Take Me To Your Heart
"Pergi kamu dari rumahku! Kamu dan mamamu cuma numpang di rumah ini!" usir Renatta kecil ke Amanda yang sudah hampir dua Minggu ini tinggal di rumahnya.
"Kalau aku dan mama pergi dari sini. Kami mau tinggal dimana? Kan kamu tahu sendiri Natta kalau papaku sudah meninggal dan kami tak memiliki rumah," jawab Amanda kecil disertai isak tangisnya yang mulai keluar.
"Aku tidak peduli! Lagian siapa suruh jadi orang miskin!" ucap Renatta yang membuat hati Amanda sakit hati dan pergi ke kamarnya lalu mengadu ke sang mama.
Sore harinya, Amanda dan mamanya sudah membereskan pakaiannya dan memasukannya ke dalam koper. Mereka bersiap untuk pergi dari rumah Renatta walaupun masih belum tahu kemana arah dan tujuannya.
"Wi, kamu mau kemana?" tanya Papa Dewa, papanya Renatta.
"Aku mau pergi Mas. Sepertinya, Natta tidak suka kami tinggal di rumah ini. Lagipula Mas Dewa juga akan menikah sebentar lagi. Rasanya sangat tidak pantas kalau aku masih tinggal di rumah ini."
Papa Dewa menatap ke arah Renatta, gadis kecil itu malah memalingkan wajahnya. Helaan napas keluar dari mulut Papa Dewa.
"Maafkan sikap anakku ya, Wi. Dia pasti tidak bermaksud seperti itu. Tapi aku merasa tidak tenang jika kamu pergi tanpa arah dan tujuan. Aku akan minta bantuan temanku untuk mencarikan tempat tinggal sementara untuk kalian."
Dewi mengangguk setuju karena memang ia tidak memiliki tujuan. Setelah diberikan alamat rumah baru untuk mereka, Dewi dan Amanda benar-benar pergi dari rumah Renatta.
*
*
Waktu berlalu begitu cepat, kini Renatta sudah kelas 12 SMA. Ia terkenal sebagai ratunya pembuly di sekolah. Apalagi statusnya yang anak orang kaya membuatnya jadi tambah berkuasa dan ditakuti oleh para siswi yang lainnya.
Salah satu korbannya adalah Amanda. Renatta sangat membenci wanita itu sejak wanita itu menumpang di rumahnya dulu. Meski sekarang wanita itu sudah tak semiskin dulu, tetap saja rasa benci Renatta ke Amanda belum menghilang. Ditambah lagi orang yang disukainya malah menyukai Amanda. Membuat rasa bencinya semakin tumbuh dan berkembang.
Di jam istirahat sekolah, Renatta sudah berdiri di depan kelas Amanda. Ia sengaja ingin melabrak Amanda karena sudah kecentilan di depan Regan, pujaan hatinya.
Amanda terkejut ketika melihat Renatta yang sudah ada di depan kelasnya bersama dengan antek-anteknya. Ingin masuk lagi ke dalam kelas, tapi ia sudah terlanjur dilihat oleh Renatta. Amanda pun berjalan pelan ke pintu.
Renatta tersenyum miring melihatnya. Ia selalu suka melihat wajah ketakutan Amanda padanya. Setelah Amanda ada di hadapannya, Renatta menarik paksa tangan Amanda dengan cengkraman yang kuat lalu dibawa ke gudang belakang sekolah.
Renatta sengaja menjatuhkan Amanda, lalu menoyor kening Amanda sambil menatapnya dengan tajam.
"Ngaca dong! Kamu itu siapa? Cuma anak sambung dari keluarga Wijaya aja sombong! Mana sok kecentilan lagi! Ingat ya! Regan itu cuma milikku! Kamu jangan dekat-dekat dengannya!"
"Tapi aku nggak pernah kecentilan Natta. Regan yang mendekati aku, bukan aku yang mendekatinya. Lagian kamu juga bukan siapa-siapanya Regan," sahut Amanda dengan takut-takut.
Merasa tidak terima dengan ucapan Amanda yang mengatakan Regan yang mendekati wanita itu, Renatta malah menarik rambut Amanda hingga membuat wanita itu menjerit kesakitan.
"Jadi, maksud kamu, aku kalah cantik denganmu makanya Regan suka sama kamu, begitu?"
"Aww, sakit Natta!" teriak Amanda.
"Ini tidak sesakit ketika aku melihat kamu bercanda tawa dengan Regan."
Kegiatan menarik rambut Amanda terhenti ketika mendengar suara Regan yang ada di depan gudang memanggil-manggil nama Renatta.
Renatta pun keluar dari sana dengan raut wajah yang sudah berubah jadi lembut dan penuh senyum. Sebelum keluar, ia mengancam Amanda lebih dulu untuk tidak mengatakan apapun yang ia lakukan pada wanita itu ke siapapun terutama ke Regan.
"Ada apa kamu cari aku?" tanya Renatta dengan wajahnya yang sudah bersemu merah karena kegirangan.
"Cih! Mana Amanda? Kamu pikir aku nggak tahu, kalau kamu suka membuly dan menjahati Amanda? Kamu membawanya ke gudang sekolah mau merundungnya lagi kan? Lagian apa sih salahnya Amanda? Dia bahkan tak pernah mengusik kamu sedikit pun! Malah kamu yang selalu mengusiknya! Kalau iri, bukan seperti ini caranya!" marah Regan pada Renatta.
Setelah mengeluarkan kemarahannya, Regan lalu memasuki gudang sekolah dan mendapati Amanda yang terduduk di lantai dengan wajahnya yang sudah berair. Regan membantu Amanda untuk berdiri dan memapah gadis itu.
Tanpa Amanda bersuara pun, Regan tahu, kalau Amanda sudah disakiti oleh Renatta. Membuatnya jadi semakin benci pada Renatta.
Pada dasarnya, Regan menyukai Amanda karena gadis itu baik hati, lemah lembut dan tidak kasar seperti Renatta. Ketika sudah membawa keluar Amanda, Regan menatap nyalang ke arah Renatta. Kemudian pergi tanpa kata dari sana.
Renatta menghentakkan kakinya berkali-kali karena kesal, Amanda selalu saja mendapatkan perhatian Regan. Selalu dibantu, dibela dan dinomor satukan oleh Regan. Padahal ia jauh lebih cantik daripada Amanda, hanya saja kulit Amanda memang jauh lebih putih dari kulitnya.
"Sial! Selalu saja begini!" umpatnya.
"Mungkin seharusnya kamu menahan diri untuk tidak merundung Amanda lagi, Nat," ucap salah seolah temannya.
"Tapi, aku benar-benar tidak tahan, kalau membiarkannya begitu saja! Huh!"
"Ya, kalau kamu tidak bisa menahan diri, Regan bisa saja semakin benci kamu dan semakin suka ke Amanda. Meski Regan belum menyatakan cinta ke Amanda, tapi semua orang tahu kalau Regan menyukai Amanda karena perlakuan Regan selalu berbeda ke Amanda. Selalu lembut dan penuh perhatian."
"Sialan! Tidak usah diperjelas juga!"
Renatta tambah kesal jadinya karena perkataan yang diucapkan temannya adalah kebenaran. Membuatnya jadi tidak bisa berhenti untuk membenci Amanda.
*
*
Renatta pulang ke rumahnya dengan wajah yang ditekuk. Mama Kamala yang melihatnya jadi bertanya ke Renatta.
"Apa Amanda membuat kamu kesal lagi?"
Renatta mengangguk lalu mengadu ke mamanya.
"Iya, dia semakin bertingkah, seolah-olah adalah orang yang paling diperhatikan oleh Regan. Aku sangat tidak suka itu, Ma. Aku membencinya. Sangat membencinya," ucap Renatta dengan berapi-api.
"Ingat apa yang pernah mama ucapkan padamu. Jangan pernah mengalah pada siapa pun, kalau kamu menginginkan sesuatu, kamu harus mendapatkannya dengan cara apapun. Tapi, kamu harus ingat satu hal, kamu harus menjaga Kak Nesha dengan baik. Karena dia lebih lemah daripada kamu. Kamu harus mengalah padanya."
Renatta mengangguk dan mengerti akan ucapan sang mama. Sejak papanya menikahi Mama Kamala, Renatta selalu menurut dengan apa yang diajarkan Kamala, bahkan atas ajaran Mama Kamala lah, Renatta selalu balik berbuat jahat pada orang yang menjahatinya.
*
*
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Erni Fitriana
mlipirrrrrrrr
2024-08-13
0
LENY
WAH RENATA JAHAT SEKALI. SOMBONG PULA SIAPA YG SUKA WANITA SOMBONG ANGKUH SUKA MEMBULY ORANG.
2023-11-25
0
bibi
lanjuut
2023-05-07
0