Pesona Cinta Tiara Khoerunnisa

Pesona Cinta Tiara Khoerunnisa

Kegaduhan di pagi hari.

Suara adzan awal di sebuah Pondok membangunkan seluruh santri . Mereka sudah terbiasa bangun untuk melaksanakan shalat malam, lalu tadarus Qur'an sampai kumandang adzan shubuh.

Begitu pun hari ini, suara gemericik air terdengar jelas, banyak diantara para santri yang langsung mandi, karena menurut Abah Kiyai, banyak keutaman dari mandi sebelum shubuh.

Abah Kyai sering mengutarakan kalau mandi sebelum subuh itu banyak sekali manfaatnya. Hal ini juga sering dilakukan oleh Rasulullah SAW, beliau membiasakan mandi sebelum subuh.

Air di pagi hari banyak mengandung ozon, sehingga banyak manfaatnya bagi tubuh. Diantaranya dapat meningkatkan energi baik, dapat meningkatkan kreativitas, menjaga kesehatan kulit wajah, meningkatkkan kesuburan pria, dan memperkuat daya tahan tubuh.

Bahkan dilansir detik health, keutamaan mandi sebelum subuh diantaranya dapat menyembuhkan sakit kepala, melepaskan racun dari tubuh, dapat menurunkan tekanan darah, dapat menghilangkan stres, dan dapat menurunkan kadar gula.

Dengan begitu banyak manfaat dari mandi sebelum subuh, maka Abah kyai mewajibkan seluruh santrinya untuk mandi sebelum subuh sebelum shalat berjamaah di Masjid.

Makanya sudah tidak aneh jika selalu terjadi kegaduhan di tiap hari begitu adzan awal berkumandang.

Aktifitas sudah di mulai sejak itu, para santri sudah berbondong-bondong menuju Masjidnya, di Pondok Abah Ilham, Masjid pun ada dua, Masjid Putri dan Masjid Putra, sehingga antara Santri putra dan putri tidak bebas bertemu dan berinteraksi, hanya satu hari dalam sebulan, mereka bisa berada di Masjid yang sama, yaitu saat ada kegiatan Amm.

Begitu pun pagi itu. Setelah shalat tahajud santri ada yang menghafal kitab, ada juga yang menghafal Al-Qur'an , sambil menunggu waktu subuh tiba.

Di lain tempat, sedang terjadi balapan, itu terjadi sejak tengah malam tiba. Raungan deru sepeda motor menggema, kerlap-kerlip lampu terlihat jelas, suara klakson pun silih berganti dibunyikan dari sepeda motor yang sudah bersiap berlari tinggal menunggu aba-aba.

Dan..., balapan pun dimulai, gerakan tangan seorang wanita berbusana minim pembawa bendera menjadi tanda balapan dimulai. Deru suara mesin sepeda motor langsung menggema.

Mereka melesat cepat membelah gelapnya malam. Sudah beberapa putaran berlangsung, dan saat menuju lintasan terakhir, ada sepeda motor yang melaju sangat cepat, pengendaranya tidak bisa mengendalikan sepeda motornya, dan bruk....duarrrr....., sepeda motor itu terjatuh ke jurang.

Seketika pembalap lainnya menghentikan laju sepeda motornya, mereka kini berkumpul di titik jatuhnya motor tadi.

"Siapa tadi yang jatuh?", tanya salah seorang dari mereka.

"Itu sepertinya Robi", jawab teman disebelahnya.

"Cepat tolong dia!, kenapa kalian diam saja",

"Sudah biarkan saja, resikonya tinggi kalau kita tolong dia, nanti akan banyak pertanyaan ini itu, ujung-ujungnya kita tambah ribet kalau berurusan dengan Polisi, ini sudah resiko, kita bubar saja, cepat!, sebelum ada orang yang mengetahui hal ini", pinta salah seorang dari mereka, yang kemungkinan dia itu pemimpin dari mereka.

*

*

Shalat Subuh pun baru berjalan satu rakaat saat terdengar bunyi dentuman keras di atas bukit.

Para jema'ah pun merasa terkejut, namun mereka tetap berada di shaf nya. Setelah selesai berdo'a, baru mereka keluar Masjid dan melihat ke atas bukit.

Terlihat ada kebakaran di sana, entah apa , namun mereka menduga itu akibat dari dentuman tadi.

"Innalillahiwainnaillahiirooji'uun, ada apa di sana?", Abah Ilham memandang ke atas bukit.

"Mudah-mudahan saja tidak ada korban jiwa", gumam Ustad Fikri.

"Anak-anak, lanjutkan saja kegiatan mengajinya, kalau ada apa-apa, nanti juga ada Petugas yang lebih berhak menangani", Seru Abah Ilham.

Semua santri kembali masuk ke Masjid melanjutkan aktifitas mengajinya. Mereka kembali dihebohkan oleh teriakan Mang Daman, pengurus kebun, dia berlari sambil berteriak

"Ada mayat...ada mayat...., Pak kyai ada mayat....", ia berteriak panik di halaman Masjid Putra.

Serentak semua santri yang sedang mengaji menghentikan kegiatannya, Ustad Fikri berinisiatif keluar, "Ada apa Mang?, ada mayat?, di mana?",

"Iya Ustad, ada mayat di sungai, ayo Ustad siapa tahu masih hidup", Mang Daman terengah-engah.

"Ah..., ada -ada saja Mang, masa ada mayat masih hidup, gimana Mamang ini" kekeh Ustad Fikri.

"Maksud Mamang, siapa tahu dia masih hidup, jadi masih bisa diselamatkan, begitu Ustad", senyum Mang Daman.

"Ya sudah kita lihat dulu ke sana, benar kata Mang Daman, kalau masih hidup, kita masih bisa menolongnya", Ustad Dzaqi menghampiri.

"Ayo..., kalian saja yang ke sana , biar Abah sama anak-anak, ajak juga Ustad Fadil ", perintah Abah Ilham.

Ustad Fikri , Ustad Dzaqi, dan Ustad Fadil mengikuti Mang Daman. Mereka menuju pinggir sungai, sungai itu memang melewati Pondok Pesantrean Abah Ilham.

Benar saja, di sungai ada orang telungkup di atap batu, kelihatannya ia seorang laki-laki, dia nampak mengenakan celana dan jaket jeans, sepatunya hilang satu.

"Itu Mang?, coba dekati , apa ia masih hidup?", pinta Ustad Fikri.

Dengan ragu-ragu, Mang Daman menghampiri orang itu, Ustad sini, Mamang takut", Mang Daman terdiam di sampingnya.

Terlihat Ustad Fikri menghampiri Mang Daman.

"Bismillah...,tangan Ustad Fikri mulai meraba punggung orang yang ada didepannya.

"Euh....euh...., terdengar raungan dari orang yang disentuhnya.

Ustad Fikri dan Mang Daman terperanjat kaget, Alhamdulillah..., Mang dia masih hidup, ayo kita bawa saja ke Pondok, biar bisa di tolong sana", usul Ustad Fikri.

Mang Daman membalikkan badan orang itu , "Wah ganteng banget ini mah Ustad, sepertinya orang dari Kota, lihat saja walau laki-laki, kulitnya bersih sekali, pakaiannya pun bagus, pasti orang kaya ini mah", cerocos Mang Daman.

Ustad Fikri meliriknya, dan mengakui memang orang itu tampan sekali.

"Wooii..., sini!, bantu sini!", teriak Ustad Fikri. Ia memanggil Ustaf Dzaqi dan Ustad Fadil yang masih berada di pinggir sungai.

Yang di panggil pun menghampiri. "Ini orangnya, apa masih hidup?", tanya Ustad Fadil.

"Iya... Dia masih hidup, kita bawa ke Pondok saja biar di obati di sana", perintah Ustad Fikri.

"Kalau begitu aku pulang duluan, mengabari hal ini kepada Abah Kyai", usul Ustad Fadil.

"Iya itu ide bagus", Ustad Fikri menepuk pundak Ustad Fadil.

Ustad Fadil bergegas kembali menuju Pondok, sementara Ustad Fikri, Ustad Dzaqi dan Mang Daman menggotong orang asing yang ditemukannya di sungai.

Sesampainya di Pondok, Abah Kyai memerintahkan untuk membawanya ke rumahnya.

'Wah ...., ini mah bahaya, membawa orang asing ke rumah Abah, nanti bisa bertemu dengan Ara', pikir Ustad Fikri.

Belum apa-apa dia sudah ketakutan, Ara akan tertarik dengan ketampanan pemuda asing itu.

Padahal dirinya saja yang sudah lama menaruh hati kepada Ara selalu diabaikan, tidak pernah mendapat perhatian khusus dari Ara, Tiara Khoerunnisa namanya, putri Abah Kyai.

Tapi Ustad Fikri tidak bisa menolak, ia menurut saja, ia membawa pemuda asing itu ke rumah Abah.

Kebetulan Tiara sedang tidak ada, dia sudah berangkat kuliah. Jadi dirinya tidak mengetahui perihal penemuan pemuda asing itu.

Hati Ustad Fikri sedikit lega. "Mang, kalau sudah sadar, berikan baju ini untuk pemuda itu , nanti kalau sudah benar-benar sadar, kita tanya dia", perintah Abah Kyai.

"Baik", rengguh Mang Daman.

Ustad Fikri dan Ustad Dzaqi sudah kembali ke Pondok, sementara pemuda asing itu di urus oleh Mang Daman.

Tidak ada luka serius yang dialaminya, hanya kakinya saja yang terkilir, dan beberapa luka lecet di beberapa bagian tubuhnya.

"Alhamdulillah, sudah sadar, ini minum dulu, teh manis hangat", sumringah Mang Daman begitu melihat pemuda itu sudah duduk di kasurnya.

"Dimana ini, saya ada di mana?", pemuda itu meringis sambil melihat sekeliling.

"Tenang dulu, kamu aman di sini, saya menemukanmu di sungai, ini ganti dulu bajunya itu basah", Mang Daman memberikan minum, dan baju ganti.

Pemuda itu meminum teh hangatnya sampai habis, ia mengambil baju ganti yang diberikan Mang Daman, "Baju apa ini", ia melihat koko dan sarung di tangannya.

"Kamu berada di Pondok Pesantren, jadi hanya ada baju itu di sini", ucap Mang Daman.

"Ayo cepat ganti, kita akan menemui Abah Kyai" Mang Daman melirik pemuda itu.

Tanpa melihat lagi Mang Daman, pemuda itu menuju kamar mandi dengan tertatih, kakinya terasa sakit begitu dipijakkan.

"Yeah...., sombong sekali, bilang terima kasih kenapa, sudah ditolingin", gerutu Mang Daman.

Terpopuler

Comments

Happyy

Happyy

😘😘😘

2023-12-10

0

Rini Musrini

Rini Musrini

awal cerita yg menarik.

2023-12-09

0

Gadih Hazar

Gadih Hazar

Masyaallah, cerita yang menarik, lanjut thor, salam kenal dam sukses untuk mu kak..

2023-06-01

5

lihat semua
Episodes
1 Kegaduhan di pagi hari.
2 Alhamdulillah selamat
3 Kebaikan Robi
4 Sisi Kelam Robi
5 Mulai Terpesona
6 Kesan Buruk
7 Bertemu lagi
8 Ada apa ini?
9 Ada yang Janggal
10 Kejutan tak terduga
11 Pengkhianatan
12 Dasar Orang Aneh
13 Ternyata bukan orang Sembarangan
14 Memulai Kehidupan Baru
15 Mulai ada jalan
16 Rencana Licik
17 Rintangan Menghadang
18 Awal yang baik
19 Menjemput Kenangan
20 Bertemu kembali
21 Aku adalah Robi
22 Siapa Dia?
23 Terpesona
24 Marisa dan Tiara
25 Ada Apa Dengan Aku?
26 Ikhlas saja
27 Dia Tiara
28 Salah Sangka
29 Mulai Gila
30 Ada Jalan
31 Robi Masih hidup?
32 Aku Ingin Kembali
33 Bertemu Tiara
34 Akhirnya Ketemu Juga
35 Rahmat itu Robi????
36 Menjalin cemistry
37 Terkuaknya Tabir
38 Adakah Restu
39 Rencana Kedua
40 Benalu
41 Abah dan Umi celaka
42 Tiara Dalam Bahaya
43 Akulah Robi
44 Aku Pulang
45 Anak Sultan
46 Papih Pulang
47 Robi Kena lagi
48 Salah Sasaran
49 Bukan Robi
50 Menjadi Saksi
51 Maafkan Aku
52 Dia Bukan Apa-apa
53 Ada Harapan
54 Saksi Kunci
55 Kalah Telak
56 Mungkin ini Balasan
57 Membebaskan Robi
58 Semua ada Takdirnya
59 Robi Bebas
60 Menjemput Impian
61 Masa lalu
62 Robi sudah kembali
63 Ketakutan
64 Mungkin sudah Terlambat
65 Aku Ingin Bisa
66 Tetap Ikhlas
67 Merangkai Asa
68 Luruskan Niat
69 Masih harus bersabar lagi
70 Mengolah Rasa
71 Merajut Impian
72 Berserah Pada Takdir
73 Mulai Ada Hasilnya
74 Atur Siasat
75 Semua Mulai Terbuka
76 Rencana Sempurna
77 Titik Terang
78 Mewujudkan Mimpi
79 Badrun Bebas
80 Waktunya Sudah Dekat
81 Satu Langkah Lagi
82 Sudah Takdirnya
83 Kena Kau Fikri
84 Tak Bisa Berkelit
85 Masih Teka-Teki
86 Tersangka Baru
87 Akhirnya Ketahuan
88 Kembali ke Masa Lalu
89 Memutar Balikkan Fakta
90 Kata Hati, hati-hati!!
91 Robi atau Fikri?
92 Aku Terpaksa
93 Bertemu Kembali
94 Situasi Sulit
95 Hari yang Haru
96 Robi kembali sadar
97 Masih Ada Kesempatan
98 Naluri Hati
99 Persimpangan Rasa
100 Aku Kembali
101 Aku Bingung
102 Ini Bahaya
103 Kenyataan Pahit
104 Tidak Menyangka
105 Butuh Proses
106 Lagi-lagi Tiara
107 Dia Sudah Berubah
108 Ternyata Dia
109 Semoga Selamat
110 Kesempatan Kedua
111 Sedikit Tragedi
112 Selalu Tiara
113 Salah Sasaran lagi
114 Kepanikan
115 Aku Datang, Tiara
116 Maafkan
117 Mulai terungkap
118 Semua Tahu
119 Belajar Memaafkan
120 Kita Berdua
121 Tidak Jelas
122 Kebetulan
123 Dari Hati
124 Satu Rasa
125 Halangan Lagi
126 Akhirnya Ketemu Juga
127 Kami Tidak Bersalah
128 Dendam jadi Benci
129 Dasar Sandal
130 Abah Pulang
131 Sok Berkuasa
132 Hampir Terciduk
133 Menyusun Rencana
134 Merasa Bodoh
135 Obrolan Dari Hati
136 Mulai Meragu
137 Sudah Saatnya.
138 Penyesalan yang Terlambat
139 Bucinkah?
140 Eksekusi
141 Kabur ....
142 Niat Busuk
143 Jalan Kembali
144 Akhirnya Selamat
145 Datang Kembali
146 Kesempatan Ke Dua
147 Pengakuan Nyimas
148 Semangat Baru
149 Harapan Baru
150 Guru Terbaik
151 Kegilaan
152 Yang Teristimewa
153 Mewujudkan Mimpi
154 Semua ikut Bahagia
155 Kejutan
156 Papih Siaga
157 Akhirnya Sah
158 Sabar ya..?,
159 Malam Japak
160 Gol...gol...gol...
161 Yang Sempurna
162 Dia Istriku
163 Double Bahagia
164 Seminggu kemudian
165 Akhir Cerita
Episodes

Updated 165 Episodes

1
Kegaduhan di pagi hari.
2
Alhamdulillah selamat
3
Kebaikan Robi
4
Sisi Kelam Robi
5
Mulai Terpesona
6
Kesan Buruk
7
Bertemu lagi
8
Ada apa ini?
9
Ada yang Janggal
10
Kejutan tak terduga
11
Pengkhianatan
12
Dasar Orang Aneh
13
Ternyata bukan orang Sembarangan
14
Memulai Kehidupan Baru
15
Mulai ada jalan
16
Rencana Licik
17
Rintangan Menghadang
18
Awal yang baik
19
Menjemput Kenangan
20
Bertemu kembali
21
Aku adalah Robi
22
Siapa Dia?
23
Terpesona
24
Marisa dan Tiara
25
Ada Apa Dengan Aku?
26
Ikhlas saja
27
Dia Tiara
28
Salah Sangka
29
Mulai Gila
30
Ada Jalan
31
Robi Masih hidup?
32
Aku Ingin Kembali
33
Bertemu Tiara
34
Akhirnya Ketemu Juga
35
Rahmat itu Robi????
36
Menjalin cemistry
37
Terkuaknya Tabir
38
Adakah Restu
39
Rencana Kedua
40
Benalu
41
Abah dan Umi celaka
42
Tiara Dalam Bahaya
43
Akulah Robi
44
Aku Pulang
45
Anak Sultan
46
Papih Pulang
47
Robi Kena lagi
48
Salah Sasaran
49
Bukan Robi
50
Menjadi Saksi
51
Maafkan Aku
52
Dia Bukan Apa-apa
53
Ada Harapan
54
Saksi Kunci
55
Kalah Telak
56
Mungkin ini Balasan
57
Membebaskan Robi
58
Semua ada Takdirnya
59
Robi Bebas
60
Menjemput Impian
61
Masa lalu
62
Robi sudah kembali
63
Ketakutan
64
Mungkin sudah Terlambat
65
Aku Ingin Bisa
66
Tetap Ikhlas
67
Merangkai Asa
68
Luruskan Niat
69
Masih harus bersabar lagi
70
Mengolah Rasa
71
Merajut Impian
72
Berserah Pada Takdir
73
Mulai Ada Hasilnya
74
Atur Siasat
75
Semua Mulai Terbuka
76
Rencana Sempurna
77
Titik Terang
78
Mewujudkan Mimpi
79
Badrun Bebas
80
Waktunya Sudah Dekat
81
Satu Langkah Lagi
82
Sudah Takdirnya
83
Kena Kau Fikri
84
Tak Bisa Berkelit
85
Masih Teka-Teki
86
Tersangka Baru
87
Akhirnya Ketahuan
88
Kembali ke Masa Lalu
89
Memutar Balikkan Fakta
90
Kata Hati, hati-hati!!
91
Robi atau Fikri?
92
Aku Terpaksa
93
Bertemu Kembali
94
Situasi Sulit
95
Hari yang Haru
96
Robi kembali sadar
97
Masih Ada Kesempatan
98
Naluri Hati
99
Persimpangan Rasa
100
Aku Kembali
101
Aku Bingung
102
Ini Bahaya
103
Kenyataan Pahit
104
Tidak Menyangka
105
Butuh Proses
106
Lagi-lagi Tiara
107
Dia Sudah Berubah
108
Ternyata Dia
109
Semoga Selamat
110
Kesempatan Kedua
111
Sedikit Tragedi
112
Selalu Tiara
113
Salah Sasaran lagi
114
Kepanikan
115
Aku Datang, Tiara
116
Maafkan
117
Mulai terungkap
118
Semua Tahu
119
Belajar Memaafkan
120
Kita Berdua
121
Tidak Jelas
122
Kebetulan
123
Dari Hati
124
Satu Rasa
125
Halangan Lagi
126
Akhirnya Ketemu Juga
127
Kami Tidak Bersalah
128
Dendam jadi Benci
129
Dasar Sandal
130
Abah Pulang
131
Sok Berkuasa
132
Hampir Terciduk
133
Menyusun Rencana
134
Merasa Bodoh
135
Obrolan Dari Hati
136
Mulai Meragu
137
Sudah Saatnya.
138
Penyesalan yang Terlambat
139
Bucinkah?
140
Eksekusi
141
Kabur ....
142
Niat Busuk
143
Jalan Kembali
144
Akhirnya Selamat
145
Datang Kembali
146
Kesempatan Ke Dua
147
Pengakuan Nyimas
148
Semangat Baru
149
Harapan Baru
150
Guru Terbaik
151
Kegilaan
152
Yang Teristimewa
153
Mewujudkan Mimpi
154
Semua ikut Bahagia
155
Kejutan
156
Papih Siaga
157
Akhirnya Sah
158
Sabar ya..?,
159
Malam Japak
160
Gol...gol...gol...
161
Yang Sempurna
162
Dia Istriku
163
Double Bahagia
164
Seminggu kemudian
165
Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!