Rania pulang kerumahnya dengan kesal. Bagaimana tidak? Pemuda idamannya yang bernama Kenzo itu menarik Kayla untuk ikut bersamanya. Ya, walaupun terlihat sedikit kasar cara Kenzo menarik Kayla, namun tetap saja membuat hati Rania panas.
Motornya diparkirkan sembarangan. Ia berjalan masuk ke rumahnya. "Di bawa kemana sih si Kayla sama Ken? Bisa-bisanya Ken ada urusan sama cewek kampung itu. Kenapa bukan sama gue aja." Rania mengeluh terus sambil melangkahkan kakinya untuk masuk rumah.
Dia melempar tas di sofa dan mendudukkan bokongnya di salah satu sofa itu. "Ckk, walaupun rumah bersih dan rapi, tapi tetap saja gak ada makanan di dapur. Haish, menyebalkan." gerutunya kesal sembari menendang kaki meja yang terbuat dari kayu jati.
Alhasil, kakinya sendiri yang kesakitan. "Aa-aduh, sakitnya. Sialan ini meja! Aku tendang dia ngelawan. Kagak tahu diri banget lu, ya." Ia terus mengelus kakinya yang kesakitan akibat menendang kaki meja itu.
Rania mengoceh dan berteriak seperti orang tidak waras akibat memikirkan perginya Kayla bersama Kenzo, pemuda idaman setiap gadis di sekolah.
Saat sedang meluapkan amarah sendirian, tiba-tiba dia mendengar suara deru motor berhenti di depan rumahnya. Rania bergegas mengintip dari balik tirai yang ia singkap sedikit. Terlihat Kayla pulang dengan menggunakan dress cantik berwarna maroon. Dress dengan merk ternama dan juga beberapa paper bag yang pastinya berisi barang-barang edisi terbatas.
Rania mengepalkan tangan melihat hal itu. Dalam hatinya sungguh ia mengutuk Kayla yang bisa-bisanya mendapatkan pakaian bagus dan cantik itu. Dress tersebut pasti pemberian Kenzo, batin Rania yakin.
Terlihat Kayla melangkah memasuki rumah secara terburu-buru karena teriakan Kenzo. "Buruan, Markonah!"
"Iya bawel," Kayla menyahut sambil berlari masuk kedalam rumah.
Rania terus memperhatikan langkah Kayla yang mulai memasuki rumah dan membukakan pintu. Ditariknya tangan Kayla secara paksa ketika tubuhnya sudah masuk sepenuhnya ke dalam rumah.
"Darimana saja kalian?" cerca Rania bertanya.
Kayla terkesiap mendapat tarikan tangan Rania yang sedikit kasar sampai ia meringis kesakitan. "Sakit, Ran. Kenapa kamu narik aku kenceng banget?!" Kayla mencoba melepaskan cengkraman tangan Rania di pergelangan tangannya, namun malah semakin dipererat oleh gadis itu.
"Gue tanya sama lu. Dari mana aja sampai jam segini baru pulang?" tanya Rania dengan nada sinis.
"A-aku ...!" belum sempat Kayla menjawab, suara Kenzo terdengar memanggil.
"Markonah. Lelet banget, sih. Emang bener-bener keong lu. Buruan atau gue dobrak rumah lu sekarang juga!" teriakan Ken menghentikan keduanya sampai mereka serempak menoleh ke kaca.
Kayla menghempaskan cengkraman tangan Rania di pergelangan tangannya dengan keras. Ia buru-buru masuk kamar dan menyimpan semua barang yang dibelikan Kenzo tadi.
Rania tetap mengekor sampai ke kamar Kayla dan terus bertanya kepadanya. "Elu mau kemana lagi, Kay? Kenapa Kenzo nungguin lu?"
Kayla menoleh. "Ran. Nanti aja ya aku jelasinnya. Aku harus buru-buru keluar dan nemuin dia. Kalau enggak, dia akan menerobos masuk ke sini." sahutnya menolak untuk menjawab pertanyaan Rania.
Emosi Rania kembali tersulut. "Hei! Elu harus jelasin dulu sama gue sekarang juga," cegahnya ketika Kayla bersiap melangkah ke luar.
"Tolong, Ran. Aku harus segera pergi menemui Kenzo! Kalau enggak dia akan marah," Kayla memohon agar Rania mengerti.
Namun, Rania tak perduli dan terus menarik tangan Kayla tanpa ingin mendengar penjelasannya. Sampai suara Kenzo terdengar lagi.
"Markonah! Buruan," teriak Kenzo sembari menggedor pintu rumah Kayla. "Astaga. Dia lama banget," pemuda itu terus menggerutu kesal.
Kayla kembali menghempaskan cengkraman tangan Rania, kemudian segera berlalu ke luar. "Ma-maaf, Ken! Aku sedikit lama," ucapnya sambil melirik ke dalam rumah.
Kenzo mengikuti arah pandang gadis itu, "Siapa yang di dalam? Bukannya lu tinggal sendirian di rumah?" Kenzo bertanya penasaran, sembari melangkah kembali ke teras.
Kayla langsung menarik tangan Kenzo untuk menjauh dari rumahnya. "Enggak ada siapa-siapa. Ayo buruan, keburu sore!" ajaknya sembari mendorong tubuh jangkung Kenzo sampai ke luar pagar.
Gadis itu buru-buru menutup pintu pagar dan menguncinya agar terlihat meyakinkan bahwa dirinya tinggal sendirian di rumah.
Rania tak mau jika ada yang tahu bahwa mereka saudara sepupu bahkan satu rumah. Gadis itu akan marah bila semua teman-temannya tahu bahwa ia tinggal di rumah sederhana seperti itu, sebab satu sekolah tahunya bahwa Rania adalah anak orang kaya.
Tanpa berkata lagi, Kenzo segera menyalakan mesin motor dan mulai melaju kembali dengan kecepatan standar sebelum ia memacunya lebih cepat di jalan raya.
Kayla tak banyak protes ketika Kenzo membawa kendaraannya di atas rata-rata. Justru ia terlihat melamun_takut Rania mengadu yang tidak-tidak kepada pamannya. Pastinya ia akan kena marah ketika pulang nanti.
Haish. Sudahlah!
Sesampainya di tempat tujuan, Kenzo menghentikan laju motornya di parkiran. Ia segera turun diikuti Kayla yang turun terlebih dahulu.
Kakinya melangkah memasuki sebuah bangunan yang tinggi menjulang. Deretan apartemen mewah itu pasti memiliki pemilik yang kaya raya, batin Kayla.
Kenzo berjalan terlebih dahulu diikuti Kayla yang masih setia mengekor di belakangnya. Ia membuka kunci apartemen dan menyuruh Kayla untuk masuk ke dalam.
Ketika pintu apartemen terbuka lebar, mata Kayla berbinar melihat isi di dalamnya yang mewah. "Whoooaah, keren!" ucapnya dengan mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan.
"Tutup mulut lu, bodoh. Kenapa menganga seperti itu? Apa lu pengen lalat masuk kedalam mulut lu?" cibir Kenzo hingga Kayla sontak menutup mulut dengan menggunakan telapak tangannya.
"Apa di sini banyak lalat?" pertanyaan polos Kayla mengundang gelak tawa Kenzo.
Kenzo tertawa keras. "Hahaha. Elu itu bodoh. Gue cuma mengerjai lu. Elu pikir di sini emang banyak lalat? Haish, Markonah." dia berjalan masuk sembari menggelengkan kepala. "Jangan lupa tutup pintunya lagi," ujarnya kemudian.
"Cih, jerapah jelek. Bisanya ngerjain doang! Awas lu ya," gerutu Kayla mengeram kesal. Bahkan gadis itu mengepalkan tangan di belakang tubuh Kenzo.
Tak disangka, Kenzo berbalik. "Apa?" ketusnya. Wajah galaknya terlihat menakutkan.
Kayla gelagapan mendapati kepalan tangannya tepat di depan wajah pemuda sombong itu. "Ah, hahaha! Aku ... aku ... ini tadi tanganku keram. Iya, keram. Hehehe," ia berpura-pura menggerakkan tangan_membuka-tutup kepalan tangannya.
Kenzo menatapnya tajam, lalu berbalik lagi. "Gue mau ganti baju. Elu bisa nunggu di sini atau ... di kamar juga boleh!" senyum culasnya bikin Kayla eneg.
Kayla memutar bola matanya jengah menanggapi perkataan pemuda menyebalkan itu. Ingin sekali ia memukul wajah tengil Kenzo ketika pemuda itu sedang menjahilinya.
"Di sini aja," sahut Kayla sembari duduk di sofa ruang tamu.
Kenzo tertawa kecil sembari melangkah ke dalam kamarnya. Ia senang sekali membuat gadis itu mengeram kesal.
...Bersambung ......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Rita Riau
berarti Rania itu cuman sok kaya doank Thor,,,dan numpang tinggal drumah Kayla,,,
2023-11-06
1
Rita Riau
berarti Rania itu cuman sok kaya doank Thor,,,dan numpang tinggal drumah Kayla,,,
2023-11-06
1
Junior aghata
duuh bikin gemes deh
2023-05-24
0