Bab 12 - Bubur ayam

"Hoammm."

Renatta bangun dari tidurnya ketika mendengar alarm dari ponselnya. Sebenarnya ia masih sangat mengantuk karena biasanya ia tak pernah bangun sepagi ini. Bahkan ia seringnya dibangunkan oleh sang kakak.

Dengan mata yang masih belum terbuka sempurna, Renatta keluar dari kamar dan pergi ke kamar mandi yang ada di belakang.

Setelah beberapa menit, Renatta keluar dengan mata yang sudah terbuka sempurna dan wajah yang terlihat sudah segar meski hawa dingin menusuk ke kulitnya karena air di pagi hari sangat dingin.

"Ini semua gara-gara Regan. Karena dia memintaku untuk berangkat kerja lebih pagi, aku sampai harus mandi dengan air sedingin ini, huh!"

Sebenarnya jika mau, Renatta bisa memasak air, tapi karena ia malas, ya, begitulah jadinya.

Ketika Renatta sudah bersiap dengan pakaian yang rapih dan riasan di wajahnya, kakaknya baru saja keluar dari kamar sambil menguap. Ia membulatkan matanya ketika melihat sang adik yang sudah rapih. Bahkan ia sampai menggeleng-gelengkan kepala takutnya ini hanya khayalan saja.

"Kak aku berangkat ya."

"Hah? Sepagi ini? Jadi ini benar kamu, Natta?"

"Iya kak, bos ku yang memintanya."

"Perasaan Pak Beno tidak mempermasalahkan kalau kamu telat pun. Yang penting kalau ada acara di pagi hari kamu harus tepat waktu. Kok aneh?"

Nesha keheranan sendiri dengan perubahan bos adiknya.

Renatta menepok jidatnya. Ia lupa mengatakan jika bosnya bukan lagi Pak Beno melainkan Regan. Lalu ia cerita dulu sebentar ke kakaknya baru setelahnya pergi ke halte.

*

*

Di halte, Renatta menatap jam yang ada di layar ponselnya. Waktu sudah menunjukkan 06.15. Sementara waktu tempuh dari halte itu ke kantornya kurang lebih 20 menitan. Itu artinya ia akan telat. Wanita itu hanya mampu menghela napasnya karena bus yang ditunggu-tunggu belum datang juga.

"Astaga! Kenapa bus nya lama sekali? Bisa-bisa aku dimarahi habis-habisan oleh Regan."

Dari jarak jauh, bus sudah kelihatan. Renatta bernapas lega. Lalu berdiri sambil menunggu bus itu ada di hadapannya.

Di dalam bus, rata-rata penumpangnya adalah ibu-ibu yang mau belanja ke pasar. Renatta mendengar celotehan ibu-ibu yang saling menyapa dengan akrabnya. Renatta jadi ingat, dirinya tak memiliki teman selain Grace dan Devan. Karena semua temannya menjauhinya ketika ia miskin bahkan berbalik menindasnya. Tapi, karena itu semua, Renatta jadi tahu siapa yang tulus dan siapa yang munafik, serta ia juga tahu kesalahannya.

Bus berhenti di halte dekat tempat kerjanya. Renatta turun dan berjalan menuju ke gedung yang masih sepi karyawan yang datang. Yang sudah ada hanya satpam di depan dan beberapa pekerja kebersihan. Wajar saja, karena jam masuk kerja masih 1 jam lagi. Akan tetapi Renatta baru sadar kalau suasana pagi ternyata tidak terlalu buruk juga karena udaranya yang sangat bagus.

Renatta masuk ke dalam ruangan Regan dengan tanpa izin karena Regan tak kunjung mengizinkannya masuk. Namun ia teringat ucapan Regan yang itu artinya Regan belum bangun dari tidurnya.

"Hufttt!

Dengan perasaan gugup dan tidak enak Renatta mengamati setiap penjuru ruangan Regan untuk mencari keberadaan laki-laki itu.

Ternyata ia masih tidur di kamar pribadi yang ada di dalam sana. Renatta bingung bagaimana cara membangunkan Regan yang tertidur dengan pulas nya.

Akhirnya, Renatta memilih untuk menggoyang-goyangkan baju Regan agar laki-laki itu terbangun dan cara itu berhasil. Dengan mata yang masih setengah terbuka, Regan melihat ke arah Renatta.

"Oh, kamu sudah datang? Jam berapa sekarang?" tanyanya.

"06.45 Pak," jawab Renatta.

"APA!" Regan berteriak dengan matanya yang sudah terbuka dengan sempurna.

"Sudah aku bilang kamu harus datang jam 06.30!" tambahnya lagi.

"Maaf Pak, tadi saya menunggu bus nya lama sekali."

"Ya naik taksi dong Natta! Gimana sih? Dalam satu jam aku harus sudah makan, mandi, berpakaian dan menyiapkan berkas-berkas meeting. Memangnya cukup?"

"Tapi biaya naik taksi mahal Pak. Lebih baik saya gunakan uang itu untuk biaya makan saya dan kakak saya. Saya akan menyiapkan semuanya. Anda bisa mandi sekarang."

"Cih, pintar sekali kamu menjawabnya."

"Maaf Pak," ucap Renatta sambil menunduk.

"Minggir!"

Regan mengusir Renatta untuk menjauh karena dia akan mandi. Renatta pun menurut. Regan memberitahukan letak pakaiannya yang ada di dalam lemari. Setelahnya ia benar-benar pergi mandi.

Renatta memilihkan satu setelan kemeja berwarna cokelat tua lalu meletakkannya di atas kasur. Setelahnya ia pergi keluar dan membereskan meja kerja Regan yang dipenuhi berkas-berkas yang berantakan. Tapi, sebelum itu ia memesan sarapan di tukang bubur ayam langganannya sebanyak dua porsi karena ia pun tadi tidak sempat untuk sarapan.

"Kerja keras sih boleh aja, tapi nggak sampai seperti ini juga. Dia gila kerja apa ya? Semua berkas dibuka, memangnya bisa hapal semua kalau dia baca semalaman."

"Berani kamu membicarakan aku di belakang?"

"Eh ... " Renatta begitu terkejut ketika mendengar suara Regan yang sangat dekat dengannya. Rupanya laki-laki itu berada tidak jauh dari belakangnya.

"Sudah jahat, suka ngomongin orang di belakang pula. Lengkap sekali!"

Regan berjalan ke depan Renatta lalu mengambil tumpukkan berkas yang paling atas untuk dilihatnya.

"Emang kalau ngomongin di depan boleh, Pak?" tanya Renatta. Hanya dibalas dengan tatapan mata tajam oleh Regan. Membuat nyali Renatta menciut seketika.

Renatta keluar dari ruangan ketika mendapatkan pesan kalau buburnya sudah sampai. Ia turun ke bawah untuk mengambil bubur itu. Karena takutnya jika si bapak yang masuk, malah kebingungan dimana ruangannya karena saking besarnya gedung tempatnya bekerja. Renatta masuk lagi ke ruangan Regan dengan membawa satu kantong makanan yang berisi dua porsi.

"Kamu pikir aku rakus? Kamu ingin melihat tubuhku jadi gendut? Memberikanku makan dua porsi?"

"Siapa yang mau beri dua porsi? Satu untuk saya Pak. Saya juga tidak sempat sarapan tadi. Gara-gara disuruh berangkat kerja lebih awal," jawab Renatta kemudian mengambil satu porsi buburnya. Ia membawa bubur itu ke meja tamu di ruangan Regan.

Regan membuka makanan yang dibelikan Renatta. Ia kesal karena yang dibelikan Renatta adalah bubur ayam. Sementara dirinya, tidak suka bubur ayam.

"Kenapa belinya bubur sih? Aku kan tidak suka! Belikan aku makanan yang lain Natta!"

"Sudahlah Pak, makan saja yang ada. Enak kok buburnya. Saya jamin Bapak akan ketagihan. Lagian salah bapak sendiri yang tidak bilang maunya sarapan apa. Jadi saya beli, apa yang biasanya saya makan. Kalau pesan makanan lain, takutnya waktunya tidak akan cukup. Kan Bapak sendiri yang bilang, kalau ada meeting di luar, dan masih banyak berkas yang harus dirapihkan."

"Ish!"

Regan kesal. Tapi perutnya lapar juga. Alhasil ia terpaksa memasukkan bubur ke dalam mulutnya. Ia sampai takut-takut karena pengalaman pertamanya makan bubur dulu tidak enak, ia jadi tidak pernah mau makan lagi.

Satu suapan masuk ke dalam mulutnya dan rasanya enak. Regan jadi lahap memakannya. Renatta bahkan sampai heran sendiri. Yang katanya tidak suka malah habis lebih dulu.

*

*

TBC

Terpopuler

Comments

L B

L B

dalam keadaan susahlah kita akan melihat mana yang sahabat mana yg bukan, mana yang tulus dan mana yang bukan.
dalam keadaan bersalahlah kita akan melihat mana orang² yg berlapang dada,berjiwa besar menerima maaf mu, mana orang² yg akan menghardikmu lalu meninggalkan mu dan mana orang² yang bertahan di sisimu dan menasehati mu.

2023-05-15

5

Nanda Jihan

Nanda Jihan

up lagi

2023-05-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Kebencian
2 Bab 2 - Wanita Jahat
3 Bab 3 - Ratu pembuly
4 Bab 4 - Meminta Maaf
5 Bab 5 - Semakin dibenci
6 Bab 6 - CEO Baru
7 Bab 7 - Masih Membenci
8 Bab 8 - Dituduh bersekongkol
9 Bab 9 - Bertemu Amanda
10 Bab 10 - Bertemu Regan di rumah sakit
11 Bab 11 - Bertukar sekretaris
12 Bab 12 - Bubur ayam
13 Bab 13 - Gaun dan cincin berlian
14 Bab 14 - Ketagihan makan bubur ayam
15 Bab 15 - Rencana Regan
16 Bab 16 - Patah Hati
17 Bab 17 - Patah Hati (2)
18 Bab 18 - Rencana bagi-bagi donasi
19 Bab 19 - Berdonasi
20 Bab 20 - Orang ketiga itu setan
21 Bab 21 - Sama-sama menyedihkan
22 Bab 22 - Persiapan ke luar kota
23 Bab 23 - Club malam
24 Bab 24 - Dasar Polos!
25 Bab 25 - Jadi Sekretaris tetap Regan
26 Bab 26 - Tak pernah diharapkan
27 Bab 27 - Datang lagi bersama Regan
28 Bab 28 - Aku sudah ikhlas
29 Bab 29 - Aku sudah tidak membenci kamu
30 Bab 30 - Mungkin kamu menyukainya
31 Bab 31 - Insiden di acara peresmian
32 Bab 32 - Sakit
33 Bab 33 - Lanjutkan saja untuk membenciku
34 Bab 34 - Semoga cepat sadar
35 Bab 35 - Menginap
36 Bab 36 - Bukan jodoh Oma
37 Bab 37 - Bantu aku melupakan Amanda
38 Bab 38 - Cinta pertama Renatta
39 Bab 39 - Berbalas komentar
40 Bab 40 - Saya masih ingin hidup Pak!
41 Bab 41 - Aku udah move on
42 Bab 42 - Mengetahui kebenaran
43 Bab 43 - Sudah cukup
44 Bab 44 - Aku menyukaimu
45 Bab 45 - Calon mantu
46 Bab 46 - Mulai Posesif
47 Bab 47 - Percaya diri dan beranilah
48 Bab 48 - Akulah Pria bodoh itu
49 Bab 49 - Kenapa seperti ini?
50 Bab 50 - Jangan dengarkan kak
51 Bab 51 - Berita Viral
52 Bab 52 - Berpulang
53 Bab 53 - Pergi
54 Bab 54 - Aku akan selalu menunggumu
55 Bab 55 - Siapa yang sedang kamu lindungi?
56 Bab 56 - Regan tahu semuanya
57 Bab 57 - Regan mulai beraksi
58 Bab 58 - Pria Misterius
59 Bab 59 - Cinta memang mengalahkan segalanya
60 Bab 60 - Bertemu Penolong
61 Bab 61 - Wanita jahat dan laki-laki bodoh
62 Bab 62 - Anak siapa sih?!
63 Bab 63 - Terdeteksi Bucin
64 Bab 64 - Alasan Amanda memilih Devan
65 Bab 65 - Kamu istimewa dan berharga
66 Bab 66 - Mengunjungi rumah Regan
67 Bab 67 - Menghasut Oma Lina
68 Bab 68 - Meluluhkan hati Oma
69 Bab 69 - Meluluhkan hati Oma (2)
70 Bab 70 - Mulai menyukai Renatta
71 Bab 71 - Rencana Amanda dan Tante Dewi
72 Bab 72 - Oma Pingsan
73 Bab 73 - Kedatangan Detektif
74 Bab 74 - Regan sudah tahu pelakunya
75 Bab 75 - Amanda ditangkap
76 Bab 76 - Cepat pergi dari sini!
77 Bab 76 - Kepulangan Oma
78 Bab 78 - Klarifikasi
79 Bab 79 - Calon Menantu
80 Bab 80 - Pertemuan Renatta dan Devan
81 Bab 81 - Aku mencintaimu pria bodoh!
82 Bab 82 - Kecelakaan
83 Bab 83 - Keadaan Renatta
84 Bab 84 - Kedatangan Papa Dewa dan Nesha
85 Bab 85 - Kecelakaan disengaja
86 Bab 86 - Tahu pelakunya
87 Bab 87 - Kedatangan Devan
88 Bab 88 - Papa Dewa bertemu Tante Dewi
89 Bab 89 - Tertangkapnya pelaku korupsi
90 Bab 90 - Panggilan sayang
91 Bab 91 - Tante Dewi dan Amanda bertemu
92 Bab 92 - Renatta milik Regan seorang
93 Bab 93 - Apa aku boleh menerima semua ini?
94 Bab 94 - Lebih dari cukup
95 Bab 95 - Semakin dekat
96 Bab 96 - Saling merindu
97 Bab 97 - Insiden di acara pernikahan
98 Bab 98 - Ciuman selamat pagi
99 Bab 99 - Aku mencintaimu
100 Bab 100 - Maafkan aku, Nat
101 Bab 101 - Terima kasih sayang
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bab 1 - Kebencian
2
Bab 2 - Wanita Jahat
3
Bab 3 - Ratu pembuly
4
Bab 4 - Meminta Maaf
5
Bab 5 - Semakin dibenci
6
Bab 6 - CEO Baru
7
Bab 7 - Masih Membenci
8
Bab 8 - Dituduh bersekongkol
9
Bab 9 - Bertemu Amanda
10
Bab 10 - Bertemu Regan di rumah sakit
11
Bab 11 - Bertukar sekretaris
12
Bab 12 - Bubur ayam
13
Bab 13 - Gaun dan cincin berlian
14
Bab 14 - Ketagihan makan bubur ayam
15
Bab 15 - Rencana Regan
16
Bab 16 - Patah Hati
17
Bab 17 - Patah Hati (2)
18
Bab 18 - Rencana bagi-bagi donasi
19
Bab 19 - Berdonasi
20
Bab 20 - Orang ketiga itu setan
21
Bab 21 - Sama-sama menyedihkan
22
Bab 22 - Persiapan ke luar kota
23
Bab 23 - Club malam
24
Bab 24 - Dasar Polos!
25
Bab 25 - Jadi Sekretaris tetap Regan
26
Bab 26 - Tak pernah diharapkan
27
Bab 27 - Datang lagi bersama Regan
28
Bab 28 - Aku sudah ikhlas
29
Bab 29 - Aku sudah tidak membenci kamu
30
Bab 30 - Mungkin kamu menyukainya
31
Bab 31 - Insiden di acara peresmian
32
Bab 32 - Sakit
33
Bab 33 - Lanjutkan saja untuk membenciku
34
Bab 34 - Semoga cepat sadar
35
Bab 35 - Menginap
36
Bab 36 - Bukan jodoh Oma
37
Bab 37 - Bantu aku melupakan Amanda
38
Bab 38 - Cinta pertama Renatta
39
Bab 39 - Berbalas komentar
40
Bab 40 - Saya masih ingin hidup Pak!
41
Bab 41 - Aku udah move on
42
Bab 42 - Mengetahui kebenaran
43
Bab 43 - Sudah cukup
44
Bab 44 - Aku menyukaimu
45
Bab 45 - Calon mantu
46
Bab 46 - Mulai Posesif
47
Bab 47 - Percaya diri dan beranilah
48
Bab 48 - Akulah Pria bodoh itu
49
Bab 49 - Kenapa seperti ini?
50
Bab 50 - Jangan dengarkan kak
51
Bab 51 - Berita Viral
52
Bab 52 - Berpulang
53
Bab 53 - Pergi
54
Bab 54 - Aku akan selalu menunggumu
55
Bab 55 - Siapa yang sedang kamu lindungi?
56
Bab 56 - Regan tahu semuanya
57
Bab 57 - Regan mulai beraksi
58
Bab 58 - Pria Misterius
59
Bab 59 - Cinta memang mengalahkan segalanya
60
Bab 60 - Bertemu Penolong
61
Bab 61 - Wanita jahat dan laki-laki bodoh
62
Bab 62 - Anak siapa sih?!
63
Bab 63 - Terdeteksi Bucin
64
Bab 64 - Alasan Amanda memilih Devan
65
Bab 65 - Kamu istimewa dan berharga
66
Bab 66 - Mengunjungi rumah Regan
67
Bab 67 - Menghasut Oma Lina
68
Bab 68 - Meluluhkan hati Oma
69
Bab 69 - Meluluhkan hati Oma (2)
70
Bab 70 - Mulai menyukai Renatta
71
Bab 71 - Rencana Amanda dan Tante Dewi
72
Bab 72 - Oma Pingsan
73
Bab 73 - Kedatangan Detektif
74
Bab 74 - Regan sudah tahu pelakunya
75
Bab 75 - Amanda ditangkap
76
Bab 76 - Cepat pergi dari sini!
77
Bab 76 - Kepulangan Oma
78
Bab 78 - Klarifikasi
79
Bab 79 - Calon Menantu
80
Bab 80 - Pertemuan Renatta dan Devan
81
Bab 81 - Aku mencintaimu pria bodoh!
82
Bab 82 - Kecelakaan
83
Bab 83 - Keadaan Renatta
84
Bab 84 - Kedatangan Papa Dewa dan Nesha
85
Bab 85 - Kecelakaan disengaja
86
Bab 86 - Tahu pelakunya
87
Bab 87 - Kedatangan Devan
88
Bab 88 - Papa Dewa bertemu Tante Dewi
89
Bab 89 - Tertangkapnya pelaku korupsi
90
Bab 90 - Panggilan sayang
91
Bab 91 - Tante Dewi dan Amanda bertemu
92
Bab 92 - Renatta milik Regan seorang
93
Bab 93 - Apa aku boleh menerima semua ini?
94
Bab 94 - Lebih dari cukup
95
Bab 95 - Semakin dekat
96
Bab 96 - Saling merindu
97
Bab 97 - Insiden di acara pernikahan
98
Bab 98 - Ciuman selamat pagi
99
Bab 99 - Aku mencintaimu
100
Bab 100 - Maafkan aku, Nat
101
Bab 101 - Terima kasih sayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!