Happy reading
"Jujur sama aku," ucap Alex yang kini sudah mulai melembut.
Jujur saja laki laki berusia 27 tahun ini tak bisa marah pada Tamarin yang tak lain adalah istrinya sendiri.
Alex sangat mencintai Tamarin karena Tamarin adalah gadis yang sudah ia cintai sejak umur Tamarin 7 tahun dan dia 14 tahun.
Tapi sampai saat ini, Tamarin belum juga membuka hatinya untuk Alex yang nyata nyata sangat mencintainya.
"Kenapa sih kakak selalu ikut campur dengan urusan aku?" tanya Tamarin yang mulai berani menatap Alex.
"Karena aku suami kamu, kita sudah 1 tahun lebih menikah. Aku terima kalau kamu belum membuka hatimu untukku tapi aku tak terima jika kamu main ke bar. Aku gak suka Tamarin," ucap Alex dengan kerasnya. Bahkan Alex sampai memukul kemudi itu dengan tangannya.
"Kenapa kakak gak ceraikan aku, kak. Aku gak cinta sama kakak. Aku gak mau nikah sama kakak aku sendiri," ucap Tamarin dengan tangis yang sudah keluar dari matanya.
Jujur saja Tamarin tersiksa dengan pernikahan ini, Alex dan Tamarin menikah karena janji orang tua mereka sebelum meninggal. Tamarin dan Alex menikah sehari sebelum Ayah Tamarin berpulang ke Rahmatullah.
Dan kini Tamarin adalah tanggung jawab Alex sepenuhnya. Tapi Tamara belum menerima statusnya karena baginya Alex tetaplah kakaknya. Walau hanya kakak angkat saja.
"Aku hanya kakak angkat kamu, tidak ada hukumnya kakak angkat tak boleh menikahi adik angkatnya. Aku sudah mengucapkan ijab Kabul di depan ayah kamu dan juga Allah. Jangan seenaknya saja kamu meminta cerai dari aku karena itu tak akan pernah terjadi," jawabnya dengan tegas.
"Kita pulang dan jika kamu tak berkata dengan jujur, kamu akan tahu apa hukuman yang pantas untuk anak nakal seperti kamu," ucap Alex dengan dingin.
Laki-laki itu melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh hingga membuat Tamarin ketakutan dibuatnya.
"Kak udah jangan hiks ngebut, Tamarin takut hiks hiks," ucap Tamarin dengan tangis.
Tapi sepertinya Alex sudah seperti orang kesetanan membawa mobil itu hingga sampailah mereka di rumah besar itu hanya membutuhkan waktu 10 menit saja.
Dengan kencang Alex langsung membuka pintu mobil Tamarin dan menggendong tubuh istrinya masuk ke dalam rumah lebih tepatnya ke kamarnya. Karena sejak menikah Tamarin menginginkan pisah ranjang.
"Akan aku buat kamu menarik ucapan kamu meminta cerai, Tamarin. Sudah cukup aku bersabar dengan tingkah kamu selama ini. Jangan salahkan aku, karena ini yang kamu buat," ucap Alex tak menghiraukan air mata Tamarin yang sudah keluar dengan derasnya.
"Enggak aku gak mau!! Lepas kak," Tamarin meronta di dalam gendongan sang suami.
"DIAM!"
Akhirnya Tamarin hanya bisa menangis dalam gendongan itu. Tak bisa dipungkiri jika ia sedang takut saat ini, apalagi aura yang dikeluarkan oleh suaminya ini tak seperti biasanya.
Apa ia sudah cukup membuat Alex marah, selama ini walau Alex marah pada Tamarin tak pernah sampai seperti ini. Mungkin hanya menasehati saja.
Alex membuka dengan kasar pintu kamarnya dan menguncinya dari dalam kemudian ia melemparkan begitu saja tubuh ideal sang istri ke ranjang. Untung kasurnya empuk kalau enggak pasti sudah sangat sakit itu tadi.
Bruk
"Akhh kak."
"Kenapa? Ini kan yang kamu mau? Kamu membuat kesabaran kakak yang hampir habis ini hilang. Harus bagaimana lagi aku mengajari kamu agar menjadi istri yang baik hah?" tanya Alex dengan keras.
Mungkin iya selama ini selalu sabar dengan kelakuan Tamarin, selagi itu tidak kelewatan. Tapi dengan melihat Tamarin sedang berada di bar dan ia mencium aroma yang tidak asing saat Tamarin berbicara tadi.
"Sudah tidak izin kalau mau ke bar, minum minuman haram itu dengan enaknya. Aku tahu aku juga bukan laki laki yang baik tapi aku tak pernah masuk tempat haram itu," ucap Alex yang mulai frustasi dengan apa yang dilakukan Tamarin.
"Maaf, aku hanya bertemu temanku saja. Aku tak melakukan hal hal yang membuat kamu malu," ucap Tamarin masih dengan Isak tangisnya.
"Teman siapa, Ta. Tak mungkin kamu berteman dengan anak yang suka pergi ke bar dan menjual dirinya," ucap Alex yang sudah membuka pakaiannya.
"Namanya Lidia, dia yang aku temui tadi di bar."
"Ceritakan semuanya, dengan sejujur jujurnya. Jangan ada yang kamu tutup tutupi," ucap Alex dengan nada yang sangat lembut.
Akhirnya mau tak mau, Tamarin menceritakan semuanya pada Alex. Ia tak bisa jika harus dimarahi oleh Alex dan nanti akan dihukum begitu saja.
Alex yang mendapat istrinya diajak kerja sama dengan wanita licik yang sudah membuat sahabatnya hancur itu mulai terbawa emosi.
"Lidia Saraswati Indri, kamu tahu siapa dia?" tanya Alex yang kini mulai menatap nyalang sang istri.
Tamarin langsung saja menggeleng, tentu saja ia tak tahu siapa itu Lidia. Yang ia tahu Lidia adalah anak pindahan dari luar negeri.
"Lidia adalah wanita kejam yang sudah membuat Bang Ilham depresi. Kamu tahu kan siapa bang Ilham? Sepupu kamu sendiri yang ada di London, dia harus masuk rumah sakit jiwa karena wanita itu."
"Dan kamu masih mau membantunya?" tanya Alex dengan tatapan tak percaya.
"Jadi Lidia itu?" tanya Tamarin dengan tatapan tak percaya.
"Ya."
Alex menikmati wajah Tamarin yang sedang sedang menahan amarah itu. Alex tahu jika sang istri pasti tak percaya dengan kenyataan ini.
"Apa memang kamu mencintai laki laki yang bernama Gibran itu, Ta?" tanya Alex dengan nada kecutnya. Apa ia kalah dengan laki laki yang bernama Gibran itu?
"Aku memang menyukai laki laki itu, tapi dia sudah punya pacar. Aku bingung, aku tak tahu ini cinta apa obsesi aja," ucap Tamarin dengan jujur.
Kalau dibilang cinta ia tak tahu, tapi kalau dibilang suka, Tamarin suka dengan laki laki itu . Tampan, dan cool sangat tipenya.
"Kenapa kamu gak bisa mencintai aku dengan tulus, Ta? Apa kurangnya aku selama ini? Dan hari ini biarkan aku menyalurkan cintaku padamu, Ta."
Alex tak sanggup jika harus mengalah begitu saja, ia sudah bertahan selama ini dan juga ia sudah mempertahankan hatinya. Setidaknya jika ia harus mengalah ia sudah mengambil haknya sebagai suami Tamarin selama ini.
"Kakak mau apa?" tanya Tamarin yang kini malah takut dengan apa yang akan dilakukan oleh Alex.
Laki laki itu semakin dekat dengan Tamarin seraya melepas sabuk yang membuat sesak.
"Mengambil apa yang sudah menjadi hakku," jawabnya dengan mata yang mulai berg****h.
"Kak jangan, aku takut."
Tamarin semakin memundurkan dirinya karena takut dengan sang suami yang seperti macan yang ingin menerkamnya.
Alex menarik tangan Tamarin dengan sedikit kasar kemudian ia menarik baju yang dipakai Tamarin sebab kasar.
Srek
"Akhh kak hiks jangan."
"Setalah aku mengambil apa yang menjadi hak ku, kamu boleh mengejar laki laki yang bernama Gibran itu," ucap Alex yang hatinya sudah ditutupi dengan amarah saat mengetahui sang istri menyukai laki laki laki yang bukan suaminya.
Dan terjadilah apa yang memang seharusnya terjadi, Alex mengambil haknya dengan sedikit paksaan. Sedangkan Tamarin hanya mampu menangis dan memohon pada Alex. Tapi semuanya sia-sia saat Alex berhasil merobek selaput d**a milik Tamarin.
"Aku pasrah."
Kamar itu menjadi saksi bisu kebrutalan Alex dan juga tangisan Tamarin. Walau ia menolak tapi reaksi tubuhnya berkata lain.
*****
*****
*****
"Ahh."
Alex yang sudah sampai pada puncaknya itu langsung menatap ke arah Tamarin yang kini tak mau menatapnya.
Sepertinya ini akan menjadi PR bagi Alex, pasti Tamarin akan sangat marah padanya setelah ini.
"Lepas!!"
"Gak mau, enak ini masih anget. Emang kamu gak merasakan betapa enaknya benda pusaka aku ini?" tanya Alex dengan suara yang masih serak.
"Udah puas kamu hancurin aku?" tanya Tamarin dengan sedih.
"Hancurin apa maksud kamu ha? Aku tidak menganjurkan siapa pun. Aku bercinta juga dengan istriku sendiri," ucap Alex yang membuat Tamarin berdiam.
"Apa aku salah mengambil apa yang harusnya menjadi hak ku? Aku yang membiayai hidup kamu sejak kamu jadi istriku. Apa aku salah kalau aku meminta imbalan?" tanya Alex dengan suara yang nyaris bergetar. Apa iya salah?
"Kak.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments