014. Cewek Mur*han

"Kepala Lo pasti sakit banget, ya? Sorry, gue nggak sengaja."

Jantung Rendra langsung berdetak kencang saat dia melihat wajah Hara yang sangat familiar untuknya, bukan familiar lagi sebetulnya karena dia sangat mengenal Hara walau mereka belum pernah bertemu secara langsung seperti sekarang. Jangan penasaran dari mana dia mengenal Hara karena itu rahasianya dan mungkin kalian akan tahu suatu hari nanti jika memang sudah waktunya.

"Banget! Kepala gue sakit banget!" jawab Hara dengan nada sedikit tinggi karena merasa kesal dengan cowok tampan di depannya ini. Namun, ketika matanya tidak sengaja bertatapan dengan mata Rendra, dia langsung terdiam beberapa saat dengan mata yang masih fokus menatap mata Rendra.

Nyut!

Hati Hara tiba-tiba terasa sangat sakit sakit karena mata cowok itu membuatnya teringat dengan seseorang, seseorang yang sangat dicintainya tetapi sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu.

"Kak Ken," gumamnya pelan dan tidak terasa matanya berkaca-kaca. Hara bahkan mengulurkan tangan kemudian menyentuh mata Rendra dengan gerakan yang begitu lembut, tetapi tangannya juga sedikit gemetaran saat menyentuh mata itu. "Kak ...." Setetes air mata terjatuh ke pipi Hara tanpa peringatan.

Rendra refleks memejamkan mata dan membiarkan Hara menyentuhnya. Namun, sedetik kemudian dia dibuat terkejut karena Hara tiba-tiba memeluknya dengan begitu erat dan terisak kencang sambil berulang kali menyebut nama Ken.

"Kak Ken ke mana aja? Hara kangen!" katanya yang semakin mengeratkan pelukan di tubuh bongsor Rendra seolah-olah menganggap Rendra sebagai orang lain.

"Rendra punya nama lain ya?" bisik-bisik murid lain yang kebingungan karena Hara memanggil nama Rendra dengan nama lain.

"Narendra Daneswara, nggak ada kata Ken-nya kok," celetuk yang lain.

"Ken siapa sih?" Mereka bertanya-tanya.

"OMO, SIAPA CEWEK YANG BERHASIL MEMELUK ICE PRINCE SEOKOLAH INI?" teriak seorang cowok dengan begitu heboh karena baru kali ini ada cewek yang berhasil menyentuh Narendra.

"APA LEBARAN MONYET SUDAH LEWAT KARENA PANGERAN ES MENCAIR?" teriak seorang lagi tidak kalah heboh.

Selain mereka yang heboh, banyak murid lain yang melihat mereka malah mematung karena entah mengapa mereka terbawa suasana sedih yang tiba-tiba saja tercipta di sana.

Narendra yang tubuhnya dipeluk Hara dengan begitu erat refleks membalas pelukan cewek itu sambil mengusap-usap punggungnya pelan. "Jangan nangis! Wajah kamu jadi jelek kalau nangis!" bisiknya lembut sekali.

Bugh!

Narendra meringis ketika tiba-tiba saja tubuhnya ditarik seseorang dari belakang kemudian wajahnya langsung dipukul begitu saja. Pelukannya dengan Hara bahkan terlepas begitu saja karena ulah orang itu yang tiba-tiba merusak suasana.

"Berani-beraninya Lo nyentuh cewek gue!" teriak orang itu yang ternyata adalah Juan.

"Lo apa-apaan sih? Datang-datang langsung main pukul orang." Narendra menyeka darah yang keluar dari ujung bibirnya. Dia menatap Juan dengan penuh kebencian. "Dasar tukang pembuat onar!" katanya kemudian sambil tersenyum miring.

"Apa Lo bilang?" Juan langsung mencengkeram seragam bagian depan yang dipakai Narendra sehingga wajah mereka cukup berdekatan sekarang. "Bajingan Lo ya!"

Bugh!

Satu pukulan kembali Juan berikan di wajah Narendra sampai kepala cowok itu menolek ke kanan.

Nerendra masih diam belum membalas, dia justru berdecak kesal sambil tersenyum sinis dan menatap Juan yang sudah diliputi amarah. "Trouble maker!" ucap Narendra sambil terkekeh pelan.

"Sialan!" umpat Juan tidak terima.

Pukulan bertubi-tubi langsung mendarat di tubuh Narendra, tetapi lagi-lagi dia tidak membalas pukulan Juan sampai-sampai murid lain yang melihatnya menjadi sangat geram karena Narendra malah diam saja.

"Ayo pukul terus!" Bahkan banyak sekali dari murid lain yang malah memprovokasinya.

Sementara itu, Hara yang melihat Juan memukuli Narendra langsung melepas sepatunya kemudian dia berjalan ke arah mereka dan memukul punggung Juan dengan sepatu tadi.

"Berhenti, Brengsek!" teriaknya dengan masih memukuli punggung Juan.

"Diam bisa nggak sih!" Juan tentu saja merasa kesakitan sehingga dia langsung berbalik dan mendorong Hara begitu saja. "Brengsek, Lo. Cewek mur*han nggak tahu diri, pel*cur!" makinya tanpa sadar berkata sangat kasar dan menyakiti hati Hara.

Plak!

Sebuah tamparan yang begitu keras itu sampai membuat kepala Juan menoleh ke samping.

Ya, Hara baru saja menamparnya sekuat tenaga dengan wajah dan memerah penuh amarah, kebencian, dan luka. Dia benar-benar sangat membenci Juan saat ini karena cowok itu memakinya dengan kata-kata yang sangat menyakitkan.

"Lo!" Hara menuding Juan yang sedang memegangi pipinya sambil menatap Hara dengan penuh penyesalan. "Lo cowok paling brengsek dan bejat yang pernah gue kenal! Gue benci sama, Lo!" teriak Hara dengan air mata yang mengalir deras di pipi, dia kemudian berlari meninggalkan lapangan basket hanya dengan memakai satu sepatu.

Hara terus berlari menuju kelasnya, bahkan dia beberapa kali menabrak murid lain sampai membuat mereka kesal, tetapi setelah melihat Hara yang menangis mereka tidak jadi marah dan malah menatap Hara dengan rasa penasaran yang tinggi, tetapi ada juga yang acuh tak acuh dengan Hara.

"Hara, Lo kenapa nangis?" Ella yang berpapasan dengan Hara langsung mencegatnya dan memegang dua bahu Hara dengan perasaan khawatir. "Lo kenapa nangis? Siapa yang udah bikin Lo nangis kaya gini, Ra?" tanyanya begitu penasaran, tetapi Hara diam dan tidak mau menjawabnya.

Hara bahkan menepis tangan Ella kemudian kembali berlari menuju kelas. Sampai di kelas, dia langsung duduk di kursinya, melipat kedua tangan di atas meja kemudian membenamkan wajahnya di sana.

"Hara, Lo kenapa?" Ella yang sekarang sudah duduk di sebelah Hara mengusap-usap kepala temannya itu pelan sambil terus bertanya.

Hara masih tidak mau menjawab, dia justru malah semakin kencang menangis.

Sementara itu di lapangan basket masih sangat heboh karena Narendra yang sejak tadi diam saja ketika dipukuli Juan langsung menarik kerah Juan kemudian balas memukulnya karena Narendra tidak suka dengan Juan yang memaki Hara dengan kata-kata sekasar itu.

"Brengsek, Lo. Bajingan nggak tahu diri, bisa-bisanya Lo ngata-ngatain cewek itu dengan sangat kurang ajar! Otak Lo sebenarnya dipakai nggak sih!" Narendra hanya memukul Juan dua kali, tetapi berhasil membuat wajah cowok itu babak belur seperti dirinya.

"Otak Lo dipakai kalau mau ngomong kasar sama cewek!" bentak Narendra lagi sambil mendorong tubuh Juan begitu saja, tetapi Juan tidak terima diperlakukan seperti itu sehingga mereka saling baku hantam di lapangan basket.

Murid lain yang melihat bukannya melerai malah kembali memprovokasi mereka sambil berteriak-teriak.

Kalau saja tidak ada guru yang datang, bisa dipastikan kedua cowok itu akan mati karena tidak mau saling mengalah.

Terpopuler

Comments

dimas naufal

dimas naufal

juna bakal nyesel tuh

2023-05-21

1

miyura

miyura

ada masalalu apa ya dihidup hara ..lanjut othor...semangat..

2023-05-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!