Usman menatap dengan penuh rasa prihatin pada gadis yang ada disampingnya, akan tetapi Usman juga tidak memiliki keberanian untuk bicara banyak dengan gadis yang ada disampingnya meskipun mereka berdua telah sahabat menjadi sepasang suami-istri.
Cukup lama Usman membiarkan Devia larut dalam kesedihannya sendiri setelah merasa cukup, Usman perlahan-lahan mulai berjalan mendekati Devia dan dengan sangat perlahan Usman mengajak Devia untuk masuk ke dalam Rumah.
"Devia kita masuk Ayo, ini sudah sore sebentar lagi akan gelap jangan berada di luar Aku khawatir akan segera turun hujan, lihatlah langit terlihat sangat gelap."
Tidak ada jawaban apapun dari Devia gadis itu tetap diam menatap lurus ke depan dengan tatapan mata yang kosong, hatinya benar-benar sangat sedih dan hancur terlebih mengingat perlakuan dari Papanya yang mana selama ini tidak pernah berbuat kasar maupun marah kepadanya dan kali ini kemarahan dari Papanya sangatlah luar biasa membuat Devia benar-benar sangat Terpukul dan merasa sendiri.
Devia benar-benar tidak menyangka jika Papanya tega mengusir dirinya dengan sangat kejam dan tidak berprasaan di mana Di depan Mama tirinya Devia diperlakukan dengan sangat menyakitkan sehingga wanita yang menjadi Mama tirinya dan yang selama ini pura-pura Baik kepadanya sangat senang melihat sikap papanya yang begitu mendukung dan membela dirinya, bahkan sangat terkesan apapun keputusan dari Mama tirinya itu adalah yang terbaik dan benar.
Karena Devia hanya diam saja dan tidak menjawab seruan dari Usman, kembali Usman berkata dengan Sedikit keras agar Devia mau mendengarnya.
"Devia, langit berwarna gelap sebentar lagi akan turun hujan dan hari juga sudah mulai gelap Ayolah kita masuk ke dalam, "
Gadis yang bernama Devia menoleh sekilas pada Utsman yang kala itu berbicara dengan Sedikit keras kepadanya, Usman melakukan semua itu agar Devia mau mendengarkannya dikarenakan dengan berkata sangat pelan dan perlahan Devia tidak memperdulikan dirinya sehingga Usman berpikir mungkin dengan suara dan nada yang sedikit keras maka Devia akan mendengarkannya.
Usman berpikir Devia akan menjawab pertanyaannya akan tetapi rupanya Apa yang dipikirkan oleh Usman sangatlah salah di mana Devia tidak berkata apapun akan tetapi Devia mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.
Usman mengulum senyum ketika Devia mulai masuk kedalam Rumah.
"Jika kamu lelah kamu bisa beristirahat di dalam, " ucap Usman memberikan penjelasan kepada Devia agar Devia masuk ke dalam kamar untuk beristirahat, Usman yakin Devia sangat lelah dan pastinya akan tenang dan segar apabila dirinya sudah tidur sejenak.
Dengan wajahnya yang cemberut Devia tanpa bicara apapun langsung masuk kedalam kamar.
Ketika Devia membuka pintu Devia sedikit terkejut melihat keadaan kamar yang akan dia tempati.
karena tidak yakin dengan apa yang dilihatnya Devia mulai mengusap dan mengerjap ngerjapkan kedua bola matanya.
" Apakah aku tidak sedang bermimpi Bagaimana mungkin bisa seperti ini, tidak..tidak ini pasti mimpi dan aku pasti berhalusinasi, " gumam Devia dalam hati.
Devia yang merasa aneh dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, diam terpaku ditempat tanpa beranjak sedikitpun, Usman yang melihat Istrinya hanya berdiri terpaku mengernyitkan dahinya, dirinya juga merasa heran dan aneh karena istrinya tiba-tiba bagaikan patung tak bergerak.
"Devia, apa kau baik baik saja? "
Usman bertanya dengan perasaan takut dan cemas karena Wajah dari istrinya tiba-tiba pias dan tidak lama kemudian tubuh Devia limbung dan hendak terjatuh dengan sangat cekatan Usman segera menangkap tubuuh Devia yang limbung sehingga Devia tidak sampai jatuh ke lantai.
"Pingsan, ah pasti Devia kecapean sehingga dia pingsan, "
Dengan cepat Usman mengangkat tubuh istrinya Naik keatas Ranjang dan merebahkannya dengan sangat perlahan dan penuh dengan hati-hati.
"Apa yang harus Aku lakukan, bukankah Aku harus membangunkannya agar Devia bisa cepat sadar dari pingsan, Aku sering melihat mereka yang menyadarkan orang pingsan dengan memercikkan Air ke wajahnya atau dengan mengoleskan minyak kayu putih, iya aku punya minyak kayu putih dan juga Aku harus menggambil Air untuk Aku percik kan ke wajahnya. "
Bergegas Usman segera pergi masuk ke dapur untuk mengambil Air kemudian membuka kotak penyimpanan obat untuk menggambil minyak kayu putih, dengan gerakan penuh telaten dan dengan sangat berhati-hati Usman mengoleskan minyak kayu putih pada hidung dan kening Devia, entah metode dari mana yang dia dapat sehingga Usman juga mengoleskan minyak kayu putih di kening Istrinya.
Usman menunggu beberapa menit, karena tidak ada perubahan dan tidak ada tanda-tanda jika Devia akan segera sadar, akhirnya Usman menggambil Air yang sudah dia sediakan, dengan penuh rasa percaya diri Usman mulai memercikkan Air ke wajah Devia.
"Aku yakin kali ini pasti berhasil, " gumam Usman dalam hati.
Usman memercikkan Air dengan sedikit banyak karena Usman berharap Devia akan segera sadar dan ternyata benar tidak menunggu lama Devia akhirnya sadar dan ketika Devia membuktikan kedua bola matanya dan merasa Wajahnya sangat basah penuh dengan Air, membuat Devia panik karena dia berpikir sedang berada dimana dan ketika melihat Usman berdiri di depannya dengan bibir tersenyum sambil memegang baskom kecil berisi Air barulah Devia mengerti jika Wajahnya yang basah itu akibat dari perbuatan Suaminya yang memercikkan Air ke wajahnya dan hal itu membuat Devia semakin marah dan geram sehingga dirinya berteriak dengan sangat keras.
"Usman..... kurang ajar sekali kau, awas akan Aku balas kau, " Dengan cepat Devia merampas baskom yang ada di tangan Usman dan menyiramkannya ke Wajah Usman Suaminya,
"Byuuuuurrrrr....!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Aerik_chan
disiram nggak tuh...
halo kak yuk saling dukung, #Sweet love level 999
2023-08-02
0