Akhir pekan pun tiba, Renatta, Ozy dan tunangan Ozy yang bernama Risa kini sedang dalam perjalanan menuju ke panti asuhan pertama. Diikuti dibelakang mereka oleh mobil pengantar barang.
"Nat, kamu udah coba kirim pesan lagi ke Regan?"
"Udah, tapi belum ada balasan. Mungkin sibuk kali."
"Mana ada dia sibuk di akhir pekan. Dia pasti sekarang masih molor di atas kasur."
"Ya mau gimana lagi, dianya tetep nggak mau. Yang penting dia ikhlas mendonasikan seluruh uang hasil penjualan cincinnya."
Ozy yang sedikit geram karena Regan, meminta tunangannya untuk menelpon Regan dari ponselnya. Meski awalnya ia memang tidak masalah kalau Regan tidak ikut. Tapi entah kenapa ketika akan berangkat tadi, ia merasa ini semua akan berdampak positif jika Regan ikut serta. Ketika panggilan dari Ozy sudah terhubung dengan Regan, Ozy meminta tunangannya untuk mengeraskan suara ponselnya.
"Apa sih? Pagi-pagi udah nelpon aja! Ganggu orang istirahat tau."
"Bangun! Nanti rezeki mu dipatok ayam. Terus mandi dan bersiap untuk pergi ke panti asuhan. Aku, tunanganku dan Renatta sudah ada di perjalanan menuju ke panti asuhan pertama."
"Hih! Aku kan sudah bilang ke Renatta, aku menyerahkan secara penuh semua itu ke dia. Terus kenapa kamu bisa tiba-tiba ikut juga bersama tunanganmu?"
"Aku diajak lah. Lagipula kasihan juga kalau Natta sendirian kesana. Apalagi dia perempuan. Kamu tuh sebagai laki nggak ada tanggung jawabnya sama sekali. Malah melimpahkan semuanya ke Natta."
"Kenapa jadi marah-marah? Dia sendiri kok yang mau!"
"Jadi kamu mau ikut apa nggak? Kalo iya, kita nanti bertemu di panti asuhan kedua saja. Karena aku yakin, waktu bersiap-siap mu bisa mencapai satu jam. Sudah dulu ya."
Sambungan telepon pun berhenti. Begitu juga dengan mobilnya yang sudah berada tepat di depan panti asuhan.
*
*
Regan jadi kesal sendiri. Niatnya mau rebahan di kasur seharian jadi gagal karena mendapatkan sebuah ejekan dari Ozy yang bilang dirinya tidak punya tanggung jawab. Regan kan sekali disenggol langsung meledak. Ia tidak mau dicap seperti itu. Makanya ia bangun dari posisinya dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Seperti apa yang dikatakan oleh Ozy, Regan memang lama dalam hal bersiap-siap. Ia pasti akan kewalahan dalam hal memilih pakaian yang harus ia kenakan.
"Haduh, harus pakai yang mana ini? Kalau pakai jas rasanya terlalu formal sekali. Tapi kalau pakai kaos, terlihat tidak sopan."
Karena bingung, Regan jadi meminta bantuan dari Renatta untuk memilihnya pakaian yang cocok untuknya dengan mengirimkan foto beberapa baju yang sudah ia keluarkan dan memfoto beberapa baju yang masih menggantung di lemari pakaiannya.
Tak lama kemudian pesan balasan dari Renatta pun masuk. Renatta memilihkan Regan pakaian kemeja berwarna dark brown dan celana panjang berwarna nude. Dengan segera Regan langsung memakai pakaian itu tanpa pikir panjang. Kemudian ia merapihkan rambutnya dengan menggunakan gel rambut. Diakhiri dengan menyemprotkan parfum ke seluruh tubuhnya.
Setelahnya, ia keluar dari apartemen dan menuju ke basemen dimana mobilnya berada.
Dengan kecepatan penuh Regan mengendarai mobilnya. Untungnya suasana jalanan terlihat sepi jadi tak banyak mobil lagi yang mengganggu laju mobilnya.
Regan pergi ke lokasi panti asuhan kedua sesuai dengan petunjuk arahnya. Ia juga mendapatkan pesan kalau mereka pun sedang ada dalam perjalanan ke panti asuhan kedua. Katanya sekitar 10 menit lagi akan sampai. Regan jadi melajukan mobilnya lebih kencang lagi, karena di maps nya lokasi tujuan akan dicapai dalam waktu 25 menit lagi. Bak orang kesetanan, Regan mengendarai mobilnya tampak rasa takut.
*
*
Mobil Ozy dan mobil pengantar barang sudah tiba di panti asuhan kedua. Begitu juga Regan yang sudah datang beberapa menit setelahnya.
"Aku pikir kamu masih akan rebahan aja di kasur," ledek Ozy.
Regan meliriknya dengan tajam, kemudian menatap ke arah Renatta.
"Karena Bapak datang, jadi nanti Bapak yang bicara sama pemilik pantinya ya."
"Apaan? Nggak, nggak ada, kamu aja yang bicara. Aku datang untuk mengawasi saja. Takutnya ada kecurangan disini."
Renatta mengerucutkan bibirnya kesal. Tapi ia tetap saja menurut akan perkataan Regan.
Satu per satu barang diturunkan sesuai jumlah yang sudah ditentukan di setiap panti asuhan. Setelahnya barang-barang itu dibawa masuk ke dalam, sambil kedatangannya disambut oleh pemilik panti.
Di dalam ruang pertemuan di panti asuhan, Renatta mengucapkan sepatah dua kata sebagai orang yang dipercaya untuk mendonasikan dana. Ia juga mengatakan kalau donatur aslinya adalah Regan. Pemilik panti pun tak henti-hentinya berterima kasih kepada mereka semua yang datang dan memberikan bantuan.
Tak hanya itu, rupanya pihak panti juga menyiapkan makanan untuk mereka. Dengan senang hati Renatta memakannya karena ia selalu diajarkan untuk memakan apapun yang dihidangkan oleh si pemilik rumah walaupun cuma sedikit. Karena itu namanya sopan santun.
"Kami merasa tidak enak, karena ibu sudah repot-repot membuat ini semua."
"Tidak repot kok Nak Natta. Kami malah berterima kasih atas bantuan yang diberikan. Kami merasa terbantu sekali. Apalagi sekarang kebutuhan sandang dan pangan banyak dan mahal sekali harganya. Jadi, ketika Nak Natta mengirim pesan ke ibu dan mau datang kemari untuk memberi bantuan. Kami merasa bersyukur dan doa-doa kami selama ini terkabulkan. Kami selalu yakin, suatu saat nanti pasti akan ada orang baik yang menyumbangkan sedikit hartanya untuk kami."
"Syukurlah kalau seperti itu Bu. Semoga semua yang kami berikan bermanfaat. Oh, iya. Ini juga ada sedikit uang untuk bantu-bantu kebutuhan yang lainnya. Diterima ya Bu."
Si ibu langsung menangis karena saking bahagianya. Selama ini tak pernah ada donatur ataupun pihak manapun yang mau memberikan donasi ke mereka karena katanya belum ada sertifikasi disana. Tapi entah kenapa Renatta malah menjanjikan izin itu ke ibu.
Renatta langsung memeluk si ibu yang menangisi dan menepuk punggung di ibu.
Ozy yang melihatnya dibuat kagum oleh Renatta. Bahkan tunangan Ozy saja jadi merasa kagum juga. Memang Renatta yang terus banyak bicara ini dan itu, tapi ia tetap mengatakan kalau donatur yang sebenarnya bukanlah dirinya melainkan Regan, ia hanya sebagai perantara.
Ozy sedikit menyenggol bahu Regan.
"Apa sih? Senggol-senggol nggak jelas!"
"Udah move on belum?" ledek Ozy.
Dibalas dengan tatapan tajam oleh Regan.
"Ah, sepertinya belum ya? Natta baik ya? Dia bahkan tidak mengaku-ngaku sebagai donaturnya, padahal disini dia yang banyak jasanya. Dengan mengerahkan segala upaya dan jasanya untuk menemukan dan mencari supplier terbaik untuk diberikan ke pihak panti asuhan. Orang yang dulu kamu benci sebenci-bencinya. Sekarang sudah berubah jadi bidadari yang cantik hatinya. Apa hatimu tak sedikit pun tergerak untuk menyudahi kebencianmu?"
Bukannya menjawab, Regan malah melangkah menjauh dari Ozy.
"Semoga kamu bisa memaafkan semua kesalahan Renatta, Re. Karena setiap orang pasti punya salah dan setiap orang juga berhak dimaafkan jika memang pantas untuk dimaafkan."
*
*
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
L B
kerasnya hatimu re😞 , lembutkanlah sedikit saja, nanti kau akan melihat kebaikannya .
gara² laptop kau sangat membencinya, semoga suatu saat nanti kau tau kebenarannya bahwa bukan natta yg membuangnya.
2023-05-18
2
Ningsih Nengnong
semangat terus natta. mksih kak udah crazy up. aku yakin regan bakalan maafin kamu dengan ketulusan hati kamu
2023-05-17
0
Nanda Jihan
up
2023-05-17
0