Kayla. "Astaga. Dia lama banget," pemuda itu terus menggerutu kesal.

Kayla kembali menghempaskan cengkraman tangan Rania, kemudian segera berlalu ke luar. "Ma-maaf, Ken! Aku sedikit lama," ucapnya sambil melirik ke dalam rumah.

Kenzo mengikuti arah pandang gadis itu, "Siapa yang di dalam? Bukannya lu tinggal sendirian di rumah?" Kenzo bertanya penasaran, sembari melangkah kembali ke teras.

Kayla langsung menarik tangan Kenzo untuk menjauh dari rumahnya. "Enggak ada siapa-siapa. Ayo buruan, keburu sore!" ajaknya sembari mendorong tubuh jangkung Kenzo sampai ke luar pagar.

Gadis itu buru-buru menutup pintu pagar dan menguncinya agar terlihat meyakinkan bahwa dirinya tinggal sendirian di rumah.

Rania tak mau jika ada yang tahu bahwa mereka saudara sepupu bahkan satu rumah. Gadis itu akan marah bila semua teman-temannya tahu bahwa ia tinggal di rumah sederhana seperti itu, sebab satu sekolah tahunya bahwa Rania adalah anak orang kaya.

Tanpa berkata lagi, Kenzo segera menyalakan mesin motor dan mulai melaju kembali dengan kecepatan standar sebelum ia memacunya lebih cepat di jalan raya.

Kayla tak banyak protes ketika Kenzo membawa kendaraannya di atas rata-rata. Justru ia terlihat melamun_takut Rania mengadu yang tidak-tidak kepada pamannya. Pastinya ia akan kena marah ketika pulang nanti.

Haish. Sudahlah!

Sesampainya di tempat tujuan, Kenzo menghentikan laju motornya di parkiran. Ia segera turun diikuti Kayla yang turun terlebih dahulu.

Kakinya melangkah memasuki sebuah bangunan yang tinggi menjulang. Deretan apartemen mewah itu pasti memiliki pemilik yang kaya raya, batin Kayla.

Kenzo berjalan terlebih dahulu diikuti Kayla yang masih setia mengekor di belakangnya. Ia membuka kunci apartemen dan menyuruh Kayla untuk masuk ke dalam.

Ketika pintu apartemen terbuka lebar, mata Kayla berbinar melihat isi di dalamnya yang mewah. "Whoooaah, keren!" ucapnya dengan mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan.

"Tutup mulut lu, bodoh. Kenapa menganga seperti itu? Apa lu pengen lalat masuk kedalam mulut lu?" cibir Kenzo hingga Kayla sontak menutup mulut dengan menggunakan telapak tangannya.

"Apa di sini banyak lalat?" pertanyaan polos Kayla mengundang gelak tawa Kenzo.

Kenzo tertawa keras. "Hahaha. Elu itu bodoh. Gue cuma mengerjai lu. Elu pikir di sini emang banyak lalat? Haish, Markonah." dia berjalan masuk sembari menggelengkan kepala. "Jangan lupa tutup pintunya lagi," ujarnya kemudian.

"Cih, jerapah jelek. Bisanya ngerjain doang! Awas lu ya," gerutu Kayla mengeram kesal. Bahkan gadis itu mengepalkan tangan di belakang tubuh Kenzo.

Tak disangka, Kenzo berbalik. "Apa?" ketusnya. Wajah galaknya terlihat menakutkan.

Kayla gelagapan mendapati kepalan tangannya tepat di depan wajah pemuda sombong itu. "Ah, hahaha! Aku ... aku ... ini tadi tanganku keram. Iya, keram. Hehehe," ia berpura-pura menggerakkan tangan_membuka-tutup kepalan tangannya.

Kenzo menatapnya tajam, lalu berbalik lagi. "Gue mau ganti baju. Elu bisa nunggu di sini atau ... di kamar juga boleh!" senyum culasnya bikin Kayla eneg.

Kayla memutar bola matanya jengah menanggapi perkataan pemuda menyebalkan itu. Ingin sekali ia memukul wajah tengil Kenzo ketika pemuda itu sedang menjahilinya.

"Di sini aja," sahut Kayla sembari duduk di sofa ruang tamu.

Kenzo tertawa kecil sembari melangkah ke dalam kamarnya. Ia senang sekali membuat gadis itu mengeram kesal.

...Bersambung ......

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

berarti Rania itu cuman sok kaya doank Thor,,,dan numpang tinggal drumah Kayla,,,

2023-11-06

1

Rita Riau

Rita Riau

berarti Rania itu cuman sok kaya doank Thor,,,dan numpang tinggal drumah Kayla,,,

2023-11-06

1

Junior aghata

Junior aghata

duuh bikin gemes deh

2023-05-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1~Terlambat
2 Bab 2~Tiba-tiba datang
3 Bab 3~Ancaman
4 Bab 4~Pulang bersama
5 Bab 5~Penasaran
6 Bab 6~Pacar Baru
7 Bab 7~Ulang tahun Kenzo
8 Bab 8~Calon Mantu Idaman
9 Bab 9~Lapar
10 Bab 10~Perhatian
11 Bab 11~Bimbang
12 Bab 12~Luka
13 Bab 13~Menginap
14 Bab 14~Sarapan bersama
15 Bab 15~Menikah
16 Bab 16~Malu
17 Bab 17~Diantar pulang
18 Bab 18~Kecupan
19 Bab19~Amarah
20 Bab 20~Mendadak baik
21 Bab 21~Rugi
22 Bab 22~Pertengkaran
23 Bab 23~Pergi dari rumah
24 Bab 24~Play boy cap palu
25 Bab 25~Suka kamu
26 Bab 26~Pacar
27 Bab 27~Tempat baru
28 Bab 28~Kepergian Kenzo
29 Bab 29~Pindah
30 Bab 30~Berita terkini
31 Bab 31~Pasangan dadakan
32 Bab 32~Jalan-jalan
33 Bab 33~Mencari
34 Bab 34~Alasan pindah
35 Bab 35~Mencari informasi
36 Bab 36~Siapa sih?
37 Bab 37~Si tampan
38 Bab 38~Pingsan
39 Bab 39~Kembali
40 Bab 40~Markonah
41 Bab 41~Markoho
42 Bab 42~Hai, tampan!
43 Bab 43~Cemburu
44 Bab 44~Drama
45 Bab 45~Mimpi
46 Bab 46~Mengingat
47 Bab 47~Rencana jahat
48 Bab 48~Tampan juga cerdas
49 Bab 49~Suasana Kantin
50 Bab 50~Dilabrak
51 Bab 51~Khanza Alberto
52 Bab 52~Pertemuan
53 Bab 53~Toko pakaian
54 Bab 54~Ajakan
55 Bab 55~Awal pertemuan
56 Bab 56~Perintah
57 Bab 57~Bekerja keras
58 Bab 58~Siapa cepat dia dapat
59 Bab 59~Menjalankan tugas
60 Bab 60~Tawaran
61 Bab 61~Asisten pribadi
62 Bab 62~Mulai bekerja
63 Bab 63~Terkejut
64 Bab 64~Kakak
65 Bab 65~Pagi, sayang!
66 Bab 66~Mau dibawa ke mana
67 Bab 67~Pernyataan Cinta
68 Bab 68~Menghilang
69 Bab 69~Alasan hilang
70 Bab 70~Mencari
71 Bab 71~Ikut mencari
72 Bab 72~Diantar preman
73 Coretan Othor
74 Bab 74~Sakit
75 Bab 75~Ungkapan
76 Bab 76~Tamu
77 Bab 77~Ternyata dia
78 Bab 78~Jatuh cinta
79 Bab 79~Paksaan sang ayah
80 Bab 80~Pacarnya Frans
81 Bab 81~Salah paham
82 Bab 82~Resmi pacaran
83 Bab 83~Berpisah
84 Bab 84~Pergi
85 Bab 85~Bertemu kembali
86 Bab 86~Kasih sayang Ibu
87 Bab 87~Restu Kenji
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1~Terlambat
2
Bab 2~Tiba-tiba datang
3
Bab 3~Ancaman
4
Bab 4~Pulang bersama
5
Bab 5~Penasaran
6
Bab 6~Pacar Baru
7
Bab 7~Ulang tahun Kenzo
8
Bab 8~Calon Mantu Idaman
9
Bab 9~Lapar
10
Bab 10~Perhatian
11
Bab 11~Bimbang
12
Bab 12~Luka
13
Bab 13~Menginap
14
Bab 14~Sarapan bersama
15
Bab 15~Menikah
16
Bab 16~Malu
17
Bab 17~Diantar pulang
18
Bab 18~Kecupan
19
Bab19~Amarah
20
Bab 20~Mendadak baik
21
Bab 21~Rugi
22
Bab 22~Pertengkaran
23
Bab 23~Pergi dari rumah
24
Bab 24~Play boy cap palu
25
Bab 25~Suka kamu
26
Bab 26~Pacar
27
Bab 27~Tempat baru
28
Bab 28~Kepergian Kenzo
29
Bab 29~Pindah
30
Bab 30~Berita terkini
31
Bab 31~Pasangan dadakan
32
Bab 32~Jalan-jalan
33
Bab 33~Mencari
34
Bab 34~Alasan pindah
35
Bab 35~Mencari informasi
36
Bab 36~Siapa sih?
37
Bab 37~Si tampan
38
Bab 38~Pingsan
39
Bab 39~Kembali
40
Bab 40~Markonah
41
Bab 41~Markoho
42
Bab 42~Hai, tampan!
43
Bab 43~Cemburu
44
Bab 44~Drama
45
Bab 45~Mimpi
46
Bab 46~Mengingat
47
Bab 47~Rencana jahat
48
Bab 48~Tampan juga cerdas
49
Bab 49~Suasana Kantin
50
Bab 50~Dilabrak
51
Bab 51~Khanza Alberto
52
Bab 52~Pertemuan
53
Bab 53~Toko pakaian
54
Bab 54~Ajakan
55
Bab 55~Awal pertemuan
56
Bab 56~Perintah
57
Bab 57~Bekerja keras
58
Bab 58~Siapa cepat dia dapat
59
Bab 59~Menjalankan tugas
60
Bab 60~Tawaran
61
Bab 61~Asisten pribadi
62
Bab 62~Mulai bekerja
63
Bab 63~Terkejut
64
Bab 64~Kakak
65
Bab 65~Pagi, sayang!
66
Bab 66~Mau dibawa ke mana
67
Bab 67~Pernyataan Cinta
68
Bab 68~Menghilang
69
Bab 69~Alasan hilang
70
Bab 70~Mencari
71
Bab 71~Ikut mencari
72
Bab 72~Diantar preman
73
Coretan Othor
74
Bab 74~Sakit
75
Bab 75~Ungkapan
76
Bab 76~Tamu
77
Bab 77~Ternyata dia
78
Bab 78~Jatuh cinta
79
Bab 79~Paksaan sang ayah
80
Bab 80~Pacarnya Frans
81
Bab 81~Salah paham
82
Bab 82~Resmi pacaran
83
Bab 83~Berpisah
84
Bab 84~Pergi
85
Bab 85~Bertemu kembali
86
Bab 86~Kasih sayang Ibu
87
Bab 87~Restu Kenji

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!