Kayla duduk termenung sendirian, menunggu Kenzo berganti pakaian. Sungguh hal yang sangat membosankan bila harus menunggu seseorang. Mungkin itu yang dirasakan Kenzo ketika menunggunya masuk ke rumah dan kini gantian Kayla menunggu pemuda itu berganti pakaian.
Netra mutiara itu terus melirik jarum jam yang sudah menunjukan pukul lima lebih dua puluh menit. Itu artinya sebentar lagi pamannya akan pulang dari bekerja. Sementara dirinya masih di apartemen pemuda tengil ini.
"Lama banget sih, Ken! Aku harus cepet pulang," teriak Kayla sembari menggedor pintu kamar Kenzo.
Terdengar sahutan dari dalam kamar, seiring pintu yang terbuka.
Penampilan pemuda itu sungguh mempesona kaum hawa. Tak ada yang bisa menolak pesona seorang Kenzo, kecuali Kayla_gadis sederhana yang cuek serta judes.
Kenzo tersenyum ketika melihat Kayla nampak melongo menatapnya. Sepertinya gadis itu jatuh hati padanya, pikir Kenzo bangga. Namun tanpa di duga, gadis itu bertanya dengan ekspresi datar.
"Udah selesai dandannya?!"
What??
Kenzo mengangkat sebelah alisnya, menatap sengit gadis di hadapannya itu. Apa dia tak terpesona atau semacamnya sama penampilan gue, batin Kenzo kesal.
Kayla mengulang pertanyaannya lagi sampai Kenzo pun jengah. Ia melangkah terlebih dulu, lalu duduk di sofa ruang tamu.
Gadis itu mengekor di belakang sambil menggerutu. "Ken. Aku harus pulang cepet. Paman pasti marah kalo aku pulang terlambat. Lagian, kita mau kemana sih sampe harus pake baju samaan?!"
Bukannya menjawab, Kenzo malah berkata ketus. "Elu itu bawel ya ternyata. Nyesel gue minta tolong lu buat nemenin gue ke acara itu,"
Seperti mendapat celah untuk kabur, Kayla berusaha membujuk pemuda itu. "Makanya. Kalo gitu aku pulang, ya. Ajakin pacar kamu aja," usulnya sembari menaik-turunkan alisnya dengan mata berbinar.
Wajahnya terlihat imut ketika sedang membujuk, hingga Kenzo terdiam sejenak.
Pemuda itu lantas tersenyum sembari mengapitkan lengan di pundak Kayla. "Kan elu yang sekarang jadi pacar gue,"
"Naj!s," sahut Kayla ketus sambil melepaskan apitan lengan Kenzo di pundaknya. "Udah ah, buruan! Aku harus pulang cepet," ulangnya lagi memohon.
"Sabar napa, Onah. Gue nunggu temen-temen yang lain. Bentar lagi deh,"
"Tapi, ..." ucapan Kayla tak tersampaikan sebab Kenzo buru-buru beranjak dari duduknya.
Pemuda itu berjalan ke arah dapur, lalu masuk ke kamar mandi. Tepat ketika Kenzo menutup pintu kamar mandi, terdengar bunyi bel ditekan kuat oleh tamu yang datang.
Teng tong ...
Kayla melirik ke arah pintu, lalu menoleh ke arah dapur. "Ada tamu yang datang. Si Markoho lagi di kamar mandi," desisnya kebingungan.
Bel terus berbunyi nyaring dengan tamu yang tak sabaran karena terus menekannya berulang.
Kayla lekas menggedor pintu kamar mandi. "Markoho ... Jerapah burik. Itu ada tamu yang dateng!" teriaknya sembari terus menggedor.
"Bukain aja. Tanggung ini," sahut Kenzo dari dalam kamar mandi.
"Tapi ...!" tak ada sahutan lagi dari dalam karena suara keran yang sengaja diputar hingga yang terdengar hanya suara gemericik air.
Kayla kembali ke ruang tamu dengan hati yang menimang, antara membukakan pintu atau tidak bagi tamu yang datang itu. Ia takut dituduh macam-macam oleh mereka karena ketahuan berada di apartemen seorang pemuda. Apalagi, hari sudah menjelang sore.
Buka ... enggak? Buka ... enggak?
Kayla terus menatap handle pintu dengan ragu. Tapi, kemudian ia pun segera memutuskan untuk membuka pintu bagi tamu yang tak sabaran itu.
Ceklek
Pintu sudah terbuka lebar. Tamu yang sedari tadi menunggu di luar pun lantas segera masuk sambil menggerutu kesal.
"Kenapa pin nya diganti sih, Ken. Kita jadi susah kan buat masuk ke dalam." Salah satu pemuda berambut panjang sebahu menggerutu kesal.
Pemuda yang terdiri dari tiga orang itu pun nyelonong masuk tanpa melirik ke arah orang yang membukakan pintu.
"Tahu nih, anak. Mana lama banget lagi bukanya," timpal pemuda lain yang memiliki rambut pendek.
Kayla meringis mendengar gerutuan kesal mereka berdua. Sedangkan pemuda satunya lagi hanya melangkah kalem lalu duduk di sofa ruang tamu. Gadis itu segera menutup pintu ketika mereka bertiga sudah masuk sepenuhnya ke dalam apartemen.
Merasa diabaikan, kedua pemuda tadi lantas menoleh ke belakang. "Ken. Elu dengerin kita gak sih!" keduanya berbalik dengan kesal karena ocehannya tak dihiraukan sama sekali.
Namun saat keduanya berbalik, mereka terkejut dengan orang yang membukakan pintu.
"Kayla!"
Si pemilik nama nyengir sembari melambaikan tangan. "Haaaaaiii!"
Mendengar nama seorang yang dikenalinya, pemuda yang tengah duduk di sofa lantas reflek menoleh. "Sedang apa dia di sini?" batinnya dengan menatap penasaran.
Bagas dan Devian bertanya ketus. "Ngapain lu di sini? Lalu ... di mana Kenzo?" keduanya mengedarkan pandang ke seluruh ruangan.
"Aku karungin," sahut Kayla enteng. Ekspresi gadis itu terlihat menyebalkan di mata Bagas dan Devian hingga keduanya berdecih.
"Pertanyaan kita belom lu jawab tadi. Ngapain lu di sini?" cerca keduanya.
Helaan nafas pendek terdengar dari mulut gadis itu. Ia melangkah melewati kedua pemuda yang sama-sama menyebalkan seperti Kenzo itu. "Aku di sini gara-gara temen kalian. Kalo kalian gak suka, bilang ama temen kalian dong buat izinin aku balik." ujarnya masih belum sadar jika orang yang sedang duduk di sofa tengah memperhatikannya.
Frans masih anteng diam sambil memperhatikan Kayla. Pemuda itu sepertinya masih terkejut dengan kehadiran gadis pujaannya di apartemen Kenzo.
Kayla tersenyum penuh kemenangan karena bisa membungkam kedua teman si tengil yang sama-sama menyebalkan baginya. Namun, seketika kakinya berhenti melangkah ketika mendapati seorang pemuda yang selalu mengusik pikirannya. Kayla mendadak gugup saat kedua mata beradu pandang dengan Frans.
"Ka-kamu di sini juga?" gumamnya lirih tapi masih bisa didengar oleh Frans.
Pemuda itu mengangguk tanpa ekspresi apapun_mirip dengan Kenzo. Frans dan Kenzo bagaikan sebelas-dua belas, sama-sama dingin namun bedanya Kenzo memiliki sifat kasar dan tengil, sedangkan Frans kalem dan lembut.
Kayla menaruh hati pada pemuda itu, dan Frans pun memiliki perasaan yang sama. Tapi, keduanya sama-sama tak berani mengungkapkan perasaan masing-masing karena takut ditolak sebelum mengutarakan perasaannya.
"Nyampe juga kalian!" Kenzo terlihat keluar dari kamar mandi yang ada di dapur. Ia membenahi kemeja serta celananya, "Asyem banget. Perut gue mules," lanjutnya sembari duduk di samping Frans.
Semua orang lantas memperhatikannya, kemudian menoleh pada Kayla yang masih menunduk malu setelah melihat Frans di sana. Gadis itu bahkan tak bersuara ketika semua mata menatapnya penasaran.
Kenzo mendongak karena merasa diperhatikan. Ia tahu jika ketiga temannya itu pasti ingin bertanya perihal keberadaan Kayla di apartemennya. "Dia pacar baru gue," ungkap Kenzo enteng.
"Apa???" mereka terkejut, termasuk Kayla yang diakui sebagai pacar.
...Bersambung ......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Rita Riau
seru nih antara Kenzo Kayla frans
2023-11-06
0
Junior aghata
hei apaan itu😂😂😂😂
2023-05-24
0