Bel istirahat berbunyi dan semua siswa-siswi bubar. Ada yang pergi ke kantin, ke lapangan, atau bahkan duduk diam di kelas. Seperti Kayla sekarang. Dia memilih diam di kelas merasakan keletihannya, karena kakinya yang terasa pegal hingga membuatnya ingin tidur.
Delisa menoleh ke belakang, menatap temannya itu. "Kay, kamu gak ke kantin?" bertanya sembari menyenggol tangan yang bertumpu di meja.
Kayla mendongak. "Aku males, Del. Rasanya aku capek banget," sahutnya malas.
"Emang kamu gak laper gitu?" tanya Delisa lagi.
Hembusan nafas kasar terdengar dari mulut Kayla sebelum menyahut. "Perut aku laper banget ini. Tapi, kalah sama kakiku yang sakit karena lari dari rumah ampe sekolah, gara-gara gak ada angkot yang lewat." keluhnya.
"Astaga! Kamu lari dari rumah ke sekolah? Bukannya kamu punya motor?!" Delisa terlihat mengerutkan keningnya.
"Motornya udah dipake Rania. Jadinya aku lari deh," sahut Kayla tanpa sadar.
"Rania? Kenapa dia pakai motor kamu?" Pertanyaan Delisa seketika menyadarkan kalau Kayla salah bicara. Semua orang tak tahu jika mereka satu rumah.
"Ah, iya. Apa tadi kamu bilang, Del? Aku gak ngeh. Hehehe!" Kayla jadi salah tingkah karena panik.
Gawat kalau sampai mereka tahu bahwa Kayla dan Rania satu rumah. Bisa-bisa Rania marah karena semua orang tahu bahwa mereka berdua saudara sepupu.
Delisa kembali berbicara. "Tadi kamu bilang motor kamu dipake Rania," ulangnya.
"Kamu salah denger kali. Karena perut yang laper, aku jadi ngelantur. Udah ah, aku mau tidur dulu. Bangunin aku kalau guru sudah masuk kelas," kilah Kayla agar Delisa tak melanjutkan pertanyaannya lagi.
Delisa ingin sekali kembali bertanya, namun tak jadi setelah melihat mata Kayla terpejam. "Haish, dia ini." Ia pun melangkah meninggalkan Kayla yang tertidur di meja dengan tangan yang menelungkup sebagai bantalan.
Beberapa saat, keadaan menjadi sepi. Tak ada suara yang terdengar lagi membuat Kayla semakin nyenyak tertidur. Tiba-tiba seseorang duduk di samping Kayla dengan wajah ditekuk. Tapi, ia sempat tersenyum melihat wajah Kayla yang tengah tertidur pulas.
Wajahnya terlihat sangat tampan ketika tersenyum_sangat indah.
Dengan satu tangannya memangku dagu dan satu tangan lagi terulur menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Kayla. Ia terus menatap wajah teduh gadis itu dengan senyuman yang tak hilang. "Cantik." satu kata yang keluar dari bibirnya.
Merasakan suatu pergerakan yang mengusik tidurnya, Kayla perlahan mengerjapkan mata hingga terbuka sempurna. Betapa terkejutnya Kayla setelah melihat wajah seseorang tepat di depannya. "Astaga!" pekik Kayla sembari mendorong tubuh orang tersebut hingga terjungkal ke belakang.
"Whoaa!" jerit pemuda tersebut sebelum bokongnya mendarat keras di lantai.
Brak
"Aduh, panta*t gue!"
Melihat orang tersebut terjatuh akibat ulahnya, Kayla pun hendak menolong dengan mengulurkan tangan. Namun, tangannya hanya menggantung di udara karena Kenzo tak menyambutnya. "Anjir lu," ketusnya kesal sembari menepis tangan Kayla dengan keras.
"A-aku gak sengaja! Lagian, ngapain kamu di sini? Aku kan jadi terkejut," elak Kayla membela diri.
"Duduk lah. Lu kira gue lagi joged," sahut Kenzo ketus.
Kayla berdecak sebal. "Tadi kan kamu gak masuk kelas. Kenapa tiba-tiba nongol depan aku sih?"
"Suka-suka gue lah! Mau masuk jam berapapun itu urusan gue," kata Kenzo sembari berusaha berdiri namun kakinya terpeleset kembali hingga membuatnya jatuh. "Aduh, kaki gue terkilir keknya." keluhnya lagi. "Kalau elu benci gue ya bilang. Setidaknya gue bisa pindah bangku sebelum lu celakain, Markonah."
"Kamu yang dateng tiba-tiba malah nyalahin aku lagi." Kayla terus membela dirinya sambil berkacak pinggang. "Salah sendiri kenapa wajah jelek kamu nongol depan wajahku?" lanjutnya kemudian.
Kenzo membulatkan matanya. "Apa? Hei, mata lu picek ya. Semua gadis ngejar-ngejar gue karena ketampanan gue. Lah elu malah bilang kalau gue jelek." cerca Kenzo.
"Hei, Tuan tampan. Semua gadis ngejar kamu pasti pengen nimpuk muka sok cakep itu. Dasar Markoho," ucap Kayla tak kalah sengit.
"Apa? Markoho? Elu itu ..."
Keduanya terus ribut dengan nama panggilan masing-masing yang saling menjelekan. Namun, Kayla yang tak mau kalah membuat Kenzo mengalah. Ken yang terpojok langsung merubah mimik wajahnya.
"A-aduuhh. Bokong sama kaki gue sakit banget," keluhnya dengan memelas. Wajahnya berekspresi sesedih mungkin agar Kayla bersimpati.
Dan benar saja. Melihat Kenzo kesakitan, Kayla pun meluluh. Ia meminta maaf sembari mengulurkan tangannya kembali untuk membantu Kenzo berdiri.
"Aduh. Badan kamu berat banget sih kek gajah," Kayla berusaha mengangkat tubuh Ken yang sengaja tak mau beranjak.
Kenzo kembali membulatkan matanya. "Apa? Gajah? Lu pikir gue gendut, heh! Kurang ajar sekali lu, jelek." hardik Kenzo kesal. "Kalau lu gak mau bantu gue, gue bakal lapor sama Guru jika elu udah menganiaya gue!" ancam Kenzo.
"Ah, hehehe. Maaf!" Kayla malah cengengesan. Dalam hati ia membatin, jika Kenzo itu adalah pemuda mengesalkan yang bisanya hanya mengancam.
Kenzo meminta Kayla untuk membantunya, namun ia tak bergerak sedikitpun karena ingin mengerjai Kayla. Dia merasa senang melihat gadis itu kepayahan mengangkat tubuhnya yang tinggi menjulang.
Kayla mengeluh dengan nafas terengah. Sungguh sial hari ini baginya yang sedari pagi sudah kelelahan karena berlari ke sekolah, dan sekarang harus mengangkat tubuh jangkung Kenzo.
Setelah tubuh Ken terangkat, Kayla duduk di bangku sembari memijat tangan dan kakinya. Tindakannya itu mengundang rasa penasaran Kenzo untuk bertanya.
"Bukan urusan kamu!" sahut Kayla ketus.
"Cih, dasar Markonah. Elu itu ...!" sebelum Kenzo menuntaskan ucapannya, suara lain menghentikannya.
Perut Kayla berbunyi di waktu yang tak tepat, hingga keduanya saling pandang dengan pikiran masing-masing.
Wajah Kayla memerah menahan malu, sedangkan Kenzo menahan tawanya. Pemuda itu pun tak bisa menahan tawanya lagi saat melihat Kayla memalingkan wajahnya ke samping.
"Hahaha! Ya Tuhan, Markonah. Makanya, jangan suka marah! Perut elu jadi ikutan marah bukan?!" Kenzo terpingkal menertawakan Kayla.
"Ish, dasar Markoho. Senengnya ngeledekin terus," tangan Kayla melayang memukul lengan Kenzo yang terus menertawakannya.
Melihat Kayla memegangi perutnya yang sedang kelaparan, Kenzo tersenyum sambil menyodorkan makanan yang diambil dari tasnya. Roti selai nanas dan minuman dingin ia berikan kepada Kayla sambil berkata, "makanlah!"
"Hah?!" Kayla tak mengerti maksud dari perkataan Kenzo.
"Ckk, kalau gak mau lu bisa membuangnya." ucap Ken cuek tanpa menoleh ke arahnya.
"Dibuang? Sayang sekali! Mending buat aku aja," Kayla langsung membuka plastik bungkusan roti dan memakannya.
"Enak?" tanya Kenzo singkat.
Kayla mengangguk dengan pertanyaan Kenzo. "Ya. Ini sangat enak, Ken. Dari pagi aku belum makan apapun. Makasih ya," Ia tersenyum senang.
Kenzo tersenyum penuh arti. "Itu gak gratis lho!"
"Ukhuk ... ukhuk! Maksud kamu?"
"Maksud gue ..." pemuda itu menyeringai dengan senyum culas, siap melancarkan rencana busuknya terhadap Kayla.
...Bersambung ......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
kadek15
pepet terus ken😆😆
2023-11-06
1
Pendak Wah
Baru mulai baca,aku sdh mrs tertarik dng ni Novel 🥰
lanjut Thorr
2023-11-06
1
Rita Riau
duch kenzo,,, jgn kelewatan donk sama Kayla ntar bisa bucin lho🥰😁
2023-11-06
1