Mantan Tapi Sayang

Mantan Tapi Sayang

Arum

Happy reading

"Ayang, nanti jemput aku kan?" tanya seorang gadis berseragam abu abu putih itu pada sang kekasih yang entah kenapa hari ini memakai mobil biasanya motor.

"Iya sayang, tunggu aja di tempat biasa. Tapi sedikit telat ya," ucap laki laki itu mengelus rambut sang kekasih dengan lembut.

Arum, itulah nama gadis itu. Gadis berusia 17 tahun yang masih kelas 11 SMA. Gadis yang membuat hari hari seorang Gibran Axez lebih berwarna dari sebelumnya.

"Iya, tapi jangan lama. Aku gak mau nunggu lama, kalau nanti gak bisa jemput kamu bilang aja," ujar Arum dengan senyum meraih tangan Gibran kemudian menciumnya.

"Iya sayang, pasti aku jemput kok," jawab Gibran mengacak acak rambut Arum. Rambut yang diacak acak yang berantakan hatinya.

Entah kenapa hanya karena perlakuan sederhana dari Gibran membuat jantung dan hati Arum tak karuan.

"Aku masuk dulu ya, Ay. Kakak juga jangan bolos bolos lagi. Biar gak dimarahi Mama," ucap Arum pada kekasihnya yang memang sangat nakal karena sering sekali bolos kuliah hanya karena bosan.

"Bosen yank, kalau ada kamu sih nanti gak akan bosen lagi," jawab Gibran tersenyum.

Arum menggeleng karena ia masih kelas 2, sedangkan Gibran sudah kuliah semester 2. Masih butuh 1 tahun lagi untuk dia lulus dan kuliah.

"Jangan bosen bosen, nanti kalau kamu sukses kan yang bangga juga orang tua dan juga aku," ucap Arum mengelus rambut halus sang kekasih yang baru saja di warna pirang.

"Ini lagi rambut kayak singa," celetuk Arum memainkan rambut itu sebelum ia keluar dari mobil.

"Singa singa gini kamu juga suka kan?" goda Gibran pada Arum.

"Suka, tapi lebih suka kalau rambut kamu hitam lagi."

Gibran menatap sang kekasih yang hanya memberinya saran saja. Tapi entah kenapa ia suka dengan cara Arum memperhatikan dirinya. Terkesan sederhana tapi hangat di hati Gibran.

"Iya nanti kalau aku sudah bosen warna rambut ini," jawab Gibran dengan senyumnya.

Arum menggeleng, menasehati Gibran tak bisa dengan cara yang kasar. Karena Gibran adalah laki laki yang keras, maka dia harus menasehati pacarnya dengan lembut dan halus.

Setelah itu, Arum pamit lagi pada Gibran dan masuk ke dalam sekolah itu. Sekolah yang sudah mempertemukan Arum dan Gibran hingga mereka pacaran.

Gibran menatap Arum yang sudah keluar dari mobil itu, laki laki berusia 20 tahun itu tersenyum.

"Kan kalau gini jadi pengen cepet halalin dia," ujar Gibran menatap punggung Arum yang sudah mulai menghilang karena masuk ke dalam gerbang yang masih terbuka itu.

Drrttt

Getaran telepon genggam miliknya itu tampak membuat tak nyaman. Laki laki itu langsung mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan telepon itu.

"Halo."

"...."

"Masih ada dijalan, kenapa?" tanya Gibran pada seseorang yang ada diseberang.

"...."

"Oh ya gue kesana," jawab Gibran langsung menutup panggilan telepon itu.

Gibran langsung melajukan mobil itu meninggalkan area sekolah sang kekasih menuju kampusnya.

****

"Arum anaknya Buk Tiya, tungguin napa," pekik seorang wanita berkuncir kuda dengan gaya tomboy itu berlari dengan kencang. Untungnya gadis itu pakai celana.

"Astaga Yanto jangan lari lari, Auroramu kelihatan," jawab Arum dengan senyum. Sahabatnya itu selalu saja tak menjaga wibawa sebagai anak perempuan.

"Yanto Yanto, nama gue Yanti bukan Yanto," sungut Yanti dengan nafas tersengal sengal.

Bayangkan saja Yanti harus lari dari arah parkiran yang jaraknya tentu tak dekat dengan Arum.

"Hehehe, enak manggilnya. YANTO," jawabnya dengan senyum mengejek.

"Sak karepmu we lah," ucap Yanti mengajak sang sahabat untuk ke kelas.

Yanti adalah satu satunya sahabat Arum yang sangat dekat. Bahkan tak ada rahasia rahasiaan di antara mereka. Bahkan sekecil apapun masalah mereka keduanya pasti tahu.

"Dianter ayangmu lagi, Rum?" tanya Yanti pada Arum.

"Iya, tapi tumben tumbenan dia pakai mobil. Biasanya juga pakai motor biar katanya romantis," ucap Arum yang sebenarnya bingung kenapa Gibran tadi membawa mobil.

Yanti yang mendengar itu langsung terdiam, entah apa yang ada di pikiran gadis itu tapi ia tak ingin sahabatnya ini berpikir yang tidak tidak.

Dan sepertinya perubahan raut wajah Yanti terbaca oleh Arum.

"Kenapa?" tanya Arum pada Yanti yang terdiam.

"Nanti aja gue cerita, lu paling tahu gue gak bisa jaga rahasia kan," ucap Yanti pada sahabatnya.

Yanti merangkul Arum kemudian berjalan menuju ruang kelas mereka. Terlihat sudah banyak siswa yang datang hingga membuat ruang kelas itu terlihat ramai.

Yanti dan Arum berjalan menuju bangku mereka yang ada di baris nomor 2.

"Cantik, nanti malam mau jalan gak? Nanti Abang bayarin makan sepuasnya," ucap Aldo yang memang mengagumi Arum sejak lama walau Aldo tahu Arum sudah memiliki pacar.

"Maaf gak bisa. Lu kan tahu gue udah punya pacar, mau digibeng pacar gue lu?" tanya Arum membuka bukunya dan menyalin tugas milik Yanti.

"Yahh gagal lagi gue ajak lu jalan. Gue gak masalah sih mau lu pacar orang atau bukan. Yabg penting gue suka dan cinta sama lu," jawabnya dengan lantang.

Bukan menjadi rahasia lagi jika Aldo mengagumi Arum sejak lama. Tapi ya gitu sayang aja dia kalah cepat sama Gibran yang sudah menjadi pacar Arum sejak kelas 1 SMA dulu.

Tak lama guru mata pelajaran pertama datang, seperti biasa mereka berdoa terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan membaca Asmaul Husna agar diberi kelancaran dalam belajar mereka nanti.

"Oke anak anak tugas kalian silahkan dikumpulan," ucap Bu Lely yang memang guru paling keras dalam mengulang.

Arum yang belum selesai menyalin tugas-tugasnya itu akhirnya pasrah jika harus dihukum hari ini.

"Nanti lu dihukum Bu Lely kalau gak selesaikan saat ini, cepet mumpung kurang dikit," ucap Yanti yang tak mau sahabatnya di hukum.

"Dikit apanya, 2 lembar lu bilang dikit. Sarap lu, tangan gue bukan tangannya robot," ucap Arum yang sudah menutup bukunya.

Karena tidak menyelesaikan tugas-tugasnya akhirnya Arum dihukum menyapu lapangan sekolah pas jam pulang sekolah nanti.

Jangan berat hati akhirnya Arum menerima hukuman itu, karena memang ia yang salah. Ia tak mengerjakan tugas karena sibuk menonton drakor sampai tengah malam hingga lupa jika ada tugas.

"Yang sabar, nanti gue temenin lu deh," ucap Yanti dan dianggukkan oleh Arum.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Eka elisa

Eka elisa

nyimak dulu..

2023-05-28

1

lihat semua
Episodes
1 Arum
2 Menunggu
3 Putus
4 Arum Sakit
5 Permohonan Maaf Gibran
6 Siuman
7 Pelukan Gibran
8 Sakit Bareng
9 Foto Editan
10 Introspeksi diri
11 Gibran Cemburu
12 Teman Lama
13 Rambut Baru
14 Terpesona
15 2 Pasangan
16 Mantan Tapi Sayang
17 Perkara Lontong
18 Lidia dan Tamarin
19 Hukuman Untuk Tamarin
20 Balikan
21 Kepergok
22 Puding
23 Parfum
24 Promosi say
25 Tamarin minta maaf
26 Membuat Malu
27 Obat Untuk Gibran
28 Ajakan Menikah
29 Kembar
30 Lidia Sakit
31 Apa Kurangnya Aku?
32 Keras kepala
33 Jangan Bolos Lagi
34 Udah Gak Usah Cemburu, Aku Cinta Kamu
35 Arum Kesal
36 Arum Kesal
37 Syok Berat
38 Kakak
39 Bumil Ngidam
40 Naufal dan Gibran
41 Peluk Cium
42 Murid Baru
43 Menjenguk Aldo
44 Hukuman Dari Gibran
45 Astaghfirullah
46 Keputusan Bersama
47 Membujuk Arum
48 Niat Baik Lidia
49 Kebebasan Setelah Menikah
50 Paket
51 Dari Lidia
52 Memulai Hidup Baru
53 Papa Sakit
54 Siuman
55 Pagi mereka
56 MTS 57
57 MTS 56
58 Persiapan Ujian
59 Sebuah Pelukan
60 Naik Bus
61 Khawatirnya Istri
62 Kafe
63 Teman Lama?
64 Hanya Ini
65 Spesial YaVi
66 Ajakan Healing Bumil
67 Deal Kita Healing
68 Izin Papa Sandi
69 Kehamilan Mama Tiya
70 Ngaret
71 Sampai Bali
72 Vila
73 Bulan Madu Versi Pacaran
74 Tentang Nikah
75 Sunset dan Omlet
76 Akhirnya Tidur
77 Mereka Aneh
78 Aur Terjun Impian
79 Dua Ulat Bulu
80 Kebetulan atau Direncanakan
81 Claudia Lagi
82 Menenangkan
83 Roro Jonggrang versi Nyata
84 Curhat atau gosip
85 Malam Terakhir
86 Dasar anak muda
87 Membeli Oleh Oleh
88 Pulang
89 Sampai Jakarta
90 yukk
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Arum
2
Menunggu
3
Putus
4
Arum Sakit
5
Permohonan Maaf Gibran
6
Siuman
7
Pelukan Gibran
8
Sakit Bareng
9
Foto Editan
10
Introspeksi diri
11
Gibran Cemburu
12
Teman Lama
13
Rambut Baru
14
Terpesona
15
2 Pasangan
16
Mantan Tapi Sayang
17
Perkara Lontong
18
Lidia dan Tamarin
19
Hukuman Untuk Tamarin
20
Balikan
21
Kepergok
22
Puding
23
Parfum
24
Promosi say
25
Tamarin minta maaf
26
Membuat Malu
27
Obat Untuk Gibran
28
Ajakan Menikah
29
Kembar
30
Lidia Sakit
31
Apa Kurangnya Aku?
32
Keras kepala
33
Jangan Bolos Lagi
34
Udah Gak Usah Cemburu, Aku Cinta Kamu
35
Arum Kesal
36
Arum Kesal
37
Syok Berat
38
Kakak
39
Bumil Ngidam
40
Naufal dan Gibran
41
Peluk Cium
42
Murid Baru
43
Menjenguk Aldo
44
Hukuman Dari Gibran
45
Astaghfirullah
46
Keputusan Bersama
47
Membujuk Arum
48
Niat Baik Lidia
49
Kebebasan Setelah Menikah
50
Paket
51
Dari Lidia
52
Memulai Hidup Baru
53
Papa Sakit
54
Siuman
55
Pagi mereka
56
MTS 57
57
MTS 56
58
Persiapan Ujian
59
Sebuah Pelukan
60
Naik Bus
61
Khawatirnya Istri
62
Kafe
63
Teman Lama?
64
Hanya Ini
65
Spesial YaVi
66
Ajakan Healing Bumil
67
Deal Kita Healing
68
Izin Papa Sandi
69
Kehamilan Mama Tiya
70
Ngaret
71
Sampai Bali
72
Vila
73
Bulan Madu Versi Pacaran
74
Tentang Nikah
75
Sunset dan Omlet
76
Akhirnya Tidur
77
Mereka Aneh
78
Aur Terjun Impian
79
Dua Ulat Bulu
80
Kebetulan atau Direncanakan
81
Claudia Lagi
82
Menenangkan
83
Roro Jonggrang versi Nyata
84
Curhat atau gosip
85
Malam Terakhir
86
Dasar anak muda
87
Membeli Oleh Oleh
88
Pulang
89
Sampai Jakarta
90
yukk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!