2 Pasangan

Happy reading

Puk

"Eh."

"Terpesona ya?" tanya Gibran dengan percaya dirinya.

"Biasa aja, tumben ganti warna?" tanya Arum melupakan jika dirinya belum mau berdekatan dengan Gibran.

"Buat kamu sayang, aku mau jadi laki baik baik dengan mengubah lagi rambutku menjadi hitam, emm sebenarnya bukan hitam lebih ke biru tua. Cuma kalau di tempat teduh hitam jadinya," jawab Gibran yang tahu jika mewarnai rambut jadi hitam itu tidak diperbolehkan.

"Jadi kamu gak ikhlas warnai rambut hah?" tanya Arum yang sudah merubah logatnya jadi ketus.

Arum ingin Gibran itu sadar jika mewarnai rambut itu juga ada efeknya, dan juga jika ingin ganti hitam itu harus ikhlas dari hati. Bukan cuma gara gara dirinya.

"Ikhlas kok sayang, udah ya jangan ngambek lagi. Ayo ke kantin, aku udah laper banget. Kangen juga sama Baksonya mang Diman," ajak Gibran yang tak mau Arum kembali marah padanya dan membahas rambutnya yang sudah bagus ini.

Mereka pun akhirnya berjalan beriringan menuju kantin, melewati para siswi yang ada disana menatap mereka dengan iri.

Gibran dan Arum di depan sedangkan Vito dan Yanti di belakang mereka dengan tangan yang saling bergandengan. Tidak ada yang bisa menegur mereka karena Arum dan Yanti adalah kesayangan para guru dan juga kepala sekolah ada paman Arum dari pihak ayah.

"Gimana penampilan aku saat ini? Makin ganteng atau gimana?" tanya Gibran dengan percaya diri.

Bagaimana tidak sejak dari kampus, salon, sampai sekolah Arum ia selalu jadi buah bibir karena ketampanannya. Apalagi rambutnya kini sudah ganti.

"Biasa aja."

Krekk

Pertahanan senyum Gibran runtuh juga, jangan lupakan hatinya juga sedikit retak saat pacarnya sendiri mengatakan penampilannya ini biasa aja.

"Sayang," rengek Gibran yang membuat Arum menahan senyumnya.

"Hmmm."

"Aku ganteng kan?" tanyanya dengan manja.

Kini berubah Vito dan Yanti yang mual mendengar ucapan manja dari Gibran. Secara Gibran itu tinggi, putih, ganteng tak cocok jika harus manja seperti itu.

"Ya."

Senyum Gibran kini kembali muncul kemudian dengan gerakan cepat Gibran mengecup pipi Arum. Hingga membuat gadis itu malu, biasanya Gibran mengecupnya atau menciumnya di rumah tapi kenapa ini malah di tempat umum sih. Banyak yang melihat ke arah mereka kan Arum jadi malu.

"Gibran ih malu," ucap Arum dengan wajah merahnya.

"Santai aja kali Rum. Gue sama Yanti juga udah mulai biasa kalau di luar," ucap Vito yang mendapat hadiah cubitan maut dari Yanti.

"Sembarangan, gue gak kayak gitu ya," ucap Yanti tak terima.

Yanti dan Arum berlalu mendahului para laki laki, jika terus bersama mereka bisa bisa mereka habis menjadi cacian siswa siswa disana.

"Lu yang tadi pagi kan?" tanya Gibran dengan raut wajah yang sudah tak seceria tadi.

Vito yang mendengar itu langsung menatap Gibran, ternyata benar. Laki laki yang notabene adalah pacar Arum itu berbeda dari cowok cowok yang mendekati Arum.

"Hmm."

"Gue minta jangan pernah lagi dekati Arum, karena dia cewek gue," titah Gibran dengan wajah dinginnya tapi Vito tak terkejut lagi dengan aura yang dikeluarkan oleh Gibran.

"Santai aja kali. Gue, Arum sama Yanti itu udah sahabatan dari SMP. Dan Yanti itu pacar gue, sedangkan Arum gue udah anggap dia sebagai adik gue sendiri. Dia anak yang baik, tak sepantasnya lu sakiti dia sampai masuk rumah sakit," ucap Vito dengan santainya.

Gibran terdiam sebentar kemudian kembali menatap laki laki yang katanya sahabat Arum itu.

"Gue gak bisa jauhi Arum gitu aja, karena gue kesini juga buat jagain pacar dan sahabat gue," tambah Vito yang membuat Gibran sedikit tak nyaman. Kenapa menjaga?

"Gue minta maaf, tapi gue janji gak akan ulangi kesalahan gue untuk kedua kalinya," ucap Gibran yang masih mempertahankan wajah datarnya seraya menatap tajam Vito.

"Gue bisa pegang janji lu, karena lu sama Arum juga udah jalan 2 tahun ini. Bukan waktu yang sebentar untuk kalian saling mengenal. Gue cuma mau yang terbaik buat sahabat gue," ucapnya menepuk pundak Gibran seraya berlalu menuju kantin.

Gibran hanya mengangguk dalam diamnya kemudian berjalan menuju kantin. Rasa lapar karena sejak pagi belum makan itu membuat Gibran ingin segera sampai di kantin.

Sesampainya di kantin, Gibran dan Vito mencari keberadaan Arum dan Yanti. Ternyata dua gadis itu berada di pojokan dengan makanan di depan mereka.

Ternyata Arum dan Yanti sudah memesan juga untuk pacar mereka. Hingga saat Vito dan Gibran ada belum sampai kantin, makanan sudah ada di atas meja.

"Sayang bakso aku kayak biasanya kan?" tanya Gibran dan dianggukkan oleh Arum. Gadis itu menuangkan sambal di mangkuk baksonya.

"Iya."

Mungkin sudah menjadi kebiasaan, Arum menuangkan sambal, saos dan kecap ke dalam mangkuk bakso Gibran tanpa sadar. Hingga membuat Gibran tersenyum, kebiasaan kecil yang tak akan hilang begitu saja dari Arum.

Mereka menikmati makanan itu dengan tenang, sesekali Yanti dan Vito saling suap suapan. Mie ayam dan bakso yang di pesan mereka.

"Yank, mau juga disuapin."

"Manja banget sih, tangan kamu kan gak kenapa napa," walaupun ngomel tapi Arum tetap mengambil garpu yang ada di mangkuk itu dan menjadikan bakso itu kecil kecil. Kemudian Arum menyuapkan bakso itu pada Gibran.

"Makasih sayang, jadi gak iri kalau gini."

Para siswa dan siswi yang melihat tingkah dua pasangan itu sedang bermesraan. Banyak yang iri akan hal itu. Tapi juga banyak yang tak suka, contohnya Aldo. Laki laki yang menyukai Arum itu tampak mengepalkan tangannya di bawah meja.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Sri Wahyuni

Sri Wahyuni

wah kayaknya Arum bisa memaafkan Gibran 😘😘😘
awas aja gibran kalo sampai kamu menyakiti arum sekali lagi , pasti tiada maaf bagimu 😡😡😡

2023-06-04

2

lihat semua
Episodes
1 Arum
2 Menunggu
3 Putus
4 Arum Sakit
5 Permohonan Maaf Gibran
6 Siuman
7 Pelukan Gibran
8 Sakit Bareng
9 Foto Editan
10 Introspeksi diri
11 Gibran Cemburu
12 Teman Lama
13 Rambut Baru
14 Terpesona
15 2 Pasangan
16 Mantan Tapi Sayang
17 Perkara Lontong
18 Lidia dan Tamarin
19 Hukuman Untuk Tamarin
20 Balikan
21 Kepergok
22 Puding
23 Parfum
24 Promosi say
25 Tamarin minta maaf
26 Membuat Malu
27 Obat Untuk Gibran
28 Ajakan Menikah
29 Kembar
30 Lidia Sakit
31 Apa Kurangnya Aku?
32 Keras kepala
33 Jangan Bolos Lagi
34 Udah Gak Usah Cemburu, Aku Cinta Kamu
35 Arum Kesal
36 Arum Kesal
37 Syok Berat
38 Kakak
39 Bumil Ngidam
40 Naufal dan Gibran
41 Peluk Cium
42 Murid Baru
43 Menjenguk Aldo
44 Hukuman Dari Gibran
45 Astaghfirullah
46 Keputusan Bersama
47 Membujuk Arum
48 Niat Baik Lidia
49 Kebebasan Setelah Menikah
50 Paket
51 Dari Lidia
52 Memulai Hidup Baru
53 Papa Sakit
54 Siuman
55 Pagi mereka
56 MTS 57
57 MTS 56
58 Persiapan Ujian
59 Sebuah Pelukan
60 Naik Bus
61 Khawatirnya Istri
62 Kafe
63 Teman Lama?
64 Hanya Ini
65 Spesial YaVi
66 Ajakan Healing Bumil
67 Deal Kita Healing
68 Izin Papa Sandi
69 Kehamilan Mama Tiya
70 Ngaret
71 Sampai Bali
72 Vila
73 Bulan Madu Versi Pacaran
74 Tentang Nikah
75 Sunset dan Omlet
76 Akhirnya Tidur
77 Mereka Aneh
78 Aur Terjun Impian
79 Dua Ulat Bulu
80 Kebetulan atau Direncanakan
81 Claudia Lagi
82 Menenangkan
83 Roro Jonggrang versi Nyata
84 Curhat atau gosip
85 Malam Terakhir
86 Dasar anak muda
87 Membeli Oleh Oleh
88 Pulang
89 Sampai Jakarta
90 yukk
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Arum
2
Menunggu
3
Putus
4
Arum Sakit
5
Permohonan Maaf Gibran
6
Siuman
7
Pelukan Gibran
8
Sakit Bareng
9
Foto Editan
10
Introspeksi diri
11
Gibran Cemburu
12
Teman Lama
13
Rambut Baru
14
Terpesona
15
2 Pasangan
16
Mantan Tapi Sayang
17
Perkara Lontong
18
Lidia dan Tamarin
19
Hukuman Untuk Tamarin
20
Balikan
21
Kepergok
22
Puding
23
Parfum
24
Promosi say
25
Tamarin minta maaf
26
Membuat Malu
27
Obat Untuk Gibran
28
Ajakan Menikah
29
Kembar
30
Lidia Sakit
31
Apa Kurangnya Aku?
32
Keras kepala
33
Jangan Bolos Lagi
34
Udah Gak Usah Cemburu, Aku Cinta Kamu
35
Arum Kesal
36
Arum Kesal
37
Syok Berat
38
Kakak
39
Bumil Ngidam
40
Naufal dan Gibran
41
Peluk Cium
42
Murid Baru
43
Menjenguk Aldo
44
Hukuman Dari Gibran
45
Astaghfirullah
46
Keputusan Bersama
47
Membujuk Arum
48
Niat Baik Lidia
49
Kebebasan Setelah Menikah
50
Paket
51
Dari Lidia
52
Memulai Hidup Baru
53
Papa Sakit
54
Siuman
55
Pagi mereka
56
MTS 57
57
MTS 56
58
Persiapan Ujian
59
Sebuah Pelukan
60
Naik Bus
61
Khawatirnya Istri
62
Kafe
63
Teman Lama?
64
Hanya Ini
65
Spesial YaVi
66
Ajakan Healing Bumil
67
Deal Kita Healing
68
Izin Papa Sandi
69
Kehamilan Mama Tiya
70
Ngaret
71
Sampai Bali
72
Vila
73
Bulan Madu Versi Pacaran
74
Tentang Nikah
75
Sunset dan Omlet
76
Akhirnya Tidur
77
Mereka Aneh
78
Aur Terjun Impian
79
Dua Ulat Bulu
80
Kebetulan atau Direncanakan
81
Claudia Lagi
82
Menenangkan
83
Roro Jonggrang versi Nyata
84
Curhat atau gosip
85
Malam Terakhir
86
Dasar anak muda
87
Membeli Oleh Oleh
88
Pulang
89
Sampai Jakarta
90
yukk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!