Devia terus berjalan mengikuti Usman yang kalau itu berjalan lebih dulu menuju ke ladang, di mana Devia sendiri tidak mengerti mengapa Usman mengajaknya pergi ke ladang sementara di ladang pasti akan sangat panas dan membosankan, akan tetapi Devia tidak memiliki pilihan lain karena Devia juga tidak ingin berada di rumah sendiri karena Devia masih termasuk orang baru di desa itu.
Berjalan kaki menyusuri Parit dan rerumputan yang liar membuat Devia benar-benar sangat kesal dan geram Ingin rasanya Devia berlari kembali ke rumah akan tetapi Deva juga tidak memiliki keberanian dikarenakan Devia tidak ingat jalan pulang ke rumah.
Devia yang mengikuti langkah kaki dari Usman tiba-tiba menghentikan langkah ketika Usman berhenti dan menoleh ke belakang mengulurkan tangan serta tersenyum kepadanya, sungguh suatu hal yang sangat memuakan bagi Devia karena sikap Usman bagaikan orang yang seolah-olah sedang peduli kepadanya.
"Apa kau capek? "
Satu pertanyaan yang membuat Devia benar-benar sangat kesal dan geram Tentu saja sangat capek dan kesal hal seperti itu ternyata masih ditanyakan oleh Usman kepadanya, karena perasaan kesal Devia tidak mau menjawab apa yang ditanyakan oleh Usman, dengan sangat malas Devia berjalan mendahului Usman, seolah-olah Devia mengetahui arah jalan sehingga dia terus melangkah maju ke depan sementara Usman mengikuti langkah kaki Devia dari belakang.
Devia yang berjalan semakin jauh membuat Usman harus berteriak menghentikan langkah kakinya karena melewati jalan yang salah.
"Devia tunggu berhenti itu bukan jalan ke ladang kita! " teriak Usman yang Berusaha menghentikan langkah Devia.
Bukannya tuli dan tidak mendengar teriakan dari Suaminya akan tetapi Devia sengaja untuk tidak mendengarnya dia ingin membuat Usman kesal dan marah.
Devia justru mempercepat laju jalannya dan ketika melihat dua jalan persimpangan Devia tanpa pikir panjang langsung mengambil arah jalan sesuka hatinya.
Hati Devia semakin senang ketika Devia menoleh kebelakang Usman suaminya tidak terlihat sama sekali.
"Rupanya dia tertinggal jauh di belakang, rasain Nanti pasti dia akan kebingungan mencari Aku, syukurin deh, sapa suruh meminta Aku untuk ikut ke ladang memannya Aku gadis kampung yang harus ikut bekerja di ladang berpanas ria dan berkeringat ogah amat, itu ada sungai juga mau lihat kesanalah, "
Devia segera berjalan dengan cepat turun kearah Sungai Bibirnya tersenyum mengembang ketika melihat Air yang begitu jernih dan segar.
"Wah, Airnya sejuk sekali dan pemandangan disini sangat indah, ini sangat menakjubkan, Usman kenapa tidak mengajakku ke tempat ini justru dia mengajakku mau ke ladang Beruntung aku melewati jalan ini sehingga Aku bisa menemukan ada Air sungai yang sangat indah dan jernih, Aku mau selfie disanakah kayaknya bagus. "
Devia segera melangkah dari satu batu ke Batu yang lain dimana di tengah air yang cukup deras terdapat sebuah batu lempeng yang besar dan Devia tersenyum lega setelah sampai di tempat yang dituju kini Devia mulai berselfie ria.
Di sisi lain Usman yang tadinya berteriak menghentikan langkah kaki dari Devia juga terpaksa harus berhenti ketika salah satu temannya melaporkan hasil dari penjualan tebu yang sudah masuk dan terpaksa Usman berhenti untuk menandatangani semua laporannya.
"Apakah ini sudah beres semua? "
"Sudah Pak, semua sudah beres dan tercatat disini, "
"Baiklah sekarang kau boleh pergi Nanti siang akan Aku umumkan pendapatan kalian. "
"Baik, Pak saya permisi dulu, "
Usman menganggukkan kepala kemudian kembali melanjutkan perjalanan untuk mengejar Devia Alangkah terkejutnya Utsman ketika dia sampai di persimpangan jalan.
"Devia ambil jalan yang mana ya, Astaga aku bisa kehilangan jejak ini bagaimana Aku bisa menemukan dia mau pakai jalan yang kiri apa jalan yang kanan, Baiklah Aku pergi ke jalan yang kanan saja siapa tahu Devia melewati jalan ini dan jika tidak ada Aku bisa kembali lagi ke jalan yang kiri," gumam Usman dalam hati yang mana kemudian Usman melangkahkan kakinya menuju ke setapak jalan yang berbelok ke kiri akan tetapi belum sampai dua langkah sebuah teriakan menghentikan langkah kaki Usman,
"Man, lo mau kemana? "
Sontak saja teriakan itu membuat Usman menghentikan langkah kakinya kemudian menoleh ke belakang terlihatlah dari belakang seorang laki-laki sedang berlari-lari ke arahnya, Rupanya dia adalah teman Usman ketika berada di desa itu yang mana mereka sudah lama tidak bertemu karena pendidikan mereka yang berbeda , di mana Usman pergi ke kota untuk melanjutkan sekolahnya sementara sahabatnya tetap berada di desa.
"Bambang.. lo ada disini? "
"Hai apa kabar Bro, "
"Hahaha, Baik lo sendiri bagaimana kabar lo, "
"Alhamdulillah, Aku juga baik dan sehat ngomong ngomong lo mau kemana, kok memilih jalan ini, "
"Hahaha, ini gue tadi bersama bini mau ajak dia keladang tapi dia jalan duluan dan Aku kebetulan tadi ketemu dengan ihsan dia meminta tandatangan dariku sehingga Aku berhenti dulu dan Bini gue jalan duluan gue tidak tau kemana arahnya karena ada dua persimpangan jalan, "
"Oh, begitu tapi Bini lo tidak mungkin jalan kesini ini kan sudah ada papan peringatannya , tuh baca, peringatan nya Hati-hati melewati jalan ini ragu-ragu kembali, " ucap Bambang memberikan penjelasan.
Usman mengernyitkan dahinya menatap heran pada sahanaya.
"Aku tidak mengerti maksdnya apa?
" Jalan disini sangat berbahaya banyak binatang buasnya Ayo kita pergi,"
"Tapi Bagaimana jika Bini gue lewat sini kita bagi tugas yuk kamu bantu Aku menemukan Bini ku kau mau kan?
" Baiklah kamu hati-hati jika lewat jalan ini pasang mata dan telingamu baik-baik karena yang kamu lewati ini sangat berbahaya. "
"Baiklah trimakasih atas informasinya kita berpisah disini tolong bantu Aku kamu mencari yang disana, "
Bambang menganggukan kepala kemudian mulai melangkah meninggalkan Usman yang tetap memilih jalan yang berbahaya.
"Perasaan Aku mengatakan jika Devia melewati jalan ini smoga secepatnya Aku bisa menemukan dia, " gumam Usman dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments