Ada apa ini?

"Jadi, Nak Robi ini sudah yakin, mau pulang hari ini?", Abah Ilham menatap Robi.

"Iya Bah, saya mau menyelesaikan masalah saya dulu, dan kembali ke rumah",

"Bagus kalau begitu, kalau ada apa-apa jangan sungkan untuk datang lagi ke sini, pintu Pondok ini selalu terbuka untuk Nak Robi",

"Terima kasih Bah, sebenarnya saya ke sini untuk menanyakan kembali perihal sepeda motor yang saya perlukan", Robi menatap Abah Ilham.

"Oh iya, Nak Robi kan mau pulang sekarang ya, belum ada kendaraannya, sebentar", Bah Ilham menengok ke arah dapur, menunggu Tiara yang sedang membuatkan air minum.

Tak lama yang ditunggu datang, membawa nampan berisi air teh panas dan sepiring bolu kukus.

Tanpa banyak bicara, Tiara langsung menata minuman di atas meja. Robi memperhatikannya ia menatap Tiara, memandang bola matanya yang indah, Robi mengakui, pasti Tiara wanita yang cantik, walau hanya sebatas bola matanya saja yang terlihat, tapi sudah menampakkan aura kecantikannya.

Kulitnya juga pasti putih, terlihat dari jemari tangannya . Hanya itu yang bisa Robi lihat, selebihnya tertutup oleh setelan gamis yang menutup tubuhnya, kain niqob yang menutup sebagian wajahnya, dan kaos kaki yang menutup telapak kakinya.

Suaranya pun jarang terdengar, ia hanya bicara kalau ada hal penting yang ingin disampaikan saja, selebihnya lebih banyak diam. Tapi lain lagi kalau sedang mengajar mengaji , ia termasuk guru yang banyak disukai anak muridnya, karena pandai berkomunikasi dengan mereka.

"Ara..., Nak Robi ini rencananya mau pulang sekarang, tapi tidak ada kendaraan, jadi dia bermaksud meminjam sepeda motor milik kamu, ada yang tidak di pakai kan?, Abah lihat akhir-akhir ini kamu hanya memakai sepeda motor matic saja, bagaimana?", Abah Ilham menatap putrinya, ia menunggu jawaban darinya.

"Tiara melirik cepat ke arah Robi yang sedang menatapnya. Tiara agak kikuk menyadari dirinya sedang jadi pusat perhatian Robi.

"Emh...boleh Abah, lihat saja di garasi, motor mana yang mau dipinjam", ucap Tiara.

"Tuh...Alhamdulillah, sudah dapat ijin, ayo kita lihat ke garasi, Nak Robi boleh memilih", Abah Ilham berjalan menuju samping rumah diikuti Robi, sedang Tiara masih duduk di ruang tamu ditemani Umi Anisa yang baru saja pulang dari Madrasah.

Robi mengikuti Abah Ilham menuju garasi, ia tertegun begitu pintunya di buka, di sana berjajar beberapa sepeda motor. Ada motor matic, motor gunung, dan motor sport juga ada.

"Ini motor koleksi Abah?", tanya Robi, ia menyentuh satu per satu sepeda motor yang ada di sana.

Abah tertawa, "Bukan..., bukan Abah, Abah mah tidak bisa, tidak berani, ini semua milik Tiara",

"Wah..., anak Abah kan berjilbab lebar, kok bisa ya berkendara dengan sepeda motor ini", Robi keheranan, ia berdecak, dalam hatinya memuji Tiara, ternyata dibalik kelembutannya, terdapat sisi tomboy dan pemberani.

"Abah mengijinkan dia memakai sepeda motor ini?", Robi menunjuk ke sebuah sepeda motor offroad.

"Iya ..., selama baik, selama ia suka, Abah selalu mendukungnya", senyum Abah Ilham.

Lagi pula ini semua hasil jerih payahnya sendiri, jadi Abah tidak bisa melarang",

"Tiara bekerja di mana, kok bisa mengoleksi sepeda motor seperti ini", penasaran Robi.

"Ah...dia mah kerjanya kalau ada yang menyuruh saja, banyak yang memintanya mengajar ngaji sampai bisa, dan Alhamdulillah..., bisa. Dari sanalah ia memperoleh uang", jelas Abah Ilham.

'Hmmm..., hebat juga', Robi memuji Tiara dalam hatinya. Ia jadi penasaran ingin mengenalnya lebih dekat, ia tertarik dengan hoby offroad nya.

Jarang sekali wanita berjilbab menyukai hal extrim begitu.

"Jadi, Nak Robi mau yang mana?", Bah Ilham kembali melirik Robi yang kini sedang menatap satu persatu sepeda motor yang ada dihadapannya.

"Kalau yang ini gimana?, boleh tidak ya?", Robi menunjuk ke arah salah satu seleda motor offroad.

"Boleh, sepertinya yang itu sudah lama tidak di pake, karena semenjak kuliah, Tiara jadi agak sibuk, sudah jarang bersepeda motor itu ke gunung", jelas Abah Ilham.

"Tunggu sebentar ya!, Abah mengambil dulu kuncinya", pamit Abah Ilham. Ia kembali menuju rumahnya, dan kembali bersama Tiara.

"Nah, yang ini katanya Neng, boleh dipinjam nggak?", Abah Ilham menatap Tiara.

"Boleh saja sih Bah, tapi harus ada jaminan kalau motor ini bisa kembali utuh, dalam keadaan selamat", ucap Tiara.

"Jangan sampai seperti kemarin lagi, jatuh ke jurang", timpa Tiara.

"Kemarin itu remnya yang blong", sambar Robi. Ia merasa Tiara meremehkan kemampuannya, padahal dirinya sudah beberapa kali jadi juara dalam lomba balapan motor.

"ini saya kasih ini sebagai jaminannya", Robi memberikan amplop coklat ke tangan Tiara.

Tiara kaget, baru kali ini ada laki-laki yang berani meraih tangannya.

"Iihh...,apaan sih", Tiara mengkibaskan tangannya, ia tidak suka karena Robi dianggapnya lancang telah menyentuh tangannya.

Otomatis amplop coklat itu terlempar dan menyemburkan lembaran uang , kini uang-uang itu berserakan di lantai.

"Aduh...kamu ya, itu duit...tahu, malah di buang", sewot Robi, ia kembali memunguti uangnya.

"Maaf Nak Robi, Ara tidak sengaja", Abah Ilham ikut membantu membereskan uang yang berserakan.

Tiara bengong, ' Ini orang siapa sih..., kok di sini seminggu, tanpa bekerja, tapi punya uang sebanyak itu, benar, dia bukan orang sembarangan, perlu di selidiki, kalau ternyata orang jahat, kan bahaya', pikir Tiara.

"Abah..., ini pegang dulu, anggap sebagai jaminan sepeda motor ini", Robi berbicara lembut kepada Abah Ilham, ia memberikan kembali uang dalam amplop coklat kepada Abah Ilham.

"Nggak usah Nak, pake saja", tolak Abah.

"Iya, tapi ini kan bukan motornya Abah, berikan saja uang ini kepada pemiliknya", Robi melirik Tiara. Tidak tahu bagaimana reaksinya, karena tertutup niqob.

"Ya sudah, ini Abah rerima, semoga Nak Robi selamat di jalannya, biar bisa kembali ke sini dengan membawa kembali sepeda motor ini utuh", senyum Abah Ilham.

"Terima kasih Bah, saya pergi dulu, mumpung hari belum terlalu malam", pamit Robi.

"Sini Nak, Abah beri tahu, kalau mau bertamu atau mau pamit ke mana pun, coba ucapkan salam, ucapan salam itu do'a", senyum Abah Ilham.

"Ya sudah, kalau begitu saya pulang dulu, salam", ucap Robi.

"Bukan begitu Nak, tapi ucapan salam itu 'Assalamu'alakum Warrohmatullahiiwabaarokaatuh', begitu Nak" , senyum Abah.

"Oh..., Assalamu'alaikum, Abah saya pamit pulang dulu", senyum Robi.

"Wa'alaikum salam", senyum Abah Ilham. Ia menatap Robi yang sedang menghidupkan sepeda motornya, dan tak lama ia pun berlalu dari hadapannya. Tiara pun tersenyum di balik cadarnya, merasa lucu dengan tingkah orang asing itu, tapi mulai ada rasa yang itu entah apa, memang orang itu menyebalkan dengan sikapnya yang sedikit nyeleneh , tapi ia yakin, sikap nyelenehnya itu karena ketidaktahuannya.

'Semoga kamu cepat kembali lagi ke sini' , pikir Tiara. Entah kenapa ia ingin orang asing itu kembali ke Pondok ayahnya.

Terpopuler

Comments

Happyy

Happyy

😘😘😘😊😊

2023-12-12

0

Gadih Hazar

Gadih Hazar

Tiara, mulai ada rasa suka nih.. Ara tomboy juga ya ternyata...

2023-09-30

2

lihat semua
Episodes
1 Kegaduhan di pagi hari.
2 Alhamdulillah selamat
3 Kebaikan Robi
4 Sisi Kelam Robi
5 Mulai Terpesona
6 Kesan Buruk
7 Bertemu lagi
8 Ada apa ini?
9 Ada yang Janggal
10 Kejutan tak terduga
11 Pengkhianatan
12 Dasar Orang Aneh
13 Ternyata bukan orang Sembarangan
14 Memulai Kehidupan Baru
15 Mulai ada jalan
16 Rencana Licik
17 Rintangan Menghadang
18 Awal yang baik
19 Menjemput Kenangan
20 Bertemu kembali
21 Aku adalah Robi
22 Siapa Dia?
23 Terpesona
24 Marisa dan Tiara
25 Ada Apa Dengan Aku?
26 Ikhlas saja
27 Dia Tiara
28 Salah Sangka
29 Mulai Gila
30 Ada Jalan
31 Robi Masih hidup?
32 Aku Ingin Kembali
33 Bertemu Tiara
34 Akhirnya Ketemu Juga
35 Rahmat itu Robi????
36 Menjalin cemistry
37 Terkuaknya Tabir
38 Adakah Restu
39 Rencana Kedua
40 Benalu
41 Abah dan Umi celaka
42 Tiara Dalam Bahaya
43 Akulah Robi
44 Aku Pulang
45 Anak Sultan
46 Papih Pulang
47 Robi Kena lagi
48 Salah Sasaran
49 Bukan Robi
50 Menjadi Saksi
51 Maafkan Aku
52 Dia Bukan Apa-apa
53 Ada Harapan
54 Saksi Kunci
55 Kalah Telak
56 Mungkin ini Balasan
57 Membebaskan Robi
58 Semua ada Takdirnya
59 Robi Bebas
60 Menjemput Impian
61 Masa lalu
62 Robi sudah kembali
63 Ketakutan
64 Mungkin sudah Terlambat
65 Aku Ingin Bisa
66 Tetap Ikhlas
67 Merangkai Asa
68 Luruskan Niat
69 Masih harus bersabar lagi
70 Mengolah Rasa
71 Merajut Impian
72 Berserah Pada Takdir
73 Mulai Ada Hasilnya
74 Atur Siasat
75 Semua Mulai Terbuka
76 Rencana Sempurna
77 Titik Terang
78 Mewujudkan Mimpi
79 Badrun Bebas
80 Waktunya Sudah Dekat
81 Satu Langkah Lagi
82 Sudah Takdirnya
83 Kena Kau Fikri
84 Tak Bisa Berkelit
85 Masih Teka-Teki
86 Tersangka Baru
87 Akhirnya Ketahuan
88 Kembali ke Masa Lalu
89 Memutar Balikkan Fakta
90 Kata Hati, hati-hati!!
91 Robi atau Fikri?
92 Aku Terpaksa
93 Bertemu Kembali
94 Situasi Sulit
95 Hari yang Haru
96 Robi kembali sadar
97 Masih Ada Kesempatan
98 Naluri Hati
99 Persimpangan Rasa
100 Aku Kembali
101 Aku Bingung
102 Ini Bahaya
103 Kenyataan Pahit
104 Tidak Menyangka
105 Butuh Proses
106 Lagi-lagi Tiara
107 Dia Sudah Berubah
108 Ternyata Dia
109 Semoga Selamat
110 Kesempatan Kedua
111 Sedikit Tragedi
112 Selalu Tiara
113 Salah Sasaran lagi
114 Kepanikan
115 Aku Datang, Tiara
116 Maafkan
117 Mulai terungkap
118 Semua Tahu
119 Belajar Memaafkan
120 Kita Berdua
121 Tidak Jelas
122 Kebetulan
123 Dari Hati
124 Satu Rasa
125 Halangan Lagi
126 Akhirnya Ketemu Juga
127 Kami Tidak Bersalah
128 Dendam jadi Benci
129 Dasar Sandal
130 Abah Pulang
131 Sok Berkuasa
132 Hampir Terciduk
133 Menyusun Rencana
134 Merasa Bodoh
135 Obrolan Dari Hati
136 Mulai Meragu
137 Sudah Saatnya.
138 Penyesalan yang Terlambat
139 Bucinkah?
140 Eksekusi
141 Kabur ....
142 Niat Busuk
143 Jalan Kembali
144 Akhirnya Selamat
145 Datang Kembali
146 Kesempatan Ke Dua
147 Pengakuan Nyimas
148 Semangat Baru
149 Harapan Baru
150 Guru Terbaik
151 Kegilaan
152 Yang Teristimewa
153 Mewujudkan Mimpi
154 Semua ikut Bahagia
155 Kejutan
156 Papih Siaga
157 Akhirnya Sah
158 Sabar ya..?,
159 Malam Japak
160 Gol...gol...gol...
161 Yang Sempurna
162 Dia Istriku
163 Double Bahagia
164 Seminggu kemudian
165 Akhir Cerita
Episodes

Updated 165 Episodes

1
Kegaduhan di pagi hari.
2
Alhamdulillah selamat
3
Kebaikan Robi
4
Sisi Kelam Robi
5
Mulai Terpesona
6
Kesan Buruk
7
Bertemu lagi
8
Ada apa ini?
9
Ada yang Janggal
10
Kejutan tak terduga
11
Pengkhianatan
12
Dasar Orang Aneh
13
Ternyata bukan orang Sembarangan
14
Memulai Kehidupan Baru
15
Mulai ada jalan
16
Rencana Licik
17
Rintangan Menghadang
18
Awal yang baik
19
Menjemput Kenangan
20
Bertemu kembali
21
Aku adalah Robi
22
Siapa Dia?
23
Terpesona
24
Marisa dan Tiara
25
Ada Apa Dengan Aku?
26
Ikhlas saja
27
Dia Tiara
28
Salah Sangka
29
Mulai Gila
30
Ada Jalan
31
Robi Masih hidup?
32
Aku Ingin Kembali
33
Bertemu Tiara
34
Akhirnya Ketemu Juga
35
Rahmat itu Robi????
36
Menjalin cemistry
37
Terkuaknya Tabir
38
Adakah Restu
39
Rencana Kedua
40
Benalu
41
Abah dan Umi celaka
42
Tiara Dalam Bahaya
43
Akulah Robi
44
Aku Pulang
45
Anak Sultan
46
Papih Pulang
47
Robi Kena lagi
48
Salah Sasaran
49
Bukan Robi
50
Menjadi Saksi
51
Maafkan Aku
52
Dia Bukan Apa-apa
53
Ada Harapan
54
Saksi Kunci
55
Kalah Telak
56
Mungkin ini Balasan
57
Membebaskan Robi
58
Semua ada Takdirnya
59
Robi Bebas
60
Menjemput Impian
61
Masa lalu
62
Robi sudah kembali
63
Ketakutan
64
Mungkin sudah Terlambat
65
Aku Ingin Bisa
66
Tetap Ikhlas
67
Merangkai Asa
68
Luruskan Niat
69
Masih harus bersabar lagi
70
Mengolah Rasa
71
Merajut Impian
72
Berserah Pada Takdir
73
Mulai Ada Hasilnya
74
Atur Siasat
75
Semua Mulai Terbuka
76
Rencana Sempurna
77
Titik Terang
78
Mewujudkan Mimpi
79
Badrun Bebas
80
Waktunya Sudah Dekat
81
Satu Langkah Lagi
82
Sudah Takdirnya
83
Kena Kau Fikri
84
Tak Bisa Berkelit
85
Masih Teka-Teki
86
Tersangka Baru
87
Akhirnya Ketahuan
88
Kembali ke Masa Lalu
89
Memutar Balikkan Fakta
90
Kata Hati, hati-hati!!
91
Robi atau Fikri?
92
Aku Terpaksa
93
Bertemu Kembali
94
Situasi Sulit
95
Hari yang Haru
96
Robi kembali sadar
97
Masih Ada Kesempatan
98
Naluri Hati
99
Persimpangan Rasa
100
Aku Kembali
101
Aku Bingung
102
Ini Bahaya
103
Kenyataan Pahit
104
Tidak Menyangka
105
Butuh Proses
106
Lagi-lagi Tiara
107
Dia Sudah Berubah
108
Ternyata Dia
109
Semoga Selamat
110
Kesempatan Kedua
111
Sedikit Tragedi
112
Selalu Tiara
113
Salah Sasaran lagi
114
Kepanikan
115
Aku Datang, Tiara
116
Maafkan
117
Mulai terungkap
118
Semua Tahu
119
Belajar Memaafkan
120
Kita Berdua
121
Tidak Jelas
122
Kebetulan
123
Dari Hati
124
Satu Rasa
125
Halangan Lagi
126
Akhirnya Ketemu Juga
127
Kami Tidak Bersalah
128
Dendam jadi Benci
129
Dasar Sandal
130
Abah Pulang
131
Sok Berkuasa
132
Hampir Terciduk
133
Menyusun Rencana
134
Merasa Bodoh
135
Obrolan Dari Hati
136
Mulai Meragu
137
Sudah Saatnya.
138
Penyesalan yang Terlambat
139
Bucinkah?
140
Eksekusi
141
Kabur ....
142
Niat Busuk
143
Jalan Kembali
144
Akhirnya Selamat
145
Datang Kembali
146
Kesempatan Ke Dua
147
Pengakuan Nyimas
148
Semangat Baru
149
Harapan Baru
150
Guru Terbaik
151
Kegilaan
152
Yang Teristimewa
153
Mewujudkan Mimpi
154
Semua ikut Bahagia
155
Kejutan
156
Papih Siaga
157
Akhirnya Sah
158
Sabar ya..?,
159
Malam Japak
160
Gol...gol...gol...
161
Yang Sempurna
162
Dia Istriku
163
Double Bahagia
164
Seminggu kemudian
165
Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!