Teman Lama

Happy reading

Meninggalkan Gibran di parkiran sendiri, laki laki yang bernama Vito itu dan Arum langsung berlalu menuju ruang kepala sekolah.

"Pacar lu ye?" tanya laki laki yang membonceng Arum tadi.

"Iya, tapi udah putus."

"Kok bisa putus?" tanya Vito dengan penasaran. Sahabatnya ini sejak SMP tidak pernah pacaran, pas SMA pacaran kok sekarang udah putus aja.

"Ya bisa lah. Lagi introspeksi diri dulu, sebenarnya dia nolak gue putusin. Jadi ya gitu deh," jawab Arum dengan jujur.

"Lu masih cinta ya sama dia?" tanya Vito seraya memasukan tangannya ke saku celana panjang itu.

"Banget."

Vito tak bertanya lebih banyak, kemudian sampailah mereka di sebuah ruangan lebih tepatnya ruangan kepala sekolah.

Arum mengantarkan Vito sampai sini saja, sedangkan Arum harus cepat cepat ke kantin dan memakan bekalnya.

"Kayaknya belum datang deh kepala sekolahnya, ini juga masih jam 7 kurang," ucap Vito yang sudah mengetuk pintu kayu itu tapi tak mendapat jawaban.

"Ya sudah ke kantin skuy, Yanti pasti udah ada disana. Sekalian lu bisa bikin dia kaget, jarang jarang kalian dekat," ucap Arum yang tak tahu hubungan Yanti dan Vito.

"Sebenarnya gue sama Yanti itu udah pacaran, Rum. Maaf baru kasih tahu, jadiannya juga baru kemarin," ucap Vito dengan tiba-tiba.

Tiba tiba pula Arum langsung menghentikan jalannya dan menatap Vito.

"WHAT LU UDAH GAK JOMBLO DONG!!!"

Suara Arum yang kerasnya melebihi toa masjid itu langsung membuat para siswa yang sedang duduk di depan kelas menatap mereka.

Vito yang menjadi bahan tatapan orang orang itu tak suka dan juga ia malu, kenapa juga ia punya sahabat yang modelannya kayak gini. Apes apes.

"Diem rum. Malu gue," ucap Vito menutup mulut Arum seraya menarik tangan sahabatnya itu menjauh dari keramaian.

Arum hanya bisa menggunakan kepalanya mengikuti arah kaki Vito berjalan. Setalah sampai di tempat sepi Vito baru melepaskan bekapannya.

Mereka berdua berjalan menuju kantin untuk sarapan, sengaja tadi Vito juga tak sarapan di rumah karena ingin cepat bertemu teman temannya.

Sampainya di kantin, mereka berdua langsung menghampiri Yanti yang duduk menikmati nasi gorengnya.

Vito yang melihat sang kekasih itu langsung berjalan mengendap kemudian memeluk leher Yanti dari belakang. Yanti yang sedang makan itu langsung menghentikan makannya kemudian ia memang tangan orang yang sedang memeluk lehernya itu.

Yanti memiting tangan laki laki itu dengan kekuatan penuh.

"Arghh Arghh sayang sakit, kamu tega banget buat cedera cowok kamu sendiri," ucap Vito yang membuat Yanti langsung mengenali laki laki itu kemudian.

"Astaga Vito, maaf maaf gue gak sengaja. Gue pikir cowok lain tadi," ucap Yanti mengelus tangan Vito yang ia piting tadi.

"Sakit yank," ucapnya dengan manja.

Dengan sigap Yanti langsung membawa Vito untuk duduk kemudian Yanti mulai mengelus lembut tangan Vito.

"Lu juga sih, kenapa pake acara kagetin gue segala. Mana gue lagi makan lagi, gue gak mau mati sia sia gara gara lu," ucap Yanti mengomel pada Vito.

Arum yang melihat interaksi keduanya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia jadi kangen akan kebersamaannya dengan Gibran. Dimana Gibran yang akan manja bersama dirinya.

"Kok lu kesini gak bilang, malah bareng sama Arum. Gue cemburu tahu," ucap Yanti blak blakan yang membuat Arum lagi lagi menggeleng.

Yanti yang biasanya anti dengan yang namanya laki laki kini bisa bucin seperti itu dengan Vito. Sahabat mereka saat SMP, padahal dulu Yanti dan Vito itu bagaikan kucing dan tikus tapi sekarang malah lengket kek lem paralon.

"Ulu ulu ulu, udah gak usah cemburu. Tadi gue ketemu Arum di jalan, masa iya gue biarin aja sahabat terbaik kamu ini jalan kaki ke sekolah. Dan tadi saat ke ruang kepala sekolah, beliau belum datang."

"Niatnya tadi mau bikin kejutan buat kamu. Tapi malah aku yang dapat hadiah pitingan dari kamu," ucap Vito menyandarkan kepalanya di bahu Yanti.

"Astaga Woy kalian gak anggap gue ya. Dari tadi mesra mesraan aja gak ingat gue ya lu pada hah?"

Arum kesal melihat kemesraan Yanti dan Vito, mungkin karena saat ini sudah tak ada laki laki yang di ajak bermesraan. Kan biasanya Yanti yang menjadi obat nyamuk Gibran dan Arum.

"Sirik aja jadi anak, ajak pacar lu buat mesra mesraan kayak kita," ucap Vito menatap Arum yang sedang duduk di depannya memakan bekalnya tadi.

Arum hanya diam seraya menikmati sarapannya yang tadi tak ia makan. Ia tak menghiraukan kedua orang yang sedang bermesraan. Jangan lupakan Yanti yang biasanya malu malu kini malah tebal muka dengan Vito.

****

Berbeda dengan Arum dan kedua sahabatnya yang sedang makan di kantin. Gibran yang baru sampai di kampus itu langsung berjalan menuju ruang kelasnya dengan muka dinginnya. Seakan semangat hidupnya yang tadi membara kini hanya tinggal seuprit tak lama juga akan mati. Semoga saja hidup lagi.

"Hai Gibran," ucap Lidia dengan senyum mengembang yang tak pernah ia tampakkan.

"Hmm."

Tak memperdulikannya Lidia yang sedang menyapanya, Gibran melewati wanita itu tanpa menyapa balik.

Lidia yang dilewati oleh Gibran itu merasa kesal, padahal ia sudah mengirimkan berbagai pesan pada Gibran tapi tak ada yang dibalas.

Tapi Lidia ingin berpikiran positif, mungkin Gibran sedang sedih karena Gibran dan Arum bertengkar setelah ia kirimi foto editannya tadi.

Pikiran Gibran kini berkecamuk memikirkan siapa laki laki yang bersama Arum tadi. Jujur saja ia sangat cemburu dengan kedekatan mereka.

"Arghh sial sial. Jadi begini yang dirasakan oleh Arum kemarin," gumamnya melemparkan tasnya di meja itu kemudian membenamkan wajahnya di tas berwarna hitam itu.

Lebih baik ia tidur daripada memikirkan hal yang membuat ia makin kesal dan juga takut jika Arum meninggalkannya.

Teman teman Gibran yang melihat Gibran itu juga tak ada yang berani menegur. Mereka tahu saat Gibran senang dan marah. Aura yang dikeluarkan oleh laki laki itu berbeda jika dalam keadaan kesal dan marah.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Ismi Sigadiess Virgo

Ismi Sigadiess Virgo

lqnjuttttt

2023-05-20

0

lihat semua
Episodes
1 Arum
2 Menunggu
3 Putus
4 Arum Sakit
5 Permohonan Maaf Gibran
6 Siuman
7 Pelukan Gibran
8 Sakit Bareng
9 Foto Editan
10 Introspeksi diri
11 Gibran Cemburu
12 Teman Lama
13 Rambut Baru
14 Terpesona
15 2 Pasangan
16 Mantan Tapi Sayang
17 Perkara Lontong
18 Lidia dan Tamarin
19 Hukuman Untuk Tamarin
20 Balikan
21 Kepergok
22 Puding
23 Parfum
24 Promosi say
25 Tamarin minta maaf
26 Membuat Malu
27 Obat Untuk Gibran
28 Ajakan Menikah
29 Kembar
30 Lidia Sakit
31 Apa Kurangnya Aku?
32 Keras kepala
33 Jangan Bolos Lagi
34 Udah Gak Usah Cemburu, Aku Cinta Kamu
35 Arum Kesal
36 Arum Kesal
37 Syok Berat
38 Kakak
39 Bumil Ngidam
40 Naufal dan Gibran
41 Peluk Cium
42 Murid Baru
43 Menjenguk Aldo
44 Hukuman Dari Gibran
45 Astaghfirullah
46 Keputusan Bersama
47 Membujuk Arum
48 Niat Baik Lidia
49 Kebebasan Setelah Menikah
50 Paket
51 Dari Lidia
52 Memulai Hidup Baru
53 Papa Sakit
54 Siuman
55 Pagi mereka
56 MTS 57
57 MTS 56
58 Persiapan Ujian
59 Sebuah Pelukan
60 Naik Bus
61 Khawatirnya Istri
62 Kafe
63 Teman Lama?
64 Hanya Ini
65 Spesial YaVi
66 Ajakan Healing Bumil
67 Deal Kita Healing
68 Izin Papa Sandi
69 Kehamilan Mama Tiya
70 Ngaret
71 Sampai Bali
72 Vila
73 Bulan Madu Versi Pacaran
74 Tentang Nikah
75 Sunset dan Omlet
76 Akhirnya Tidur
77 Mereka Aneh
78 Aur Terjun Impian
79 Dua Ulat Bulu
80 Kebetulan atau Direncanakan
81 Claudia Lagi
82 Menenangkan
83 Roro Jonggrang versi Nyata
84 Curhat atau gosip
85 Malam Terakhir
86 Dasar anak muda
87 Membeli Oleh Oleh
88 Pulang
89 Sampai Jakarta
90 yukk
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Arum
2
Menunggu
3
Putus
4
Arum Sakit
5
Permohonan Maaf Gibran
6
Siuman
7
Pelukan Gibran
8
Sakit Bareng
9
Foto Editan
10
Introspeksi diri
11
Gibran Cemburu
12
Teman Lama
13
Rambut Baru
14
Terpesona
15
2 Pasangan
16
Mantan Tapi Sayang
17
Perkara Lontong
18
Lidia dan Tamarin
19
Hukuman Untuk Tamarin
20
Balikan
21
Kepergok
22
Puding
23
Parfum
24
Promosi say
25
Tamarin minta maaf
26
Membuat Malu
27
Obat Untuk Gibran
28
Ajakan Menikah
29
Kembar
30
Lidia Sakit
31
Apa Kurangnya Aku?
32
Keras kepala
33
Jangan Bolos Lagi
34
Udah Gak Usah Cemburu, Aku Cinta Kamu
35
Arum Kesal
36
Arum Kesal
37
Syok Berat
38
Kakak
39
Bumil Ngidam
40
Naufal dan Gibran
41
Peluk Cium
42
Murid Baru
43
Menjenguk Aldo
44
Hukuman Dari Gibran
45
Astaghfirullah
46
Keputusan Bersama
47
Membujuk Arum
48
Niat Baik Lidia
49
Kebebasan Setelah Menikah
50
Paket
51
Dari Lidia
52
Memulai Hidup Baru
53
Papa Sakit
54
Siuman
55
Pagi mereka
56
MTS 57
57
MTS 56
58
Persiapan Ujian
59
Sebuah Pelukan
60
Naik Bus
61
Khawatirnya Istri
62
Kafe
63
Teman Lama?
64
Hanya Ini
65
Spesial YaVi
66
Ajakan Healing Bumil
67
Deal Kita Healing
68
Izin Papa Sandi
69
Kehamilan Mama Tiya
70
Ngaret
71
Sampai Bali
72
Vila
73
Bulan Madu Versi Pacaran
74
Tentang Nikah
75
Sunset dan Omlet
76
Akhirnya Tidur
77
Mereka Aneh
78
Aur Terjun Impian
79
Dua Ulat Bulu
80
Kebetulan atau Direncanakan
81
Claudia Lagi
82
Menenangkan
83
Roro Jonggrang versi Nyata
84
Curhat atau gosip
85
Malam Terakhir
86
Dasar anak muda
87
Membeli Oleh Oleh
88
Pulang
89
Sampai Jakarta
90
yukk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!