Bab. 14.Kekesalan Mama Devia

Mama Devia melampiaskan kemarahannya pada semua benda yang ada di dalam kamarnya tidak henti-hentinya Mama Devia mengumpat menangis dan berteriak meskipun suara di dalam kamar Mama Devia sangat keras dan sangat memekakkan telinga akan tetapi di dalam kamar yang sudah kedap suara tentulah tidak pernah terdengar suaranya dari luar.

"Brengsek kau Wijaya Aku tidak akan tinggal diam dengan perlakuan kamu padaku kau akan membayar mahal semua ini, kau akan membayar mahal semua ini, " teriak Mama Devia sambil tertawa.

"Hahaha, apa kamu pikir kamu akan bisa dengan mudah mempermainkan Aku, kau salah Wijaya kau sangat salah, Aku juga sudah tau jika kamu tidak akan pernah mencintaiku, kamu memang tetap laki-laki brengsek yang kukenal sejak dulu, baiklah kamu memang tidak bisa untuk di perlakuan baik, sebenarnya Aku sudah mau melepaskanmu, asal kamu bisa mencintai dan membahagiakan Aku, tapi ternyata Aku salah kamu sama saja dengan Maya wanita sialan itu, permainan kita akan segera kita mulai."sinis Mama Devia yang kini langsung merebahkan tubuhmu diatas ranjang.

Di kamar yang berbeda tampak Papa Devia tidak bisa memejamkan mata, angan dan pikirannya melayang jauh.

"Apakah Aku sudah sangat keterlaluan pada Katerin, Apakah Aku lebih baik harus meminta maaf padanya, tentu saja ini memang kesalahanku Aku tidak bisa menjadikan dirinya istri yang sebenarnya karena hatiku masih mencintai Maya, Aku benar-benar tidak bisa menerima kenyataan jika Maya telah pergi, kehidupan itu memang terus berjalan dan Aku memang tidak boleh terus larut dalam bayang-bayang masa silam, Katerin sudah menjaga Devia hingga dewasa dan tidak ada salahnya Aku mulai membuka hati padanya, baiklah besok Aku akan minta maaf maaf padanya Aku akan memulai lembaran baru dan mungkin sudah saatnya Aku membahagiakan istriku itu, " gumam Papa Devia dalam hati yang kini dirinya mulai naik ke atas Ranjang dan tidur.

Pagi yang cerah dengan sinar mentari yang mulai masuk menerobos melalui jendela nganterin mulai membuka kedua bola matanya bibirnya tersenyum miring mengingat kejadian semalam yang sangat membuat dirinya merasa direndahkan dan tak berharga.

"Aku akan membalas penghinaan semalam agar dia tau dengan siapa dia berhadapan agar dia tidak lagi bisa berbuat sesuka hatinya dan dendamku akan terbalaskan, Sebenarnya aku tidak ingin menyakitimu tapi kau sudah keterlaluan untuk itu Aku tidak akan lagi memaafkanmu, Aku pikir Aku cukup menyingkirkan Istri dan Anakmu agar Aku bisa memilikimu tapi ternyata sampai kini kau masih menggingat mantan istrimu yang brengsek itu, sudah tau mati masih juga di harapkan dadasar laki-laki brengsek. "geram Nama Devia dalam hati.

Pagi menjelang di sebuah desa dengan udara yang sangat sejuk Devia dan Usman yang sudah bagun dan setelah membersihkan tubuhnya masing-masing mulai berada di Ruang makan untuk sarapan pagi.

Devia sedikit heran ketika Suaminya mengajaknya makan di tempat yang berbeda masuk di sebuah ruangan tertutup yang sebelumnya Devia sangka itu adalah kamar tamu.

Karena kamar itu tidak terbuka dan selalu tertutup.

"Ayo sayang kita masuk dan makan disini, "

"Kenapa kesini bukannya ruang makan disana tadi itu, "

Usman terkekeh kecil sebelum menjawab pertanyaan dari Devia istrinya.

"Ada dua Ruang makan di Rumah ini dan sekarang Aku mau mengajakmu untuk makan di ruangan yang ada di situ Ayo, '

Dengan malas Devia melangkah mengikuti langkah kaki dari Suaminya yang kini mulai membuat pintu ruangan yang Suaminya katakan sebagai Ruang makan kedua.

Ketika pintu di buka Devia lagi-lagi di buat melongo, ruangan yang ada di ruang makan di tempat ini sungguh berbeda dengan ruangan sebelumnya, Ruang makan yang disini jauh lebih indah dan sangat mewah sehala perabotan mahal berjajar rapi disana.

"Lepas sendalmu dan pakai yang ini, " seru Usman membuyarkan lamunan Devia, dengan gerakan spontan Devia mengagguk dan menuruti apa yang Suaminya perintahkan.

"Ayo masuk..! ajak Usman ketika Devia justru berdiri dengan bengong.

" ya, __

Devia mulai melangkahkan kakinya masuk kedalam Ruang makan berkramik indah dindingnya pun juga berkramik, jauh berbeda dengan ruangan yang ada di Ruang tamu dan juga, bentuk luar dari Rumah Usman yang terbuat dari setengah dinding dari batu bata dan setengahnya dari bambu.

Merasa terkejut dan heran Devia masih terus melihat ke sekeliling yang terlihat sangat indah.

"Ayo, duduk kita makan Nanti saja melihat lihat nya, "

Mendengar perkataan Usman suaminya Wajah Devia langsung memerah karena malu, dia malu karena ketahuan telah mengaggumi dan memperhatikan keadaan sekeliling.

"Disini kamu bisa memasak makanan apapun yang kamu suka, dan disini juga ada Roti jika kamu mau sarapan Roti dan susu.

" Aku lebih suka sarapan pagi hanya dengan tempee goreng penyet dan sambal serta ini pete ini kesukaan ku apa kamu mau mencoba? "

"Tidak Aku sarapan Roti dan susu saja Aku tidak suka makanan yang kamu makan itu, "

"Baiklah mari kita sarapan karena setelah ini Aku akan ajak kamu ke Ladang. "

"Ke ladang, ngapain? "

"Tentu saja bekerja, masak mau liburan, " Jawab Usman sambil terkekeh.

"Apa bekerja Aku tidak mau, Aku tidak bisa bekerja di ladang Aku, ____

"Sssssttt... yang bekerja bukan kita tapi para pekerja kita, sudah kita makan dulu, "

Devia menikmati makan sarapan paginya sambil berpikir, pekerja , Devia mencerna kalimat pekerja.

"Bagaimana ada pekerja bukankah Usman sendiri yang jadi pekerjanya, " mersaa bingung akhirnya Devia tidak mau lagi memikirkan kata-kata Usman.

Episodes
1 Bab. 1.MARAH
2 Bab. 2.KESAL
3 Bab. 3. Syok
4 Bab. 4.MENANGIS
5 Bab. 5. Pedesaan
6 Bab. 6. Kesedihan Devia
7 Bab. 7. Tersiram Air
8 Bab. 8. Terkejut dan heran
9 Bab. 9.Suami yang Aneh
10 Bab. 10.GADIS ANEH
11 Bab. 11.PENASARAN
12 Bab. 12.Pesan Mang Parjo
13 Bab. 13.Kemarahan Mama Devia
14 Bab. 14.Kekesalan Mama Devia
15 Bab. 15.MENCARI
16 Bab. 16.Lari
17 Bab. 17.Takut
18 Bab. 18.Tidak Percaya
19 Bab. 19.Ternyata Tidak Sombong
20 Bab. 20.Kesedihan Devia
21 Bb. 21.Mengapa Dia Benci
22 Bab 22. Tidak Mau Ikut
23 Bab. 23. Terkejut
24 Bab. 24.Saran Bambang
25 Bab. 25. Sangat Bening
26 Bab. 26.Kecewa
27 Bab. 27.Panik
28 Bab. 28.Satu Syarat
29 Bab. 29. Akhirnya Pergi
30 Bab. 30.Bukan Urusanku.
31 Bab. 31.Mengetuk Pintu
32 Bab. 32.Membosankan
33 Bab. 33. Merasa Malu
34 Bab. 34. Harus Ke Kota
35 Bab. 35.Merasa Curiga
36 Bab. 36.Sangat Memusingkan
37 Bab. 37.Sangat Cemas
38 Bab. 38.Dukun Dengan Tarif Dua Juta
39 Bab. 39.Ayam Geprek Sambel Tuk. Tuk.
40 Bab. 40. Jampi-jampi bergaransi
41 Bab. 41.Merasa Lega
42 Bab. 43.Merasa Senang
43 Bab. 44.Keinginan Devia
44 Bab. 45.Sangat kecewa
45 Bab. 46.Merasa bahagia
46 Bab. 47.Rencana
47 Bab. 48.Bos Yang Baik
48 Bab. 48.Kekesalan Mala
49 Bab. 49.Makan Yang Banyak
50 Bab. 50.Kekesalan Mala
51 Bab. 51.Sangat Aneh.
52 Bab. 52.Rencana
53 Bab. 53.Rencana
54 Bab. 54. Ban Mobil yang Kempees
55 Bab. 55.Kehilangan Jejak
56 Bab. 56 Rencana Mang Parjo
57 Bab. 57.Prasangka yang Benar
58 Bab. 58.Rencana
59 Bab. 59 kesal
60 Bab. 60.Sampai Di kota
61 Bab. 61, Sesuatu Yang Aneh
62 Bab. 62.Aneh
63 Bab. 63.Mencari Mama
64 Bab. 64.Sangat Sulit
65 Bab. 65 . Rencana Baru
66 Bab. 66.Kemarahan Mama Devia
67 Bab. 67 Kamar Pembantu
68 Bab. 68.Mulai Mendengar perintah Suami
69 Bab. 69.Bersabar menunggu
70 Bab. 70.Tujuan Mang Parjo
71 Bab. 71.Makan Nasi Goreng
72 Bab. 72.Sangat Kesal
73 Bab. 73.Kecewa
74 Bab. 74.Kesal
75 Bab. 75.Terkejut
76 Bab. 76.Bingung
77 Bab77. kecewa
78 Bab. 78.Terkejut
79 Bab. 79. Sangat Ceroboh
80 Bab. 80.Bingung
81 Bab. 81.Heran
82 Bab. 82. Bersyukur.
83 Bab. 83.Bingung
84 Bab. 84.Mencari
85 Bab. 85.Bertemu
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab. 1.MARAH
2
Bab. 2.KESAL
3
Bab. 3. Syok
4
Bab. 4.MENANGIS
5
Bab. 5. Pedesaan
6
Bab. 6. Kesedihan Devia
7
Bab. 7. Tersiram Air
8
Bab. 8. Terkejut dan heran
9
Bab. 9.Suami yang Aneh
10
Bab. 10.GADIS ANEH
11
Bab. 11.PENASARAN
12
Bab. 12.Pesan Mang Parjo
13
Bab. 13.Kemarahan Mama Devia
14
Bab. 14.Kekesalan Mama Devia
15
Bab. 15.MENCARI
16
Bab. 16.Lari
17
Bab. 17.Takut
18
Bab. 18.Tidak Percaya
19
Bab. 19.Ternyata Tidak Sombong
20
Bab. 20.Kesedihan Devia
21
Bb. 21.Mengapa Dia Benci
22
Bab 22. Tidak Mau Ikut
23
Bab. 23. Terkejut
24
Bab. 24.Saran Bambang
25
Bab. 25. Sangat Bening
26
Bab. 26.Kecewa
27
Bab. 27.Panik
28
Bab. 28.Satu Syarat
29
Bab. 29. Akhirnya Pergi
30
Bab. 30.Bukan Urusanku.
31
Bab. 31.Mengetuk Pintu
32
Bab. 32.Membosankan
33
Bab. 33. Merasa Malu
34
Bab. 34. Harus Ke Kota
35
Bab. 35.Merasa Curiga
36
Bab. 36.Sangat Memusingkan
37
Bab. 37.Sangat Cemas
38
Bab. 38.Dukun Dengan Tarif Dua Juta
39
Bab. 39.Ayam Geprek Sambel Tuk. Tuk.
40
Bab. 40. Jampi-jampi bergaransi
41
Bab. 41.Merasa Lega
42
Bab. 43.Merasa Senang
43
Bab. 44.Keinginan Devia
44
Bab. 45.Sangat kecewa
45
Bab. 46.Merasa bahagia
46
Bab. 47.Rencana
47
Bab. 48.Bos Yang Baik
48
Bab. 48.Kekesalan Mala
49
Bab. 49.Makan Yang Banyak
50
Bab. 50.Kekesalan Mala
51
Bab. 51.Sangat Aneh.
52
Bab. 52.Rencana
53
Bab. 53.Rencana
54
Bab. 54. Ban Mobil yang Kempees
55
Bab. 55.Kehilangan Jejak
56
Bab. 56 Rencana Mang Parjo
57
Bab. 57.Prasangka yang Benar
58
Bab. 58.Rencana
59
Bab. 59 kesal
60
Bab. 60.Sampai Di kota
61
Bab. 61, Sesuatu Yang Aneh
62
Bab. 62.Aneh
63
Bab. 63.Mencari Mama
64
Bab. 64.Sangat Sulit
65
Bab. 65 . Rencana Baru
66
Bab. 66.Kemarahan Mama Devia
67
Bab. 67 Kamar Pembantu
68
Bab. 68.Mulai Mendengar perintah Suami
69
Bab. 69.Bersabar menunggu
70
Bab. 70.Tujuan Mang Parjo
71
Bab. 71.Makan Nasi Goreng
72
Bab. 72.Sangat Kesal
73
Bab. 73.Kecewa
74
Bab. 74.Kesal
75
Bab. 75.Terkejut
76
Bab. 76.Bingung
77
Bab77. kecewa
78
Bab. 78.Terkejut
79
Bab. 79. Sangat Ceroboh
80
Bab. 80.Bingung
81
Bab. 81.Heran
82
Bab. 82. Bersyukur.
83
Bab. 83.Bingung
84
Bab. 84.Mencari
85
Bab. 85.Bertemu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!