Akibat Melet Istri
"Pyaaarr....!
Sebuah gelas sengaja dijatuhkan ke lantai dengan sangat keras.
Wajah merah padam dan juga kepalan tangan yang sangat kuat jelas terlihat oleh Devia.
Tidak berani menatap Devia memilih menundukkan kepalanya, tubuhnya bergetar dan Wajahnya berubah pias, dia sangat ketakutan dengan Amarah Papanya yang belum pernah Devia alami.
Papanya yang begitu lembut dan memanjakan dirinya kini sedang murka dan marah padanya.
"Kau benar-benar memalukan Via, apa kau sadar siapa dirimu dan siapa pemuda itu?
" Maaf, Pa. Via Khilaf, "
"Maaf kau bilang, mau ditaruh dimana muka Papa ini hah, kau benar-benar memalukan, kamu mang pantas untuk dihukum, "
Dengan cepat Papa Devia langsung melepaskan ikat pinggang nya dan berniat untuk memukul kan pada Devia yang sudah ketakutan.
Ketika sabuk itu sudah terangkat keatas sebuah tangan menahannya.
"Pa, kau mau memukul Putri mu, apa kau tega, "
"Kenapa tidak anak seperti itu harus diberi pelajaran agar dia tidak kurang ajar lagi, "
"Tapi, Pa. dia itu Putri mu putri kita Aku tidak akan biarkan Papa memukul nya karena bagaimana pun juga Via anak kita. "
"Jauhkan tanganmu Ma, kau jangan coba coba menghalangi Aku, biar Aku tunjukkan kepadanya agar dia tidak berani melakukan kesalahan lagi, "
"Tidak, kalau Papa mau memukul Via pukul juga Mama, karena Mama yang tidak becus dalam mendidik dan menjaga Via, sehingga Via berlaku yang memalukan keluarga. "
"Ma, minggir Aku bilang, "
"Tidak, kalau Papa mau memukul Via pukul Mama lebih dulu karena Mamalah yang bersalah karena Mama orang tua yang bodoh yang tidak bisa mendidik anak! " geram Mama Devia yang tidak Terima jika Putrinya akan di cambuk dengan menggunakan sabuk.
Sementara Devia menangis tergugu sambil menundukkan kepala tubuhnya limbung hingga jatuh bersimpuh di lantai.
"Papa bilang Minggir Ma..!
" Tidak..!
"Pa, Ma maafkan Via Sungguh Via tidak tau jika semua akan jadi begini, Via juga tidak tau mengapa semua terjadi pada Via tolong Mama dan Papa maafkan Via.
" Araaaagh...!
Karena kesal sang Istri tidak juga kunjung pergi dan membiarkan dirinya menghukum putrinya akhirnya Papa Devia melemparkan sabuknya ke lantai.
"Sekarang kita mau bagaimana hah Via sudah mencoreng nama baik keluarga dan Via tidak pantas menjadi bagian keluarga ini, "
"Tenang Pa kita bicarakan baik-baik dan kita tanya baik-baik ViaVia, Mama tau Via sangat mencoreng Nama keluarga kita tapi setidaknya kita akan menemukan solusi untuk hal ini Pa. "
"Baik, sekarang katakan solusi apa yang baik untuk kita setelah apa yang Via lakukan pada keluarga kita, " geram Papa Devia dengan nada penuh penekanan sungguh dirinya sangat kesal dan Marah dengan sikap Devia yang sudah melampoi batas.
Dengan perlahan lahan Sang Mama berjalan mendekati Devia yang masih menangis dengan sesenggukan di atas lantai yang dingin.
"Via, Mama sangat kecewa dengan mu Nak, Mama tidak menyangka jika kau sangat tega mencoreng muka keluarga, sekarang kamu harus menerima semua akibat dari perbuatan dirimu, "
"Hizk... hizk.. Ma, Via minta maaf Via tidak tau mengapa bisa terjadi begini, sungguh Ma Via tidak tau, "
"Bukan itu yang kini menjadi masalah untuk semuanya menyesal itu sudah tidak berguna Mama sangat kecewa dengan mu dan dengan berat hati kamu harus menerima segala keputusan kami. "
"Ma, Via minta Maaf, "
Mama Devia mengangkat tangannya dengan tinggi tinggi memberikan tanda agar Devia tidak lagi banyak bicara dan meminta Devia untuk diam.
"Kau duduk disana, "
Devia yang mendengar seruan sang Mama dan tidak mengerti apa maksud dari Mamanya hanya diam terpaku di tempat.
Melihat Devia sang Putri masih saja diam dan tidak beranjak dari tempat duduknya, Mama Devia menatap tajam pada Putri nya.
"Apa kau tidak mendengar perintahku Via? " seru sang Mama dengan keras, sementara Papa Devia hanya bisa menarik napas panjang kemudian menghembuskan nya dengan perlahan, mencoba untuk bersikap tenang dan bersabar menahan amarah hatinya yang membuncah karena ulah dari Putri semata Wayang nya.
Mendengar brantakan dan seruan Mamanya untuk yang kedua kali Devia segera bangkit dari duduknya dan mulai berjalan mendekati kursi yang ada di pojok ruangan.
"Bagus kamu itu memang sudah memiliki dasar menjadi anak yang bandel ya, masa Mama sampai harus berteriak ketika bicara dengan mu, "
"Maaf, Ma, "
"Maaf, Maaf bisamu hanya Maaf saja, sekarang katakan dengan jelas Siapa laki-laki yang berasamu itu, "bentak sang Mama dengan nada penuh penekanan.
"Di-dia Usman Ma, "
"Siapa itu Usman? "
"Araaaagh, pertanyaan kamu kelamaan Ma, biar Aku yang bicara. "
Papa Devia segera berjalan mendekati Putri nya kemudian menatap tajam padanya.
"Tidur dengan laki-laki kampungan itu kan?
Devia yang ditanya langsung pada pokok akarnya menundukkan kepala diam seribu bahasa,
" Kenapa Diam jawab...! bentak sang Papa dengan suara yang menggelegar, sungguh hati dan jantung Devia seolah hendak lepas mendengar bentakan Papanya yang baru pertama kali ini Devia alami.
Seumur umur Papanya sangat lembut dan santun tidak pernah sekalipun berkata kasar tapi kali ini sungguh Devia seolah tidak mengenali Papanya lagi, sang Papa sungguh berbeda dan sangat kasar kepadanya, mungkin semua karena kesalahan yang telah Devia lakukan tanpa sengaja.
Devia benar-benar tidak sengaja bahkan dia tidak tau jika tiba-tiba dirinya sudah berada di dalam satu ruangan dan satu Ranjang dengan seorang pemuda yang selama ini bekerja menjadi sopir pengantar sebuah barang.
"Iya, Pa, "
Devia menjawab dengan wajah menunduk dirinya benar-benar bingung dan tidak tahu harus bicara apa karena setujunya dia sendiri tidak mengerti mengapa tiba-tiba dia bisa berada di dalam satu ruangan dengan seorang laki-laki yang tidak begitu dikenalnya.
"Ma.. pangil Parjo kesini cepat. "
"Baik, Pa, "
Mama Devia segera bangkit dari duduknya kemudian berjalan ke belakang untuk memanggil Nang Parjo yang yang bertugas menjadi tukang kebun dirumah itu.
Tidak lama kemudian Mama Devia muncul bersama dengan seorang lelaki sedikit tua di sampingnya,
"Tuan apa Tuan memanggil saya, "
"Benar kamu bawa laki-laki yang bernama Usman kesini, Aku mau bicara padanya. "
"Baik Tuan, "
Bergegas laki-laki yang bernama Parjo saudara pergi meninggalkan ruangan untuk mencari laki-laki yang bernama Usman tidak menunggu lama Pak Parjo sudah kembali bersama dengan seorang laki-laki.
"Apa kau yang bernama Usman, "
"Iya Tuan, "
"Apa yang sudah kamu lakukan pada Putri ku, "
"Maaf Tuan saya lupa dan tidak ingat apapun bahkan saya juga heran kenapa saya tiba-tiba berada satu Ranjang dengan Putri Tuan. "
"Aku tidak mau membahas itu yang Aku mau cepat Nikahi putriku setelah itu bawalah dia pergi dari Rumah ini Aku tidak ingin melihat kalian disini, "
"Apa maksud Papa? "
"Apakah telingamu tuuli Via bukankah Papamu sudah menjelaskan cepat kalian menikah setelah itu pergi dari Rumah ini, "
"Tapi Pa Via mau pergi kemana?
" Tentu saja kau ikut Suamimu Via begitu juga masih bertanya pada Papa dasar gadis manja? sunggut Mama Devia dengan nada kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Lee
Bapak Via hanya mempunyai kesabaran setipis tisu spertinya ya thor 🤭
2023-08-02
0
Uthie
coba mampir 👍♥️
2023-06-05
0
Nulis terus✍️💪
Like and favorit kak, Semangat ya 🥰
"Bukan wanita pengganti" 🙏
2023-05-31
0