Mereka bertiga terus melangkah berjalan menuju ke ladang tempat Usman, beberapa kali Bambang melirik ke belakang di mana Di belakang Devia sedang berjalan mengikuti Usman suaminya, Devia sama sekali tidak ingin kehilangan jejak ataupun ketinggalan seperti yang telah dia lakukan untuk itu Devia dengan sengaja membiarkan Usman menggenggam tangannya sementara Bambang Yang penasaran belum berani bicara ataupun bertanya kepada Usman tentang gadis yang ada di sampingnya.
Devia yang merasa sesekali Bambang melirik ke arahnya merasa tidak enak dan merasa sedikit risi sehingga Devia memilih mensejajarkan langkah kakinya di samping Usman suaminya.
Bagaimanapun juga meskipun Devia tidak menyukai Usman akan tetapi Usman adalah suaminya yang mana mau tidak mau Sudah Selayaknya Devia hormati serta Devia ikuti.
Berjalan kurang lebih duapuluh Lima menit akhirnya Usman Bambang dan Devia berhenti, Devia yang merasa bingung karena dia tidak melihat sebuah ladang menatap Usman dengan pandangan bertanya-tanya serta tatapan yang penuh dengan perasaan kesal.
Bagaimana Devia tidak kesal, satu hari ini dirinya dibuat tegang dan ketakutan dengan suasana keadaan yang ada di desa yang mana Dirinya terjebak dalam satu pernikahan yang sesungguhnya Devia sendiri tidak pernah mengerti.
Mengapa dirinya bisa satu kamar dengan Usman dalam satu hotel yang kala itu sungguh dia sendiri tidak mengerti karena dirinya saat itu sedang dalam keadaan mabuk.
Melihat tatapan Aneh dari Devia Usman menaikkan satu alisnya kemudian bertanya kepada Devia karena dirinya benar-benar tidak mengerti dan memahami mengapa gadis yang ikini menjadi istrinya terlihat sangat marah padanya.
"Ada apa? "
"Kamu bilang kita akan keladang, kenapa sekarang justru kita disini, "
Usman tidak marah atau tersinggung dengan pertanyaan Istrinya karena Usman mengerti jika Devia dalam keadaan bingung yang mana Usman justru mengajak Devia berhenti di tengah jalan.
"Tentu saja kita keladang tapi Aku mau mengantarmu ke satu tempat lebih dulu yang mana pastinya kamu tidak akan kepanasan nantinya, ayo, "
Dengan malas Devia mengikuti langkah kaki Usman perjalanan baru sekitar 5 menit sudah tampak oleh Devia sebuah rumah yang tidak terlalu besar akan tetapi sangat indah.
"Kau mau membawa Aku ke rumah siapa? "
"Rumah kita, "jawab Usman dengan santai.
" Kamu jangan ngaco, kalau ada orang yang bertanya jawablah dengan jujur jangan sesukanya saja. "
"Itu memang Rumah milik Usman Mbak," sahut Bambang tanpa ditanya, Devia hanya melihat sekilas pada Bambang yang bicara entah mengapa Devia malas bicara dengan teman Usman meskipun teman Usman inilah yang baru saja menolong Usman dan dirinya dari amukan harimau.
Tidak mendapat respon ataupun jawaban dari Devia Bambang menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya dengan sangat perlahan Dia sangat mengerti jika istri dari temannya tidak terlalu mengenal dirinya akan tetapi sikap Devia yang sungguh dingin dan sangat siniis membuat Bambang penasaran bagaimana sikap gadis itu pada Suaminya Usman.
Usman segera membuka pintu pagar Rumah kecilnya yang bertingkat dan ketika sampai di depan pintu tiba-tiba pintu Rumah sudah dibuka dari dalam.
"Nak,Usman ayo masuk, mari-mari silakan masuk, " ucap Seorang Wanita yang baru saja membukakan pintu untuknya.
Devia Usman dan Bambang mereka bertiga langsung masuk ke dalam dan duduk di ruang tamu sementara wanita yang baru saja membukakan pintu untuk mereka segera masuk ke dalam, yang mana tidak lama kemudian Wanita itu sudah keluar lagi dengan membawa mengeluarkan satu cangkir besar berisi jus minuman dingin.
"Mari diminum, silakan dimunum mbak biar segar, " sapa Wanita itu dengan ramah kepada Devia.
Usman dan Bambang segera meneguk minuman mereka dengan cepat, kemudian tanpa menunggu lagi mereka bangkit dari duduknya.
"Mbok trimakasih minumannya ini segar sekali, Aku pergi dulu mbok titip Istriku ya, "
"Baik, Nak Usman tidak perlu khawatir saya akan menjaga Mbaknya. "
"Via sayang Aku pergi dulu kamu disini saja bersama Mbok Darmi dia akan menemanimu jika kamu bosan ada banyak buku atau juga kalau kamu mau melihat televisi di dalam ada Aku pergi dulu ya jaga dirimu baik-baik, "
Devia terkejut dan keheranan melihat Usman bangkit dari duduknya kemudian berpamitan kepada dirinya akan pergi.
"Apa maksudmu, Aku akan kamu tinggal sendiri disini kah? "
"Iya, cuma sebentar Aku mau keladang disana sangat panas jadi kamu disini saja, "
"Aku tidak mau, Aku mau ikut denganmu, "
Usman menarik napas panjang kemudian menghembuskannya dengan sangat perlahan.
"Ladangnya tidak jauh dari sini bahkan kamu bisa melihatku dari lantai atas sudahlah Aku tidak mau kamu nanti mengeluh capek dan panas jadi kamu tunggu saja disini, ayo Bambang kita pergi, "
"Tapi, Man Aku, ____
" Sudah tunggu saja dari pada Nanti kamu justru merepotkan Usman, " sahut Bambang Menimpali membuat Devia mendelik kesal, sementara Bambang tidak perduli dia langsung menarik tangan Usman untuk segera pergi dari rumah itu.
Devia yang kesal hendak mengejar akan tetapi tangan Mbok Darmi sudah lebih dulu menahannya.
"Mbak, sudah jangan mengaggu Nak Usman dia memiliki kesibukan yang sangat banyak di ladang Mbak Nanti hanya akan mengaggu saja untuk itu mari saya ajak Mbak Naik kelantai ataa jika ingin melihat Nak Usman. "
Mau tidak mau akhirnya Devia mengikuti kemauan dari Mbok Darmi, dengan langkah malas Devia Naik ke lantai atas mengikuti langkah kaki dari Mbok Darmi, Devia masih tidak percaya jika dilantai atas dirinya bisa melihat Usman.
Bagi Devia ladang Usman pasti jauh dan mana mungkin bisa terlihat dari lantai atas, Devia berpikir mbok Darmi pasti sedang berusaha menghibur dirinya agar tidak sedih, dan mau di tinggal Usman suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments