Siuman

Happy reading

Jam sudah menunjukkan pukul setengah 8 malam, Papa Abi yang belum mandi itu memutuskan untuk mengajak sang istri pulang. Baru besok mereka akan kembali lagi menjenguk Arum.

Sedangkan Mama dan Papa Arum masih berada di sana. Bahkan Mama Tiya terlelap di samping ranjang sang putri dengan tangan sebagai tumpuan. Papa Sandi yang melihat istrinya itu tak tega, laki laki itu tak akan membiarkan sang istri sakit apalagi usia mereka sudah tak muda lagi.

"Papa titip Arum ya, Nak Gibran. Tolong kabari Papa jika Arum sudah siuman," ucap Papa Sandi yang sudah menggendong tubuh sang istri.

Tak tega sekali membangunkannya istrinya yang sedang terlelap itu. Gibran yang melihat Papanya Arum itu mengangguk seraya membukakan pintu ruangan itu.

"Iya, Pah. Sekali lagi maafkan kelalaian Gibran ya," ucap Gibran dengan rasa sesal.

Gibran tak bisa diam dengan tenang karena memang kesalahannya ini sangat fatal. Andai saja ia tak menuruti apa kata Lidia mending semua ini tak akan terjadi. Arum tak akan mengatakan kata pisah padanya tadi.

"Papa tahu kamu anak yang bertanggung jawab, papa harap kamu bisa menerima jika Arum tak ingin bersama kamu lagi," ucapnya sebelum benar-benar pergi meninggalkan ruang rawat Arum itu.

"Jika itu terjadi aku akan membuat Arum kembali padaku, Pah. Arum adalah duniaku, aku sempat membuat duniaku hancur dan itu tak akan terjadi lagi," gumamnya setalah melihat punggung calon papa mertuanya semakin menjauh.

Setelah memastikan Papa sandi pergi, Gibran kembali ke dalam ruangan itu dan duduk di samping ranjang Arum.

Dari tadi Gibran menunggu Arum sadar, tapi sampai pukul setengah 8 malam Arum belum juga sadar.

"Sayang, bangun ya. Aku mau jelasin semuanya sama kamu. Aku tak selingkuh sama Lidia, dia cuma orang asing yang menahan aku disana. Aku juga tak ingin membayar belanjaannya tapi aku punya hutang sayang. Aku hutang sama dia," ucap Gibran dengan jujur. Akhirnya Gibran menceritakan apa yang sebenarnya terjadi hingga akhirnya ia bersama Lidia.

Beberapa bulan sebelumnya Gibran memang meminjam uang pada Lidia yang saat itu masih berstatus sahabatnya dengan Reno dan Keysha .

Saat itu mereka berempat Gibran Reno Keisha dan Lidia berada di sebuah kafe dan bermain truth or dare. Dan berakhirlah pada Gibran yang memilih dare. Alhasil ketikanya meminta Gibran untuk membayarkan semua makanan mereka hari itu. Karena mereka semua memilih truth hingga membuat Gibran sendiri yang bayar.

Akan tetapi Gibran lupa jika dompetnya dibawa oleh Arum. Gibran memang sengaja memberikan dompetnya pada Arum karena tak ingin gadisnya itu berpikir macam-macam. Gibran tak tahu jika akhirnya akan seperti ini.

Karena Reno dan Keisha tidak membawa uang di dompet mereka akhirnya Gibran meminjam uang pada Lidia.

Tak tanggung-tanggung keempatnya menghabiskan makanan di cafe itu sebesar 10 juta lebih. Karena Reno dan Keisha memilih makanan yang paling mahal di cafe itu dan yah Gibran harus membayar semua itu sendirian.

Saat ingin mengembalikan uang Lidia tiba-tiba gadis itu menghilang begitu saja. Reno mengatakan jika Lidya pergi bersama ayahnya ke Singapura untuk menjenguk sang nenek yang sedang sakit.

Setelah beberapa bulan kemudian, kemarin Lidia kembali seketika Gibran teringat dengan hutangnya pada Lidia. Karena pada dasarnya Lidia itu centil dan kegenitan pada setiap cowok. Alhasil Lidia meminta Gibran untuk menemaninya shopping.

Akhirnya karena tak mau memperpanjang masalah uang hutang itu Gibran menemani Lidia setelah mengantar Arum pulang sekolah.

Sengaja iya tak mengatakan jika akan ke mall dengan Lidya pada Arum, karena yang pasti harum akan marah-marah padanya. Sangat tak ingin melihat kekasihnya marah hanya karena ia jalan bersama sahabatnya.

Marahnya Arum biasanya akan mendiami Gibran selama beberapa hari hingga membuat Gibran frustasi sendiri. Laki-laki itu tak mau aku kasihnya mendiaminya selama itu.

Gibran tak tahu jika Yanti melihat dia dan Lidia sedang berada di satu mall dan satu toko yang sama.

Dan soal makan siang di cafe hari ini sebenarnya mereka tidak berdua saja ada Reno dan Keisha juga tapi Reno dan keisha pulang sebelum hujan datang.

Sedangkan di cafe hanya tinggal Gibran dan Lidia saja. Wanita itu mulai menceritakan kisah cintanya yang ternyata masih dikejar-kejar oleh mantan pacarnya.

Pada dasarnya bagi Gibran, Lidia adalah sahabatnya ia mendengarkan saja hingga tak terasa hujan kini semakin deras.

Bahkan dia juga mengatakan jika selama ini ia masih diikuti oleh mantan pacarnya itu. Oleh sebab itu Gibran membiarkan tangan Lidya berada di atas tangannya

Gibran seakan lupa dengan janjinya pada Arum yang ingin menjemput gadisnya itu pulang. Hingga berakhir pada Arum yang melihat dirinya dan Lidia berada di kafe yang sama. Sedang makan bersama, sedangkan Arum harus menahan dingin dan lapar karena menunggu Gibran yang tak kunjung menjemputnya.

"Hiks aku tak akan berniat untuk selingkuh, Sayang."

"Kalau kamu mau hukum aku silahkan," ucapnya lagi.

Tanpa Gibran sadari sejak beberapa menit sebelum Papa pulang Arum sudah terbangun dari pengaruh obat.

Arum mendengar semua yang dikatakan oleh Gibran, gadis itu mulai mengeluarkan air matanya yang sedari tadi ia tahan.

"Sakit," lirih Arum yang membuat Gibran yang tadinya menunduk langsung mendongakkan kepalanya menatap Arum yang sudah terbangun dengan air mata yang sudah mengalir hingga lehernya.

"Sayang kamu sudah bangun?" tanya Gibran langsung mengelus perut Arum. Dengan pelan Arum menyingkirkan tangan Gibran dari perutnya.

"Mau minum?" tanya Gibran yang mencoba untuk tetap siaga. Walau hatinya tetap sakit saat Arum tak memperdulikannya seperti ini.

Arum tak menolak tak juga mengiyakan ia masih marah dengan Gibran yang dengan enaknya jalan dengan cewek lain dan melupakan janjinya yang ingin menjemput dirinya.

Karena tak mendapat jawaban dari Arum, Gibran mengambilkan air yang ada di nakas kemudian memberikannya pada Arum.

Gibran membantu Arum untuk minum, dan Arum tak menolaknya. Karena sejujurnya ia juga haus.

"Makan dulu ya, kata dokter maag kamu kambuh. Maaf ya sayang aku gak bisa jadi pacar yang baik buat kamu, aku salah kalau kamu mau hukum aku. Aku ikhlas kok,' ucap Gibran mengambilkan makanan yang ada di mangkuk stenlis yang di bawakan Mama Anin tadi.

Mangkuk yang berisi sup ayam dengan banyak kubis itu membuat cacing di perut Arum meronta. Apalagi ia sangat menghafal makanan yang selalu di buat calon mamanya itu.

"Ini udah hangat kok sayang, tadi aku minta suster untuk menghangatkan sup ini buat kamu," ucap Gibran yang sepertinya tak lagi mendapat respon dari sang kekasih.

Akhirnya dengan lembut Gibran mulai menyiapkan sedikit demi sedikit yang ada di mangkok itu dan memberikannya pada Arum.

Seperti dugaannya Arum akan mendiamkan dirinya, karena Arum masih marah padanya.

Tak terasa satu mangkok itu sudah habis dimakan oleh Arum. Dengan perhatian kita memberikan air minum pada Arum. Setelahnya Gibran mengusap bubur Arum yang sedikit basah dengan tangannya.

Arum masih tak mau bicara dengan Gibran hingga membuat laki-laki itu terduduk dengan sedih.

"Pulanglah, kita udah gak ada hubungan apa apa," ucap Arum yang membuat Gibran ingin pingsan dibuatnya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Dina Tampubolon

Dina Tampubolon

typo bertebaran Thor😁

2023-06-05

1

Ismi Sigadiess Virgo

Ismi Sigadiess Virgo

semangat torrrr

2023-05-16

0

Ny.vachirawit97

Ny.vachirawit97

mampos ..ayo keluarkan second lead thor

2023-05-16

0

lihat semua
Episodes
1 Arum
2 Menunggu
3 Putus
4 Arum Sakit
5 Permohonan Maaf Gibran
6 Siuman
7 Pelukan Gibran
8 Sakit Bareng
9 Foto Editan
10 Introspeksi diri
11 Gibran Cemburu
12 Teman Lama
13 Rambut Baru
14 Terpesona
15 2 Pasangan
16 Mantan Tapi Sayang
17 Perkara Lontong
18 Lidia dan Tamarin
19 Hukuman Untuk Tamarin
20 Balikan
21 Kepergok
22 Puding
23 Parfum
24 Promosi say
25 Tamarin minta maaf
26 Membuat Malu
27 Obat Untuk Gibran
28 Ajakan Menikah
29 Kembar
30 Lidia Sakit
31 Apa Kurangnya Aku?
32 Keras kepala
33 Jangan Bolos Lagi
34 Udah Gak Usah Cemburu, Aku Cinta Kamu
35 Arum Kesal
36 Arum Kesal
37 Syok Berat
38 Kakak
39 Bumil Ngidam
40 Naufal dan Gibran
41 Peluk Cium
42 Murid Baru
43 Menjenguk Aldo
44 Hukuman Dari Gibran
45 Astaghfirullah
46 Keputusan Bersama
47 Membujuk Arum
48 Niat Baik Lidia
49 Kebebasan Setelah Menikah
50 Paket
51 Dari Lidia
52 Memulai Hidup Baru
53 Papa Sakit
54 Siuman
55 Pagi mereka
56 MTS 57
57 MTS 56
58 Persiapan Ujian
59 Sebuah Pelukan
60 Naik Bus
61 Khawatirnya Istri
62 Kafe
63 Teman Lama?
64 Hanya Ini
65 Spesial YaVi
66 Ajakan Healing Bumil
67 Deal Kita Healing
68 Izin Papa Sandi
69 Kehamilan Mama Tiya
70 Ngaret
71 Sampai Bali
72 Vila
73 Bulan Madu Versi Pacaran
74 Tentang Nikah
75 Sunset dan Omlet
76 Akhirnya Tidur
77 Mereka Aneh
78 Aur Terjun Impian
79 Dua Ulat Bulu
80 Kebetulan atau Direncanakan
81 Claudia Lagi
82 Menenangkan
83 Roro Jonggrang versi Nyata
84 Curhat atau gosip
85 Malam Terakhir
86 Dasar anak muda
87 Membeli Oleh Oleh
88 Pulang
89 Sampai Jakarta
90 yukk
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Arum
2
Menunggu
3
Putus
4
Arum Sakit
5
Permohonan Maaf Gibran
6
Siuman
7
Pelukan Gibran
8
Sakit Bareng
9
Foto Editan
10
Introspeksi diri
11
Gibran Cemburu
12
Teman Lama
13
Rambut Baru
14
Terpesona
15
2 Pasangan
16
Mantan Tapi Sayang
17
Perkara Lontong
18
Lidia dan Tamarin
19
Hukuman Untuk Tamarin
20
Balikan
21
Kepergok
22
Puding
23
Parfum
24
Promosi say
25
Tamarin minta maaf
26
Membuat Malu
27
Obat Untuk Gibran
28
Ajakan Menikah
29
Kembar
30
Lidia Sakit
31
Apa Kurangnya Aku?
32
Keras kepala
33
Jangan Bolos Lagi
34
Udah Gak Usah Cemburu, Aku Cinta Kamu
35
Arum Kesal
36
Arum Kesal
37
Syok Berat
38
Kakak
39
Bumil Ngidam
40
Naufal dan Gibran
41
Peluk Cium
42
Murid Baru
43
Menjenguk Aldo
44
Hukuman Dari Gibran
45
Astaghfirullah
46
Keputusan Bersama
47
Membujuk Arum
48
Niat Baik Lidia
49
Kebebasan Setelah Menikah
50
Paket
51
Dari Lidia
52
Memulai Hidup Baru
53
Papa Sakit
54
Siuman
55
Pagi mereka
56
MTS 57
57
MTS 56
58
Persiapan Ujian
59
Sebuah Pelukan
60
Naik Bus
61
Khawatirnya Istri
62
Kafe
63
Teman Lama?
64
Hanya Ini
65
Spesial YaVi
66
Ajakan Healing Bumil
67
Deal Kita Healing
68
Izin Papa Sandi
69
Kehamilan Mama Tiya
70
Ngaret
71
Sampai Bali
72
Vila
73
Bulan Madu Versi Pacaran
74
Tentang Nikah
75
Sunset dan Omlet
76
Akhirnya Tidur
77
Mereka Aneh
78
Aur Terjun Impian
79
Dua Ulat Bulu
80
Kebetulan atau Direncanakan
81
Claudia Lagi
82
Menenangkan
83
Roro Jonggrang versi Nyata
84
Curhat atau gosip
85
Malam Terakhir
86
Dasar anak muda
87
Membeli Oleh Oleh
88
Pulang
89
Sampai Jakarta
90
yukk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!