Arum Sakit

Happy reading

Arum pingsan tepat di samping Gibran, Gibran yang terkejut itu langsung mengangkat tubuh Arum tanpa melihat orang orang yang menatapnya dan berjalan cepat menuju mobilnya yang terparkir di parkiran cafe.

Tanpa disadari Lidia tersenyum melihat dan mendengar semua yang diucapkan oleh Arum dan Sinta.

"Jalanku makin mudah jika seperti ini," gumamnya seraya meminum jus jambu yang ada di depannya.

Rasa khawatir kini mulai menyelimuti Gibran, wajah pucat Arum membuat dunia Gibran seakan berhenti berputar.

Ingatannya kembali pada beberapa bulan yang lalu. Di mana Arum menyelamatkan anak laki-laki yang akan tertabrak mobil. Hingga membuat badan Arum terpental beberapa meter dari tempat kejadian. Hal itu membuat Arum gagar otak ringan hingga sempat dinyatakan kritis oleh dokter. Untung sekarang Arum bisa sembuh.

"Sayang jangan buat aku khawatir lagi, aku takut kamu kenapa napa," ucap Gibran setahun berada di mobil, laki laki itu menatap kekasihnya yang sedang pingsan dengan kondisi basah itu.

"Untung aku bawa sweter tadi," gumamnya mengambil sweeternya dan dengan perlahan melepaskan seragam sekolah Arum.

"Maaf sayang, aku gak mau kamu masuk angin," ucap Gibran membuka satu persatu kancing seragam itu.

Gibran melepaskan seragam yang bahasa itu dan melemparnya ke belakang kemudian laki-laki itu memakaikan sweater berwarna hitam ke badan Arum. Bahkan Gibran membiarkan seluruh tubuhnya basah karena air hujan tadi.

"Tahan sebentar ya sayang. Kita ke rumah sakit ," ucap Gibran masih sempat sempatnya mengecup kening Arum yang sedang pingsan.

Sepertinya Gibran lupa akan ucapan Arum tadi, jika mereka sudah putus. Alias end, tidak ada hubungan apa apa lagi. Walaupun itu dari pihak Arum, Gibran bahkan belum menjelaskan tentang kesalah pahaman ini.

Dalam perjalannya sesekali Gibran mengumpati Lidia dan dirinya sendiri. Gara gara Lidia yang menahannya terus terusan di kafe ia jadi melupakan janjinya untuk menjemput Arum.

Mobil itu melaju dengan sangat cepat bahkan lampu yang sudah merah itu langsung diterjang oleh Gibran. Laki laki itu tak peduli dengan resiko di tangkap polisi tapi ia takut dengan keadaan Arum saat ini.

Tak sampai 25 menit akhirnya mobil yang dikendarai Gibran sampai di rumah sakit. Gibran menggendong tubuh sang kekasih yang tak seberapa berat itu ke dalam rumah sakit.

"Dokter, suster tolong pacar saya," teriak Gibran yang langsung mendapat brangkar.

Dengan sangat pelan Gibran meletakkan Arum di brangkar itu. Ia tak mau Arum sampai kenapa napa jika ia meletakkan gadis ta dengan kasar.

"Mohon maaf, mas silahkan tunggu di luar. Biar dokter yang menanganinya," ucap suster ya g mencegah Gibran untuk masuk.

Dengan terpaksa akhirnya Gibran menurut, kemudian laki laki itu duduk di kursi tunggu dengan perasaan cemas. Berkali kali ia menyalahkan dirinya atas sakit yang diterima oleh Arum.

"Bodoh Lo bodoh!!! Bisa bisanya lu biarin pacar lu nunggu sendiri di post satpam sekolahnya saat hujan. Kalau sampai terjadi apa apa sama Arum gue bakal benci gue yang sekarang," umpat Gibran pada dirinya sendiri.

Ia terlalu lemah menjadi pria, kenapa ia tak menolak tegas ajakan Lidia tadi. Andaikan tadi ia tak mengiyakan ajakan Lidia semua ini tak ada terjadi.

Apalagi Gibran tahu watak sang kekasih yang tak akan mudah memaafkan orang yang sudah menyakiti hatinya. Memang bodoh si Gibran ini, ingin Tua bejek bejek rasanya.

"Argghhh sial!!"

Gibran bangkit dan meninju dinding rumah sakit itu hingga membuat dindinya luka eh salah dindingnya oke oke aja tapi punggung tangan Gibran yang luka.

Brak!

Brak!

Brak!

Kondisi Gibran kini sangat kacau apalagi bajunya yang belum kering ditambah tangan yang kini luka seperti itu.

Orang yang melihat betapa frustasinya Gibran hanya bisa melihat. Mereka takut jika mendekat nanti malah kena amukan laki laki itu.

Ceklek

"Bagaimana keadaan pacar saya dok?" tanya Gibran pada dokter yang baru saja keluar dari ruangan itu.

"Keadaan cukup memburuk, lambungnya kosong mungkin belum terisi makanan ditambah suhu tubuhnya yang sangat tinggi. Apa sebelumnya Mbaknya memiliki riwayat sakit maag?" tanya sang dokter.

"Iya dok, pacar saya punya riwayat sakit maag."

"Itu salah satu penyebab mbak tadi tumbang, kondisinya tidak baik baik saja. Setalah mbak nya sadar nanti langsung diberi makan agar perutnya tidak kosong. Dan jangan menambah pikirannya, dia masih sakit," ucap sang dokter dan dianggukkan oleh Gibran.

Lagi dan lagi rasa bersalah itu muncul membuat Gibran merasa tak pantas menjadi seorang pacar. Berulang kali Gibran menyalahkan dirinya sendiri, bahkan tak segan segan untuk melukai dirinya.

Sepeninggalan dokter tadi, Gibran berdiri termenung menatap ke arah Arum yang sedang terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit itu, Arum sudah dipindah ke ruang rawat.

Dengan langkah pelan Gibran berjalan menuju kursi yang ada disana. Tangan Gibran bergetar kemudian ia menggenggam tangan Arum yang sangat dingin.

"Hiks maafin aku, aku salah. Tolong bangun sayang, kamu berhak hukum aku tapi jangan putus," ucap Gibran dengan tangis. Runtuh sudah pertahanannya untuk tidak menangis di luar tadi.

Arum adalah kekuatan sekaligus kelemahan Gibran selama ini. Arum bisa menjadi obat sekaligus racun untuk Gibran.

Drrtttt

Ponsel pintarnya berbunyi tertera nomor mamanya yang ada disana.

"Halo sayang kamu dimana? Arum ada sama kamu gak nak? Tadi mamanya telepon Mama tanyain dia kenapa belum pulang. Biasanya kan kamu yang antar dia pulang, kok tadi gak ada sampai jam segini?" tanya Mama Anin pada sang putra.

"Halo mah."

"Loh suara kamu kenapa kok gitu?"

"Arum masuk rumah sakit, Ma. Gibran gagal jaga Arum, maagnya kambuh dan juga demam karena kedinginan," ucap Gibran dengan Isak yang tertahan.

"Ya Tuhan Gibran, kalian sekarang ada di rumah sakit mana biar mama susulin," tanya Mama Anin pada Gibran.

"Rumah Sakit Indah Permata, Ma. Tolong bawakan baju ganti juga untuk Gibran ya ma."

Tanpa menunggu balasan Gibran langsung menutup ponselnya dan meletakkannya di nakas begitu saja. Tangannya kembali mengelus punggung tangan Arum kemudian mengecupnya.

"Sayang bangun ya."

Bersambung

Terpopuler

Comments

Panggil saja Tya

Panggil saja Tya

emang gibrannya aja yang bego

2023-05-28

0

Eka elisa

Eka elisa

mknya gibran lok gi mau arum slh fhm jgn trlalu dkt dgn cewek lain...

2023-05-28

2

lihat semua
Episodes
1 Arum
2 Menunggu
3 Putus
4 Arum Sakit
5 Permohonan Maaf Gibran
6 Siuman
7 Pelukan Gibran
8 Sakit Bareng
9 Foto Editan
10 Introspeksi diri
11 Gibran Cemburu
12 Teman Lama
13 Rambut Baru
14 Terpesona
15 2 Pasangan
16 Mantan Tapi Sayang
17 Perkara Lontong
18 Lidia dan Tamarin
19 Hukuman Untuk Tamarin
20 Balikan
21 Kepergok
22 Puding
23 Parfum
24 Promosi say
25 Tamarin minta maaf
26 Membuat Malu
27 Obat Untuk Gibran
28 Ajakan Menikah
29 Kembar
30 Lidia Sakit
31 Apa Kurangnya Aku?
32 Keras kepala
33 Jangan Bolos Lagi
34 Udah Gak Usah Cemburu, Aku Cinta Kamu
35 Arum Kesal
36 Arum Kesal
37 Syok Berat
38 Kakak
39 Bumil Ngidam
40 Naufal dan Gibran
41 Peluk Cium
42 Murid Baru
43 Menjenguk Aldo
44 Hukuman Dari Gibran
45 Astaghfirullah
46 Keputusan Bersama
47 Membujuk Arum
48 Niat Baik Lidia
49 Kebebasan Setelah Menikah
50 Paket
51 Dari Lidia
52 Memulai Hidup Baru
53 Papa Sakit
54 Siuman
55 Pagi mereka
56 MTS 57
57 MTS 56
58 Persiapan Ujian
59 Sebuah Pelukan
60 Naik Bus
61 Khawatirnya Istri
62 Kafe
63 Teman Lama?
64 Hanya Ini
65 Spesial YaVi
66 Ajakan Healing Bumil
67 Deal Kita Healing
68 Izin Papa Sandi
69 Kehamilan Mama Tiya
70 Ngaret
71 Sampai Bali
72 Vila
73 Bulan Madu Versi Pacaran
74 Tentang Nikah
75 Sunset dan Omlet
76 Akhirnya Tidur
77 Mereka Aneh
78 Aur Terjun Impian
79 Dua Ulat Bulu
80 Kebetulan atau Direncanakan
81 Claudia Lagi
82 Menenangkan
83 Roro Jonggrang versi Nyata
84 Curhat atau gosip
85 Malam Terakhir
86 Dasar anak muda
87 Membeli Oleh Oleh
88 Pulang
89 Sampai Jakarta
90 yukk
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Arum
2
Menunggu
3
Putus
4
Arum Sakit
5
Permohonan Maaf Gibran
6
Siuman
7
Pelukan Gibran
8
Sakit Bareng
9
Foto Editan
10
Introspeksi diri
11
Gibran Cemburu
12
Teman Lama
13
Rambut Baru
14
Terpesona
15
2 Pasangan
16
Mantan Tapi Sayang
17
Perkara Lontong
18
Lidia dan Tamarin
19
Hukuman Untuk Tamarin
20
Balikan
21
Kepergok
22
Puding
23
Parfum
24
Promosi say
25
Tamarin minta maaf
26
Membuat Malu
27
Obat Untuk Gibran
28
Ajakan Menikah
29
Kembar
30
Lidia Sakit
31
Apa Kurangnya Aku?
32
Keras kepala
33
Jangan Bolos Lagi
34
Udah Gak Usah Cemburu, Aku Cinta Kamu
35
Arum Kesal
36
Arum Kesal
37
Syok Berat
38
Kakak
39
Bumil Ngidam
40
Naufal dan Gibran
41
Peluk Cium
42
Murid Baru
43
Menjenguk Aldo
44
Hukuman Dari Gibran
45
Astaghfirullah
46
Keputusan Bersama
47
Membujuk Arum
48
Niat Baik Lidia
49
Kebebasan Setelah Menikah
50
Paket
51
Dari Lidia
52
Memulai Hidup Baru
53
Papa Sakit
54
Siuman
55
Pagi mereka
56
MTS 57
57
MTS 56
58
Persiapan Ujian
59
Sebuah Pelukan
60
Naik Bus
61
Khawatirnya Istri
62
Kafe
63
Teman Lama?
64
Hanya Ini
65
Spesial YaVi
66
Ajakan Healing Bumil
67
Deal Kita Healing
68
Izin Papa Sandi
69
Kehamilan Mama Tiya
70
Ngaret
71
Sampai Bali
72
Vila
73
Bulan Madu Versi Pacaran
74
Tentang Nikah
75
Sunset dan Omlet
76
Akhirnya Tidur
77
Mereka Aneh
78
Aur Terjun Impian
79
Dua Ulat Bulu
80
Kebetulan atau Direncanakan
81
Claudia Lagi
82
Menenangkan
83
Roro Jonggrang versi Nyata
84
Curhat atau gosip
85
Malam Terakhir
86
Dasar anak muda
87
Membeli Oleh Oleh
88
Pulang
89
Sampai Jakarta
90
yukk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!