Devia dan Mbok Darmi menghentikan tawanya ketika suara bel rumah berbunyi keduanya saling bertatapan untuk sesaat, kemudian Devia menawarkan diri untuk membukakan pintu dan dengan senang hati Mbok Darmi mengizinkan Devia untuk membukakan pintu.
"Biar Aku yang membukakan pintu, "
"Boleh silakan Mbak says lanjutkan dulu pekerjaan saya, "
Mbok Darmi masuk ke kembali ke dapur dan Devia berjalan menuju ke pintu. Perlahan-lahan Devia membukakan pintu.
"Ceklek, ketika pintu dibuka, "
Munculah dua orang Wanita cantik dari balik pintu.
"Mbok Darmi ada, "
"Oh, Ada Silahkan masuk, "jawab Devia dengan ramah.
Ada yang mengherankan dari salah satu gadis diantara mereka berdua dimana dengan cepat salah satu Gadis diantara mereka tanpa bicara sudah masuk lebih dulu, sementara temannya meminta izin untuk masuk, Devia sedikit heran dengan tingkah laku dari gadis yang satunya, dia terlihat dingin dan sinis pada Devia dan Devia mulai teringat sesuatu, seolah dirinya pernah melihat gadis itu karena Wajahnya telihat tidak asing bagi Devia akan tetapi Devia lupa dimana dia pernah melihat gadis itu.
Salah satu Gadis yang meminta izin kepada Devia melihat Devia termangu diam nerasa heran untuk itu kembali Dia bersuara untuk membuyarkan Lamunan Devia.
"Mbak, Saya masuk dulu ya? "
"Oh, iya silahkan, "
Devia memundurkan satu langkah kakinya Ke belakang memberi jalan kepada salah satu gadis yang meminta izin kepadanya untuk masuk sementara gadis yang satunya sudah masuk ke dalam lebih dulu, Devia masih mengingat-ingat Siapa gadis yang tidak sopan kepadanya di mana Gadis itu terlihat tidak asing bagi Devia akan tetapi Devia lupa dan tidak ingat di mana Dia pernah bertemu dengan gadis itu.
Dengan perasaan penuh dengan tanda tanya Devia melangkah masuk ke dapur mengikuti langkah dari kedua gadis yang lebih dulu berjalan di depannya, mereka berdua sedang mencari Mbok Darmi yang Devia sendiri tidak mengerti dan tidak tahu mengapa mereka mencari Mbok Darmi mungkin karena ada keperluan dan kepentingan sehingga mereka datang mencari Mbok Darmi.
"Mbok...! apakah semua sudah siap?
Suara lantang dari salah satu gadis yang menurut Devia sangat sinis kepadanya Dia terlihat sangat tegas dan seolah-olah memiliki satu kekuasaan sehingga dirinya sangat bebas berteriak dan bicara tanpa basa basi bahkan nada suaranya sangat keras dan kasar.
"Sudah Mbak ini semua sudah siap, silahkan dibawa, "
Mbok Darmi menggulurkan dua rantang besar yang didalamnya berisi Nasi dan sayuran dan dengan cepat gadis itu menerimanya.
Mbok Darmi menyiapkan empat Rantang makanan yang kemudian diserahkan pada kedua gadis yang baru datang, rupanya mereka akan membawa makanan itu ke ladang untuk makan siang para pekerja disana.
"Biar Aku bantu membawa apa boleh? " tanya Devia dengan sedikit ragu mengingat salah satu gadis diantara mereka sangat sinis dan dingin padanya.
"Oh, boleh ini bawalah, " ucap salah satu gadis yang terbilang ramah dan santun dibandingkan dengan gadis yang satunya.
Dengan sangat senang Devia langsung menerima satu Rantang panjang dan cukup besar untuk dibawanya
"Ngapain sih kamu izinkan dia ikut Nanti bikin repot saja tauk, dia kan gadis kota dan gadis kota itu sangat manja manja dan cengeng, Nanti kena panas matahari ngeluh, " ledek salah satu gadis yang dari awal sikap nya terlihat tidak bersahabat dengan Devia.
Mendengar perkataan dari salah satu gadis yang meledeknya Devia mendelik seketika wajahnya yang tadinya ceria dan selalu tersenyum ramah mendadak memerah ada segurat kemarahan yang terpendam disana, bukan tidak mengerti gadis yang meledek Devia justru tersenyum sinis kearahnya.
Hampir Devia tersulut emosi dan marah bahkan kedua bibirnya mengatup rapat dengan tatapan mata yang tajam ke arah gadis yang ada di depannya di mana Ternyata Gadis yang ditatapnya dengan tatapan mata yang tajam juga sangat berani terbukti tatapan mata tajam Devia dibalas dengan tatapan mata tajam gadis yang ada di depannya bahkan dengan disertai senyuman sinis didalam nya.
Devia membuang muka mencoba menetralkan amarah hatinya yang sedang bergolak, dengan perlahan-lahan Devia menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan perlahan, sebelum kemudian Devia kembali menatap gadis yang ada menjengkelkan hatinya.
Dengan bibir tersenyum Devia mendekati gadis yang sangat menjengkelkan hatinya.
"Kamu benar, untuk itu kamu harus membawa dua rantang ini biar Aku dan temanmu membawa satu rantang saja, karena jika Aku capek Aku bisa memberikan kepadanya dan Aku bisa datang hanya dengan melenggang saja, jadi tidak perlu membawa yang berat dan ribet seperti ini. "
Tanpa bicara gadis itu melengos kemudian melangkah keluar dengan membawa dua rantang berisi Nasi dan sayur dan ketika melewati Devia dengan sengaja Gadis itu menabrak bahu Devia dengan kasar yang hampir membuat Devia terjatuh kebelakang.
"Iihh, menyebalkan sekali sih tuh Anak, salahku apa sih kok dia begitu sinisnya kayak benci begitu, " geram Devia dalam suara yang sangat lirih akan tetapi bisa didengar sabahat dari gadis yang bersamanya.
Seolah memahami gadis satunya yang bersama dengan gadis itu tersenyum dan mendekati Devia.
"Kamu yang sabar, dia lagi patah hati jadi bawaannya sennsi begitu, Nanti lama-kelamaan juga akan hilang mungkin dia belum bisa movee on saja. "
"Patah hati? lalu apa hubungannya denganku kenapa melampiaskan kemarahan kepadaku, "
Gadis yang ditanya Devia tidak menjawab dia hanya tersenyum sambil melangkah keluar dengan membawa satu rantang berisi Nasi dan sayur sementara Devia yang ingin ikut juga sudah siap dengan satu rantang Nasi dan sayur.
Karena penasaran Devia sengaja berjalan dengan menjajari gadis yang tidak menjawab pertanyaannya.
"Aku penasaran dia patah hati kenapa dan mengapa melampiaskan nya padaku. "
"Apa kau ingin tau, "
"Tentu saja jadi tolong ceritakan padaku, " desak Devia karena dirinya sangat penasaran dan ingin tau.
Terlihat gadis yang berjalan disamping Devia menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan perlahan.
"Dia patah hati karena orang yang dia sukai menikah dengan wanita lain dan apa kamu tau siapa wanita yang telah membuatnya marah dia adalah kamu? "
"Apa? Aku kok bisa, "
"Tentu saja bisa karena Suamimu itu adalah orang yang sangat dia sukai dan dia berharap setelah Usman kembali mereka bisa melanjutkan dalam pernikahan tapi ternyata Usman datang denganmu dan menggenalkanmu sebagai Istrinya, itu sangat menyakitkan baginya, untuk itu dia tidak suka padamu, "
Devia manggut-manggut mendengar penjelasan dari salah satu wanita buang ada disampinya.
"Oh begitu, pantas dia tidak suka padaku, rupanya Aku penyebab dari hancurnya hubungan dirinya dengan Usman, apa mereka sudah berpacaran sangat lama? "
"Kalau soal itu Aku tidak tau Aku cuma mengerti jika diantara mereka memang sangat dekat dan Aku juga berpikir mungkin diantara keduanya ada hubungan spesial, tapi kamu tenang saja sepertinya Usman lebih memilih kamu daripada dia buktinya dia memilih kamu untuk menjadi istrinya, sudah ayo kita harus cepat sampai mereka sudah sangat lapar, " ucap gadis itu mengakhiri pembicaraannya.
Devia mengagguk kecil meskipun didalam hatinya berkata.
"Kami menikah karena suatu ketidaksengajaan juga, dan itu adalah Nasib sialku karena hal itulah Aku menjadi diusir dari Rumahku sendiri, " gumam Devia dalam hati sambil tersenyum kecut meratapi Nasibnya yang entah akan bagaimana kedepannya dan itulah kesedihan terdalamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments