Bab. 13.Kemarahan Mama Devia

Sambil bersenandung kecil Mama Devia menyisir rambutnya, tidak lama dari dalam kamar mandi keluar Papa Devia dengan Wajah segar, Dia sedikit heran melihat istrinya yang hari ini terlihat sangat aneh karena tidak biasanya istrinya berhias di malam hari dan mempercantik diri Karena biasa yang terjadi Mama Devia langsung tidur tanpa memperdulikan apapun tapi kali ini sungguh terlihat berbeda dan aneh,

"Kamu belum tidur Ma, "

"Belum, Aku menunggu Papa, ayo Mama siap Malam ini, "

Papa Devia tersenyum kemudian mengambil sisir untuk menyisir rambutnya setelah semua sele, Papa Devia mendekati Istrinya dan mendaratkan satu kecukupan kecil di kening Istrinya.

"Malam ini Papa lelah, Papa ingin langsung beristirahat, lain kali saja Ma, Papa harap Mama mau mengerti, apalagi hari ini adalah malam pertama Papa jauh dari putri Papa, Mama tertentu tahu Papa tidak akan memiliki keinginan apapun, sejujurnya Papa sangat tidak tega mengusir Devia dan Sejujurnya Papa juga tidak ingin Devia jauh dari Papa.

Devia itu Putri Papa satu-satunya dan selama ini Devia tidak pernah nakal ataupun berbuat hal yang buruk sungguh di luar dugaan jika tiba-tiba Via melakukan suatu hal yang sangat memalukan , Papa sangat kecewa dan marah padanya tapi apa Mama tahu saat ini Papa benar-benar memikirkannya,

Papa tidak tahu apa yang terjadi padanya saat ini Bagaimana keadaannya Apakah dia sudah makan atau belum Dan apakah dia bisa tidur dengan nyaman atau tidak mungkin Papa akan meminta Mang parjo untuk membawa Devia kembali ke sini Papa akan buatkan Rumah untuk mereka agar Papa tetap bisa dekat dengan Devia dan selalu bisa memantaunya."

Mendengar perkataan suaminya Mama Devia tersenyum kecut, Dia berjalan mendekati Papa Devia.

"Tenanglah Pa, semua akan baik-baik saja Putrimu sudah dewasa lagi pula dia sudah ada yang bertanggungjawab jadi Papa tidak perlu memikirkan Devia lagi dia pasti sedang senang terlebih mereka pasangan pengantin baru pasti lagi mersanya Pa, "

"Tapi, Ma kemarin Papa lihat Devia tidak begitu suka dengan Calon Suaminya, mana mungkin sekarang bersenang senang, Aku justru khawatir Devia sedang menangis saat ini, Anak itu tidak pernah jauh dariku mah anak itu selalu bersamaku dan sampai saat ini Aku tidak bisa menghubunginya dan dia juga tidak menghubungiku Aku sangat khawatir sekali."

"Sudahlah Pa jangan terlalu berlebihan, Papa sudah membuat Aku kecewa dan sedih dengan penolakan Papa malam ini padaku, padahal Aku sudah berias dengan sempurna, dengan mudah Papa mengatakan Papa tidak bisa melakukan karena Papa memikirkan dan masih sedih dengan keadaan ini, Mama harus menerima semua itu, Mama berusaha menerima dan memaklumi Apa yang Papa katakan tapi dengan terus memikirkan Devia dan terus mengkhawatirkan dirinya Mama tidak bisa terima itu lagi.

Sejak awal Papa menikahi Aku kenapa hanya Aku yang harus selalu memahami dan mengerti keadaan Papa, sementara Papa tidak pernah memahami dan mengerti keadaanku hari-hari Papa hanya untuk Devia...Devia...dan Devia, bahkan Papa mendekati Mama juga hanya untuk Devia, menanyakan Devia sebenarnya Papa punya hati apa tidak sih, Papa harus bisa melupakan Devia dia sudah dewasa dan dia sudah ada yang bertanggung jawab bahkan bisa Jadi Devia kini sudah bahagia, jadi tolong berhentilah, berhenti memikirkan Devia lagi dan Papa jangan menjadi laki-laki egois, pikirkan perasaanku pikirkan juga Aku, Aku ini Istri mu bukan Baby sister Anakmu..! " teriak Mama Devia sambil menangis.

"Ma, apa maksud mu? "

"Jangan Bodoh dan berpura pura Bodoh Pa, berapa kali Papa menyentuku semenjak awal pernikahan, Hah... tiga kali dalam enam tahun pernikahan kita dan Aku selalu harus bersabar dan bersabar, Papa ini sebenarnya laki-laki normal apa baanci sih...!

" Plaaaakkk....! jaga ucapanmu jangan melewati batas. "

"Pa-Papa menamparku, kau keterlaluan Pa.. apa Papa belum puaas menyiksaa batinku selama ini, tampar Aku lagi Pa, jika perlu bunuuh saja Aku sekalian, biar Papa puuaaas...!"seru Mama Devia dengan tersedu-sedu.

"Hentikan Air matanu Katerina Apa perlu Aku ingatkan perjanjian kita hitam diatas putih sebelum Aku menawarkan pernikahan kita ini, baik tunggu akan Aku ambilkan biar kamu ingat semua itu, '

bergegas Papa Devia membuka satu laci dengan cepat Ayah Devia meraih Map berwarna Merah yang terbungkus rapi dalam plastik tebal setebal mikha kemudian melemparkannya ke muka Mama Devia.

"Baca lagi itu..? "

Dengan Air mata yang terus mengggalir dipipi Mama Devia membuka kertas putih bermatrai yang mana disana ada tanda tangannya dan tanda tangan Suaminya.

Perlahan-lahan Mama Devia mulai membaca isi dari perjanjian yang dulu memang Mama Devia tidak mau membacanya dan langsung menyetujuinya.

ISI Perjanjian.

Satu persatu semua isi perjanjian telah Mama Devia baca hingga kedua bola mata Mama Devia membulat ketika membaca baris no tujuh.

"Tidak ada hubungan Suami istri dalam pernikahan ( Tidak ada Nafkah Batin)

" Pa kenapa kau berbuat seperti ini padaku, apa kau hanya ingin mempermainkan Aku, "

"Sejak awal Aku sudah bilang, Aku sulit melupakan Mendiang Istriku dan Aku tidak akan bisa mencintainu, tapi ternyata seiring Waktu Aku mulai respect dan tertarik padamu dan Aku akan menjadi Suami yang sesungguhnya untuk mu, tapi apa yang berikan padaku, ketika hatiku mulai mau menerima mu? kau selingkuh dibelakangku, kau meminta kenikmatan pada Laki-laki baji... ngaan itu, Aku kecewa dan Marah saat itu hingga kau tau sendiri kan yang terjadi, jika Aku menyentuhmu itu Karena Aku juga ingin merasakan saja seperti apa kamu lagi pula Aku membiayai semua kehidupan glamormu kan, jadi sudahlah, sekarang kamu tidur sana Aku akan tidur di kamar tamu, "

"Pa, jangan pergi, ini kan kamar kita, "

"Sudahlah Ma, kita hentikan sandiwara kita karena sejujurnya diantara kita tidak ada rasa cinta dan mulai sekarang kita sendiri sendiri saja tapi kamu jangan khawatir Aku tetap memberikan dan memenuhi kebutuhan materimu. "

ucapkan itu bapak Devia segera keluar dari dalam kamar mama Devia yang mendengar perkataan dari Papa Devia sangat geram dan marah dengan sangat kesal Mama Devia obatin semua yang ada di dalam kamar.

"Aaaaaaahhhhh brengsek kau...!

" Pyaaarr....! semua alat rias berjatuhan dilantai bantal guling pun semua berhamburan di lantai kini kamar Mama Devia bagaikan kapal pecah.

Episodes
1 Bab. 1.MARAH
2 Bab. 2.KESAL
3 Bab. 3. Syok
4 Bab. 4.MENANGIS
5 Bab. 5. Pedesaan
6 Bab. 6. Kesedihan Devia
7 Bab. 7. Tersiram Air
8 Bab. 8. Terkejut dan heran
9 Bab. 9.Suami yang Aneh
10 Bab. 10.GADIS ANEH
11 Bab. 11.PENASARAN
12 Bab. 12.Pesan Mang Parjo
13 Bab. 13.Kemarahan Mama Devia
14 Bab. 14.Kekesalan Mama Devia
15 Bab. 15.MENCARI
16 Bab. 16.Lari
17 Bab. 17.Takut
18 Bab. 18.Tidak Percaya
19 Bab. 19.Ternyata Tidak Sombong
20 Bab. 20.Kesedihan Devia
21 Bb. 21.Mengapa Dia Benci
22 Bab 22. Tidak Mau Ikut
23 Bab. 23. Terkejut
24 Bab. 24.Saran Bambang
25 Bab. 25. Sangat Bening
26 Bab. 26.Kecewa
27 Bab. 27.Panik
28 Bab. 28.Satu Syarat
29 Bab. 29. Akhirnya Pergi
30 Bab. 30.Bukan Urusanku.
31 Bab. 31.Mengetuk Pintu
32 Bab. 32.Membosankan
33 Bab. 33. Merasa Malu
34 Bab. 34. Harus Ke Kota
35 Bab. 35.Merasa Curiga
36 Bab. 36.Sangat Memusingkan
37 Bab. 37.Sangat Cemas
38 Bab. 38.Dukun Dengan Tarif Dua Juta
39 Bab. 39.Ayam Geprek Sambel Tuk. Tuk.
40 Bab. 40. Jampi-jampi bergaransi
41 Bab. 41.Merasa Lega
42 Bab. 43.Merasa Senang
43 Bab. 44.Keinginan Devia
44 Bab. 45.Sangat kecewa
45 Bab. 46.Merasa bahagia
46 Bab. 47.Rencana
47 Bab. 48.Bos Yang Baik
48 Bab. 48.Kekesalan Mala
49 Bab. 49.Makan Yang Banyak
50 Bab. 50.Kekesalan Mala
51 Bab. 51.Sangat Aneh.
52 Bab. 52.Rencana
53 Bab. 53.Rencana
54 Bab. 54. Ban Mobil yang Kempees
55 Bab. 55.Kehilangan Jejak
56 Bab. 56 Rencana Mang Parjo
57 Bab. 57.Prasangka yang Benar
58 Bab. 58.Rencana
59 Bab. 59 kesal
60 Bab. 60.Sampai Di kota
61 Bab. 61, Sesuatu Yang Aneh
62 Bab. 62.Aneh
63 Bab. 63.Mencari Mama
64 Bab. 64.Sangat Sulit
65 Bab. 65 . Rencana Baru
66 Bab. 66.Kemarahan Mama Devia
67 Bab. 67 Kamar Pembantu
68 Bab. 68.Mulai Mendengar perintah Suami
69 Bab. 69.Bersabar menunggu
70 Bab. 70.Tujuan Mang Parjo
71 Bab. 71.Makan Nasi Goreng
72 Bab. 72.Sangat Kesal
73 Bab. 73.Kecewa
74 Bab. 74.Kesal
75 Bab. 75.Terkejut
76 Bab. 76.Bingung
77 Bab77. kecewa
78 Bab. 78.Terkejut
79 Bab. 79. Sangat Ceroboh
80 Bab. 80.Bingung
81 Bab. 81.Heran
82 Bab. 82. Bersyukur.
83 Bab. 83.Bingung
84 Bab. 84.Mencari
85 Bab. 85.Bertemu
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab. 1.MARAH
2
Bab. 2.KESAL
3
Bab. 3. Syok
4
Bab. 4.MENANGIS
5
Bab. 5. Pedesaan
6
Bab. 6. Kesedihan Devia
7
Bab. 7. Tersiram Air
8
Bab. 8. Terkejut dan heran
9
Bab. 9.Suami yang Aneh
10
Bab. 10.GADIS ANEH
11
Bab. 11.PENASARAN
12
Bab. 12.Pesan Mang Parjo
13
Bab. 13.Kemarahan Mama Devia
14
Bab. 14.Kekesalan Mama Devia
15
Bab. 15.MENCARI
16
Bab. 16.Lari
17
Bab. 17.Takut
18
Bab. 18.Tidak Percaya
19
Bab. 19.Ternyata Tidak Sombong
20
Bab. 20.Kesedihan Devia
21
Bb. 21.Mengapa Dia Benci
22
Bab 22. Tidak Mau Ikut
23
Bab. 23. Terkejut
24
Bab. 24.Saran Bambang
25
Bab. 25. Sangat Bening
26
Bab. 26.Kecewa
27
Bab. 27.Panik
28
Bab. 28.Satu Syarat
29
Bab. 29. Akhirnya Pergi
30
Bab. 30.Bukan Urusanku.
31
Bab. 31.Mengetuk Pintu
32
Bab. 32.Membosankan
33
Bab. 33. Merasa Malu
34
Bab. 34. Harus Ke Kota
35
Bab. 35.Merasa Curiga
36
Bab. 36.Sangat Memusingkan
37
Bab. 37.Sangat Cemas
38
Bab. 38.Dukun Dengan Tarif Dua Juta
39
Bab. 39.Ayam Geprek Sambel Tuk. Tuk.
40
Bab. 40. Jampi-jampi bergaransi
41
Bab. 41.Merasa Lega
42
Bab. 43.Merasa Senang
43
Bab. 44.Keinginan Devia
44
Bab. 45.Sangat kecewa
45
Bab. 46.Merasa bahagia
46
Bab. 47.Rencana
47
Bab. 48.Bos Yang Baik
48
Bab. 48.Kekesalan Mala
49
Bab. 49.Makan Yang Banyak
50
Bab. 50.Kekesalan Mala
51
Bab. 51.Sangat Aneh.
52
Bab. 52.Rencana
53
Bab. 53.Rencana
54
Bab. 54. Ban Mobil yang Kempees
55
Bab. 55.Kehilangan Jejak
56
Bab. 56 Rencana Mang Parjo
57
Bab. 57.Prasangka yang Benar
58
Bab. 58.Rencana
59
Bab. 59 kesal
60
Bab. 60.Sampai Di kota
61
Bab. 61, Sesuatu Yang Aneh
62
Bab. 62.Aneh
63
Bab. 63.Mencari Mama
64
Bab. 64.Sangat Sulit
65
Bab. 65 . Rencana Baru
66
Bab. 66.Kemarahan Mama Devia
67
Bab. 67 Kamar Pembantu
68
Bab. 68.Mulai Mendengar perintah Suami
69
Bab. 69.Bersabar menunggu
70
Bab. 70.Tujuan Mang Parjo
71
Bab. 71.Makan Nasi Goreng
72
Bab. 72.Sangat Kesal
73
Bab. 73.Kecewa
74
Bab. 74.Kesal
75
Bab. 75.Terkejut
76
Bab. 76.Bingung
77
Bab77. kecewa
78
Bab. 78.Terkejut
79
Bab. 79. Sangat Ceroboh
80
Bab. 80.Bingung
81
Bab. 81.Heran
82
Bab. 82. Bersyukur.
83
Bab. 83.Bingung
84
Bab. 84.Mencari
85
Bab. 85.Bertemu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!