Bab 14 - Ketagihan makan bubur ayam

Nesha terheran-heran dengan kepulangan Renatta yang sambil bersenandung. Ia bahkan sampai geleng-geleng kepala, mengira adiknya stress karena banyak pikiran.

"Kamu kenapa Nat? Jangan kaya orang gila deh!"

"Apa sih Kak! Ya, nggak lah. Aku masuk kamar dulu ya kak."

"Iya, sana mandi! Pasti keringatmu sudah bau kemana-mana!"

"Hih, aku wangi ya!" sahut Renatta yang sudah masuk ke dalam kamarnya. Ia meletakkan paper bag di atas meja riasnya. Ia akan mandi dulu sebelum membuka isinya. Karena ia sudah tahu apa isinya.

Beberapa menit kemudian, Renatta telah selesai mandi dan mau melihat hadiah yang diberikan oleh Devan.

Ketika ia lihat, rupanya bukan gaun yang tadi ia pilih. Melainkan gaun yang tadi ia lihat dan inginkan tapi terhalang oleh harga. Renatta langsung memeluk gaun itu seperti barang berharga.

"Terima kasih Devan. Kamu selalu saja tahu apa yang aku mau. Salah nggak sih kalau aku suka sama kamu? Nggak kan? Kata orang rasa suka itu hak setiap orang."

Namun tiba-tiba ia jadi penasaran, gaun dan cincin berlian tadi untuk siapa? Apa perkiraannya untuk dirinya benar? Kalau benar, berapa bahagianya Renatta.

Renatta memasukkan lagi gaunnya ke dalam paper bag. Ia kemudian menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang dan menarik selimutnya hingga menutupi dadanya.

Baru saja memejamkan matanya lima menitan, ponselnya tiba-tiba berbunyi dan itu adalah panggilan telepon dari Regan.

"Huh! Dasar orang ini! Bisa nggak sih jangan ganggu orang mau tidur! Nggak di kantor nggak di rumah, kenapa rasanya sama saja! Sama-sama merasa jadi bawahan."

"Ada apa? Apa Bapak tahu kalau sekarang sudah malam? Ini sudah waktunya saya beristirahat dan tidur dengan nyenyak. Kenapa malah telepon malam-malam begini? Besok pagi kan bisa."

"Heh! Disini aku bos mu, terserah aku dong. Lagian aku menelpon mu karena ada hal penting juga. Kalau tidak penting mah, mana mau aku menelpon mu."

"Ya sudah, katakanlah."

"Besok pesankan aku bubur yang tadi kamu pesankan untukku dua porsi. Malam ini saya lembur lagi. Jadi kirim ke kantor."

"Jadi bapak menelpon saya cuma mau mengatakan itu?"

Renatta jadi kesal sendiri. Jam istirahatnya terganggu cuma karena ingin dipesankan bubur ayam. Apa itu masuk akal?

"Ya iya lah. Itu kan hal penting menyangkut kebutuhan nutrisi tubuh saya."

"Astaga Bapak! Anda benar-benar membuat saya kesal. Padahal kalau cuma mau bilang itu, lewat pesan saja juga bisa."

"Malas ngetik."

"Voice note dong pak! Jaman sekarang sudah canggih!"

"Aku tahu."

"Kalau tahu, kenapa nggak voice note Pak? Kalau begini jadinya saya suka nggak bisa tidur Pak."

"Itu sih, deritamu. Awas saja kalau sampai lupa. Siap-siap kerajaanmu akan semakin banyak. Ingat itu!"

Tut!

Sambungan telepon dimatikan secara sepihak oleh Regan. Renatta hanya bisa mengelus dadanya. Ia benar-benar tidak menyangka sikap Regan yang sekarang lebih menyebalkan dari yang dulu. Kalau dulu mah masih baik hati, suka menolong, murah senyum, ya walaupun kalau ke dirinya tetap saja ketus. Tapi Renatta memakluminya karena perbuatannya dulu memang pantas tidak disukai banyak orang. Namun sekarang? Sikap Regan sudah berbanding terbalik, ketus, tukang nyuruh, jarang senyum, bahkan terkesan seperti balas dendam padanya.

"Semoga saja apa yang aku pikirkan salah. Semoga saja hari-hariku ke depannya akan selalu bernasib baik. Aku tidak mau kesialan terus saja menimpaku."

*

*

Renatta sudah bangun dan sudah siap-siap untuk bekerja. Kini ia sedang sarapan pagi bersama sang kakak. Baru juga dua suapan makanan masuk ke dalam mulutnya, ponselnya malah berbunyi.

Renatta menghela napasnya ketika melihat nama yang tertera di layar.

"Ada apa sih Pak? Pagi-pagi sudah telepon saya? Saya sudah pesankan bapak bubur yang bapak mau loh."

"Kenapa kamu tidak meminta langsung diantar ke depan ruanganku Renatta?"

"Ya ampun Pak, orang tinggal turun ke bawah sebentar. Lagipula nggak cape pun, kan naik lift turunnya juga, bukan naik tangga. Lagian kalau saya minta bapaknya nganterin sampe ruangan, takutnya dia nyasar Pak."

"Huh! Awas kamu ya Natta!"

Panggilan langsung dimatikan begitu saja oleh Regan. Nesha yang sedari tadi mendengarkan apa saja yang keduanya bicarakan hanya bisa memberikan semangat ke adiknya.

"Kamu harus sabar ngadepin orang kaya dia Nat. Kakak yakin kamu bisa. Selama ini kamu sudah melewati banyak hal dan menghadapi berbagai macam orang dengan berbagai macam karakternya."

"Iya kak, tapi tetep aja dia tuh bikin kesel. Ganggu aku kalau lagi di keadaan genting. Semalam dia nelpon aku pas aku udah mejemin mata cuma nyuruh aku pesenin bubur baut dia. Sekarang aku lagi lapar-laparnya diganggu lagi cuma karena masalah makanannya yang harus diambil ke bawah. Kan ngeselin tuh orang kak!"

Renatta menumpahkan segala isi hatinya ke Nesha. Nesha hanya tersenyum kecil sambil meledek adiknya.

"Ngeselin gitu juga. Dia cinta pertama kamu dulu."

"Itu kan dulu. Sekarang udah move on. Kakak kan tahu sendiri sekarang aku sukanya sama siapa."

"Iya deh, yang suka sama Devan."

Diledek begitu, wajah Renatta jadi kemerahan seperti tomat. Ia malu karena kakaknya suka sekali menggodanya.

"Ngomong-ngomong nih ya, Devan tuh suka sama kamu nggak sih? Kok kalian selama 8 tahun kayanya gitu-gitu aja. Nggak ada peningkatan. Nggak ada yang maju duluan. Coba deh nyatain perasaan kamu secara langsung Nat. Jaman sekarang mah wanita nyatain perasaan udah ngetren," saran Nesha.

"Liat nanti aja deh kak. Aku juga nggak tahu gimana perasaan dia."

Renatta pun lanjut menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

*

*

Dengan sangat terpaksa, Regan pun harus mengambil sendiri makanan yang dipesankan oleh Renatta.

"Loh, kok orangnya lain yang ngambil? Mba Natta nya kemana?"

"Masih di rumahnya."

"Oalah, gitu, tak kira Mba Natta yang pesan rupanya temennya. Kalau gitu saya permisi dulu. Selamat menikmati."

Regan mengangguk lalu berjalan masuk lagi ke ruangannya. Ia segera membuka buburnya dan bersiap untuk menyantapnya. Melihat suwiran ayam, daun bawang, kedelai goreng, dan bahan lainnya yang jadi toping membuat Regan jadi ngiler. Bahkan kaldunya yang sudah ia campurkan disana dan ia aduk-aduk dengan buburnya jadi menambah cita rasa makannya.

Sesuap demi sesuap telah masuk ke dalam mulut Regan sampai porsi kedua pun telah habis ia santap.

Bunyi sendawa pun terdengar begitu kerasnya.

"Kenyangnya, kalau begini jadinya, bisa-bisa lemak dalam tubuhku jadi bertambah. Otot-otot yang sudah dengan sangat susah payah aku bentuk akan menghilang. Semuanya gara-gara Natta! Aku jadi ketagihan bubur ayam ini! Huh!"

Tapi jika dipikir-pikir lagi, ia memang tak pernah makan sebanyak ini, karena selama ini ia selalu menjaga badannya agar tetap ideal.

Lalu ia pun mengirimkan pesan ke Renatta untuk mencarikan tempat gym terbaik di kota ini.

*

*

TBC

Terpopuler

Comments

bibi

bibi

up

2023-06-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Kebencian
2 Bab 2 - Wanita Jahat
3 Bab 3 - Ratu pembuly
4 Bab 4 - Meminta Maaf
5 Bab 5 - Semakin dibenci
6 Bab 6 - CEO Baru
7 Bab 7 - Masih Membenci
8 Bab 8 - Dituduh bersekongkol
9 Bab 9 - Bertemu Amanda
10 Bab 10 - Bertemu Regan di rumah sakit
11 Bab 11 - Bertukar sekretaris
12 Bab 12 - Bubur ayam
13 Bab 13 - Gaun dan cincin berlian
14 Bab 14 - Ketagihan makan bubur ayam
15 Bab 15 - Rencana Regan
16 Bab 16 - Patah Hati
17 Bab 17 - Patah Hati (2)
18 Bab 18 - Rencana bagi-bagi donasi
19 Bab 19 - Berdonasi
20 Bab 20 - Orang ketiga itu setan
21 Bab 21 - Sama-sama menyedihkan
22 Bab 22 - Persiapan ke luar kota
23 Bab 23 - Club malam
24 Bab 24 - Dasar Polos!
25 Bab 25 - Jadi Sekretaris tetap Regan
26 Bab 26 - Tak pernah diharapkan
27 Bab 27 - Datang lagi bersama Regan
28 Bab 28 - Aku sudah ikhlas
29 Bab 29 - Aku sudah tidak membenci kamu
30 Bab 30 - Mungkin kamu menyukainya
31 Bab 31 - Insiden di acara peresmian
32 Bab 32 - Sakit
33 Bab 33 - Lanjutkan saja untuk membenciku
34 Bab 34 - Semoga cepat sadar
35 Bab 35 - Menginap
36 Bab 36 - Bukan jodoh Oma
37 Bab 37 - Bantu aku melupakan Amanda
38 Bab 38 - Cinta pertama Renatta
39 Bab 39 - Berbalas komentar
40 Bab 40 - Saya masih ingin hidup Pak!
41 Bab 41 - Aku udah move on
42 Bab 42 - Mengetahui kebenaran
43 Bab 43 - Sudah cukup
44 Bab 44 - Aku menyukaimu
45 Bab 45 - Calon mantu
46 Bab 46 - Mulai Posesif
47 Bab 47 - Percaya diri dan beranilah
48 Bab 48 - Akulah Pria bodoh itu
49 Bab 49 - Kenapa seperti ini?
50 Bab 50 - Jangan dengarkan kak
51 Bab 51 - Berita Viral
52 Bab 52 - Berpulang
53 Bab 53 - Pergi
54 Bab 54 - Aku akan selalu menunggumu
55 Bab 55 - Siapa yang sedang kamu lindungi?
56 Bab 56 - Regan tahu semuanya
57 Bab 57 - Regan mulai beraksi
58 Bab 58 - Pria Misterius
59 Bab 59 - Cinta memang mengalahkan segalanya
60 Bab 60 - Bertemu Penolong
61 Bab 61 - Wanita jahat dan laki-laki bodoh
62 Bab 62 - Anak siapa sih?!
63 Bab 63 - Terdeteksi Bucin
64 Bab 64 - Alasan Amanda memilih Devan
65 Bab 65 - Kamu istimewa dan berharga
66 Bab 66 - Mengunjungi rumah Regan
67 Bab 67 - Menghasut Oma Lina
68 Bab 68 - Meluluhkan hati Oma
69 Bab 69 - Meluluhkan hati Oma (2)
70 Bab 70 - Mulai menyukai Renatta
71 Bab 71 - Rencana Amanda dan Tante Dewi
72 Bab 72 - Oma Pingsan
73 Bab 73 - Kedatangan Detektif
74 Bab 74 - Regan sudah tahu pelakunya
75 Bab 75 - Amanda ditangkap
76 Bab 76 - Cepat pergi dari sini!
77 Bab 76 - Kepulangan Oma
78 Bab 78 - Klarifikasi
79 Bab 79 - Calon Menantu
80 Bab 80 - Pertemuan Renatta dan Devan
81 Bab 81 - Aku mencintaimu pria bodoh!
82 Bab 82 - Kecelakaan
83 Bab 83 - Keadaan Renatta
84 Bab 84 - Kedatangan Papa Dewa dan Nesha
85 Bab 85 - Kecelakaan disengaja
86 Bab 86 - Tahu pelakunya
87 Bab 87 - Kedatangan Devan
88 Bab 88 - Papa Dewa bertemu Tante Dewi
89 Bab 89 - Tertangkapnya pelaku korupsi
90 Bab 90 - Panggilan sayang
91 Bab 91 - Tante Dewi dan Amanda bertemu
92 Bab 92 - Renatta milik Regan seorang
93 Bab 93 - Apa aku boleh menerima semua ini?
94 Bab 94 - Lebih dari cukup
95 Bab 95 - Semakin dekat
96 Bab 96 - Saling merindu
97 Bab 97 - Insiden di acara pernikahan
98 Bab 98 - Ciuman selamat pagi
99 Bab 99 - Aku mencintaimu
100 Bab 100 - Maafkan aku, Nat
101 Bab 101 - Terima kasih sayang
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bab 1 - Kebencian
2
Bab 2 - Wanita Jahat
3
Bab 3 - Ratu pembuly
4
Bab 4 - Meminta Maaf
5
Bab 5 - Semakin dibenci
6
Bab 6 - CEO Baru
7
Bab 7 - Masih Membenci
8
Bab 8 - Dituduh bersekongkol
9
Bab 9 - Bertemu Amanda
10
Bab 10 - Bertemu Regan di rumah sakit
11
Bab 11 - Bertukar sekretaris
12
Bab 12 - Bubur ayam
13
Bab 13 - Gaun dan cincin berlian
14
Bab 14 - Ketagihan makan bubur ayam
15
Bab 15 - Rencana Regan
16
Bab 16 - Patah Hati
17
Bab 17 - Patah Hati (2)
18
Bab 18 - Rencana bagi-bagi donasi
19
Bab 19 - Berdonasi
20
Bab 20 - Orang ketiga itu setan
21
Bab 21 - Sama-sama menyedihkan
22
Bab 22 - Persiapan ke luar kota
23
Bab 23 - Club malam
24
Bab 24 - Dasar Polos!
25
Bab 25 - Jadi Sekretaris tetap Regan
26
Bab 26 - Tak pernah diharapkan
27
Bab 27 - Datang lagi bersama Regan
28
Bab 28 - Aku sudah ikhlas
29
Bab 29 - Aku sudah tidak membenci kamu
30
Bab 30 - Mungkin kamu menyukainya
31
Bab 31 - Insiden di acara peresmian
32
Bab 32 - Sakit
33
Bab 33 - Lanjutkan saja untuk membenciku
34
Bab 34 - Semoga cepat sadar
35
Bab 35 - Menginap
36
Bab 36 - Bukan jodoh Oma
37
Bab 37 - Bantu aku melupakan Amanda
38
Bab 38 - Cinta pertama Renatta
39
Bab 39 - Berbalas komentar
40
Bab 40 - Saya masih ingin hidup Pak!
41
Bab 41 - Aku udah move on
42
Bab 42 - Mengetahui kebenaran
43
Bab 43 - Sudah cukup
44
Bab 44 - Aku menyukaimu
45
Bab 45 - Calon mantu
46
Bab 46 - Mulai Posesif
47
Bab 47 - Percaya diri dan beranilah
48
Bab 48 - Akulah Pria bodoh itu
49
Bab 49 - Kenapa seperti ini?
50
Bab 50 - Jangan dengarkan kak
51
Bab 51 - Berita Viral
52
Bab 52 - Berpulang
53
Bab 53 - Pergi
54
Bab 54 - Aku akan selalu menunggumu
55
Bab 55 - Siapa yang sedang kamu lindungi?
56
Bab 56 - Regan tahu semuanya
57
Bab 57 - Regan mulai beraksi
58
Bab 58 - Pria Misterius
59
Bab 59 - Cinta memang mengalahkan segalanya
60
Bab 60 - Bertemu Penolong
61
Bab 61 - Wanita jahat dan laki-laki bodoh
62
Bab 62 - Anak siapa sih?!
63
Bab 63 - Terdeteksi Bucin
64
Bab 64 - Alasan Amanda memilih Devan
65
Bab 65 - Kamu istimewa dan berharga
66
Bab 66 - Mengunjungi rumah Regan
67
Bab 67 - Menghasut Oma Lina
68
Bab 68 - Meluluhkan hati Oma
69
Bab 69 - Meluluhkan hati Oma (2)
70
Bab 70 - Mulai menyukai Renatta
71
Bab 71 - Rencana Amanda dan Tante Dewi
72
Bab 72 - Oma Pingsan
73
Bab 73 - Kedatangan Detektif
74
Bab 74 - Regan sudah tahu pelakunya
75
Bab 75 - Amanda ditangkap
76
Bab 76 - Cepat pergi dari sini!
77
Bab 76 - Kepulangan Oma
78
Bab 78 - Klarifikasi
79
Bab 79 - Calon Menantu
80
Bab 80 - Pertemuan Renatta dan Devan
81
Bab 81 - Aku mencintaimu pria bodoh!
82
Bab 82 - Kecelakaan
83
Bab 83 - Keadaan Renatta
84
Bab 84 - Kedatangan Papa Dewa dan Nesha
85
Bab 85 - Kecelakaan disengaja
86
Bab 86 - Tahu pelakunya
87
Bab 87 - Kedatangan Devan
88
Bab 88 - Papa Dewa bertemu Tante Dewi
89
Bab 89 - Tertangkapnya pelaku korupsi
90
Bab 90 - Panggilan sayang
91
Bab 91 - Tante Dewi dan Amanda bertemu
92
Bab 92 - Renatta milik Regan seorang
93
Bab 93 - Apa aku boleh menerima semua ini?
94
Bab 94 - Lebih dari cukup
95
Bab 95 - Semakin dekat
96
Bab 96 - Saling merindu
97
Bab 97 - Insiden di acara pernikahan
98
Bab 98 - Ciuman selamat pagi
99
Bab 99 - Aku mencintaimu
100
Bab 100 - Maafkan aku, Nat
101
Bab 101 - Terima kasih sayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!