Senyuman sinis tersungging dari bibir Gadis yang menjabat tangan Devia dan dengan sedikit hentakan bagaikan seorang teman lama yang sedang memeluuk temannya Gadis itu berbisik dengan sangat lirih akan tetapi sangat jelas di pendengaran telinga Devia.
"Permainan kita baru saja dimulai Gadis kota, lihat saja pembalasanku, " geramnya sambil melepaskan tangan Devia yang sudah terlihat sangat merah-merah akibat dari genggaman yang kuat dan yang menimbulkan rasa sakit.
Seolah sedang terhipnotis Devia tidak mampu berkata apa-apa sampai gadis itu melepaskan pelukannya, dirinya pun Devia tidak bicara apapun hingga Gadis itu melangkah pergi, barulah Devia tersadar akan dirinya.
"Apa kata Gadis itu, dia mengancamku, tapi untuk apa, Aku tidak pernah mengenalnya lalu kita bermusuhan karena Apa? "
Larut dalam alam pikiran yang membingungkan dirinya hingga Devia tidak sadar beberapa orang yang memberikan salam dan ucapan selamat padanya hanya Devia diamkan saja, hanya tangannya yang dia biarkan terus menjabat uluran tangan dari para warga yang datang.
Pada Akhirnya semua sudah pulang dan Acara bersalamanpun telah Usai, akan tetapi Devia masih tertegun dan ditempatnya, membuat Usman menghampiri sang Istri.
"Sayang kamu tidak capek cuma berdiri saja Ayo duduk, kamu tadi juga tidak mau Aku ajak makan sekarang semua sudah pulang jadi sudah sepi ayo kita makan, kamu mau makan apa? "
"Gadis itu..!
" Gadis itu? gadis itu siapa sayang? "
"Usman, siapa gadis itu? "
"Gadis yang mana sayang, Aku tidak tau jika kamu cuma bilang gadis itu, "
"Itu yang datang di Acara kita ini, " ucapan Devia yang sedikit jengkel mulai meninggi karena Suaminya seolah-olah tidak paham.
Usman yang tidak paham dengan maksud dari perkataan istrinya hanya menatap dengan pandangan mata bingung sambil menaikkan alisnya ke atas.
"Gadis yang mana, Aku tidak mengerti maksudmu, "
"Iiih, menyebalkan, masak kamu ngak tau sih itu yang tadi kesini, nih lihat tanganku, dia mau meremukkan tanganku tadi dengan menggegamnya dengan sangat kuat, Aku mau melepaskan tanganku saja Aku tidak bisa kamu tau ini sakit tauk, "seru Devia yang mulai kesal ucapannya sangat kasar dan keras bahkan sambil menghantui hentakkan kakinya.
Usman yang melihat tangan Istrinya merah merah segera meraih tangan Istrinya dan mengusapnya dengan lembut bahkan sesekali Usman meniup tangan Devia agar rasa sakit dan panasnya berkurang.
"Siapa yang melakukan ini Sayang, "
"Gadis itu tetanggamu itu, "
Usman menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan sangat perlahanperlahan, dia bangkit dari duduknya kemudian masuk ke dalam kamar.
Devia merasa heran dengan sikap Usman yang justru terlihat sangat aneh tanpa bicara Usman setelah membantu mengusap dan meniup tangannya dia langsung berlari masuk ke dalam kamar tanpa bicara apapun, sementara Devia yang bertanya tentang gadis yang telah membuat tangannya sakit tidak mendapatkan satu jawaban apapun hingga membuat Devia merasa sangat kesal dan geram dalam hati Devia mulai mengumpat dan melampiaskan kekesalannya dengan marah-marah sendiri.
"Dasar Suami yang Aneh, istri bertanya bukannya di jawab ini justru mala kabur pergi, dasar orang desa kebanyakan mereka tidak berperasaan sama seperti Gadis Aneh itu, apa salahku coba, tiba-tiba dia mengenggam tanganku dengan sangat kuat sepertinya dia mau meremukkan tanganku tidak sampai disitu dia juga ngancam ngancam dengan tidak jelas, memangnya Aku ini musuhnya apa, pakai diancam segala kenal juga tidak bertemu juga baru sekali ini tapi kok dianya sudah sangat berani padaku dan anehnya Aku kenapa tadi diam saja kayak patung, Aku bener-bener terkejut ada orang kok bisa seperti itu, apa mungkin dia Gadis yang tidak Waras ya, "
Ketika Devia sibuk bermonolog sendiri tiba-tiba Usman datang sambil berteriak dari dalam kamar.
"Sayang lihat sini, apa Wajah Gadis itu ada yang di foto ini, "
Devia yang mendengar teriakan dari Suaminya segera menoleh kemudian menggelengkan kepalanya.
"Aduh, Usman kamu itu yang benar saja kalau bertanya, Aku disini kamu di sana meminta Aku untuk melihat foto gambar yang kamu pegang sudah pasti mana Aku tau, gambarnya saja tidak terlihat dari sini, "
Usman bukannya marah pada Istrinya yang marah-marah padanya akan tetapi, Usman justru terkekeh, dia menyadari kesalahannya.
Dengan sedikit buru-buru Usman segera mendekati sang Istri.
"Sayang lihat, apa ada salah satu diantara mereka yang menyakiti tanganmu itu, "
"Dia, iya ini dia orangnya, padahal Aku tidak mengenalnya kenapa dia berbuat begitu padaku, apa salahku coba apa jangan jangan Gadis itu punya kelainan? "
"Oh, jadi dia yang berani menyakitimy, " ucap Usman dengan manggut-manggut sambil tersenyum akan tetapi salah satu tangan Usman mengepal dengan sangat kuat.
"Kurang ajar berani sekali sih Mela menyakiti Istri ku, awas saja Aku akan memberikan pelajaran padamu, " geram Usman dalam hati.
"Ya sudah sayang lupakan saja dia mungkin lagi datang bulan jadi dianya marah marah tidak jelas, "
"Apa?
" Iya, dia lagi ada tamu sudah Ayo kita makan, "
Devia yang teringat akan isi dari kantong kresek baju yang diberikan Usman kepadanya saat dirinya hendak mandi membuat rasa kesal Devia semakin meningkat.
"Apa gadis itu temanmu, sehingga kamu memiliki fotonya juga, "
"Iya, kan dia warga kampung ini jadi dia temanku juga kan, "
"Oooh, sekarang Aku tau kamu ngasih pembalut saat Aku mau mandi itu sebenarnya pembalut milik temanmu itu ya? '
" Apa, Ah tidak, "
"Tidak bagaimana buktinya kamu juga tau kalau dia lagi datang bulan, "
"Aku tidak tau sayang Aku cuma menerka-nerka saja. "
"Dasar brengsek lho, punya orang dikasihkan istri. "
"Dengan geram Devia langsung memukul mukul lengan dan punggung suaminya, Usman berusaha berlari menghindar, hingga terjadilah aksi kejar kejaran, Usman yang gemas dengan Istrinya setelah berlari lari kecil dia diam dan justru menarik tubuh Devia sehingga tubuh Devia jatuh ke dalam pelukan Suaminya.
Untuk sesaat kedua bola mata mereka saling beradu pandang, dan entah mengapa deru napas Usman yang menyapu wajahnya membuat Devia memejamkan mata dan dengan perlahan-lahan Usman menundukkan wajah menyambar bibir ranum yang sangat mengoda.
Devia yang tadinya memejamkan mata menjadi mendelik melihat Usman yang berani menciuum dan menyesap bibinya.
Usman tidak perduli dengan pelototan sang Istri karena dalam hati Usman berkata.
"Kan sudah halal jadi mau diapain juga sudah boleh dan bebas, meskipun yang dia lakukan tidak ada balasan dari Devia Usman tidak peduli dia terus menikmati.
Karena Usman terus dengan kegiatan nya dan Devia tidak mungkin bisa marah-marah karena bibirnya yang tersumpal dengan bibir Usman sang Suami dan Devia melakukan protes dengan melotot juga tidak dihiraukan Usman maka dengan sangat kuat Devia mengangkat kakinya dan menginjakkan nya pada kaki Usman sehingga mau tidak mau panggutaan yang dilakukan Usman lepas.
"Jleeepp...! injakan kaki Devia yang sangat kuat.
" Awwwh.. sakit sayang, "
belum juga rasa sakit dikaki hilang Devia sudah memberikan tambahan.
"Plaaaakkkk... Brengsek lo cari kesempatan. " teriak Devia sambil berlari masuk kedalam kamarnya.
Usman pun mengejar sambil memegangi pipi nya yang baru saja mendapatkan tamparan dari Istrinya.
"Sayang...!Kenapa Aku kamu bilang brengsek Aku ini kan Suamimu," teriak Usman sambil berlari mengejar istrinya yang masuk kedalam kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments