Setelah mendapatkan nasehat dari papanya, Renatta pun meminta maaf ke setiap orang yang pernah ia sakiti. Kalau ditanya dimaafkan atau tidak, tentunya ada yang memaafkan dan tidak. Bahkan ada yang mendoakan hal buruk ke Renatta agar mendapatkan karma lebih buruk dari pada yang sekarang.
Renatta menangis di halaman belakang sekolah sendirian. Meski papanya bilang tidak apa-apa jika tidak dimaafkan. Tapi, Renatta merasa sedih dan terus merasa bersalah.
Daun-daun ikut berguguran seolah mengerti apa yang dirasakan oleh Renatta. Tangannya terulur untuk menghapus air matanya, karena ia belum selesai untuk meminta maaf ke korbannya. Yang selanjutkan ingin dimintai maaf adalah Amanda.
Renatta datang ke kelas Amanda sendirian, karena kini ia sudah tak memiliki teman lagi. Ketika ia mendekat ke Amanda, Amanda malah berjalan mundur dan ketakutan. Wanita itu takut ke Renatta karena Renatta selalu bersikap buruk dan kasar padanya.
"Ma-mau apa kamu kesini Natta?" tanya Amanda dengan gugup.
"Amanda, aku mau minta maaf," ucap Renatta dengan tulus.
"Minta maaf? Kamu sedang berbohong ya? Pasti ini akal-akalan kamu aja supaya bisa lebih mudah menyakiti aku lagi? Iya kan?" sahut Amanda yang tidak percaya.
"Aku benar-benar tulus minta maaf tanpa maksud lain Amanda," ucap Renatta sambil terus mendekat ke Amanda bahkan Renatta ingin memegang tangan Amanda. Namun dengan cepat Amanda langsung menghindar dan berteriak.
"Pergi! Pasti kamu mau menyakiti aku lagi kan? Aku tidak tahu kenapa kamu sebenci itu sama aku Natta. Padahal aku selalu baik sama kamu."
Renatta menggeleng. Karena memang ia tak memiliki niatan jahat lagi untuk menyakiti Amanda.
"Amanda, aku tidak berbohong, aku memang sudah menyesal menyakiti kamu. Maaf untuk semuanya."
Kali ini tangan Amanda berhasil Renatta genggam tapi Amanda berteriak lagi hingga membuat orang-orang menatap ke arah mereka begitu juga dengan Regan yang sedang melewati kelas Amanda. Laki-laki itu langsung masuk ke kelas Amanda dan menepis tangan Renatta disertai dengan raut wajah marah dan sorotan mata yang tajam.
"Natta! Kamu masih belum puas menyakiti Amanda terus-menerus? Untuk apa kamu menemui Amanda lagi!"
"Aku-aku tidak mau menyakiti Amanda, Regan. Aku ke kelas Amanda cuma mau minta maaf atas kesalahanku."
"Cih! Minta maaf?" Regan amat sangat tidak percaya.
"Setelah semua yang kamu lakukan padanya, menyakitinya dan membuatnya lemah dan terluka. Kamu baru mau meminta maaf? Kenapa tidak dari dulu? Oh, iya lupa. Papamu masuk penjara ya? Pasti kamu sudah tak memiliki teman di sisimu."
"Aku sudah menyesali semuanya. Aku mau menebus kesalahanku. Jika begitu kamu mau memaafkan aku kan, Manda?" tanya Renatta.
Amanda yang ada di belakang tubuh Regan menggeleng dengan cepat.
"Amanda tidak mau memaafkan mu. Lebih baik kamu pergi dari sini! Dan jangan pernah ganggu Amanda lagi!"
"Manda, Manda aku menyesal, aku minta maaf," ucap Renatta lagi ketika Regan membawa Amanda keluar dari kelasnya.
Ketika akan mengejar Amanda dan Regan, Renatta dikerumuni oleh teman-teman sekelas Amanda. Ia ditatap dengan jijik. Bahkan ada yang melemparinya dengan tepung dan telur busuk. Menjatuhkannya ke lantai hingga ia terduduk dengan wajah dan seragam yang sudah kotor.
Renatta menangis tanpa suara. Kini ia tahu bagaimana rasanya dibuly dan dipermalukan di depan umum. Bahkan tak ada yang menolongnya. Rasanya seperti mau mati saja. Ketika berusaha berdiri, lagi-lagi tubuh Renatta didorong sampai terjatuh lagi.
"Gimana? Enak dibuly? Makanya jadi orang itu jangan jahat. Sekarang kamu merasakan sendiri kan bagaimana dijahatin sama orang!" ucap salah seorang di antara mereka.
"Kamu masih mending cuma segini! Bagaimana dengan teman-teman kita yang lain, yang bahkan sampai masuk rumah sakit dan pindah sekolah! Kamu benar-benar jahat Renatta! Kamu memang pantas mendapatkan ini! Pantas saja papamu masuk ke penjara. Itu pasti karena kelakuanmu! Keluargamu mendapatkan sial dari karma buruk yang sudah mulai menimpamu!"
Renatta meresapi semua kata-kata yang ia dengar. Semuanya tak ada yang salah, karena memang nyatanya begitu. Ia sudah sangat jahat. Tapi apa orang jahat tidak boleh berubah jadi lebih baik?
"Aku tahu aku sudah jahat ke kalian! Tapi apa kalian tidak bisa memaafkan aku? Aku sungguh-sungguh sudah menyesal. Aku sudah berubah," ucap Renatta dengan lantangnya.
Namun orang-orang yang ada disana tak ada satu pun yang percaya. Mereka masih setia melemparkan tepung dan telur busuk ke Renatta. Renatta hanya bisa diam, supaya mereka merasakan euforianya. Tapi sejujurnya, balas dendam tidak akan membuat mereka bahagia. Itu hanya rasa senang untuk sementara.
Tiba-tiba seseorang datang dan menarik tangannya untuk berdiri. Renatta menatap orang itu. Ya, Devan lah orangnya.
"Aku tahu kalian masih sakit hati dan benci atas perlakuan buruknya. Tapi dia sudah menyesalinya dan meminta maaf. Kenapa kalian malah membalasnya dengan perlakuan buruk juga? Itu sama saja artinya kalian jahat seperti Renatta yang dulu."
Devan menarik tangan Renatta keluar dari kelas Amanda. Laki-laki itu membawa Amanda ke toilet.
Rupanya disana sudah ada Grace yang menunggu mereka dengan membawa satu setelan seragam sekolah wanita. Grace membawa Renatta ke toilet wanita. Ia membantu Renatta membersihkan wajah dan seragamnya.
Renatta menatap ke arah Grace, wanita ini sama dinginnya seperti Devan. Cuma bedanya Devan masih asik untuk diajak becanda. Sementara Grace adalah orang yang bermulut pedas sekalinya bicara.
"Kenapa menolongku? Padahal sebelumnya kita tidak pernah saling menyapa? Mungkin hanya sekedar tahu saja."
"Tidak tahu. Hanya tidak tahan saja melihat orang yang ditindas," jawabnya.
"Tapi dulu akulah yang sering menindas orang."
"Aku tahu. Aku juga lah yang sering menolong mereka. Tapi, ya mereka terlalu lemah untuk bertahan disini. Makanya kebanyakan pasti pindah sekolah," ucapnya dengan gamblang.
"Aku tahu kamu sudah menyesali semuanya dan meminta maaf ke satu per satu dari mereka. Tapi kamu tidak usah pasrah ketika orang-orang mulai menindas mu. Aku jadi bingung kemana sikap sadis dan jahat mu pergi ketika kamu ditindas? Seperti bukan Natta yang aku tahu," tambah Grace lagi sambil membersihkan wajah Renatta dengan kain.
"Natta yang dulu sudah hilang. Yang ada sekarang adalah Natta yang baru. Aku juga sadar dan bisa merasakan gimana jadi mereka. Wajar kalau mereka marah dan tidak mau memaafkan aku. Kesalahanku memang sudah sangat-sangat besar."
"Selalu ada kesempatan kedua untuk orang yang bersungguh-sungguh ingin berubah. Mau sejahat apapun kamu dulu, kamu juga berhak dimaafkan dan memiliki kesempatan. Kata orang, orang jahat itu punya masa depan dan orang baik pun punya masa lalu. Jadi kamu harus buktikan ke orang-orang kalau kamu berhak dikasih kesempatan."
Setelah mendengarkan ucapan Grace, Renatta jadi sadar dan paham. Ia bahkan tersenyum disaat wajahnya masih belum bersih sempurna.
"Makasih ya. Kamu dan Devan adalah orang yang tak kusangka akan jadi dewi dan dewa penolong untukku. Aku juga mau minta maaf atas kesalahanku yang tak sengaja padamu."
"Sudahlah, semuanya sudah jadi masa lalu. Mulai sekarang kamu bisa mengandalkan aku dan Devan. Kalau butuh bantuan, kamu tidak perlu sungkan. Anggaplah kami adalah temanmu."
Air mata Renatta jatuh seketika. Ia tidak menyangka tanpa kekuasaan dan kekayaan pun ia bisa mendapatkan teman yang tulus.
"Ternyata kamu sangat cengeng!" ledek Grace.
Ucapan Grace itu malah membuat Renatta jadi tertawa. Rupanya anggapannya ke Grace salah besar, Grace sama asiknya diajak becanda seperti Devan.
*
*
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
LENY
Syukurlah dibalik musibah yg menimpa Renata akhirnya mendapat teman yg benar2 tulus.
2023-11-25
0