Dengan perasaan tidak menentu Devia mengikuti langkah kaki dari Mbok Darmi.
"Nah, Mbak ayo, sini dan lihat kesana, disanalah ladang dari Nak Usman, "
Devia yang mendengar perkataan dari Mbok Darmi sedikit tidak percaya karena dirinya berpikir jika Mbok Darmi dan Usman tadi sedang berbohong dan hanya menghibur dirinya saja, akan tetapi ternyata semuanya benar.
Dari lantai atas Devia bisa melihat sebuah ladang yang luas di depannya, akan tetapi Devia tidak melihat Usman dan Bambang di sana Hal itu membuat Devia menoleh ke arah Mbok Darmi dan menanyakan tentang hal itu.
" Tapi kenapa Usman tidak ada di sana, juga teman Utsman yang tadi berada di sini, Kenapa mereka berdua tidak kelihatan jangan-jangan itu ladang milik orang lain bukan milik Usman dan mbok Darmi hanya ingin menghiburku saja, "ucap Devia memberikan pertanyaan kepada Mbok Darmi karena dirinya masih tidak percaya jika Usman ada disana karena dia tidak melihat Usman dan Bambang di tempat itu.
Mbok Darmi tersenyum mendengar perkataan dari Devia yang tidak percaya dengan perkataannya, bukannya menjawab Mbok Darmi justru meraih sebuah kursi dan diletakkan di dekat Devia berdiri kemudian meminta Devia untuk duduk bersantai di sana.
"Sini Mbak duduk saja disini, Nanti juga akan melihat Nak Usman, saat Ini Nak Usman pasti sedang sibuk dengan semua tugas yang ada jadi belum sampai ketitik lapangan tengah, tapi saya yakin Nanti Nak Usman akan menengok kesini kan Mbak ada disini, Oh iya Mbak ini Namanya siapa, beruntung sekali Mbak bisa menjadi istri Nak Usman, selain dia kaya dia juga pintar dan cerdas, "
Devia tersenyum kecut mendengar pujian dari Mbok Darmi tentang Suaminya tepatnya suami dadakkannya, yang sama sekali bagi Devia ini adalah suatu Nasib sial dalam kehidupannya.
"Namaku, Devia mbok, "
"Oh Mbak Devia, mbok Darmi baru tau kemarin sangat kaget sekali saat para tetangga membicarakan Nak Usman yang pulang dengan membawa Istri, saya kira mereka bercanda tapi ternyata benar, Nak Usman pulang dengan membawa Istri dan Mbak cukup cantik untuk menjadi Istri dari Nak Usman, Mbak tenang saja dan tunggu disini Nanti Nak Usman juga akan kelihatan, Mbok tinggal kebelakang dulu Mbak, mbok mau masak untuk dibawah ke ladang."
"Ke ladang tempat nya Usman ya, Nanti biar Aku yang bawa saja, "ucap Devia menawarkan diri, Devia sejak dari pertama masuk Rumah ini memang tidak terlalu suka sehingga dia ingin pergi keladang untuk menemani Usman akan tetapi Usman tidak mengizinkan Devia ikut karena Usman khawatir Devia akan mengeluh dengan cuaca panas dan juga terik yang pastinya akan membuat Devia tidak akan betah berlama-lama dan hal itu pasti akan merepotkan Usman untuk itu Usman meminta Devia untuk tinggal di Rumah.
"Oh, tidak Perlu Mbak, Nanti sudah ada yang datang mengambil jadi Mbok tidak perlu repot-repot menggantarkannya, ya sudah Mbak saya kedapur dulu, kalau Mbak butuh apa-apa Mbak langsung saja datang ke dapur menemui saya dapurnya ada di bawah saya tinggal dulu ya mbak jangan khawatir pasti nak Usman akan segera kelihatan. "
Dengan terpaksa Devia akhirnya menganggukkan kepala sambil menyungingkan sebuah senyuman meskipun senyuman itu terkesan sangat dipaksakan, karena Devia masih belum percaya jika di ladang itu ada Usman.
Setelah kepergian dari Mbok Darmi Devia kembali menatap ke depan di mana Di tengah ladang itu Devia melihat banyak orang sedang berkumpul Devia yang sudah merasa malas terlihat untuk pergi ke dapur menemui Mbok Darmi dan membantu Mbok Darmi di dapur kan Tapi ketika Devia hendak melangkah tiba-tiba Devia yang menoleh ke arah ladang melihat Usman sedang Melambaikan tangannya, Entah mengapa melihat Usman tiba-tiba hati Devia merasa senang hingga tanpa sadar bibirnya tersenyum, meskipun Devia tidak membalas lambaian tangannya.
Untuk beberapa saat Devia menatap Usman yang sedang melambaikan tangan, Usman sendiri setelah melambaikan tangan pada istrinya kembali disibukkan dengan bekerja karena ada beberapa pegawai dirinya yang meminta Usman untuk menandatangani berkas ada yang mengajak Usman untuk mengelilingi ladang ada juga yang mengajaknya ngobrol semua tidak lepas dari pandangan mata Devia.
"Mbak, sini turun ayo kita makan Mbok sudah selesai masaknya, "teriak Mbok Darmi dari lantai bawah.
Devia yang mendengarkan teriakan dari Mbok Darmi segera turun dari lantai atas sambil menja wab teriakan dari Mbok Darmi .
" Iya, Mbok, "
Devia sudah merasa sangat lega dan hatinya sudah merasa sangat senang ketika dia benar-benar sudah melihat Usman berada di ladang itu, sehingga dia tidak lagi khawatir jika dirinya ditinggal di rumah Itu seorang diri, karena Devia berpikir Usman sengaja pergi ke ladang dan Tempatnya sangat jauh dari dirinya kini berada dan Hal itu membuat Devia was-was karena Devia tidak mengenal siapapun di tempat itu.
sampai di ruang tamu Devia sudah disambut oleh Mbok Darmi dan tanpa ragu-ragu Mbok Darmi meraih tangan Devia membawanya ke dapur.
"Ayo Mbak, Nah silakan Mbak Via mengambil piring dan sendok kita makan bersama disini. "
Dengan santun Devia menggelengkan kepalanya membuat Mbok Darmi mengeryitkan dahinya karena merasa heran dan bingung, Mbok Darmi berpikir mungkin gadis yang ada di depannya tidak terbiasa Makan dengan makanan Desa sehingga dia menolak untuk diajak makan bersama.
"Ini ada Ayam bakarnya juga lho Mba, masak Mbak Via tidak suka makanan didesa, lalu mbak Via sukanya makanan apa, kalau makanan model luar negeri yang sering di lakukan orang orang kota disini tidak ada Mbak, tidak ada, Mbok tidak bisa bikin susi bikin Burger apa piza Mbok tidak bisa, "
Mendengar perkataan dari Mbok Darmi yang sangat poloos tanpa sadar Devia tergelak dan tertawa lebar dan Mbok Darmi yang Baru kali ini melihat gadis di depannya sedang tertawa sungguh terlihat sangat cantik dan rupawan, tidak seperti ketika dia datang bersama dengan Usman wajahnya yang cemberut terlihat sangat galak dan juga terlihat sangat dingin, Hal itu membuat Mbok Darmi berpikir jika gadis yang ada bersama Usman adalah seorang gadis yang Sombong dan dan gadis yang tidak baik serta kasar.
Terpaku mendengar tawa dari Devia membuat Devia menghentikan tawanya karena melihat Mbok Darmi yang menatapnya dengan sangat serius dan seperti orang yang bengong membuat Devia menjadi heran.
"Ada apa Mbok, kenapa kau menatapku begitu? "
"Mbak Via juga bisa tertawa rupanya? "
kini justru Devia yang dibuat heran dengan pertanyaan Mbok Darmi, tentu saja semua orang bisa tertawa Kenapa Mbok Darmi menganggap dirinya tidak bisa tertawa.
"Kenapa Mbok Darmi berkata seperti itu, Tentu saja aku bisa tertawa kan kita sama-sama manusia masa sesama manusia tidak bisa tertawa, " ucap Devia sambil tersenyum.
Mbok Darmi semakin dibuat kagum dengan senyum Devia karena dengan tersenyum gadis didepannya terlihat semakin cantik.
"A-anu, bukan begitu Mbak, maaf Mbok bicara jujur Nih, tadi Mbak Via terlihat sangat sombong dan galak, tapi setelah tersenyum ternyata Mbak Via baik dan tidak sombong. "
Devia semakin dibuat terdengar dengan tertawa lebar.
"Hahaha, Mbok Darmi ada-ada saja, "ucap Devia masih dengan tertawa yang kemudian diikuti oleh mbok Darmi yang juga ikut tertawa, kecerian dan tawa mereka terhenti ketika suara bel rumah berbunyi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments