Gadis Bar-Bar Incaran Badboy Sekolah

Gadis Bar-Bar Incaran Badboy Sekolah

001- Rem Sepeda Gue Blong!!!

"Minggiiiir kalian semua, rem sepeda gue blong!" teriak seorang gadis SMA dari atas sepeda kayuh milik kakaknya. Dia berusaha keras mengarahkan sepedanya agar tidak menabrak murid-murid lain yang ada di depannya.

"Minggir-minggir," ucap murid yang lain sambil memerhatikan Hara yang sedang kesulitan mengehentikan sepedanya. Maklum, dia pakai rok sehingga akan jatuh kalau menggunakan kakinya untuk menghentikan sepeda itu.

"Bundaaa, tolong Haraaaa!" teriak cewek itu saat sepedanya semakin tidak terkendali.

Brak!

Hara jatuh dengan sepedanya setelah menabrak sebuah mobil mewah warna merah sampai sedikit penyok. Dia jatuh dengan dahi terkena stang sepeda sehingga terluka. "Jidat gue sakit banget," gumamnya merasa sedikit pusing. Dia menyentuh dahinya dan kaget ketika melihat noda merah di tangan.

"Eh, Lo nggak apa-apa?" tanya murid lain yang ramai-ramai datang menghampirinya.

"Mata kalian nggak lihat apa kalau jidat gue berdarah?" sentak Hara galak, jangan kaget karena itu memang sifat aslinya.

"Sorry, ayo gue bantu Lo bangun!" ucap seorang murid cewek dengan gaya sedikit culun.

"No, no. Gue bisa sendiri." Hara buru-buru menggeleng cepat. "Kalian semua mending pergi dari sini atau gue terkam kalian satu-satu!" teriak Hara membuat semua murid yang semula mengerumuninya langsung pergi begitu saja.

"Emang dasar sepeda butut lo, atau jangan-jangan ini karma karena gue ambil sepeda Kak Marcel tanpa bilang-bilang dulu?" Hara mengusap-usap dahinya yang sakit karena terkena stang sepeda sehingga dia belum sadar kalau mobil merah yang ditabrak tadi penyok.

"Lah, siku gue luka juga," gumamnya saat melihat luka gores di siku. Hara lalu dengan susah payah berdiri sendiri kemudian menendang sepeda kayuh milik kakaknya dengan kesal. "Gara-gara sepeda butut kaya lo gue luka-luka, awas lo ya nggak akan mau gue bawa ke bengkel." Tendang-tendang terus sampai kakinya sendiri yang sakit.

Hara atau Jauhara Faradhita Mahardika adalah murid pindahan yang terkenal galak dan judes dengan murid yang lain. Wajahnya cantik, kulitnya putih, matanya berwarna cokelat tua dan bibirnya agak berisi dihiasi dengan garis-garis tipis yang membuatnya terlihat seksi. Dia senang pergi sekolah menggunakan sepeda kayuh milik kakak laki-lakinya daripada diantar pakai mobil sama sopir.

"Gila, mobil Lo kenapa, Nyet?" ucap seorang cowok dengan penampilan nakal berambut sedikit gondrong yang tiba-tiba saja datang dengan empat tiga orang lain. Kaos putih polos terlihat jelas menapak di tubuhnya karena seragam SMA yang dia pakai tidak dikancingkan.

Mereka adalah anggota geng Atlantis yang konon sangat misterius. Pertama, si wakil ketua geng yaitu Gilang Firmansyah, anak kelas dua belas IPA 4 yang ganteng dan tinggi. Kedua, Arion Rahardian, cowok paling terkenal tengil di gengnya. Ketiga, Anthonino Alexander, cowok paling hangat dan peka di geng. Ke empat, Dhimas Dwidhana, tampan, tinggi, tapi sayangnya lemot banget kalau disuruh mikir.

"Mobil? Penyok?" Hara langsung buru-buru memerhatikan mobil yang dia tabrak tadi. "Astaga, ternyata beneran penyok, gimana nih?" Hara panik sendiri jadinya.

"Siapa sih yang bikin penyok?" ucap cowok itu lagi.

"Gila, Ganteng banget Kak Gilang," gumam Hara yang matanya langsung tidak berkedip melihat cowok tampan itu.

"Emang mobil gue kenapa?" suara bariton yang mempunyai efek dingin itu langsung menyeruak masuk ke telinga Hara. Brr, tiba-tiba dia merasakan punggungnya sangat dingin seperti berhasil merubah aura musim panas jadi musim salju. Hara buru-buru menoleh ke belakang dan melihat seorang cowok dengan pakaian sedikit acak-acakan berjalan ke arahnya.

"Mobil Lo penyok," jawab cowok nakal tadi sambil menunjuk mobil merah itu.

"Kok bisa, perasaan tadi gue tinggal masih baik-baik saja si Rere," ucap cowok beraura dingin yang terlihat paling tampan di antara teman-teman yang lain.

Ngomong-ngomong, Rere adalah nama mobil merah milik si cowok yang tidak sengaja dibuat penyok oleh Hara.

"Kayaknya mereka nggak lihat gue di sini deh, lebih baik gue kabur sekarang atau ketahuan kalau gue yang bikin mobil merah jelek ini penyok." Hara dengan hati-hati berniat pergi menjauh dari sana, tetapi baru satu kali dia melangkah, seseorang sudah menarik baju bagian belakang sehingga membuat langkahnya terhenti.

"Mau pergi ke mana, Lo?" sentak cowok paling tampan itu yang tidak Hara ketahui namanya.

Ngomong-ngomong, Hara adalah murid baru di sekolah itu dan ini adalah hari keduanya bersekolah. Maklum kalau dia tidak tahu nama cowok itu karena satu-satunya cowok yang dia tahu namanya cuma Gilang dan ketua kelasnya.

"Ke kelas," jawab Hara sewot, dia paling tidak suka kalau bajunya ditarik, mereka pikir dirinya kucing apa.

"Lo yang udah buat mobil gue penyok, 'kan? Tanggung jawab!" sentak cowok itu membalikkan tubuh Hara sehingga mereka berhadapan sekarang. "Cantik-cantik kok perusak, malah mau kabur lagi," ucap cowok itu sambil menatap tajam mata Hara.

"Halah, cuma penyok dikit doang juga. Lagian mobil Lo juga nggak ngerasa sakit, seharusnya Lo aja yang tanggung jawab karena gara-gara mobil Lo, dahi sama siku gue luka!" sentak Hara balas menatap tajam cowok itu, dia pikir dirinya takut dengan cowok itu, jawabannya tentu saja tidak.

"Gila nih cewek, berani banget bentak bos kita," ucap Arion sambil bertepuk tangan.

Plak!

"Kenapa Lo malah ketawa, ege!" sentak Gilang setelah mengeplak kepala Arion.

"Ceweknya keren, cantik spek bidadari baru mentas dari got rumah tetangga," sahut si Dhimas dengan ekspresi datarnya.

"Diam!" teriak cowok paling tampan tadi yang malah emosi karena mendengar ocehan sahabatnya.

"Dih, lagian mulut-mulut kita, kenapa nggak boleh ngomong?" protes Dhimas kesal sendiri.

"Diam atau gue potong burung kecil, Lo!" ancam si cowok paling tampan yang membuat Dhimas mencebikkan bibir kesal untuk menangis juga karena burungnya di bilang kecil.

Hara yang mendengar perdebatan mereka malah sibuk menyimak karena merasa mereka ini cukup lucu.

"Tanggung jawab Lo!" sentak cowok tampan itu lagi.

"Halah, emang berapa sih biaya bengkel mobil jelek begitu doang?" kesal Hara sambil menepis kasar tangan si cowok paling tampan yang masih berada di bahunya.

"Sepuluh juta!"

"Gila! Mana ada biaya mobil sampai segitu, Lo mau nipu gue ya?"

"Jangan banyak bacot, cepat kasih gue duit segitu atau jangan salahin gue kalau pulang ke rumah nanti Lo cuma tinggal nama doang!" ancam si cowok sok menakut-nakuti, tetapi Hara malah tertawa keras mendengarnya.

"Memangnya Lo tahu nama gue?" ejek Hara masih tertawa.

"Jauhara Faradhita Mahardika," celetuk Nino yang berhasil membaca nama di bed seragam Hara sehingga membuat cowok tampan itu pun tahu juga nama Hara.

"Sekarang gue udah tahu nama, Lo. Lo harus tanggung jawab!"

"Ck! Oke, gue transfer 10 juta nanti. Sekarang gue mau ke kelas karena sebentar lagi mau bel." Hara langsung berbalik kemudian berlari secepat kilat menuju kelasnya. Hari ini jam pertama dia ada ulangan matematika dengan Pak Botak sehingga tidak mau telat atau dia akan dihukum membersihkan seluruh toilet sekolah.

"Jauhara, gue tandain, Lo!" teriak si cowok paling tampan, matanya masih menatap kepergian Hara sampai cewek itu tidak terlihat lagi di matanya.

"Cantik banget, Bos. Boleh tuh dijadiin pacar," komentar Gilang sambil merangkul bahu cowok paling tampan itu.

"Singkirin tangan Lo kalau nggak mau gue bikin patah!" sentak cowok paling tampan itu galak.

"Oke-oke."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!