Devia yang tiba-tiba mendengar perkataan Suaminya langsung menoleh terlihatlah Usman yang sedang tersenyum kepada nya.
"Siapa lagi pasti kamulah begitu juga masih bertanya, " sinis Devia yang langsung merebahkan tubuhnya di atas Ranjang sambil menarik selimut tebalnya untuk menutupi tubunya sampai batas leher.
Usman tidak menanggapi celotehan dari Istrinya diapun langsung Naik ke atas Ranjang, mendengar suara derit Ranjang bergoyang Devia langsung melihat dan berteriak.
"Usman ngapain lo Naik kesini juga, "
"Mau tidur lah memangnya mau ngapain, apa jangan jangan kamu mau ajak Aku buat bikin anak, "
"Issth Ngomong apaan sih, pergi sana tidur di tempat lain, "
"Tidak bisa ini kamarku, "
"Tapi sekarang jadi kamarku jadi kamu pergi sono tidur di kamar yang lain, "
"Mana bisa kamu kan Istriku, jadi ini kamar milik kita berdua, "
"Bodohlah, terserah kamu awas saja kalau macam macam."
Devia langsung mengambil guling dan ditaruhnya ditengah sebagai pembatas antara dirinya dan Usman.
sementara itu mobil yang dikemudikan oleh Mang Parjo sudah memasuki halaman rumah Tuannya di mana rumah yang sangat besar dan megah itu kini terlihat sangat sepi dan legam Tidak seperti biasanya terlihat lampu berpijar di sana-sini dan dengan gema suara televisi yang sangat keras di mana hal itu dilakukan oleh putri Tuannya yang sering menonton televisi di ruang tamu, sehingga suaranya yang sangat keras dan juga berisik terdengar sampai halaman rumah.
Kini rumah itu benar-benar terlihat sangat sepi dan legam bahkan beberapa lampu tidak menyala karena tidak dinyalakan.
Mang Parjo segera masukkan mobilnya ke dalam garaasi kemudian dengan Langkah tegap berlari menuju ke pintu, Mang Parjo ingin segera bertemu dengan Tuannya dan berbicara Empat Mata.
Mang parjo langsung membuka pintu rumah karena biasanya pintu rumah tidak terkunci ataupun dikunci sehingga Mang Parjo tidak perlu membunyikan bel dia bisa langsung masuk ke dalam rumah Tuannya bagaikan masuk ke dalam Rumah nya sendiri dan benar saja Ternyata rumah itu tidak dikunci akan tetapi keadaan di dalam ruangan sangat legam dan sepi tidak ada satu orang pun yang terlihat di sana, bahkan para pembantu pun tidak ada yang berada di ruang tamu Tidak seperti biasanya terkadang pembantu juga sering kali begadang dengan menonton televisi yang ada di ruang tamu bersama dengan Nona majikan mereka dan hal itu tidak ada larangan sama sekali karena Tuan Wijaya tidak pernah melarang pembantunya berada di ruang tamu berkumpul dengan putrinya.
"Sepi sekali kemana mereka apa iya mereka sudah tidur dan Tuan Wijaya dimana beliau kenapa tidak terlihat juga, sekarang Aku harus bagaimana, Aku mau menceritakan semuanya pada Tuan agar Nona Devia segera dijemput untuk pulang, karena keadaan di rumah Usman sangat tidak layak untuk Nona Devia yang mana rumahnya sudah sangat jauh, terpencil jauh dari tetangga juga keadaannya sangat buruk di mana Rumah itu benar-benar sangat tidak layak untuk ditempati. "
Mang Parjo terus bermonolog sendiri sambil melangkah mencari keberadaan Tuannya hingga pada akhirnya Mang Parjo memutuskan untuk kembali ke kamar belakang di mana Di sana Mang Parjo bermalam setiap malamnya, Papa Devia menempatkan Mang Parjo di rumah belakang rumah terpisah dengan rumah utama dikarenakan Mang Parjo seorang laki-laki sehingga tidak diizinkan berada dalam satu rumah dengan rumah utama.
Karena tidak menemukan keberadaan dari Tuannya, Mang Parjo berniat untuk kembali ke Rumah belakang di mana Mang Parjo tinggal, dalam perjalanan pulang Mang berpikir dia akan memberikan dan mengirimkan pesan kepada Tuannya untuk memberitahu keadaan dari Nona Devia yang sangat memprihatinkan keberadaannya di desa, dan Mang Parjo berharap Tuan Wijaya Papa dari Devia segera menjemput Devia untuk kembali ke rumahnya dikarenakan keberadaan di desa tidak layak untuk Nona kecilnya.
Sampai di Rumah belakang, Mang Parjo segera mengirim pesan kepada Tuan Wijaya serta memberikan beberapa gambaran video tempat keberadaan dari Nona Devia yang mana dalam perjalanan sungguh sangat jauh dan terpencil.
"Smoga Tuan segera Menjemput Nona Devia besok, kasian sekali Nona Via entah tidur bagaimana dia sekarang, pasti sangat dingin dan bagaimana kalau Usman tidak punya Ranjang kasur pasti Non Via sekarang lagi menangis dan tidak bisa tidur , ' lirih Mang Parjo prihatin membayangkan keadaan Nona kecilnya yang manja kini harus hidup menderita, sebelum Mang Parjo merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Di tempat yang berbeda tampak seorang Wanita sedang bersolek didepan cermin.
"Ting...! "
Wanita itu segera menoleh ketika mendengar satu pesan masuk pada ponsel HP Suaminya.
"Ada pesan masuk dalam ponsel HP Suamiku Aku harus membuka lebih dulu jangan jangan Anak manja itu yang sedang mengaggu Papa nya, "
Dengan cepat Wanita itu meraih ponsel HP yang ada diatas Narkas.
"Mang Parjo, ini pesan dari Mang Parjo ngapain dia harus menggirim pesan pada Suamiku. "
perlahan-lahan Mama Devia segera membuka isi pesan yang dikirimkan Mang Parjo kepada suaminya, Mama Devia sangat khawatir jika Mang Parjo bicara dan berkata yang sangat merugikan dirinya di mana hal itu bisa membuat suaminya luluh sehingga memaafkan dan mengizinkan Devia kembali tinggal di Rumah.
"Aku harus tau apa yang mang Parjo kirim dan tulis ke Suamiku, "
Perlahan-lahan Mama Devia membuka pesan yang dikirimkan Mang parjo, Mama Devia sangat terkejut melihat beberapa video dan juga isi pesan yang dikirim dan di tulis oleh Mang Parjo Yang intinya meminta Suaminya untuk menjemput kembali Devia dan hal itu tidak diinginkan oleh Mama Devia untuk itu Mama Devia segera menghapus pesan yang dikirim oleh Mang Parjo, Setelah semua pesan dihapus Mama Devia kembali melanjutkan merias wajahnya berpura-pura tidak tahu tentang pesan yang dikirim Mang Parjo kepada suaminya.
"Rasakan oleh mu anak liaar, Papa mu tidak akan pernah tau keadaan kamu, karena Aku tidak akan pernah membiarkan Papamu tau, selamat menikmati hari-harimu yang manis. " desis Mama Devia sambil tersenyum penuh kemenangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments