Setelah memberikan pengertian kepada Devia agar menggunakan sabuk pengaman dan diabaikan oleh Devia Mang Parjo hanya menggulum senyum sambil menarik napas panjang, baru kemudian mulai menambah laju kecepatan dari mobilnya.
Laju kecepatan mobilnya bertambah akan tetapi tidak begitu cepat, dan hal itu mendapatkan senyuman sinis dari Devia, seolah-olah dia sedang meledek sopir Pribadi Papanya yang dinilai sangat kurang pandai dalam mengendarai mobil.
Devia memang tidak pernah melihat dan mengetahui jika Sopir pribadi Papanya mampu mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi untuk itu Devia hanya menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan kasar sebagai bentuk rasa kekecewaan dan karena malas untuk bicara lagi Devia memilih untuk diam, tapi sebelum itu Devia yang penasaran dengan cowok miskin yang ada dibelakangnya, mencoba melirik Pemuda itu melalui kaca spion dan Devia dibuat melongo tidak percaya dengan yang dilihatnya, pemuda yang duduk di bangku belakang yang sebentar lagi akan menjadi Suaminya justru tidur dengan pulas.
"Gilaa ini cowok, dia justru tidur, apa dia pikir ini sedang tamasya jalan-jalan, dasar cowok Miskin, " geram Devia dalam hati.
Belum juga rasa kesal dan geram yang ada di dalam hati Devia bisa hilang dirinya langsung tersentak kaget manakala mobil yang dia tumpangi tiba-tiba melaju dengan kecepatan sangat tinggi, bahkan berkali-kali Devia serasa dibuat jantungan karena sangat cepat bahkan mobil ini seperti sedang berlomba dalam adu balap motor.
Berkali-kali tubuh Cantik Devia harus bergoyang maju mundur bahkan terkadang harus jatuh miring ke samping kiri dan kanan.
"Mang Parjo..! kamu ini apa-apaan sih, hei ingat keselamatan jangan ngebut bisa crlakaa kita Nanti? "
Seolah-olah tuli mang Parjo tidak mendengarkan teriakan dari Devia, gadis yang duduk di sampingnya.
Karena tidak mau jantungan Devia memegang erat erat ujung dari kursi bangku yang dia dudukki agar tubuhnya tidak jatuh kesamping kanan maupun kiri atau kedepan dan belakang, sungguh sakit jika jidaatnya terkantuk kedepan.
"Bener-bener ini Mang Parjo mau buat Aku mati mendadakdi apa ya, tapi keren juga dia, bisa melajukan kecepatan mobil seperti pembalap, bener-bener hebat juga dia, " gumam Devia sambil berpegangan Dengan erat agar tubuhnya tidak goyang karena laju kecepatan mobil yang cukup kencang.
Usman yang kala itu sedang tertidur akhirnya ikut terjaga karena terkejut tiba-tiba laju dari kecepatan mobil yang dia tumpangi sangat kencang.
Mang Parjo tersenyum melihat kedua penumpangnya sudah terlihat tenang karena sibuk dengan berpegangan agar tidak sampai terjadug.
Tidak menunggu lama Akhirnya mobilpun berhenti di sebuah gedung megah berwarna putih.
"Nona ayo kita turun, kita sudah sampai, "
Devia menarik napas lega setelah beberapa menit yang lalu harus melewati suatu ketegangan karena dirinya yang tidak mau memakai sabuk pengaman di permainkan dengan kecepatan mobil yang diluar batas kewajaran.
Melihat Devia masih duduk terpaku ketika pintu mobil sudah dibuka mang Parjo membuat Mang parjo kembali berseru untuk yang kedua kalinya.
"Nona, mari silakan turun kita sudah sampai. "
Seolah tersadar dari sebuah lamunan panjangnya Devia langsung menggaggukkan kepala sambil melangkah turun dari mobil, sementara Usman sudah turun lebih dulu, dia membuka mobil sendiri tanpa menunggu mang parjo meminta dirinya untuk turun.
"Mari silakan, Non, "
"Mang apa tidak bisa kita bohong saja sama Papa bilang kalau kita sudah menikah, tapi sebenarnya kita tidak menikah, "
"Tidak bisa Non, itu salah dan hal itu bukan perbuatan yang baik, "
"Tapi Mang Aku itu tidak mau menikah dengan dia, " tunjuk Devia pada Usman yang kala itu berdiri di samping Devia.
"Hei, Nona jangan main tunjuk tunjuk ya, Akupun juga tidak ingin menikah denganmu tapi Aku tidak punya pilihan lain karena jika Aku tolak makan perusahaan tempat Aku bekerja akan memecat ku. "
"Kau, alasan saja bilang saja kalau lo itu sebenarnya suka dan senang Nikah dengan gue, ini rejeki nomplok bagimu dan bagiku ini suatu kesialan yang terbesar."
"Sudah, Non, ini adalah perintah Tuan jadi Non Via lakukan saja, "
"Kau, ___
" Mari kita masuk dan kau Ayo kita masuk, semakin cepat acara kalian dimulai makan akan semakin lebih baik. "
Dengan berat hati Devia mau tidak mau akhirnya menerima ajakan dari Mang parjo sopir pribadi Papanya.
Di sebuah ruangan Mang parjo memberikan penjelasan kepada salah satu pengurus dengan menyerahkan cek yang di berikan Papa Devia kepadanya.
Semua lancar dan beres jika ada uang, begitu juga dengan Acara pernikahan yang akan dilangsungkan oleh Devia dan Usman, mereka yang baru datang akan tetapi di proses lebih dulu.
Entah dengan model gaya pernikahan yang bagaimana mereka berdua di bawah kesebuah kamar terpisah dimana Devia di bawah ke dalam ruangan kamar A, sedangkan Usman dibawah kedalam ruangan B.
Awalnya Devia tidak mengetahui dan tidak mengerti maksud dirinya dibawa kedalam satu ruangan.
Ternyata dirinya dirias meskipun riasan itu sangat sederhana, Devia juga diminta untuk memakai gaun pengantin yang mau tidak mau terpaksa Devia lakukan.
Ketika semua sudah beres Devia dibawah kesebuah ruangan yang cukup besar dan disana ternyata sudah ada Usman dengan jas pengantinnya, sungguh Devia merasa sangat geli dengan semua ini, bisa-bisanya dirinya dirias dan sekarang diminta untuk berpose dan lagi-lagi Devia tidak bisa menolak yang pada akhirnya membuat Dirinya terpaksa menerima.
Entah sudah ada berapa kali seorang fotografer itu memotret dirinya dan Usman yang jelas dan pasti tidak cuma tiga kali.
Acara pemotretan selesai Devia dan Usman diminta untuk masuk ke dalam satu ruangan yang mana di titik ini mereka hanya diminta untuk tandatangan sebagai tanda sahnya pernikahan mereka dan Mang Parjo beserta dia orang lainnya yang ada di tempat itu menjadi saksi atas pernikahan mereka.
"Selamat kalian sudah Sah menjadi suami istri, " ucap sang Penghulu setelah menerima tanda tangan mereka.
Karena Devia diam saja dan tidak segera menjabat tangan sang penghulu, kembali sang Penghulu mengulangi ucapannya dirinya khawatir jika Devia tidak mendengarnya.
"Selamat atas pernikahan kalian sekarang kalian sudah Sah. "
Masih mode diam tak bergeming mungkin Devia sedang Syok karena Acara pernikahannya sudah selesai dengan cepat membuat Mang Parjo menarik tangan Usman dan menjatuhkan tangannya untuk menjabat tangan sang Penghulu yang telah mengucapkan selamat pada pernikahan mereka berdua.
"Oh, ya trimakasih, " jawab Usman kemudian yang mana langsung membuat Devia menoleh kepadanya.
Usman yang mendapatkan tatapan mata yang tajam dari Devia langsung menyunggingkan sebuah senyuman.
"Kita sudah resmi menjadi Suami istri Nona, " ucap Usman dengan santainya yang langsung membuat Devia mendelik kemudian bangkit berdiri dan berlari menuju ke mobil hitam yang terparkir di halaman gedung.
Mang parjo menyunggingkan sebuah senyuman ketika Usman menatapnya.
"Ayo kita pulang, " ajak Mang parjo kemudian yang mana Usman langsung berjalan mengekor dibelakangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Lee
Kasihan Devia hrus nikah paksa dgn Usman sungguh kejam ayah sma ibu nya itu 😤
2023-08-02
0
Uthie
Kayanya apa mungkin si Parjo dan Usman ada kong kalikong tuhhh.. 🤨
dan kayanya bisa juga di Parjo suruhan nya si Mama Tiri gtu dehhh tuhhh... ?!?
2023-06-05
0
Aerik_chan
Kayak naik Roller coster ya...
2023-05-30
0