Suara sang Mama yang biasanya terdengar lembut dan sangat penyayang kini tiba-tiba ikut seperti suara monster yang sangat mengerikan di telinga Devia.
Sungguh Devia tidak mengerti apa maksud dari Mamanya yang begitu sangat cepat berubah pikiran dan berubah sikap kepadanya di mana selama ini bahkan Baru beberapa menit yang lalu Mama Devia bersikap manis dengan menolong Devia dari hukuman cambuk yang akan di berikan oleh Papanya, Devia berpikir sang Mama sangatlah baik dan benar-benar sangat tulus menyayanginya akan tetapi pada detik berikutnya kini Mama Devia bersikap buruk dan kasar terhadap dirinya.
Devia benar-benar dibuat pusing dengan kepribadian sang Mama yang berubah-ubah.
"Dasar Ibu tiri dimana-mana sama saja jahat dan tidak berprasaan, kalaupun bersikap baik, semua karena ada maunya cuma ingin terlihat agar dirinya bisa dibilang Ibu tiri yang baik, Huuuffp, coba tidak ada masalah yang menyebalkan ini pasti Aku akan buat Wanita ini tidak akan bisa menjadi Nyonya yang bisa bersikap seenaknya, Apes banget sih Nasibku dan kenapa Aku juga merasakan Aneh tiba-tiba tanpa busana Aku sudah satu Ranjang dengan laki-laki jelek itu, sudah jelek miskin lagi hadeuuh, Malang benar ini nasib, "
Devia terus bermonolog sendiri, wajahnya menyiratkan kekesalan yang dalam terhadap Mamanya
Sementara Usman hanya bisa menundukkan kepala.
"Apa kau siap bertanggung-jawab dengan apa yang sudah kamu lakukan pada Putriku, "
"Saya siap Tuan, "
"Baiklah Aku ingin secepatnya kalian menikah dan Aku rasa hari ini juga kita akan ke KUA agar urusan kalian cepat selesai."
"Tapi, Pa. apa itu tidak terlalu cepat dan lagi Devia masih yakin tidak melakukan apa-apa dengan laki-laki ini, Papa harus mencari dan menyelidiki dulu kebenaran nya bukan? "
" Mau diselidiki dengan model apa lagi Via, Sudahlah tidak perlu ada penyelidikan lagi aku mau kalian secepatnya menikah dan pergi dari rumah ini karena aku tidak mau Memiliki seseorang Putri yang memalukan keluarga. "
"Tapi, Pa, ___
" Sudah tidak ada tapi tapi lagi cepat pergi, Mang Parjo bawa mereka sekarang juga ke KUA agar urusan mereka cepat kelar dan ini, berikan cek ini pada pengurusnya dan minta hari ini juga semua terselesaikan, Aku rasa jumlah dalam yang tertera dalam cek ini lebih dari cukup untuk menyelesaikan semua urusan. "
"Baik, Tuan, Mari Non dan kau ayo kita berangkat sekarang. "ajak Mang Parjo pada Devia dan Usman.
"Pa....! Via tidak bersalah, Via tidak mau menikah ini benar-benar tidak adil, Papa harus menyelidiki rekaman CCTV-nya, agar semuanya jelas, "elakkan Devia yang masih kekeh dengan pendirian nya jika dirinya benar-benar tidak melakukan apapun.
"Sudah Via, jangan kau banyak alasan hanya untuk bisa membuat Papamu luluh, kamu menikah saja biar tidak membuat malu keluarga, lagi pula itukan salah kamu sendiri kenapa masih mau ngelak dan bilang jika semua itu tidak benar, sudah jelas jelas tidur dengan Pemuda miskin itu dan semua sudah melihatmu, masih juga bilang salah paham, sudah Mang Parjo cepat bawa mereka agar mereka cepat melakukan pernikahan dan kemudian, ___
"Kemudian Aku pergi dari Rumah ini, begitu kan yang Mama maksud? " seru Devia dengan suara yang sangat lantang dan keras.
Mama Devia tersenyum miring melangkah mendekati Devia dan mencengkram dagu Devia.
"Kau cukup cerdas, "
"Sudah kuduga kau itu sebenarnya bukan, _____
" Sudah-sudah hentikan perdebatan ini kepalaku pusing? " teriak Papa Devia dengan keras.
Wajahnya yang Tua dan masih menyisahkan ketampanan terlihat sangat marah dan geram.
"Mang Parjo Bawa mereka sekarang, "
"Baik, Tuan, mari Nona, "
"Pa.... Papa? Via tidak mau, apa Papa tega ngelihat Via Nikah sama orang seperti dia, Pa, tolong dengarkan Via, saat itu Via juga tidak merasakan, _____
" Cukup Devia..!hentikan rengekanmu karena Papa tidak akan merubah keputusan, Ayo Ma kita pergi, "
Papa Devia segera membawa Mama Devia pergi masuk kedalam kamar sementara Devia terpaksa pergi dengan sopir pribadi Papanya Mang Parjo untuk pergi ke sebuah gedung tempat peresmian orang orang yang hendak menikah.
Dengan Wajah masam Devia duduk di bangku depan di dekat mang parjo sambil bersilang dada, sementara Usman duduk di belakangnya.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang sehingga Devia merasakan sangat lama dan bosan.
"Mang, cepat sedikit jangan lelet seperti ini, "
"Lho Non Via apa sudah siap kok minta lebih cepat, "goda Mang Parjo sambil tersenyum.
Bukannya mendengarkan perintah Devia Mang Parjo justru mengajak Devia untuk bercanda, tentu saja hal itu semakin membuat Devia kesal.
Mang Parjo adalah salah satu pekerja yang sudah sangat lama bekerja di tempat Papanya Devia menjadi Sopir pribadi bahkan jauh sebelum Devia lahir mang Parjo sudah ada.
Tidak pernah pulang kampung dan ambil cuti setiap kali diberikan kesempatan untuk mudik mang Parjo selalu menolak, hal itu terjadi ketika Devia masih berusia 5 tahun, entah apa yang terjadi sehingga mang parjo tidak pernah rindu dan ingin pulang.
Devia yang kini sudah remaja sempat merasa aneh dan penasaran, belum sempat Devia menyelidiki sebab dari mang parjo sopir pribadi Papanya yang tidak mau pulang kampung, kini Devia sudah di tempatkan dalam satu masalah yang mana Papanya menemukan dirinya sedang satu Ranjang di hotel dengan seorang pria miskin bernama Usman.
Sungguh Devia tidak mengerti mengapa semua bisa terjadi, bahkan Devia merasa masih baik-baik saja.
"Mang Parjo hentikan tawamu itu, muak Aku mendengarnya. "
"Non, kenapa harus marah marah sama Mang Parjo, kan itu salah Non Via sendiri."
"Kau juga menyalahkan Aku? "
Devia bertanya dengan sorot mata yang tajam dan penuh kekesalan.
"Fakta lebih di percaya Non dari pada sebuah alasan, "jawab Mang parjo dengan santai.
"Kau, _____
Devia menggagkat tangan hendak memukul mang Parjo yang kala itu sedang asik dan fokus dalam menyetir mobilnya.
Sementara Mang Parjo hanya tersenyum simpul laki-laki yang usianya tidak jauh beda dengan Papanya itu terlihat begitu tenang dalam menghadapi Gadis yang ada disampingnya seolah olah dia sangat memahami dan mengerti, sehingga tidak ada raut ketakutan dan kecemasan padanya ketika membuat Gadis kecil Putri dari Bosnya marah.
"Bagaimana Non, kita percepat laju dari kecepatan mobil kira ini atau bagaimana? "
"Percepat saja Aku sudah bosan dan malas Aku ingin semua cepat selesai, "
"Baiklah, Non pakai sabuk pengamannya, saya akan lakukan apa yang Non Via perintahkan. "
"Halah, tidak perlu pakai sabuk pengamanlah malas, " ketus Devia.
"Baiklah kalau begitu bersiaplah Non saya akan menambah laju kecepatan dari mobil ini, '
" Iiiihh, banyak bicara sekali sih, ngak usah ngomong cepatlah, "
Mang Parjo tersenyum kemudian menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan sangat perlahan, memejamkan mata dalam sedetik kemudian mang parjo segera menancap gas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Lee
Aku jga sempat bingung ini 🤔🤔
2023-08-02
0
Uthie
Itu mahh kayanya rencana ibu tiri yg ingin singkirin anak kandung suaminya hanya demi harta dehhh 🤨🤨
Tapi.. bingung dengan si Parjo ini.. kaya masih teka-teki sebenarnya kawan atau lawannya Via 🤔🤔
2023-06-05
0
Aerik_chan
Agak laen emang papanya Devia
2023-05-30
0