Bab. 5. Pedesaan

Dengan sangat kasar Devian langsung masuk kedalam mobil dan menutupnya dengan sangat keras.

Di dalam mobil Devia menumpahkan segala kekesalan hatinya dan Amarah yang ada di dalam hatinya dengan menangis tersedu.

Mang Parjo dan Usman yang baru datang segera masuk kedalam mobil dan duduk, melihat Devia yang menangis tersedu membuat hati Mang parjo sedih begitu juga dengan Usman, bahkan mereka berdua binggung bagaimana agar hati dari gadis ini tidak lagi bersedih.

Sungguh Usman dan Mang parjopun pasti akan sangat sedih dan sakit apabila diperlakukan seperti orang yang tidak berharga bahkan tidak menggaggao sebagai anak itu adalah satu hal yang sangat menyakitkan.

Merasakan Iba dan simpati membuat Mang Parjo masih terdiam tidak segera melajukan mobilnya. Usman sendiri menyadari hal itu hanya bisa diam dan menatap sendu pada wanita yang kini menjadi istrinya yang sedang bersedih dan duduk di bangku depan, sungguh Usman merasa sangat bersyukur dan bahagia karena dia bisa menikahi seorang gadis yang sangat cantik dan mempesona siapapun pasti akan sangat tertarik padanya. Usman sudah memikirkan dirinya ketika sampai di kampung halaman semua warga dan semua tetangganya pasti akan sangat terkejut melihat hal ini.

Ada seraut wajah kebahagiaan terpancar dari Wajah Usman, dirinya sungguh merasa sangat beruntung karena mendapatkan seorang gadis kota yang sangat cantik dan kaya seperti Devia Istrinya, meskipun kekayaan yang dimiliki oleh Devia sudah pasti tidak akan diberikan oleh Ayah-nya, dikarenakan Devia telah melakukan kesalahan yang fatal dengan mempermalukan keluarga dan hal itu tidak menjadi masalah bagi Usman karena dia bisa bekerja dan mencari nafkah untuk keluarnya, Usman bertekad ingin membahagiakan Devia.

"Nona, Apa kita bisa mulai perjalanan kita, "

"Iya, mang Ayo pergi, Papa sudah menggusirku tanpa melihat dan mau mencari tau lebih dulu, "

"Baiklah Non, "

Mang Parjo langsung menghidupkan dan menyalakan mobil kemudian melajukan dengan kecepatan rata-rata perlahan-lahan mobil berwarna hitam berjalan meninggalkan halaman rumah Megah, yang ada di kawasan kota xx di mana di kota itulah Devia dilahirkan.

Meskipun Devia sudah mengatakan untuk segera meninggalkan rumah akan tetapi sejujurnya hati Devia sangat sedih dan merasa kecewa dengan tindakan dan perlakuan sang Papa yang memilih mendukung Mama tirinya untuk mengusir dirinya dari Rumah.

Kekecewaan dan kekesalan Devia terhadap sang Papa membuat dirinya merasa sangat benci pada Papanya.

Mobil yang di kemudikan Mang Parjo sudah memasuki sebuah kawasan pedesaan, di mana mobil itu mulai memasuki desa tempat Usman dilahirkan.

"Bagaimana Mana, apa masih jauh? " tanya mang parjo pada Usman yang kala itu duduk di belakangnya di mana mobil sudah berjalan memasuki sebuah pedesaan yang dalam dan sudah melaju sekitar 20 menit akan tetapi Usman masih diam saja dan belum mengatakan jika rumahnya sudah dekat.

" Sebentar lagi kita harus melewati satu Desa lagi baru nanti akan sampai di Rumah ku, "

"Rumah kamu ini kenapa sangat jauh sekali kalau kamu bekerja di kota kamu kumpulkan uang kemudian kamu belikan rumah yang tidak usah terlalu mendalam sampai ke dalam jauh pedesaan, ini kita sudah melewati beberapa rumah warga akan tetapi kamu tetap diam dan tidak mengatakan jika rumah kamu adalah salah satu di antara mereka itu artinya rumah kamu sangat pelosok sekali kan? "

Mang Paijo bertanya karena dia begitu sangat penasaran dengan rumah Usman yang ada di pedesaan di mana rumah Usman sangat jauh sekali mobil sudah masuk ke dalam sebuah perkampungan akan tetapi Usman belum mengatakan diantara rumah-rumah yang ada di tempat itu adalah rumahnya bahkan Mang Parjo dibuat pusing dan bingung manakala Usman selalu mengatakan belok kanan, belok kiri lurus hanya untuk menuju ke rumahnya yang entah di ujung mana karena Mang Parjo merasakan sudah hampir 30 menit perjalanan akan tetapi belum juga sampai.

Diam-diam Mang Parjo merasa kasihan Dan Iba terhadap nasib dari Putri Tuannya yaitu Devia yang mana harus menikah dengan Usman karena suatu hal yang tidak pernah terduga dan ternyata begitu memiliki nasib yang sangat malang, dimana dia harus memiliki seorang suami yang mungkin sangat amat sangat miskin sehingga Rumahnya pun amat sangat jauh dan terpencil.

Merasa Iba dan kasihan dengan Devia putri dari bos Tuanya Mang Parjo diam-diam merekam sebuah kamera perjalanan menuju Rumah Usman di mana rekaman itu nanti akan dia berikan kepada Tuannya dan Mang Parjo berharap hati Tuannya akan luluh dan memaafkan Devia sehingga dia diizinkan kembali untuk tinggal di kota, sungguh tidak bisa dibayangkan Bagaimana nasib dari gadis manja cantik berada di sebuah pedesaan yang sangat terpencil.

"Hei Usman bukankah baru saja kita melewati sebuah Desa dan Rumah warga yang mana Rumahmu? "

Devia yang tadinya menangis dan bersedih pun menjadi terganggu karena merasakan perjalanan yang cukup panjang dimana dikanan kiri banyak sekali pepohonan dan Rumah-rumah Warga yang berjarak cukup jauh antara Rumah warga satu dengan satunya.

"Astaga Apes benar Nasibku apa iya, Aku bisa hidup di desa pedalaman begini mana disini tidak ada Mall terus kalau kebutuhan habis kemana belanjanya? " gumam Devia dalam hati.

Sungguh tidak bisa dibayangkan betapa sunyinya keadaan didesa.

"Tenang Mang Parjo kalau sudah sampai pasti Aku bilang jadi terus saja lurus ini masih harus terus lurus kedepan. "

Devia yang sudah tidak tahan mulai menoleh kebelakang.

"Hei, kamu yang benar saja masak Aku harus tinggal di desa kecil dan sunyi begini? "

"Hahaha, Tenang Istriku, hidup di desa itu nyaman pasti kamu suka, "

"iissh, menyebalkan.

" Belok Kiri Mang..., "

Dengan cepat Mang Parjo yang mendengarkan perkataan dari Usman segera membelokkan mobilnya belok kiri tapi kemudian Mang Parjo menghentikan dengan mendadak.

"Lo masih waraas kan disini tidak ada perkampungan, jangan jangan lo lupa Rumah lo, "

"Tenang saja Aku itu lahir disini jadi mana mungkin Aku lupa akan Rumah ku, sudah Mang Parjo lurus saja lima menit lagi kita akan sampai. "

Dengan perasaan kesal Mang Parjo kembali melajukan mobilnya dan benar saja setelah berjalan lima menit Usman meminta untuk berhenti.

Lagi-lagi apa yang diminta Usman sangat membuat Mang Parjo bingung lantaran mereka berhenti di sebuah hamparan tanah yang luas dimana disekeliling terdapat pepohonan dan sayuran.

Meskipun ada perasaan bingung dan kecewa serta kesal Devia tersenyum karena perkebunan disekitar tempat itu sangat menarik dirinya.

"Usman blok gillaa, ya disini tidak ada Rumah mana rumah mu kamu jangan mempermainkan kami? " bentak Mang Parjo yang sudah tidak bisa menahan emosinya.

"Aku tidak bohong, sekarang Ayo kita turun karena untuk sampai ke Rumah ku kita tidak bisa membawa mobil, jadi kita jalan kaki untuk sesaat, "

"Apa? Jalan kaki, "seru Devia dan Mang Parjo bersamaan, sementara Usman tersenyum dan menggangukan kepala dengan santai.

Episodes
1 Bab. 1.MARAH
2 Bab. 2.KESAL
3 Bab. 3. Syok
4 Bab. 4.MENANGIS
5 Bab. 5. Pedesaan
6 Bab. 6. Kesedihan Devia
7 Bab. 7. Tersiram Air
8 Bab. 8. Terkejut dan heran
9 Bab. 9.Suami yang Aneh
10 Bab. 10.GADIS ANEH
11 Bab. 11.PENASARAN
12 Bab. 12.Pesan Mang Parjo
13 Bab. 13.Kemarahan Mama Devia
14 Bab. 14.Kekesalan Mama Devia
15 Bab. 15.MENCARI
16 Bab. 16.Lari
17 Bab. 17.Takut
18 Bab. 18.Tidak Percaya
19 Bab. 19.Ternyata Tidak Sombong
20 Bab. 20.Kesedihan Devia
21 Bb. 21.Mengapa Dia Benci
22 Bab 22. Tidak Mau Ikut
23 Bab. 23. Terkejut
24 Bab. 24.Saran Bambang
25 Bab. 25. Sangat Bening
26 Bab. 26.Kecewa
27 Bab. 27.Panik
28 Bab. 28.Satu Syarat
29 Bab. 29. Akhirnya Pergi
30 Bab. 30.Bukan Urusanku.
31 Bab. 31.Mengetuk Pintu
32 Bab. 32.Membosankan
33 Bab. 33. Merasa Malu
34 Bab. 34. Harus Ke Kota
35 Bab. 35.Merasa Curiga
36 Bab. 36.Sangat Memusingkan
37 Bab. 37.Sangat Cemas
38 Bab. 38.Dukun Dengan Tarif Dua Juta
39 Bab. 39.Ayam Geprek Sambel Tuk. Tuk.
40 Bab. 40. Jampi-jampi bergaransi
41 Bab. 41.Merasa Lega
42 Bab. 43.Merasa Senang
43 Bab. 44.Keinginan Devia
44 Bab. 45.Sangat kecewa
45 Bab. 46.Merasa bahagia
46 Bab. 47.Rencana
47 Bab. 48.Bos Yang Baik
48 Bab. 48.Kekesalan Mala
49 Bab. 49.Makan Yang Banyak
50 Bab. 50.Kekesalan Mala
51 Bab. 51.Sangat Aneh.
52 Bab. 52.Rencana
53 Bab. 53.Rencana
54 Bab. 54. Ban Mobil yang Kempees
55 Bab. 55.Kehilangan Jejak
56 Bab. 56 Rencana Mang Parjo
57 Bab. 57.Prasangka yang Benar
58 Bab. 58.Rencana
59 Bab. 59 kesal
60 Bab. 60.Sampai Di kota
61 Bab. 61, Sesuatu Yang Aneh
62 Bab. 62.Aneh
63 Bab. 63.Mencari Mama
64 Bab. 64.Sangat Sulit
65 Bab. 65 . Rencana Baru
66 Bab. 66.Kemarahan Mama Devia
67 Bab. 67 Kamar Pembantu
68 Bab. 68.Mulai Mendengar perintah Suami
69 Bab. 69.Bersabar menunggu
70 Bab. 70.Tujuan Mang Parjo
71 Bab. 71.Makan Nasi Goreng
72 Bab. 72.Sangat Kesal
73 Bab. 73.Kecewa
74 Bab. 74.Kesal
75 Bab. 75.Terkejut
76 Bab. 76.Bingung
77 Bab77. kecewa
78 Bab. 78.Terkejut
79 Bab. 79. Sangat Ceroboh
80 Bab. 80.Bingung
81 Bab. 81.Heran
82 Bab. 82. Bersyukur.
83 Bab. 83.Bingung
84 Bab. 84.Mencari
85 Bab. 85.Bertemu
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab. 1.MARAH
2
Bab. 2.KESAL
3
Bab. 3. Syok
4
Bab. 4.MENANGIS
5
Bab. 5. Pedesaan
6
Bab. 6. Kesedihan Devia
7
Bab. 7. Tersiram Air
8
Bab. 8. Terkejut dan heran
9
Bab. 9.Suami yang Aneh
10
Bab. 10.GADIS ANEH
11
Bab. 11.PENASARAN
12
Bab. 12.Pesan Mang Parjo
13
Bab. 13.Kemarahan Mama Devia
14
Bab. 14.Kekesalan Mama Devia
15
Bab. 15.MENCARI
16
Bab. 16.Lari
17
Bab. 17.Takut
18
Bab. 18.Tidak Percaya
19
Bab. 19.Ternyata Tidak Sombong
20
Bab. 20.Kesedihan Devia
21
Bb. 21.Mengapa Dia Benci
22
Bab 22. Tidak Mau Ikut
23
Bab. 23. Terkejut
24
Bab. 24.Saran Bambang
25
Bab. 25. Sangat Bening
26
Bab. 26.Kecewa
27
Bab. 27.Panik
28
Bab. 28.Satu Syarat
29
Bab. 29. Akhirnya Pergi
30
Bab. 30.Bukan Urusanku.
31
Bab. 31.Mengetuk Pintu
32
Bab. 32.Membosankan
33
Bab. 33. Merasa Malu
34
Bab. 34. Harus Ke Kota
35
Bab. 35.Merasa Curiga
36
Bab. 36.Sangat Memusingkan
37
Bab. 37.Sangat Cemas
38
Bab. 38.Dukun Dengan Tarif Dua Juta
39
Bab. 39.Ayam Geprek Sambel Tuk. Tuk.
40
Bab. 40. Jampi-jampi bergaransi
41
Bab. 41.Merasa Lega
42
Bab. 43.Merasa Senang
43
Bab. 44.Keinginan Devia
44
Bab. 45.Sangat kecewa
45
Bab. 46.Merasa bahagia
46
Bab. 47.Rencana
47
Bab. 48.Bos Yang Baik
48
Bab. 48.Kekesalan Mala
49
Bab. 49.Makan Yang Banyak
50
Bab. 50.Kekesalan Mala
51
Bab. 51.Sangat Aneh.
52
Bab. 52.Rencana
53
Bab. 53.Rencana
54
Bab. 54. Ban Mobil yang Kempees
55
Bab. 55.Kehilangan Jejak
56
Bab. 56 Rencana Mang Parjo
57
Bab. 57.Prasangka yang Benar
58
Bab. 58.Rencana
59
Bab. 59 kesal
60
Bab. 60.Sampai Di kota
61
Bab. 61, Sesuatu Yang Aneh
62
Bab. 62.Aneh
63
Bab. 63.Mencari Mama
64
Bab. 64.Sangat Sulit
65
Bab. 65 . Rencana Baru
66
Bab. 66.Kemarahan Mama Devia
67
Bab. 67 Kamar Pembantu
68
Bab. 68.Mulai Mendengar perintah Suami
69
Bab. 69.Bersabar menunggu
70
Bab. 70.Tujuan Mang Parjo
71
Bab. 71.Makan Nasi Goreng
72
Bab. 72.Sangat Kesal
73
Bab. 73.Kecewa
74
Bab. 74.Kesal
75
Bab. 75.Terkejut
76
Bab. 76.Bingung
77
Bab77. kecewa
78
Bab. 78.Terkejut
79
Bab. 79. Sangat Ceroboh
80
Bab. 80.Bingung
81
Bab. 81.Heran
82
Bab. 82. Bersyukur.
83
Bab. 83.Bingung
84
Bab. 84.Mencari
85
Bab. 85.Bertemu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!